Share

65. Dua Syarat

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-14 11:22:56

Dada Risha serasa hampir meledak mendengar Adhitama melontarkan kalimat itu.

Syarat?

Risha sedang tidak melakukan negosiasi. Risha menginginkan kepastian akan statusnya.

Bukankah lebih baik menjadi janda? Dari pada memiliki suami yang tak pengertian dan hanya memberi luka batin.

"Aku tidak akan menerima syarat apapun darimu, kita tidak sedang melakukan bisnis jadi tidak perlu negosiasi," tegas Risha. Dia memandang pergelangan tangannya yang masih ada dalam genggaman Adhitama.

"Lepas!" Risha menggerakkan tangannya agar Adhitama mau melepas.

"Bukankah kamu ingin berpisah? Aku jamin akan lebih mudah bagimu jika menerima syarat dariku."

Risha meneguk saliva, merasa bodoh mencintai pria keras kepala dan arogan seperti Adhitama.

"Biarkan Lily tahu kalau aku ayahnya, kembalilah ke rumah dan mari menjadi keluarga utuh selama 30 hari saja," kata Adhitama.

Risha tergelak ironi, dia menarik tangannya saat merasa pegangan tangan Adhitama padanya melonggar.

"Jangan harap! Kembali ke rumah sama saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kayaknya ga bisa pisah deh Risha, Lily sadar aja yg di tanyain Tama
goodnovel comment avatar
~kho~
hahaha.....klo tempat tanggal lahir gak diisi gak bisa dikumpulin tam formulirnya. Memang sdh takdir ya, sampe tgl lahirnya ajah bisa samaan gt anak dan ayah
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Nah ...Lily cari om Tama...hihihi ..itu ayah Tama lily Tama jgn judes2 sama Risha biar bisa baikan lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   66. Kamar Rawat

    Risha tentunya kaget mendengar Lily menanyakan keberadaan Tama. Mungkinkah ini yang orang bilang darah lebih kental dari air? Lily bahkan baru mengenal Adhitama dalam hitungan jam, tapi seperti sudah sangat dekat. Risha mengusap kening Lily, dia lantas menjelaskan keberadaan Adhitama. “Lily harus dirawat di sini jadi …. “ Risha menjeda lisannya sejenak. Risha ragu. “Lily harus dirawat Jadi Om Tama membantu mengurus pendaftarannya,” kata Risha. “Oh … begitu, aku kira Om Tama sudah pulang,” balas Lily. “Bunda, apa Bunda mau denger cerita? Aku tadi mimpi lho,”imbuh Lily seraya menampilkan wajah antusias. Namun, jantung Risha malah berdetak tak karuan mendengar omongan Lily. Mimpi apa Lily saat sedang sakit begini? Risha berharap bukan mimpi bertemu dengan kakek nenek atau buyutnya yang sudah tiada. “Lily mimpi apa?” tanya Risha dengan sedikit takut. “Aku mimpi Paman Haris datang,” ucap Lily. Risha teresenyum lega mendengar apa yang Lily mimpikan ternyata tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   67. Mengambil Peran

    Lily mengedipkan matanya seperti bingung menjawab pertanyaan Adhitama. Bulu mata lentik anak itu semakin membuat elok parasnya, hingga Adhitama tersenyum.Lily mengingatkan Adhitama bagaimana imutnya Risha saat kecil. Lily memandang ke arah Risha seolah memastikan sang bunda tidak sedang memerhatikan dia dan Adhitama.Risha yang sadar langsung membuang muka dan berpura-pura sibuk dengan ponsel di tangan.Lily kembali menatap Adhitama dan berkata pelan," Aku bingung, Bunda bilang Papa ada di tempat jauh, aku ga bisa ketemu Papa. Mungkin Bunda ga punya uang buat beli tiket pesawatnya."Risha masih bisa mendengar jelas ucapan Lily meskipun anak itu berbicara lirih. Dia memilih keluar dari kamar perawatan dan tak sadar Adhitama menoleh padanya.Adhitama hanya menatap punggung Risha sampai hilang di balik pintu.Apa yang ada dipikiran wanita itu?Adhitama memilih kembali fokus ke Lily, omongan anak itu membuat Adhitama sangat penasaran tentang bagaimana selama ini Risha menjalani hidup da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   68. Bertemu Sahabat Lama

