Share

75. Mau Tinggal Di Mana?

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Risha dan Haris benar-benar pergi ke ruang kerja Risha, meninggalkan Adhitama sendirian.

Saat sampai di ruang kerja, Risha memegangi kening karena merasa sangat pusing. Haris memperhatikan Risha.

Haris mengerti bagaimana perasaan Risha saat ini.

“Aku sudah memberikan surat cerai ke Mas Tama, tapi dia tetap tidak mau menandatanganinya,” ucap Risha sambil menatap Haris.

“Lalu apa rencanamu sekarang?” tanya Haris.

Risha mengembuskan napas kasar karena merasa beban hidupnya kembali berat karena kedatangan Adhitama.

Risha pikir setelah dia muncul lagi, Adhitama akan dengan sukarela bercerai darinya, tapi ternyata pria itu malah bersikap sebaliknya.

“Aku tidak bisa melakukan ini sendiri, jadi aku akan minta saja pengacara untuk mengurusnya,” jawab Risha.

Haris mengangguk-angguk mendengar jawaban Risha, lalu kembali mendengar adik angkatnya itu bicara.

“Aku juga bingung dan takut dengan kondisi Lily. Bagaimana kalau Lily sakit seperti Papa?” tanya Risha sambil menatap send
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
emangnya papa risha dulu sakit apa
goodnovel comment avatar
Novita Sari
lily pinter banget
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
wkwkkkk pd kgettt sm jwban Lily
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   76. Berdebat

    Risha berpikir sejenak mendengar pilihan Lily yang ternyata di luar dugaan. Risha hendak buka suara, tapi Adhitama lebih dulu bicara ke Lily. "Kalau cuma kolam ikan koi, Papa bisa buatkan untuk Lily, halaman belakang rumah kita besar, bahkan kalau mau Papa buatkan play ground." Kening Risha berkerut mendengar tawaran Adhitama ke Lily. Entah kenapa jika ke putrinya pria itu mau banyak bicara. Risha tak ingin Lily sampai terpengaruh bujukan Adhitama, dia sudah membuka mulut hendak berkomentar tapi kini giliran Haris yang bicara. "Di rumah Paman sudah ada kolam, kita tinggal beli ikan koinya," ucap Haris. Haris memandang Adhitama yang memicingkan mata setelah bicara ke Lily. Wajah Adhitama sudah masam. Sementara itu Risha bingung karena dua pria yang satu meja makan dengannya ini malah seperti memperebutkan Lily. Kini Lily bingung memilih, anak itu sampai menggaruk kepala lantas menoleh ke Risha. "Bunda aku bingung milihnya," cicit Lily. "Kalau begitu kita tinggal di

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   77. Kita Sudah Bukan Siapa-siapa

    Risha melihat pintu kamar yang biasa ditempati Haris di rumahnya tidak tertutup, Risha lantas membuka pintu itu lebar-lebar lalu masuk.Risha tak kaget mendapati Adhitama duduk di atas ranjang. Dia membiarkan saja Adhitama dan berjalan menuju lemari untuk mengambil selimut baru.Adhitama juga hanya memandangi Risha tanpa bicara. Adhitama kesal melihat perhatian Risha yang begitu besar ke Haris.“Kamu itu sebenarnya tahu tidak,kalau Haris punya perasaan ke kamu?”Risha yang memeluk selimut sambil melangkah menuju pintu kaget mendengar pertanyaan Adhitama.Adhitama sudah jauh berbeda. Apa sekarang mengajaknya bicara menjadi hobi pria itu?Lalu ke mana saja dulu? Kenapa saat Risha meminta penjelasan mulut Adhitama selalu saja bungkam?Bahkan selama dua tahun menikah, Risha yang sering mengajak Adhitama bicara lebih dulu.“Bukan urusanmu, berhentilah mengajakku bicara! Kamu sekarang bawel dan mengganggu,” ketus Risha.“Berhenti!” Adhitama memberikan perintah dan Risha seketika membeku di

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   78. Tidak Memiliki Perasaan

