Share

Yuan Curiga

Author: Ri III
last update Last Updated: 2024-12-31 23:57:06
"Katakan di mana Nathan! Aku akan menghancurkan perusahaan ini. Kau! Pasti kau yang sudah meretas dan menuruti permintaan Nathan."

Yuan tak terkendali. Beberapa unit komputer rusak di tangannya, bahkan pihak keamanan saja kalah dengan dua pria kekar yang Yuan bawa.

Wanita itu berjalan cepat menuju ruangan Nathan, tapi selalu ada saja yang menghalanginya.

"Menyingkir! Aku akan buat perhitungan dengan kalian semua. Kurang ajar!"

Pria suruhan itu sudah memukul orang-orang Nathan ayas perintah Yuan, sampai akhirnya ia memergoki seorang pria yang baru saja selesai mengabari Nathan. Pria itu gemetar ketakutan, pasti gilirannya sekarang.

"Nyonya, maafkan aku!"

"Kau menghubungi Nathan, ya?"

Pria itu mengangguk ketakutan.

"Bagus."

Yuan terus saja mendekati ruangan Nathan sampai akhirnya suara yang sangat ia kenali itu terdengar dari belakang.

"Hentikan omong kosong ini, Ibu! Kau baru saja merusak properti perusahaan. Aku bisa menuntut mu karena tindakan ini."

Yuan terseny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Halusinasi

    "Argh!!! Dia benar-benar racun yang membahayakan!"Yuan menghancurkan seisi kamar, bahkan kaca rias yang entah sudah diganti berapa kali itu tak luput dari amarahnya. Dadanya naik turun, sejak pulang dari rumah Nathan ia semakin frustrasi."Sejak kapan ia jadi licik seperti itu?"Yuan meremas rambutnya kesal. Hari-harinya benar-benar hancur. Sudah setengah mati membangun kembali namanya yah sempat tercoreng karena Arini, sekarang malah karirnya diusik entah oleh siapa. Yuan berpikir keras, berusaha mencari bukti jika memang Arini pelakunya. Tapi Nathan sangat sulit untuk diajak berpikir, putranya sudah hilang kepercayaan pada Yuan, itu yang semakin membuatnya tak bisa mengendalikan amarah.Satu tangan meraih ponsel dari dalam tas, ia menghubungi seseorang untuk mencari tahu masalah ini. Jika terus dibiarkan, orang itu pasti akan semakin menjadi dan menghancurkan keluarganya.Setelah selesai, ia hanya duduk di sudut ranjang yang penuh dengan kehampaan.Dulu sebelum bertemu Sean, ia ti

    Last Updated : 2025-01-01
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Permainan Panas 18+

    "Aku pikir kau sudah berubah dan membiarkan putramu bahagia bersama istrinya. Rupanya kau semakin menjadi."Suara bariton Sean terdengar tak suka. Setelah mendengar pengakuan dari Yuan, ia bertambah muak melihat istrinya. Dulu saat kecil, beruntung ia dan William bisa menjadi tameng untuk melindungi Arini, tapi sifat egois dan pendendam Yuan rupanya tak bisa diredam.Bahkan mempunyai ide konyol untuk menikahkan Arini dan Nathan, agar wanita itu tetap ada dalam pengawasannya."Kau sudah keterlaluan. Melampiaskan dendam yang tidak ada habisnya," lanjutnya lagi memantik amarah Yuan. Ia sedari dulu tak terima jika Sean berpaling membela Arini. Ternyata selain Sean dan William, sekarang Nathan juga menjadi pelindung wanita itu."Bahkan penyiksaan yang dia alami, sangat tidak sebanding dengan luka yang ditorehkan orang tuanya," geram Yuan.Sean berbalik menatapnya."Jika kekasih lamamu itu masih hidup, mengapa tak menikah dan hidup bahagia saja dengannya? Dengan begitu kau bisa melepas den

