"Eh ..., Cher ...," sahut Bang Dion."Hai bang," balasku."Lho aku kira kamu gak disini. Soalnya tadi gue lihat Chandra di mobil sebelahnya cewe, gue pikir itu lo ..." jelas Bang Dion."Masa sih bang, Chandra tadi pamit mau pergi sama mamanya koq, mau ke butik buat fitting baju untuk nikahannya Adit," ujarku."Beneran ..., yah kali gue gak bisa bedain mana emak-emak, mana bukan?!" balas bang Dion."Enggaaa ahhh bang," ujarku tak mau kalah."Sudah ..., sudah ..., gak usah berantem. Mungkin Benar kali Dion yang salah lihat, atau mungkin juga benar apa yang dilihat Dion. Lebih baik kamu mencari tahu, Cher," ujar mama."Ih ..., mama ini. Berarti aku gak percaya sama suami aku sendiri dong," sahutku sebal."Bukan gitu, Cher, mencari tahu untik kebaikan kan gak ada salahnya. Kalau pada akhirnya Dion salah kamu lega," ujar mama."Tapi masa iya sih ma, ga percaya sama suami sendiri. Kan gak baik suatu hubungan dilandasi rasa gak percaya terhadap pasangan masing-masing," ujarku."Bukan menuduh
Hari ini Cherryl terlambat pulang karena ada party kenaikan jabatan. Memang tidak salah aku memilihnya menjadi istriku, sudah cantik, pintar pula mencari uang. Kenaikan jabatan Cherryl semakin memudahkan aku melepas tanggung jawabku menafkahinya karena penghasilan Cherryl sudah sangat besar, sehingga uangku bisa kupergunakan untuk kesenanganku.Bosan rasanya jika aku di rumah sendirian, lebih baik aku pergi bersenang-senang bersama temanku. Aku segera mengambil ponselku["Halo bro, lagi mana?"] tanyaku.["Gue masih di kantor. Ada apa Chan?"] tanya Erik.["Nanti malam clubbing yuk?!"] ajakku.["Ide bagus juga tuh, tapi tumben lo ngajak clubbing. Cherryl ga ngamuk lo pergi?"] tanya Erik.["Santai ...., hari ini Cherryl lagi party sama temen-temen kantornya. Jadi hari ini gue bebas,"] ujarku.["Yah sudah tempat biasa nanti malem, gue kontak yang laennya,"] ujar Erik.Masih banyak waktu, lebih baik gue tidur dulu biar nanti malem gue fresh. *********Kala kakiku menginjakkan tangga di se
"Cher, sudah 6 bulan lebih kita menikah, mama pengen segera menimang cucu," ujar Chandra."Ehm ..., baru enam bulan pernikahan kita, emang harus langsung punya anak gitu? Semua Tuhan yang atur kita dikasih anak atau engga," balas Cherryl."Yah bukan begitu maksudnya, apa kamu ga kepingin cepet punya momongan?" tanya Chandra."Pengen sih ..., cuman yah se-dikasihnya sama Tuhan aja," jawab Cherrryl."Gimana kalau kita cek ke dokter, sekalian kita program hamil, supaya kamu cepat hamil. Kamu ga keberatan kan aku pengen cepet punya momongan?" tanya Chandra."Engga koq, aku juga sebenernya pengen cepet punya anak." uajr Cherryl."Yah sudah nanti sore kita ke dokter yah," ajak Chandra.Sepulang kantor, Cherryl dan Chandra pergi menuju salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Bandung, memilih seorang dokter yang cukup terkenal kepiawaiannya dalam program hamil. Sudah ratusan pasangan suami istri berhasil mendapatkan momongan. Setelah mendaftarkan diri, Cherryl dan Chandra menunggu antria
