Pasukan Sanji menuruni gunung di malam hari.Pada saat yang sama, Intan, Marsila, dan teman-temannya tahu sehingga mereka saling memandang.Intan berdiri dan memberi perintah, "Semuanya, siaga! Ambil senjata kalian."Semua Pasukan Baja bangkit berdiri, mengambil perisai dan senjata, serta bergegas membentuk formasi.Pasukan Biromo sangat cepat. Mereka menuruni gunung dalam formasi tiga baris secara berdampingan.Dari orang di baris terdepan, seling sepuluh orang lagi juga memegang obor untuk menerangi jalan.Secara logika, berjalan dengan cepat di gunung yang membeku akan mudah terpeleset dan menjatuhkan banyak orang.Namun, langkah mereka sangat mapan karena sepatu mereka adalah sepatu buatan khusus.Negara Biromo sangat kaya dan hal itu tercermin di berbagai bidang.Dengan aksi nyata, mereka memperlihatkan kepada orang Runa, jika melancarkan perang besar-besaran dengan Biromo, orang Runa akan menderita kerugian.Tak lama kemudian, seratus ribu tentara Biromo berdiri di padang rumput
Rudi merinding karena tatapan mata Sanji sehingga mundur selangkah secara refleks.Sanji jelas tidak ingin berbicara dengan Rudi. Sanji berdiri di depan Intan dengan ekspresi yang sangat kompleks. Lalu, dia berkata, "Jenderal intan, bukan aku memerintahkan pengintai Biromo untuk membantai seluruh keluargamu. Setelah tahu desa-desa di Kota Wena dibantai oleh pasukan Linda dan ada tawanan perang yang disiksa, pemimpin pengintai memberi perintah secara pribadi. Kaisar Biromo meyakini peperangan tidak boleh melibatkan rakyat antar negara, tidak boleh membunuh rakyat jelata, juga tidak akan membunuh sanak-saudara dan seluruh keluarga seseorang. Jenderal kalian yang melanggar perjanjian dan melakukan kejahatan lebih dulu, tapi aku ingin meminta maaf padamu atas apa yang telah dilakukan oleh pengintai Biromo."Rudi terkesiap. "Kamu .... Omong kosong apa itu?"Sanji mengabaikan Rudi dan berujar lagi pada Intan, "Kaisar beserta seluruh jajaran kabinet kami sangat mengagumi Panglima Marko. Pangl
Sanji dan Pangeran Virgo pergi bersama seratus ribu tentara Biromo. Intan berucap pada Rudi, "Kalau kamu menyelamatkan Linda, cukup bawa tentaramu naik ke gunung."Sebenarnya, Intan mencoba untuk menjaga martabat Rudi dan Linda.Jika orang-orang itu akan mengulangi penghinaan yang telah dialami oleh Putra Mahkota Biromo, apa yang mereka lihat di atas gunung pasti sangat mengenaskan.Namun, Rudi khawatir masih ada tentara Biromo di atas gunung sehingga memohon Intan untuk meminjamkan Pasukan Baja padanya.Intan menatap Rudi untuk waktu yang lama. "Kamu yakin?"Entah mengapa, hati Rudi menegang ketika melihat tatapan Intan. "Kamu bisa katakan padaku, apakah Linda benar-benar membantai desa?""Kamu harusnya tanya Sanji tadi." Intan berucap dengan cuek, "Kamu juga bisa tanya Linda sendiri nanti. Sanji harusnya tidak akan membunuh Linda."Rudi tidak berani memercayai bahwa Linda akan melakukan hal seperti itu.Rudi merenungkan ucapan Sanji tadi yang mengandung implikasi. Insiden besar seper
Linda sudah pingsan. Dia terus dicekik oleh Sanji, merasakan kematian dan sekarat secara berulang, merasakan pisau menyayat tubuh dan wajahnya. Sebelah telinganya dipotong.Oleh karena itu, saat digendong oleh Rudi, Linda masih pingsan dan tidak tahu dirinya sudah selamat.Namun, saat Rudi menggendong Linda keluar, semua orang melihat dan tahu bahwa Linda tidak memakai celana.Selain itu, banyak orang yang sudah melihat Linda terbaring di sana dengan genangan darah di bawah selangkangannya.Jelas sekali apa yang telah dialami oleh Linda.Wajah Rudi menjadi sangat masam. Dia akhirnya mengerti mengapa Intan menyuruhnya naik ke gunung bersama tentaranya saja.Rudi memelototi Intan dengan marah dan benci. Sebelum Linda memberitahunya secara langsung, dia tidak akan percaya pada omongan Sanji.Rudi enggan percaya bahwa Linda telah secara tidak langsung menyebabkan kematian seluruh keluarga Intan.Intan hanya menemukan kepengecutan dari mata Rudi. Tanpa menghiraukan Rudi, Intan memerintahkan