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Flashdisk

    "Aku sudah lama curiga jika kau bukan Arini. Katakan di mana Arini!"Monica masih bungkam. Tubuhnya sudah tak dibaluti apa pun selain selimut tebal sekarang. Bibir bungkam tapi otaknya kian berputar mencari alasan yang tepat. Tidak mungkin penyamarannya akan dibongkar secepat ini."Monica, katakan di mana kau sembunyikan Arini!" Bentakan Nathan membuat netra Monica mengembun. Ia memasang wajah sedih meminta iba pada suaminya. "Nama siapa yang baru kau sebut, Mas?"Nathan sekarang yang bungkam. Bisa berbahaya jika yang berada di hadapannya adalah Arini."Katakan siapa Monica! Dan apa hubunganmu dan dia? Bagaimana bisa kau melihat aku adalah dirinya?"Nathan mati kutu. Akting yang ditunjukkan Monica sepertinya meyakinkan. Wanita itu semakin meringkuk di sudut kasur."Apa ada wanita yang mirip denganku? Katakan di mana wanita itu dan sejak kapan kau berkhianat? Atau saat aku koma selama bertahun-tahun kau sudah membagi cintamu dengan wanita bernama Monica?" tuding Monica dengan tangisa

    Last Updated : 2025-01-04
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Tinggalkan Nathan!

    "Kau begitu menyukai Arini sampai rela melakukan ini. Harusnya dia tidak menikah dengan Nathan." Monica duduk di sebelah William. Pria itu tersenyum tipis tapi tak terlalu memperhatikan Monica. Setelah ia memberikan bukti kekerasan Yuan, ia hanya berharap ibunya segera diadili, dengan begitu Arini akan tetap hidup bahagia bersama Nathan. Pria tinggi tegap itu hanya bisa terus memandang laut lepas. "Harusnya begitu, tapi Arini hanya menginginkan adikku, jadi tidak ada gunanya memaksa hati seseorang harus persis dengan kita. Oh iya, saranku, jangan buru-buru membawa barang bukti ke pihak yang berwajib, karena sekarang, kekuatan netizen jauh lebih berarti dari pada para aparat itu, sebagian besar dari mereka sudah disuap ibu," terangnya panjang lebar. Monica mengangguk paham. Ia tak habis pikir pria sebaik William mendapatkan Maira, dan wanita selembut Arini harus memiliki suami yang jahat seperti Nathan. Sepertinya jodoh mereka berdua tertukar. Orang jatuh cinta memang sulit u

    Last Updated : 2025-01-05
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Tersebar Luas

    "Dari mana saja?" Monica baru saja masuk ke rumah, langkahnya terhenti ketika suara bariton Nathan terdengar mengintimidasi dirinya. Pria itu bangun dan mendekati Monica yang masih tidak bergeming. "Hanya karena aku memberimu kebebasan, kau juga semakin bebas untuk bepergian," lanjutnya tak suka. Tanpa basa-basi, ia langsung melempar beberapa potret ke arah Monica. "Awalnya aku tidak ingin menuduh lebih jauh. Tapi kau sudah keterlaluan. Kau memanfaatkan kebebasanmu untuk kembali bertemu dengan William. Ada apa, Arini? Apa kau ingin terlihat seperti diperebutkan oleh kami?" Monica mencoba berperan seperti Arini yang penyabar. Jika ia sarkas, Nathan pasti akan mencium gelagat Monica di dalam dirinya. Wanita itu tersenyum tipis, kemudian mengambil salah satu potret yang berserakan di lantai. "Seperti yang kau tahu. Aku ingin menenangkan diri, kebetulan bertemu William tanpa direncanakan." Monica tidak bohong, 'kan? Ia memang bertemu William tanpa sengaja. "Benarkah tidak s

    Last Updated : 2025-01-06
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Interogasi

    "Maaf, Nyonya. Tapi William tidak bisa ditemukan. Tidak ada yang tahu keberadaannya sejak beberapa hari kemarin." Keterangan yang ia dapat dari orang suruhannya tak membuat dirinya puas, kedua tangan terkepal kuat. Setelah dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Ambar, sekarang jawaban dari beberapa pria di hadapannya membuatnya kesal tentu saja. Rupanya William sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari, bukti sudah tersebar luas, dan dirinya menghilang baga ditelan bumi. "Kalian memang tidak berguna! Pergi sana!" teriaknya murka. Yuan melempar beberapa barang yang ada d hadapannya untuk melampiaskan amarah. William sudah keterlaluan. Ia yakin, bahkan kerabatnya saja tak akan mampu melindungi dirinya seperti dulu. Tak lama, beberapa orang berseragam sudah berada di depan pintu rumah, terlihat asing dan itu membuat Yuan sedikit kesulitan. Dengan mengumpulkan sedikit keberanian Yuan memberanikan diri untuk menyambut orang-orang itu. "Maaf, ada perlu apa, ya?" "Kami mendapa

    Last Updated : 2025-01-07
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Petaka