Sudah tiga bulan berlalu. kala Chandra dan Cherryl melakukan program hamil, tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan dalam diri Cherryl. Akan tetapi postur tubuh Cherryl mulai terlihat berbeda, kini pipinya terlihat sedikit chubby. Banyak kalangan teman-teman, kwluarga yang sedikit kaget dengan perubahan bentuk tubuh Cherryl dan mengira Cherryl telah berbadan dua."Cher, gimana kamu sudah hamil?" tanya mama Mike."Belum ma," jawab Cherryl."Aduhhhh ... koq susah amat sih kamu punya anaknya?! Jangan-jangan emang kamu mandul yah!!" seru mama Mike."Kata dokter engga koq ma," lirih Cherryl."Buktinya kamu belum hamil-hamil juga sampe sekarang. Kamu usaha lebih keras donk, ganti dokter, atau apa gitu?" cecar mama Mike."Mama jangan gitu dong, kasian Cherryl mama tekan terus nanti tambah stres," ujar Chandra "Yah abis mama greget, lama amat kalian punya momongan. Malu mama sama teman-teman semuanya sudah punya cucu," ujar mama Mike."Jangan bandingin sama orang lain dong, mungkin memang Tuh
Apa aku resign aja yah?" ujar Cherryl."Apaaaaa ... resign ...," jawab Chandra kaget."Iya ..., aku sadar kok kalau selama ini kerjaan buat aku stres, mungkin saja hal itu yang buat aku semakin susah untuk punya anak," jelas Cherryl."Yah tapi kan gak perlu sampai resign, kamu masih bisa ambil cuti buat nenangin pikiran kamu," ujar Chandra."Aku sedih disindir mama terus, malah aku di katain mandul. Terlebih mama minta kamu untuk nikah lagi kalau aku gak bisa kasih keturunan. Semuanya makin tambah buat aku pusing, Chan. Jalan satu-satunya lebih baik aku mengalah untuk mengundurkan diri, mungkin dengan aku sudah tidak bekerja lagi aku bisa segera punya anak" ujar Cherryl."Kalau sudah keputusan kamu yah sudah mau bilang apalagi, walaupun sebenarnya aku berat kalau kamu resign, kamu tahu sendiri kan penghasilan aku dari bengkel belum stabil kan. Bagaimana nanti biaya hidup kita? Bagaimana cicilanku," ujar Chandra kecewa."Aku masih ada sedikit tabungan, saat keuangan kita benar-benar ke
Sudah 6 bulan semenjak Cherryl mengundurkan diri dari pekerjaannya, tetapi Cherryl tak kunjung hamil. Keadaan keuangan Cherryl semakin morat-marit, tabungan Cherryl sudah semakin menipis, beberapa perhiasannya sudah dia jual untuk menutupi kebutuhan hidup dan membayar cicilan rumah karena Chandra tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi dalam rumah tangga mereka."Chan, gimana sih kamu ini, setiap hari bangun siang jarang ke bengkel, setiap hari kerjaannya main game. Semua kebutuhan rumah pakai uang aku, cicilan rumah pakai uang aku, tabungan aku sudah habis! Gimana hidup kita kedepannya kalau begini terus?!" ujar Cherryl dengan suara meninggi."Kan aku sudah bilang dulu keuangan aku belum stabil, kamu jangan resign dulu. Kenapa kamu sekarang nyalahin aku!! Kamu sendiri bilang masih ada uang tabungan bisa kita pakai dulu," teriak Chandra tak mau kalah."Tapi aku bilang sama kamu cari sampingan la
Pov CherrylKesal rasanya melihat sikap Chandra seperti ini, berbulan-bulan tidak ada usaha lebih untuk lebih bisa bertanggung jawab terhadap istri. Bangun siang jarang ke bengkel hanya bermain game di rumah seharian. Semakin stres kalau begini ceritanya, maksud hati lepas dari pekerjaan agak tidak stres sehingga aku cepat hamil. Kenyataannya aku bertambah stres di rumah melihat kelakuan suamiku.Berbulan-bulan aku mengikuti program hamil, nyatanya aku tak kunjung hamil. Setiap pertemuan dengan ibu mertuaku, hanya kenyataan pahit yang kuterima, sindiran demi sindiran meluncur dari mulutnya tanpa mempedulikan perasaanku. Hinaan aku yang tak kunjung hamil kerap kali terlontar "aku si mandul". Kenyataannya anaknya sendiri yang membuat aku semakin sulit untuk hamil. Aku yang selalu berpikir sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, cicilan setiap bulannya. Tabunganku sudah semakin menipis, tapi suamiku masih saja tidak perduli.Kali ini adalah puncak kemarahanku, aku sudah tidak sab
