Share

Bab 20

Dikarenakan penyakit Diana kambuh, Kediaman Jenderal menjadi kacau. Pada akhirnya, kondisi Diana kembali stabil setelah mengundang tabib keKaisaran.

Tabib keKaisaran memberi tahu Rudi, "Sebelumnya, aku sudah pernah mendiagnosis Nyonya Diana, tetapi aku tidak cukup terampil. Di ibu kota, tabib yang terbaik dalam mengobati penyakit jantung adalah Tabib Riel. Pil Obat Erta buatannya adalah pil penyelamat Nyonya Diana. Sekarang, aku hanya bisa menstabilkan kondisi Nyonya Diana. Nyonya Diana sudah mengonsumi Pil Obat Erta sepanjang tahun sehingga cukup sehat sekarang. Kalau sering kambuh nanti, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

Setelah itu, tabib keKaisaran pergi.

Mata Rudi memerah saking marah. Dia secara pribadi mengundang Tabib Riel pada malam ini, tetapi Tabib Riel menolak untuk menemuinya.

Rudi tahu Intan ingin menggunakan hal ini untuk memaksanya jangan menikahi Linda. Keji sekali taktik Intan, sampai mengancam dengan keselamatan Ibu. Benar-benar keji!

Rudi langsung mendatangi Kediaman Wanar dan menendang pintunya hingga terbuka.

Intan belum tidur, melainkan menulis kaligrafi di bawah cahaya lilin. Dia mengernyit ketika melihat Rudi datang dengan marah, jelas untuk menuntut pertanggungjawaban.

"Dayang, Mutiara, kalian keluar dulu!"

"Undang Tabib Riel ke rumah besok. Kalau tidak ...." Rudi berjalan selangkah demi selangkah mendekati Intan, ekspresinya tampak sangat dingin dan keji.

Intan menatap lurus pada Rudi. "Kalau tidak, kamu mau apa?"

Rudi menggertakkan gigi saat berseru, "Kalau tidak, kuceraikan kamu!"

Intan menatap Rudi. "Menceraikanku?"

Rudi meliriknya dari atas dan berkata dengan suara cuek, "Kamu benar, dosa durhaka dari Tujuh Dosa sudah cukup untuk menceraikanmu!"

Di bawah pantulan cahaya lilin, kulit Intan seputih salju dan wajahnya menawan. Dia hanya tersenyum. "Kamu akhirnya ajukan ini. Bagus juga, sekarang aku tahu kamu memang ingin menceraikanku. Kalau begitu, kutunggu surat ceraimu!"

Rudi menatapnya dengan ekspresi mata dingin. "Kamu harusnya tahu, kamu tidak akan bisa ambil harta bawaanmu kalau aku menceraikanmu."

Intan tiba-tiba tertawa. Dia berujar, "Oh, harta bawaan. Baik, kuberikan padamu. Besok, tolong undang patriark dari keluarga kita masing-masing, tetangga-tetangga dan penjodoh untuk duduk bersama kita. Begitu kamu keluarkan surat cerai, aku akan langsung tanda tangan dan beri cap jari."

Rudi menunjuk batang hidung Intan. "Tunggu saja, jam 11 siang besok, aku akan menceraikanmu!"

Setelah itu, Rudi langsung pergi.

Dayang Irna bergegas menghampiri Intan, lalu mengentakkan kaki seraya bertanya, "Kalau Nona diceraikan, harta bawaan Nona akan jadi miliknya. Kenapa Nona bertindak dengan gegabah?"

Mutiara nyaris menangis karena cemas. "Ya, jangan menguntungkan mereka! Nyonya memberikan separuh harta Keluarga Bangsawan Belima sebagai harta bawaan Nona!"

Intan duduk di kursi, hatinya perih karena kekejaman Rudi tadi. Tidak mungkin jika dikatakan Intan tidak menaruh harapan sama sekali padanya selama setahun ini.

Walau tidak mencintai Rudi, Intan juga punya perasaan terhadapnya karena Rudi adalah suami yang dipilihkan oleh ibu.

Intan menjawab, "Dia harus membayar harga besar kalau mau menceraikanku, sedangkan harta bawaanku, belum tentu bisa dia ambil."

Dayang Ita berujar, "Ya, Nona sudah merawat ibunya sepanjang tahun. Begitu pulang membawa jasa, dia malah memohon pernikahan pada Yang Mulia dan ingin menceraikan istrinya. Sekarang, dia bahkan sudah menjual toko. Semua orang tahu dia mengincar harta bawaan Nona. Orang sepertinya pasti akan dicemooh oleh orang-orang. Pejabat sipil juga akan melaporkannya."

Mutiara sangat khawatir. "Takutnya dia nekat dan bertindak sembrono. Bagaimanapun, Nona yang dirugikan. Sekalipun Nona bisa mengambil kembali harta bawaan Nona, Nona akan dicap sebagai wanita buangan. Itu adalah penghinaan."

Intan justru khawatir apakah Yang Mulia akan berubah pikiran atau tidak.

Hari itu, Intan memohon Yang Mulia dengan jasa ayah dan kakaknya yang telah meninggal. Yang Mulia ingin membina jenderal baru. Jadi, Intan khawatir Yang Mulia enggan menurunkan dekret cerai padanya setelah mempertimbangan keuntungan dan kerugian.

Intan tidak khawatir dengan harta bawaannya karena dia memegang daftar barang-barang. Dia bisa membawa pergi semua slip simpanan dan uang, sedangkan semua aset berada di bawah kepemilikan nama Keluarga Belima. Apa yang dapat mereka ambil hanyalah kain-kain, sekat ruangan, giok dan aksesori.

Pasti ada kerugian, tetapi tidak akan terlalu besar.

Namun, jika Rudi benar-benar berbuat demikian, Intan tidak akan berbelaskasihan lagi.

Dayang Irna memprotes, "Buat apa Nona tadi bilang mau undang Tabib Riel? Cih, tidak sepadan!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status