    Pintu tiba-tiba terbuka, beberapa orang berseragam datang menerobos masuk secara paksa ke ruangan Nathan. "Apa-apaan ini? Kalian bersikap tidak sopan di tempatku," bentak Nathan garang. "Angkat tangan dan jangan bergerak! Anda ditangkap atas kasus penganiayaan yang dilakukan terhadap saudari Arini." Nathan langsung menoleh cepat ke arah Monica. Wanita itu memasang wajah sedih dan juga air mata palsunya. "Pak, ini pasti hanya salah paham. Tolong jangan tangkap suami saya!" "Maaf, Bu. Barang bukti sudah ada di kantor polisi. Jika ingin menjelaskan lebih lanjut, silahkan ke kantor polisi. "Sayang, apa ini rencanamu?" Monica yang tadinya nangis malah tersenyum miring. Buru-buru ia mengganti ekspresi dan berbicara mengiba pada beberapa anggota itu. "Bolehkah saya memeluknya dulu?" Mereka saling adu tatap seperti meminta persetujuan, atau mungkin keheranan. Karena sebagai korban, Monica dianggap terlalu baik pada suaminya. "Baiklah. Satu menit!" Monica tersenyum antus

    Last Updated : 2025-01-08
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Hamil

    "Selamat, ya! Usia kehamilan Anda sudah memasuki tiga bulan." Bagaimana tersambar petir, ini kabar yang tidak ingin ia dengar. Monica semakin panik, tapi berusaha sebisa mungkin untuk mengendalikan emosinya sendiri. Ingin marah pada siapa? Nathan? Pria itu sudah mendekam di penjara. "Dokter yakin ini hasil akhirnya?" Dokter tersebut tersenyum. Ia malah menawarkan tes USG, akhirnya Monica menyetujui. Dan hasilnya, ia bisa melihat dengan jelas wujud makhluk kecil di dalam perutnya. Refleks ia menangis, membuat dokter berpikir jika Monica hanya terharu. Ia pergi, dengan perasaan yang entah. Karena tak percaya, ia memutuskan untuk mengecek kandungannya di beberapa rumah sakit kota dan hasilnya tetap sama. Di dalam mobil pikirannya entah ke mana. Monica meremas kuat perutnya, berharap makhluk tak berdosa itu segera pergi dan hancur di dalam sana. Ia memukul beberapa kali tapi berakhir dengan suara tangis yang menggema di seisi mobil. Malam semakin larut, sementara dirinya ma

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Akhir Segalanya

    "Di mana Adam?" William baru saja masuk rumah, padahal ia sudah sengaja pulang saat malam semakin larut, tapi ternyata Arini belum juga tertidur. Matanya sembao seperti baru habis menangis. "Dia pasti sibuk dengan urusannya, Sayang." William mencoba berkelit seperti tak tahu apa pun. "Katakan di mana Adam! Apa dia masih berani menunjukkan muka setelah apa yang ia lakukan?" William terdiam. Ia yakin cepat atau lambat kabar ini akan tersebar. Arini terduduk di sofa dengan tatapan kosong. Ibu mana yang tak sakit hati ketika tahu, bahwa putranya melakukan kejahatan. "Aku sudah membesarkan pembunuh," lirihnya sedih. Air mata yang sejak tadi kering perlahan turun dan membasahi pipi. "Monica begitu menjaga dan melindungi aku dari bahaya, tapi aku malah melahirkan pembunuh untuk mencelakai putranya. Ibu macam apa aku ini?" William mendekat dan mendekap Arini penuh sayang. "Padahal sebentar lagi Allea akan menikah, tapi ketika mendengar kabar Adam menjadi pembunuh yang hampir membuat

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Di asing kan

    William yang saat itu berada di laboratorium, mengecek sidik jari yang mereka temukan, tidak menyangka jika ternyata sidik jari itu milik Adam. Akhirnya tanpa membuang waktu, ia segera menghubungi Nathan dan Edgard, menceritakan semuanya tanpa mengabari Arini, istrinya pasti akan sangat khawatir dan ia tentu saja tak ingin hal itu terjadi. "Ayah kecewa padamu," lirih William yang seperti kehilangan semangatnya. Adam menatap William yang menunjukkan raut kecewanya yang jelas. "Ayah dan Ibu tak pernah mengajarimu menjadi pemberontak dan pembunuh, kau ditempatkan di posisi paling aman karena ibumu sangat menyayangimu. Sejak kecil, kau dan Allea adalah hidupnya." "Ayah, aku melakukan ini karena iri pada Edward, mengapa ia bisa dipilih menjadi orang paling berpengaruh sementara aku tidak?" William membuang napas berat. "Itu hak kakekmu, dia yang pebih tahu siapa yang paling kuat dan tangguh, tapi bukan berarti dirimu tidak mampu. Aku, ayahmu pernah mengajukan dirimu sebagai cucu pal