Aku masih sedikit terkejut melihat isi di dalam bungkusan tersebut, kangkung, bayam, tempe, tahu, ikan dan bumbu-bumbu masak lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe. "Apa ini??? Maksudnya apa???" tanyaku keheranan.Untuk apa ibu mertuaku mengirimkan bahan masakan seperti ini. Belum selesai rasa penasaranku. Ponselku tiba-tiba berbunyi.[Cher, kamu ini jadi istri kenapa marah-marah saja kerjaannya? Bukan mendukung suami malah marahin Chandra. Mama sudah dengar semuanya, tidak pantas kamu memperlakukan suamimu seperti itu, kualat kamu nanti jadi istri. Ingat surgamu itu ada di suami kamu!] ujar mamaMataku terbelalak membaca pesan yang dikirimkan oleh ibu mertuaku. Rasanya ingin segera kupencet tombol di ponselku untuk segera menelponnya. Tapi aku masih berusaha menghargai beliau sebagai mama mertuaku.[Apa aku salah meminta hakku sebagai seorang istri untuk dinafkahi ma? Aku hanya meminta Chandra lebih bertanggung jawab sebag
Kring ... kring ... kring ..."Assalamualaikum ma," ucapku."Waalaikumsalam," balas mama."Mama apa kabar? Sehat? Tumben mama telepon, ada sesuatu yang penting?" ujarku."Alhamdulilah mama baik dan sehat. Iya sebenarnya ada yang mama ingin tanyakan sama kamu," jawab mama."Ada apa emangnya ma? Sepertinya penting," tanyaku sedikit khawatir."Ehm .. ini perihal uang yang pernah kalian pinjam tahun lalu, apa kiranya bisa kalian kembalikan? Soalnya mama kebetulan ada perlu, Om Danu sedang butuh bantuan, jadi rencananya uang itu mau mama pakai untuk bantu Om Danu," jelas mama.Deg ...Sejenak aku hanya terdiam, entah apa yang harus aku katakan kepada mama. Karena sampai saat ini mama tidak tahu kondisi keuangan dan rumah tanggaku. Aku tidak ingin menambah beban pikiran mama. Tapi seandainya aku tidak jujur aku tidak tahu harus mencari alasan apa kepada mama "Cher ..., kamu masih disitukan?" tanya mama."I-iya ma, e-ehm gini ma, nanti aku tanya Chandra dulu gimana, nanti aku kabarin mama l
Cherryl kemudian membisikkan sesuatu di telingaku. Seketika mataku membelalak "Apaaaaaa ...., hampir seharga mobil Alya baru??? Kamu gak salah Cher, beli cincin ini mahal banget? Bagusan kamu beli mobil daripada beli cincin," ucapku keheranan."Kan sudah punya kalau mobil," jawab Cherryl."Iya juga sih, cuman tetep aja ngapain kamu beli cincin mahal-mahal. Kalau hilang gimana? Kalau dicuuri gimana?" gerutuku."Yah aku emang suka berlian dan aku juga suka banget sama Blue Safir. Kebetulan di toko perhiasan langganan aku ada cincin itu. Yah sudah aku beli, lagian kebetulan memang ada lebih uang saat itu. Tadi nya aku gak akan pernah mau jual cincin itu karena. kenang-kenang hasil dari kerja aku. Eh ..., malah ketahuan kamu dulu," ujar Cherryl dengan cemberut."Jadi gak iklas nih kasih pinjem cincinya ke aku?" tanyaku."Sebenernya sih gak iklas, cuman yah sudahlah. Tapi beneran kamu ganti yah, ini harta aku satu-satunya, sudah gak ada lagi. Aku gak mau ini juga sampai gak berbekas," ger
