Share

75. Mau Tinggal Di Mana?

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-18 14:34:57

Risha dan Haris benar-benar pergi ke ruang kerja Risha, meninggalkan Adhitama sendirian.

Saat sampai di ruang kerja, Risha memegangi kening karena merasa sangat pusing. Haris memperhatikan Risha.

Haris mengerti bagaimana perasaan Risha saat ini.

“Aku sudah memberikan surat cerai ke Mas Tama, tapi dia tetap tidak mau menandatanganinya,” ucap Risha sambil menatap Haris.

“Lalu apa rencanamu sekarang?” tanya Haris.

Risha mengembuskan napas kasar karena merasa beban hidupnya kembali berat karena kedatangan Adhitama.

Risha pikir setelah dia muncul lagi, Adhitama akan dengan sukarela bercerai darinya, tapi ternyata pria itu malah bersikap sebaliknya.

“Aku tidak bisa melakukan ini sendiri, jadi aku akan minta saja pengacara untuk mengurusnya,” jawab Risha.

Haris mengangguk-angguk mendengar jawaban Risha, lalu kembali mendengar adik angkatnya itu bicara.

“Aku juga bingung dan takut dengan kondisi Lily. Bagaimana kalau Lily sakit seperti Papa?” tanya Risha sambil menatap send
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
emangnya papa risha dulu sakit apa
goodnovel comment avatar
Novita Sari
lily pinter banget
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
wkwkkkk pd kgettt sm jwban Lily
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   76. Berdebat

    Risha berpikir sejenak mendengar pilihan Lily yang ternyata di luar dugaan. Risha hendak buka suara, tapi Adhitama lebih dulu bicara ke Lily. "Kalau cuma kolam ikan koi, Papa bisa buatkan untuk Lily, halaman belakang rumah kita besar, bahkan kalau mau Papa buatkan play ground." Kening Risha berkerut mendengar tawaran Adhitama ke Lily. Entah kenapa jika ke putrinya pria itu mau banyak bicara. Risha tak ingin Lily sampai terpengaruh bujukan Adhitama, dia sudah membuka mulut hendak berkomentar tapi kini giliran Haris yang bicara. "Di rumah Paman sudah ada kolam, kita tinggal beli ikan koinya," ucap Haris. Haris memandang Adhitama yang memicingkan mata setelah bicara ke Lily. Wajah Adhitama sudah masam. Sementara itu Risha bingung karena dua pria yang satu meja makan dengannya ini malah seperti memperebutkan Lily. Kini Lily bingung memilih, anak itu sampai menggaruk kepala lantas menoleh ke Risha. "Bunda aku bingung milihnya," cicit Lily. "Kalau begitu kita tinggal di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   77. Kita Sudah Bukan Siapa-siapa

    Risha melihat pintu kamar yang biasa ditempati Haris di rumahnya tidak tertutup, Risha lantas membuka pintu itu lebar-lebar lalu masuk.Risha tak kaget mendapati Adhitama duduk di atas ranjang. Dia membiarkan saja Adhitama dan berjalan menuju lemari untuk mengambil selimut baru.Adhitama juga hanya memandangi Risha tanpa bicara. Adhitama kesal melihat perhatian Risha yang begitu besar ke Haris.“Kamu itu sebenarnya tahu tidak,kalau Haris punya perasaan ke kamu?”Risha yang memeluk selimut sambil melangkah menuju pintu kaget mendengar pertanyaan Adhitama.Adhitama sudah jauh berbeda. Apa sekarang mengajaknya bicara menjadi hobi pria itu?Lalu ke mana saja dulu? Kenapa saat Risha meminta penjelasan mulut Adhitama selalu saja bungkam?Bahkan selama dua tahun menikah, Risha yang sering mengajak Adhitama bicara lebih dulu.“Bukan urusanmu, berhentilah mengajakku bicara! Kamu sekarang bawel dan mengganggu,” ketus Risha.“Berhenti!” Adhitama memberikan perintah dan Risha seketika membeku di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   78. Tidak Memiliki Perasaan