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Iri Dengki

    "Apa maksud semua ini, hah? Jujur, paman pasti kecewa ketika tahu siapa dalang di balik semua ini." Pria yang ternyata adalah Adam itu tertawa jahat, ia bersusah payah berdiri, menatap Edward yang sepertinya syok, tapi Adam tak peduli. Ia jujur sangat membenci Edward. "Bibi dan paman adalah orang baik, mereka tak pernah gagal dalam mendidik dirimu. Kenapa harus berjalan menjadi musuh? Jika kau memang tertarik dengan dunia misi, harusnya mengajukan diri menjadi satu kelompok yang utuh, bukan malah menjadi musuh. Aku tak ingin ada pertumpahan darah di keluarga kita, Adam." "Diam kau munafik! Apa kau tak sadar jika semua ini bermula dari dirimu?" Edward semakin kebingungan, ia heran mengapa bisa Adam berpikir seperti itu, padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Adam si sibuk kerja menjadi arsitek muda, sampai jarang memiliki waktu bersama keluarganya. Tiba-tiba jadi seperti ini. "Kau yang berhasil menjadi pusat perhatian, keamananmu sangat dijaga, bahkan ayahku sangat meli

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Siapa Max?

    "Sial! Edward sok pintar itu selalu bisa menemukan celah. Tidak! Dia pikir akan mudah menangkapku?" Pria dengan topeng perak itu duduk di kursi, sebuah ruangan temaram dengan banyak layar monitor di sekitar menjadi tempat paling nyaman, tempat di mana tak satu pun orang yang berhasil mendeteksi keberadaannya. Tapi telepon milik salah satu anak buahnya tidak sengaja menunjukkan poisis terakhirnya saat ini. Pria yang dikenal sebagai Max itu sudah mempersiapkan ini sejak awal, ia memiliki banyak tempat pelarian, dan ia yakin sepintar apa pun Edward, tidak akan bisa menemukan dirinya dengan mudah. Pundi-pundi rupiah dan emas batangan menumpuk di mana-mana, hampir semua titik menjadi tempat persembunyian uang hasil penjualan organ manusia, dan itu ia lakukan dengan rapi sekali. Sayangnya beberapa kacungnya ceroboh, hingga mampu terendus oleh hidung tajam Edward. "Aku memang memiliki banyak kesempatan untuk membunuhmu, tapi aku tidak melakukan itu sekarang." Kedua tangannya mengepal k

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Otak Sesungguhnya

    "Ngga bisa dibiarkan! Ali just my mine, not her. Argh, shit!" Bianca sibuk memaki. Napasnya sesak, sedari dulu ia memang menginginkan Ali, melakukan seribu satu cara untuk mendekatkan diri dengan Aliando, tapi nyatanya sejak masuk di bangku kuliah, Allea dengan lancang masuk ke hati Ali, gadis sialan itu bahkan mencuri perhatian orang tua Ali, jalannya begitu mulus, sekali pun ia menghasut agar Allea dibenci, tapi dokter cantik itu seperti tak memiliki celah untuk membuktikan keburukan Allea. Bianca pulang dengan rasa kesal, di kamar ia meminum banyak pil dengan asal, atanya berkunang-kunang, bayangan masa kecil dengan puing-puing kenangan bersama Ali berputar di benaknya. Mata hingga pipinya basah. Ia memang bisa mendapatkan segalanya. Harta, kecantikan, perhatian kedua orang tuanya, tapi ia ditakdirkan memiliki penyakit kronis yang membuatnya harus bergantung sepenuhnya pada obat-obatan, bahkan menjadikan Ali semangatnya untuk sembuh. Selama ini berusaha kuat dan sehat, karena