"Yank ... kamu lihat kemeja aku gak yang warna biru?" teriakku."Ada ditumpukan baju kamu di lemari," ujar Cherryl.Aku berencana hari ini akan bertemu dengan salah satu temanku untuk membantuku mencari cangkang sawit. Aku bertekad untuk menjalankan usaha ini walaupun tampaknya Cherryl kurang setuju. Tapi demi kehidupan aku yang lebih baik, aku harus berusaha. Aku sendiri lelah dengan keadaan seperti ini, tidak dapat hang out dengan teman-temanku lagi karena keadaan keuangan lagi kurang baik. Walaupun terkadang mereka suka mentraktirku, tapi kali ini aku sedikit engga daripada harus ribut dengan Cherryl.Aku sedari tadi mencari kemeja kesayanganku berwarna biru. Kala sedang mencari di lemari, aku tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak. Entah kotak apa itu, tapi sepertinya kotak cincin. Rasa penasaranku semakin besar, tanganku mengambil kotak tersebut kemudian membukanya. Aku sedikit takjub kala membuka kotak tersebut, sebuah cincin dengan hiasan batu blue safir dengan untaian berlian di
"Yanggggg ..., alhamdulilah aku dapetttt proyekkk join sama temen," teriak Chandra kala memasuki rumah.Chandra setengah berlari mencari istrinya, kemudian memeluknya karena kegirangan. Chandra mendapatkan kesempatan menjalankan sebuah proyek dengan temannya semasa kuliahnya."Yang, aku senang banget. Hendrik temanku waktu kuliah dulu kasih aku proyek" ujar Chandra."Proyek apa?" tanya Cherryl."Ekspor sawit," jelas Chandra."Ekspor sawit??" ujar Cherryl tampak kebingungan."Iya ... Hendrik kan asli orang malaysia. Om nya Hendrik usaha di bidang ekspor cangkang sawit. Selama ini omnya ngejalanin bisnis seputaran Malaysia, karena permintaannya meningkat dia mau cari cangkang sawit dari Indonesia. Jadi Hendrik minta tolong aku untuk bantu cari. Kalau aku terima komisi dari penjualan itu. Kebayangkan uang yang bakal aku dapatin?!" tutur Chandra."Tapi kamu kan gak nguasain bidang itu. Hati-hati loh resikonya. Terus duit darimana buat ongkos perjalanan kamu?" ujar Cherryl mengingatkan."S
Tring ... Tring ... Tring ..."Iya halo ma," jawab Cherryl."Kamu apa kabar? Sudah lama kamu gak pernah ke rumah, kamu baik-baik saja kan?" tanya mama Yanti."Baik ma, iya maaf soalnya sekarang banyak di rumah, capek habis beres-beres rumah karena tidak ada pembantu di sini." jawab Cherryl menutupi keadaan rumah tangganya."Kamu lagi ada masalah sayang?" tanya mama."E-engga kok ma," jawb Cherryl gugup."Syukur kalau kamu baik-baik saja," ujar mama."Kenapa ma telepon ada sesuatu?" tanya Cherryl."Selain mama kangen sama kamu, ada yang mau mama tanyain sama kamu. Perihal uang yang kalian pinjam waktu menikah dulu, apa sudah bisa kalian kembalikan? Karena mama ada kepentingan," tanya mama."Huff .... coba aku tanya sama Chandra dulu yah ma, nanti aku kabarin lagi ke mama," ujar Cherryl."Yah sudah kalau begitu, jaga diri baik-baik yah nak. Perasaan mama sudah tidak enak akhir-akhir ini, semoga kamu baik-baik yah. Tapi mama lega sudah dengan suara kamu. Ya sudah kalau begitu mama tutup
Pagi hari menunjukkan pukul 7 pagi, Cherryl terbangun dengan kaget karena semalam ia tertidur di sofa karena kelelahan menunggu sang suami pulang. Cherryl bergegas menuju kamar tidurnya di lantai 2, melihat apakah Chandra sudah pulang ke rumah. Ternyata tenpat tidur mereka masih tampak rapih oertanda Chandra masih belum pulang ke rumah. Cherryl merasa keheranan mengapa Chandra tak kunjung pulang. Cherryl meraih ponselnya mencoba menghubungi Chandra, tapi ternyata ponselnya tidak aktif. Rasa hati ingin menghubungi mama mertuanya menanyakan keberadaan Chandra. Akan tetapi dia urungkan niatnya, karena pasti yang ada sindiran terhadap dirinya sehingga suami pergi dari rumah dan tidak pulang semalam.Cherryl memutuskan untuk mandi, menyegarkan diri dan menenangkan hati dan pikirannya yang sedang panas. "Kamu dimana sih?" gerutu Cherryl dalam hati.Setelah selesai mandi, Cherryl mulai mengerjakan aktivitas hariannya untuk membersihkan rumah, mencuci, menyapu, mengepel hingga memasak. Tapi