    Pagi harinya Risha tampak sudah bersiap-siap. Dia membetulkan rok Lily lalu menggandeng anak itu menuju pintu rumah.“Apa sudah mau berangkat?” tanya Haris.Seperti apa yang Risha bilang kemarin, dia ingin ke sekolah Lily untuk meminta izin untuk Lily libur beberapa hari.Risha belum sempat menjawab pertanyaan Haris, saat Adhitama muncul kemudian menawarkan diri mengantar.“Biar aku antar,” ucap Adhitama.Risha menoleh Adhitama, lalu membalas, “Tidak usah, aku pergi sendiri saja.”“Bagaimana kalau aku yang antar?” Kini giliran Haris menawarkan diri.Tentu saja Risha menolak ke dua tawaran itu karena tidak mau terjadi masalah lagi. Risha tegas memilih pergi sendiri bersama Lily.Risha meminta Lily untuk pamit ke Adhitama dan Haris dan anak itu dengan patuh mencium tangan keduanya bergantian.Risha memandang Adhitama dan Haris bergantian. Dia berencana mengusir baik Adhitama dan Haris dari rumahnya setelah pulang nanti.Risha takut jika sampai ada tetangga yang melihat ada dua pria mengi

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   79. Membuat Orang Penasaran

    Akhirnya hari itu tiba. Hari di mana Risha bersama Lily juga Adhitama dan Haris berangkat ke Jakarta.Sejak pagi Lily terlihat senang meski kondisi tubuh gadis kecil itu sebenarnya masih kurang sehat.“Nanti di pesawat aku mau melihat awan yang banyak,” celoteh Lily sebelum mereka masuk pesawat.“Iya, nanti lihat awan yang cantik sepertimu,” balas Haris yang kebetulan sedang memangku Lily.Lily tertawa senang, tapi interaksi Lily dan Haris membuat Adhitama sedikit tidak senang.Risha membiarkan saja. Dia tersenyum tipis memikirkan kini Lily seperti memiliki dua orang bodyguard, karena baik Haris ataupun Adhitama sama-sama tidak ada yang mau mengalah untuk mendekati Lily.Setengah jam kemudian mereka sudah masuk pesawat. Risha memilih duduk di kursi sendiri, sedangkan Lily bersama Adhitama dan Haris. Risha memilih duduk terpisah karena kemarin terjadi perdebatan soal tempat duduk dan membuat Risha pusing memikirkannya.Bahkan tadi saat hendak duduk, Adhitama dan Haris juga berebut kare

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   80. Alasan Menghilang

    Lily melepas pelukan kakek Roi dan tersenyum lebar. Anak itu merasa senang karena sebentar lagi bisa mewujudkan keinginannya berenang bersama ikan koi.“Cucu kakek cantik sekali, ayo masuk-masuk! Kakek sudah meminta pembantu membuatkan makanan yang enak buat Lily,” ucap Kakek Roi.Risha mensejajari Adhitama yang berdiri tak jauh dari mobil. Risha tampak ragu tapi Adhitama menoleh dan mengajaknya ke dalam.Saat hampir masuk ke rumah Risha dan Adhitama sama-sama menatap Arin dan Rara yang masih berdiri di dekat pintu.Mereka tak saling menyapa.Baik Arin dan Rara tertegun menatap Risha. Segala angan-angan mereka tentang warisan kini hancur lebur.Risha melihat Kakek Roi yang sangat bahagia saat berjalan bersama Lily. Langkahnya terhenti melihat Lily yang juga sangat senang bisa bertemu pria tua itu.“Nona, mari saya perlihatkan kamar yang akan Non Lily tempati,” ucap pelayan sopan.Risha terkejut mendengar ucapan pelayan, lalu mengangguk dan pergi ke kamar Lily yang disebutkan oleh pemb

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   81. Senang Bertemu Lagi

    Tanpa Risha sadari saat mengucapkan kalimat itu ke Arin, Adhitama ternyata menyusul Risha turun dan mendengar apa yang wanita itu katakan. Risha bersikap biasa setelah bicara, dia lantas meninggalkan Arin dan Rara menuju halaman di mana Kakek Roi dan Lily berada. Risha tak peduli dengan konflik ataupun drama di antara keluarga Mahesa. Apalagi jika itu menyangkut harta. Risha pikir Adhitama selama ini hanya memanfaatkannya. Risha membuang napas kasar mencoba untuk merubah suasana hati. Dia tersenyum, menyapa Kakek Roi yang terlihat duduk bersisian dengan Lily sambil memberi makan ikan. “Bunda!” Lily menyapa Risha dan membuat Kakek Roi ikut menoleh. “Bunda, besok bikinin kolam di rumah,” rengek anak itu. Risha mengerutkan kening, dia lantas duduk di samping Lily lalu menggeleng. “Mau dibikin di mana? Sudah tidak ada tempat di rumah,”jawab Risha. “Di kamar aku boleh kok Bund.” "Sekalian aja ternak lele di kamar," balas Risha. Kakek Roi tertawa terbahak-bahak mendengar j

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   82. Tidur Bersama?