Rudi menatap Linda seperti menatap orang asing.Orang di depan ini berbeda total dengan Linda yang dia cintai. Wanita ini sadis dan kejam seperti iblis.Demi wanita ini, dia telah menukar semua prestasi perangnya dan talak dengan Intan.Dia adalah orang terbodoh di dunia.Namun, Linda menjunjung tinggi patriotisme, serta mengatakan wanita tidak seharusnya dikurung di rumah dan harus ikut membela tanah air. Tatapan Linda sangat antusias dan cerah saat mengatakan semua itu.Rudi terduduk di lantai dan tersenyum getir. Lalu, dia tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.Tawaan gila itu menakutkan Linda. Dia berusaha untuk bangun sambil menahan rasa sakit dan menatap Rudi dengan kaget. "Kak Rudi ... kamu kenapa? Jangan menakutiku."Rudi tertawa hingga meneteskan air mata. Dia menutupi wajah dengan kedua tangan dan bahunya gemetar. Air mata jatuh dari celah jarinya.Tiba-tiba, Rudi melepaskan kedua tangannya dari wajah dan memelototi Linda. "Kamu, kamu yang membuat seluruh keluarga Intan m
Linda panik karena Rudi terdiam. Dia berteriak dengan marah tanpa menghiraukan luka di tubuhnya, "Mereka melukaiku, tapi mereka tidak memerkosaku. Aku tidak bohong. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya mereka."Ekspresi Rudi menjadi suram. "Apa yang perlu ditanya? Masih belum cukup malu?"Linda kecewa dan sangat terpukul oleh reaksi Rudi. "Kamu tidak percaya padaku?"Rudi tersenyum getir. "Percaya padamu? Apa kamu pernah jujur padaku? Saat aku tanyakan masalah Kota Uldi padamu, kamu selalu bilang Raja Aldiso akan segera sampai di medan perang sehingga Sanji mundur dan menandatangani perjanjian denganmu. Kamu bahkan merahasiakan hal sebesar ini padaku, bagaimana bisa aku memercayaimu lagi?""Aku tidak memberitahumu karena aku tahu kamu akan marah. Di sepanjang jalan ...." Linda sangat kesal dan frustrasi. "Di sepanjang jalan, kamu selalu bilang tidak boleh menyakiti rakyat antar negara. Tapi aku jelas-jelas melihat mereka bersembunyi di pemukiman warga. Kita sudah menyerang ke dala
Kemudian, Intan mengangkat mangkuk mie dan meneguk kuahnya sampai habis.Alfred tersenyum ketika melihat kelugasan Intan."Omong-omong, kenapa Putra Mahkota Biromo bisa ada di Kota Wena?" Intan tidak kunjung memahami hal itu. Sebelumnya, ada rumor bahwa Putra Mahkota Biromo sangat diminati oleh rakyat Biromo karena kebijakan dan kepintarannya. Akan tetapi, mengapa Putra Mahkota Biromo ada di Kota Wena?Putra Mahkota Biromo jelas bukan jenderal."Karena konflik internal keluarga kekaisaran Biromo. Dia dijebak oleh Pangeran Aries sang pangeran kedua Biromo dan terpaksa harus ke medan perang. Sanji tahu Putra Mahkota Biromo tidak bisa berperang sehingga menyuruhnya bersembunyi di Kota Wena karena medan perangnya bukan di sana. Siapa tahu dia malah bertemu dengan Linda.""Pangeran Aries?" Intan mengernyit. "Setelah kematian Putra Mahkota Biromo, pangeran lain pasti akan memperebutkan posisi putra mahkota. Kalau Pangeran Aries menjadi putra mahkota, itu tidak menguntungkan bagi Negara Runa.
Kabar baik tentang perebutan kembali Manuel dikirim kembali ke ibu kota. Kaisar menangis saat melihat kabar baik tersebut. Di pagi hari, semua pejabat sipil dan militer di istana berlutut sambil berteriak panjang umur.Berita luar biasa itu menyebar begitu cepat. Mula-mula hanya diketahui oleh para pejabat dan kasim, kemudian diketahui oleh seluruh ibu kota dan akhirnya diketahui oleh setiap ibu kota negara.Seluruh negeri bersukacita.Pendongeng memiliki beberapa koneksi di seluruh tempat. Para pelayan di keluarga pejabat selalu bisa menerima informasi dan menjualnya kepada pendongeng.Dengan demikian, semua orang tahu orang yang telah membuat pencapaian pertama adalah Raja Aldiso, tetapi orang yang terus menghancurkan Kota Glasier dan Kota Norao adalah seorang jenderal wanita. Dialah yang memimpin Pasukan Baja untuk menerobos dengan lancar dan menghajar rakyat Negara Lonis.Pendongeng adalah yang terbaik dalam menciptakan pahlawan. Dengan publisitasnya yang penuh kebenaran dan menari