    Risha masih memandang pesan itu dengan ekspresi bingung, hingga tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor yang mengiriminya pesan.Risha bimbang dan takut untuk menjawab nomor tak dikenal itu, hingga akhirnya memilih mematikan panggilan.Risha masih memandangi nomor yang menghubunginya, hingga beberapa saat kemudian nomor itu kembali mengirim pesan.[Risha, ini aku Niki.]Risha sangat terkejut karena ternyata itu nomor Niki. Dia akhirnya segera menghubungi balik nomor itu.“Syukurlah kamu menghubungiku. Aku pikir kamu tidak percaya kalau ini aku,” ucap Niki dari seberang panggilan.Risha tersenyum canggung meski Niki tidak akan mungkin melihatnya kemudian membalas, “Maaf, aku hanya terkejut karena ada nomor tak dikenal menghubungiku.”“Iya, aku paham. Kamu ke mana saja selama ini? Sekarang kamu di mana?” tanya Niki dari seberang panggilan.“Aku ada di rumah sakit,” jawab Risha.“Rumah sakit mana? Aku akan segera ke sana.”Risha memberitahukan rumah sakit tempat Lily dirawat. Setelah it

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   69. KDRT

    Sementara itu setelah pergi dari rumah sakit, Adhitama menuju rumah Risha untuk mengambil mobilnya lalu dia kembali ke hotel tempatnya menginap selama di Jogja. Saat baru saja masuk lobi, Adhitama terkejut melihat Sevia yang sedang duduk di sofa depan meja resepsionis. Adhitama memilih membiarkan saja Sevia. Dia berpura-pura tak melihat, lantas berjalan cepat menuju lift untuk menghindari wanita itu. Namun, siapa sangka Sevia melihat lalu memanggil. “Mas Adhitama!” Adhitama mendengkus kasar, mau tak mau akhirnya menoleh. Dia melihat Sevia yang berjalan semringah menghampiri dirinya. “Kenapa kamu di sini? Kamu tahu kalau kita tidak boleh terlihat terlalu dekat karena bisa saja ada gosip yang tidak enak,” ucap Adhitama takut ada paparazi yang memergoki Sevia di sana bersamanya. “Bukankah sudah banyak gosip yang beredar tentang kita, kenapa Mas Adhitama takut?” Sevia membalas dengan enteng. Adhitama malas menanggapi Sevia. Dia akhirnya memilih meninggalkan Sevia begitu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   70. Kebenaran

    Mendengar tawaran Adhitama sontak saja Lily membuka mulutnya lebar. Risha yang khawatir hanya bisa memandang apa yang Adhitama lakukan. Risha berpikir mungkinkah Adhitama akan memberitahu Lily sekarang?Risha belum siap dengan reaksi Lily saat tahu Adhitama adalah papanya. Risha takut akan muncul pertanyaan-pertanyan kritis dari bibir putrinya yang cerdas itu.Untuk saat ini Risha menyadari tidak bisa melakukan apa-apa. Dia mencoba mengambil sisi positif atas tindakan Adhitama.Lily menghabiskan makanannya, tapi baru saja Adhitama menyerahkan piring kosong ke Risha, Lily sudah bicara."Makanku sudah habis, sekarang Om harus nepatin janji." Lily menagih ucapan Adhitama."Mana Papa aku Om?" imbuh anak itu lagi.Jantung Risha berdebar-debar menunggu reaksi Adhitama. Dia terus memandang pria itu yang tampak merogoh saku celana.Adhitama mengeluarkan ponsel. Risha masih diam mengamati, penasaran apa yang akan dilakukan oleh Adhitama.Adhitama menunjukkan foto ke Lily sambil berkata," in