    Sementara itu setelah makan malam Risha memilih menemani Lily bermain di kamar. Hingga saat jam menunjukkan pukul sembilan. Risha meminta Lily naik ke ranjang untuk tidur.“Sekarang Lily bobok biar besok badannya kembali segar terus Lily bisa main lagi,” ucap Risha sambil membetulkan letak selimut di kaki Lily.Ranjang milik Lily berukuran kecil dan sempit, sehingga Risha tidak bisa berbaring di dekat Lily. Dia hanya duduk di tepian ranjang untuk memastikan Lily tidur.“Bunda pergi aja sana,” kata Lily tiba-tiba. Padahal Risha baru akan mengambil buku cerita di tas anak itu.“Bunda belum bacain buku cerita buat Lily, kenapa sudah disuruh pergi?” tanya Risha sambil menatap Lily.“Nggak usah, Bunda. Aku bisa tidur kok, nggak usah dengerin buku cerita,” jawab Lily tetap memaksa Risha untuk pergi.Risha bingung mendengar ucapan Lily, apalagi anak itu bersikap tak seperti biasanya.“Sudah sana, Bunda. Bunda ke kamar sama Papa aja.” Lily memaksa agar Risha segera pergi dari kamarnya.Risha

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   83. Menemui Dokter Spesialis

    Adhitama menggeleng menolak tuduhan Lily. Dia bingung sekaligus malu karena Lily tahu jantungnya sedang berdebar-debar. Apa ini? Kenapa dia bisa salah tingkah saat seorang anak kecil menanyakan pertanyaan seperti itu padanya? Adhitama tak bisa menjawab pertanyaan Lily, dia hanya diam sambil memandangi wajah anak itu. Hingga Risha akhirnya keluar dari kamar mandi. Risha masih memakai bajunya yang tadi, tapi tampak segar karena sudah mandi. "Bunda!" Sapaan Lily berhasil mencairkan rasa tegang yang Risha alami. Risha lega melihat Lily karena sekarang dia tak harus berduaan bersama Adhitama di kamar. Risha cepat-cepat mengambil baju ganti kemudian masuk lagi ke kamar mandi. Adhitama dan Lily hanya memandangi tingkah Risha, sampai Adhitama bertanya apa Lily tidak mandi juga, karena hari itu mereka harus pergi ke rumah sakit. "Mandi, nanti nunggu Bunda," balas Lily. Adhitama tersenyum tipis, dia mengusap punggung Lily lantas anak itu kembali menyandarkan kepala di dada

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 7 : Masih Saja Jomlo

    Keesokan harinya. Andre sudah bersiap pergi bersama Adhitama untuk mengurus masalah di anak cabang perusahaan Mahesa yang terdapat di Jogja.Mereka sarapan lebih dulu di restoran hotel, ada Risha dan Lily juga di sana.“Semalam Anda pergi ke mana, Pak?” tanya Andre. Dia tampak menekuk bibir saat melihat Adhitama hanya diam seolah tak mendengar pertanyaannya.“Kita jalan-jalan, Om Andre mau, tapi pas diketuk-ketuk pintunya, Om Andre tidak keluar,” jawab Lily.“Hampir saja aku pikir kamu mati di kamar,” ledek Adhitama, “tapi mendengar suara dengkuranmu yang seperti babi, aku yakin kamu hanya tidur,” imbuh Adhitama.Andre memasang wajah masam. Dia malu lalu melihat Risha yang tertawa.“Mana mungkin kamar di hotel bintang lima tidak kedap suara,” balas Andre.Adhitama dan Risha sama-sama menahan tawa.Andre memilih menyantap makanannya, saat itu dia melihat Mahira masuk restoran bersama kedua orang tuanya.Lily melihat Mahira, dia menatap benci karena sudah dibuat menangis oleh gadis itu