Aku masih sedikit terkejut melihat isi di dalam bungkusan tersebut, kangkung, bayam, tempe, tahu, ikan dan bumbu-bumbu masak lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan cabe. "Apa ini??? Maksudnya apa???" tanyaku keheranan.Untuk apa ibu mertuaku mengirimkan bahan masakan seperti ini. Belum selesai rasa penasaranku. Ponselku tiba-tiba berbunyi.[Cher, kamu ini jadi istri kenapa marah-marah saja kerjaannya? Bukan mendukung suami malah marahin Chandra. Mama sudah dengar semuanya, tidak pantas kamu memperlakukan suamimu seperti itu, kualat kamu nanti jadi istri. Ingat surgamu itu ada di suami kamu!] ujar mamaMataku terbelalak membaca pesan yang dikirimkan oleh ibu mertuaku. Rasanya ingin segera kupencet tombol di ponselku untuk segera menelponnya. Tapi aku masih berusaha menghargai beliau sebagai mama mertuaku.[Apa aku salah meminta hakku sebagai seorang istri untuk dinafkahi ma? Aku hanya meminta Chandra lebih bertanggung jawab sebag
Pov CherrylKesal rasanya melihat sikap Chandra seperti ini, berbulan-bulan tidak ada usaha lebih untuk lebih bisa bertanggung jawab terhadap istri. Bangun siang jarang ke bengkel hanya bermain game di rumah seharian. Semakin stres kalau begini ceritanya, maksud hati lepas dari pekerjaan agak tidak stres sehingga aku cepat hamil. Kenyataannya aku bertambah stres di rumah melihat kelakuan suamiku.Berbulan-bulan aku mengikuti program hamil, nyatanya aku tak kunjung hamil. Setiap pertemuan dengan ibu mertuaku, hanya kenyataan pahit yang kuterima, sindiran demi sindiran meluncur dari mulutnya tanpa mempedulikan perasaanku. Hinaan aku yang tak kunjung hamil kerap kali terlontar "aku si mandul". Kenyataannya anaknya sendiri yang membuat aku semakin sulit untuk hamil. Aku yang selalu berpikir sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, cicilan setiap bulannya. Tabunganku sudah semakin menipis, tapi suamiku masih saja tidak perduli.Kali ini adalah puncak kemarahanku, aku sudah tidak sab
Sudah 6 bulan semenjak Cherryl mengundurkan diri dari pekerjaannya, tetapi Cherryl tak kunjung hamil. Keadaan keuangan Cherryl semakin morat-marit, tabungan Cherryl sudah semakin menipis, beberapa perhiasannya sudah dia jual untuk menutupi kebutuhan hidup dan membayar cicilan rumah karena Chandra tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi dalam rumah tangga mereka."Chan, gimana sih kamu ini, setiap hari bangun siang jarang ke bengkel, setiap hari kerjaannya main game. Semua kebutuhan rumah pakai uang aku, cicilan rumah pakai uang aku, tabungan aku sudah habis! Gimana hidup kita kedepannya kalau begini terus?!" ujar Cherryl dengan suara meninggi."Kan aku sudah bilang dulu keuangan aku belum stabil, kamu jangan resign dulu. Kenapa kamu sekarang nyalahin aku!! Kamu sendiri bilang masih ada uang tabungan bisa kita pakai dulu," teriak Chandra tak mau kalah."Tapi aku bilang sama kamu cari sampingan la