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   71. Hampir Membuka Masa Lalu

    Adhitama menoleh menatap datar ke Sevia, lalu tanpa bicara meninggalkan wanita itu begitu saja.Sevia hanya diam melihat Adhitama pergi. Dia masih di sana diam cukup lama, tanpa terlihat berniat ingin pergi.Di kamar inap Lily. Niki masih di sana menemani Risha, hingga cukup lama keduanya saling bercerita dan tiba-tiba Risha meminta Niki untuk menjaga Lily.“Aku mau mengambil pakaian ganti dulu, kasihan juga pembantuku tadi aku tinggal begitu saja. Setelah selesai aku pasti akan langsung ke sini lagi. Jadi tolong jaga Lily dulu sebentar, ya,” pinta Risha ke Niki.“Oke, kamu tenang saja,” balas Niki. Tentu saja dia dengan sukarela membantu Risha.Risha tersenyum mendengar balasan Niki. Dia lantas keluar dari kamar inap Lily untuk pulang mengambil beberapa pakaian dan barang penting, hingga saat baru saja menginjakkan kaki di luar, Risha melihat Sevia yang ternyata masih ada di sana.Risha cukup terkejut melihat Sevia berdiri saat melihatnya, tapi Risha berusaha mengabaikan lantas memil

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   72. Bermalam Di Kamar Perawatan

    Sevia penuh semangat mendekat ke arah pintu kamarnya. Dia mengenakan baju kekurangan bahan dengan kimono tipis di bagian luar dan penuh percaya diri hendak menyambut kedatangan Adhitama. Namun, saat membuka pintu bukannya Adhitama yang Sevia lihat melainkan Tere. Manager Sevia itu langsung mendorong tubuh Sevia masuk dan menutup pintu. "Apa kamu sudah gila? Di mana akal sehatmu?" Sevia kebingungan, masih hendak memastikan keberadaan Adhitama tapi Tere menahannya. "Apa Mas Adhitama di luar?" Sevia bertanya karena penasaran. "Kamu memang gila Sev! Dia tadi memang ada di depan pintu kamarmu tapi melihatku dia pergi," kata Tere. "Apa-apaan ini? Kenapa kamu memakai baju macam begini? Sebenernya apa hubunganmu dengan Pak Adhitama? Benarkah rumor itu? Sevia bungkam tapi Tere masih mencecar. "Kenapa tidak jawab? Apa selama ini kamu memang memiliki hubungan spesial dengan Pak Adhitama? Jadi kamu bohong padaku?" Tere menatap curiga Sevia. Sevia enggan menjawab, dia memilih me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   73. Kemungkinan Kondisi Lily

    Setelah perawat memberitahu, Risha dan Adhitama bergegas menemui dokter yang menangani Lily. Risha duduk bersisian dengan Adhitama di depan dokter, dia harap-harap cemas mendengar apa yang akan dokter katakan. “Sebelumnya saya ingin bertanya lagi, dari keluarga pihak ayah atau ibu ya yang memiliki history kanker?” tanya dokter. “Dari saya Dok, ayah saya meninggal karena leukimia,” jawab Risha sambil meremat tas yang ada di pangkuan. Adhitama terkejut mendengar jawaban Risha, pernyataan Risha dan pertanyaan dokter membuat pikiran Adhitama semakin ke mana-mana. “Sebenarnya ada apa dengan Lily? Bagaimana hasil tesnya?” tanya Adhitama tak sabaran karena cemas. "Bukankah dia baik-baik saja?" Dokter menatap Adhitama dan Risha bergantian, lalu menjelaskan, “Ini hanya kemungkinan saja, karena bagaimanapun tanpa pemeriksaan menyeluruh, saya tidak bisa mendiagnosa."Risha dan Adhitama diam mendengarkan."Untuk itu saya sarankan Lily menjalani pemeriksaan lebih dalam, tapi sayangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status