    Pagi harinya Risha tampak sudah bersiap-siap. Dia membetulkan rok Lily lalu menggandeng anak itu menuju pintu rumah.“Apa sudah mau berangkat?” tanya Haris.Seperti apa yang Risha bilang kemarin, dia ingin ke sekolah Lily untuk meminta izin untuk Lily libur beberapa hari.Risha belum sempat menjawab pertanyaan Haris, saat Adhitama muncul kemudian menawarkan diri mengantar.“Biar aku antar,” ucap Adhitama.Risha menoleh Adhitama, lalu membalas, “Tidak usah, aku pergi sendiri saja.”“Bagaimana kalau aku yang antar?” Kini giliran Haris menawarkan diri.Tentu saja Risha menolak ke dua tawaran itu karena tidak mau terjadi masalah lagi. Risha tegas memilih pergi sendiri bersama Lily.Risha meminta Lily untuk pamit ke Adhitama dan Haris dan anak itu dengan patuh mencium tangan keduanya bergantian.Risha memandang Adhitama dan Haris bergantian. Dia berencana mengusir baik Adhitama dan Haris dari rumahnya setelah pulang nanti.Risha takut jika sampai ada tetangga yang melihat ada dua pria mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   79. Membuat Orang Penasaran

    Akhirnya hari itu tiba. Hari di mana Risha bersama Lily juga Adhitama dan Haris berangkat ke Jakarta.Sejak pagi Lily terlihat senang meski kondisi tubuh gadis kecil itu sebenarnya masih kurang sehat.“Nanti di pesawat aku mau melihat awan yang banyak,” celoteh Lily sebelum mereka masuk pesawat.“Iya, nanti lihat awan yang cantik sepertimu,” balas Haris yang kebetulan sedang memangku Lily.Lily tertawa senang, tapi interaksi Lily dan Haris membuat Adhitama sedikit tidak senang.Risha membiarkan saja. Dia tersenyum tipis memikirkan kini Lily seperti memiliki dua orang bodyguard, karena baik Haris ataupun Adhitama sama-sama tidak ada yang mau mengalah untuk mendekati Lily.Setengah jam kemudian mereka sudah masuk pesawat. Risha memilih duduk di kursi sendiri, sedangkan Lily bersama Adhitama dan Haris. Risha memilih duduk terpisah karena kemarin terjadi perdebatan soal tempat duduk dan membuat Risha pusing memikirkannya.Bahkan tadi saat hendak duduk, Adhitama dan Haris juga berebut kare

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   80. Alasan Menghilang

    Lily melepas pelukan kakek Roi dan tersenyum lebar. Anak itu merasa senang karena sebentar lagi bisa mewujudkan keinginannya berenang bersama ikan koi.“Cucu kakek cantik sekali, ayo masuk-masuk! Kakek sudah meminta pembantu membuatkan makanan yang enak buat Lily,” ucap Kakek Roi.Risha mensejajari Adhitama yang berdiri tak jauh dari mobil. Risha tampak ragu tapi Adhitama menoleh dan mengajaknya ke dalam.Saat hampir masuk ke rumah Risha dan Adhitama sama-sama menatap Arin dan Rara yang masih berdiri di dekat pintu.Mereka tak saling menyapa.Baik Arin dan Rara tertegun menatap Risha. Segala angan-angan mereka tentang warisan kini hancur lebur.Risha melihat Kakek Roi yang sangat bahagia saat berjalan bersama Lily. Langkahnya terhenti melihat Lily yang juga sangat senang bisa bertemu pria tua itu.“Nona, mari saya perlihatkan kamar yang akan Non Lily tempati,” ucap pelayan sopan.Risha terkejut mendengar ucapan pelayan, lalu mengangguk dan pergi ke kamar Lily yang disebutkan oleh pemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   81. Senang Bertemu Lagi