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 6 : Keluarga Aneh

    Ternyata, saat Andre tidur, Adhitama mengajak Risha dan Lily pergi keluar. Mereka pergi ke alun-alun kidul Jogja dan duduk-duduk di sana.Lily sangat senang. Anak itu sibuk bermain gelembung sabun sampai tertawa begitu bahagia. Dia berlari-lari sambil tertawa senang mengejar gelembung yang berterbangan tertiup angin.“Padahal sudah malam, tapi anak-anak masih betah main begituan,” kata Risha mengamati beberapa anak kecil yang juga bermain gelembung seperti Lily.“Namanya juga anak-anak,” balas Adhitama.Mereka duduk memakai tikar plastik yang tadi dibeli dari penjual seharga sepuluh ribu. Risha hanya tersenyum menanggapi balasan Adhitama dan terus memperhatikan Lily yang sedang bermain.Sudah lama tidak melihat Lily sesenang itu saat berlarian. Risha lega putrinya bisa kembali ceria. Risha masih memandang ke arah Lily, lalu melihat anak itu berbicara dengan anak kecil seusianya.Adhitama juga memperhatikan sang putri, sebelum memalingkan pandangan lalu menyandarkan kepala di pundak Ri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 5 : Gadis Aneh

    Sesampainya di Jogja, Adhitama meminta sopir yang menjemput untuk mengantar mereka ke hotel yang sudah Adhitama pesan. “Kenapa tidak ke rumah?” tanya Risha terkejut. Andre tampak biasa. Dia hanya melirik sekilas ke Adhitama yang duduk di belakang bersama Risha dan Lily. “Kemarin kamu bilang pembantumu sedang ke luar kota, jadi tidak ada yang membersihkan rumah. Aku takut rumahnya berdebu dan kalian bisa alergi,” ujar Adhitama menjelaskan. “Aku sudah bilang kalau Si mbok udah balik ke rumah,” kata Risha mengingatkan. “Aku sudah terlanjur booking kamar, sudah menginap saja di hotel, lagi pula hanya beberapa hari,” balas Adhitama tetap kukuh menginap di hotel. Risha menghela napas kasar. Akhirnya dia pasrah saja. Mereka sampai di hotel dan langsung pergi ke kamar yang dipesan. Saat Andre hendak masuk kamar, Adhitama mencegah asistennya itu. “Aku mau bicara sebentar,” kata Adhitama. “Apa, Pak?” tanya Andre. “Aku nitip Lily,” kata Adhitama lalu berlalu pergi. Andre terkejut kar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 4 : Usil

    Pagi itu. Adhitama bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu menoleh pada Risha yang sedang mengambilkan jas miliknya. “Oh ya sayang, aku akan pergi ke Jogja untuk mengurus pekerjaan,” kata Adhitama. Risha mengambil jas yang tergantung di lemari, lalu menoleh pada Adhitama sambil bertanya, “Kapan Mas Tama pergi? Aku mau ikut, sekalian melihat kantor di sana.” “Tapi bukan weekend, lusa aku berangkat,” jawab Adhitama. “Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti aku ikut sama Lily juga, sekali-kali Lily libur juga tidak apa-apa. Sepertinya dia juga butuh liburan,” ucap Risha. “Oke kalau begitu. Nanti akan aku minta Andre untuk memesankan tiket untuk kalian juga,” ujar Adhitama sambil mengembangkan senyum. “Iya, tapi jangan beritahu Lily dulu ya Mas, takutnya dia nanti heboh." Risha tahu bagaimana sifat Lily, bisa-bisa anak itu akan menanyakan setiap detik kapan mereka pergi. Adhitama tersenyum penuh arti kemudian mengangguk paham. Adhitama akhirnya berangkat ke

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   259. Berurusan Denganku

    Alma tak langsung pulang setelah menitipkan barangnya ke mobil Andre. Dia masih menyelesaikan pekerjaannya sampai pukul lima. “Permisi Pak, aku izin pulang dulu,” pamit Alma.“Apa kamu sudah mengecek semuanya? siapa tahu masih ada barang yang tertinggal?” tanya Haris memastikan.Alma menggelengkan kepala.“Sudah tidak ada, semua barangnya sudah aku titipkan ke mobil Andre,” jawab Alma.Haris mengerutkan dahi.“Aku pulang dulu,” kata Alma lagi. Dia merasa sedikit canggung dan tetap memutar tumit pergi dari ruangan Haris.Saat Alma akan meraih gagang pintu, Haris mencegah dan berkata, “Besok lagi tidak ada titip-titip barang ke pria lain.”Alma menoleh dan hanya tersenyum sambil mengangguk. Dia pergi meninggalkan Haris.Alma turun ke lobi, saat sampai di sana sudah ada Andre yang menunggunya.“Ayo pulang,” kata Andre.Alma mengangguk. Dia dan Andre berjalan keluar dari lobi secara bersamaan.Saat mereka sedang berjalan, Alma mendengar ada dua staf yang berbisik-bisik menggunjing diriny

DMCA.com Protection Status