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Inikah Cinta

    "Konsep pernikahannya bagus, ya." Allea dan dokter muda bernama Aliando duduk di sebuah meja yang tak jauh dari tempat Evelyn dan Leo berada, mereka juga melihat langsung keributan yang baru saja tercipta, tapi tak satu pun dari keluarga Evelyn yang turun tangan untuk mengatasinya, mereka memilih berpura-pura buta dan tuli. Lagi pula ini acara sakral Edgard, jika mereka ikut turun tangan membela Evelyn, masalah akan semakin panjang, toh semua masalah sudah selesai dengan cepat karena Evelyn memang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. "Iya, bagus. Jadi, kapan kau siap menikah? Aku akan siapkan konsep pernikahan yang lebih meriah dari ini," balas Ali semringah. Allea membatu sesaat, kemudian menatap ke arah pelaminan lagi, di mana sepasang raja dan ratu sehari itu berada. Ia memang sudah dilamar, cincin terpasang sempurna, tapi untuk menentukan kapan hari pernikahannya sendiri pun ia tak tahu. Allea menyimpan masalahnya sendiri. Padahal ia terlahir dari keluarga cemara, tak ada

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Cemburunya Evelyn

    Semua persiapan pernikahan sudah siap, sesuai dengan pilihan Tasya, bahkan rumah impian Tasya juga sudah ditentukan. Akhirnya hari yang ditunggu Edgard pun datang, ia sudah rapi dengan pakaian formalnya, menunggu dengan gagah, meski sejatinya ia tampak gelisah, sejak melamar Tasya, ia tak melihat bahkan berbicara dengan Edward. Pria itu sedang sibuk dengan misi berbahaya tanpa melibatkan dirinya. Mungkin Edward memang kuat, karena ia adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Sean, hanya saja sekuat apa pun Edward, ia tetap was-was dan memiliki firasat bahwa Edward dalam bahaya, mungkin karena mereka adalah kembar, jadi bisa merasakan kesakitan satu sama lain meski dari jarak jauh sekali pun. "Ayo, Tuan!" Sopir pribadi membuka pintu mobil. Tapi kaki Edgard rasanya berat, ia kembali menghubungi Edward meski nihil. Lokasi kejadiannya pun ada di sebuah pulau, bagaimana bisa William dan Edward berjuang sendirian mencari dalang dari sindikat perdagangan manusia tersebut. "Sepuluh meni

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Menemukan Cinta

    "Jadi, kamu ngerasa jadi Mommy itu melelahkan?"Evelyn mengangguk mantap."Ok, Mommy bahas satu persatu. Jadi ibu itu menyenangkan, bisa mengurus rumah, anak, suami, itu hal yang menyenangkan. Daddy juga ngga pernah maksa Mommy buat ngerjain semuanya, lihat kan Daddy sesekali bantuin. Pernah juga bahkan sering Daddy nyuruh Mommy nyari ART, biar mommy cuman fokus ngurus Daddy sama kalian, tapi Mommy ngga mau. Intinya menikah dan menjadi istri itu menyenangkan. Dulu, Mommy juga ngga bisa apa-apa, yang pintar masak itu Tante Arini, tapi lambat Laun Mommy belajar tapi Daddy ngga pernah maksa."Evelyn masih terdiam menyimak."Intinya yang paling penting adalah, menikahlah dengan lelaki yang tepat, agar rumah tangga tidak menjadi beban untukmu. Dan menurut Mommy Leo baik, Leo pilihan yang tepat, dia juga anak tunggal, dia sayang banget sama kamu. Waktu kamu masih bayi aja, dia pernah nyium pipi kamu, terus ngomong nanti mau kalau udah gede mau jadi suami kamu.""Hah? Masa gitu sih, Mom?""I

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Beban Setelah Menikah

    "Ya Tuhan, Tasya mengirim pesan ini?"Edgard hampir saja terjungkal dari kasur, geraknya terlalu over sampai ia tak sadar diri sudah bergerak seabsurd ini. Edgard memang sengaja pulang lebih awal dan mampir di rumah Edward, saat Tasya pulang. Ia menunggu Edward dengan tidak sabaran. Ada banyak hal yang ingin ia ceritakan tentunya, dan meminta pendapat bagaimana dengan keputusan besar yang akan ia ambil, apa sudah benar. Kamar Edward menjadi markas ternyaman. Ia membaca pesan berulang kali dan tersenyum senang. Akhirnya kembali membuka file gambar yang hanya berisi foto Tasya. Gadis yang memikat hatinya sejak lama.Suara gemuruh mobil berhenti di depan rumah membuatnya semakin bersemangat, itu Edward, kakaknya yang kehilangan jodoh entah ke mana.Ia sedikit terkejut melihat mobil Edgard terparkir di sana. Akhirnya, pria itu masuk ke kamar, dan sedikit terkejut melihat adik kembarnya tersenyum sendiri sembari menatap kaca."Heh, apa yang terjadi denganmu?"Edgard tak menjawab dan lang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status