    Tanpa Risha sadari saat mengucapkan kalimat itu ke Arin, Adhitama ternyata menyusul Risha turun dan mendengar apa yang wanita itu katakan. Risha bersikap biasa setelah bicara, dia lantas meninggalkan Arin dan Rara menuju halaman di mana Kakek Roi dan Lily berada. Risha tak peduli dengan konflik ataupun drama di antara keluarga Mahesa. Apalagi jika itu menyangkut harta. Risha pikir Adhitama selama ini hanya memanfaatkannya. Risha membuang napas kasar mencoba untuk merubah suasana hati. Dia tersenyum, menyapa Kakek Roi yang terlihat duduk bersisian dengan Lily sambil memberi makan ikan. “Bunda!” Lily menyapa Risha dan membuat Kakek Roi ikut menoleh. “Bunda, besok bikinin kolam di rumah,” rengek anak itu. Risha mengerutkan kening, dia lantas duduk di samping Lily lalu menggeleng. “Mau dibikin di mana? Sudah tidak ada tempat di rumah,”jawab Risha. “Di kamar aku boleh kok Bund.” "Sekalian aja ternak lele di kamar," balas Risha. Kakek Roi tertawa terbahak-bahak mendengar j

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   82. Tidur Bersama?

    Sementara itu setelah makan malam Risha memilih menemani Lily bermain di kamar. Hingga saat jam menunjukkan pukul sembilan. Risha meminta Lily naik ke ranjang untuk tidur.“Sekarang Lily bobok biar besok badannya kembali segar terus Lily bisa main lagi,” ucap Risha sambil membetulkan letak selimut di kaki Lily.Ranjang milik Lily berukuran kecil dan sempit, sehingga Risha tidak bisa berbaring di dekat Lily. Dia hanya duduk di tepian ranjang untuk memastikan Lily tidur.“Bunda pergi aja sana,” kata Lily tiba-tiba. Padahal Risha baru akan mengambil buku cerita di tas anak itu.“Bunda belum bacain buku cerita buat Lily, kenapa sudah disuruh pergi?” tanya Risha sambil menatap Lily.“Nggak usah, Bunda. Aku bisa tidur kok, nggak usah dengerin buku cerita,” jawab Lily tetap memaksa Risha untuk pergi.Risha bingung mendengar ucapan Lily, apalagi anak itu bersikap tak seperti biasanya.“Sudah sana, Bunda. Bunda ke kamar sama Papa aja.” Lily memaksa agar Risha segera pergi dari kamarnya.Risha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   83. Menemui Dokter Spesialis

    Adhitama menggeleng menolak tuduhan Lily. Dia bingung sekaligus malu karena Lily tahu jantungnya sedang berdebar-debar. Apa ini? Kenapa dia bisa salah tingkah saat seorang anak kecil menanyakan pertanyaan seperti itu padanya? Adhitama tak bisa menjawab pertanyaan Lily, dia hanya diam sambil memandangi wajah anak itu. Hingga Risha akhirnya keluar dari kamar mandi. Risha masih memakai bajunya yang tadi, tapi tampak segar karena sudah mandi. "Bunda!" Sapaan Lily berhasil mencairkan rasa tegang yang Risha alami. Risha lega melihat Lily karena sekarang dia tak harus berduaan bersama Adhitama di kamar. Risha cepat-cepat mengambil baju ganti kemudian masuk lagi ke kamar mandi. Adhitama dan Lily hanya memandangi tingkah Risha, sampai Adhitama bertanya apa Lily tidak mandi juga, karena hari itu mereka harus pergi ke rumah sakit. "Mandi, nanti nunggu Bunda," balas Lily. Adhitama tersenyum tipis, dia mengusap punggung Lily lantas anak itu kembali menyandarkan kepala di dada

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status