Beranda / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / 110. Melupakan Kenangan Itu

Share

110. Melupakan Kenangan Itu

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Adhitama melihat Lily yang datang bersama Risha, tentu saja Adhitama tak menyangka kalau Risha akan mengajak Lily lagi ke sana padahal Risha sudah berkata malam itu menginap di rumah Haris.

“Lily mimpiin kamu, dia menangis terus dan mengajak ke sini, jadi aku ajak ke sini,” ujar Risha menjelaskan ketika melihat Adhitama yang tampak bingung.

Adhitama langsung berjongkok dan memeluk Lily, tentu saja dia senang karena Lily mencarinya.

“Memangnya Lily mimpi apa sampai nangis begini?” tanya Adhitama sambil mengusap punggung Lily.

“Papa jatuh terus nggak mau bangun padahal sudah Lily goyang-goyang,” jawab Lily sesenggukan.

Adhitama langsung menatap ke Risha begitu juga sebaliknya saat mendengar ucapan Lily.

“Itu hanya mimpi,” ujar Risha agar Lily tak menangis terus.

Adhitama akhirnya menggendong Lily untuk masuk kamar.

“Aku mau mengantar Kak Haris dulu, dia di bawah,” pamit Risha.

Adhitama menoleh Risha sejenak, lalu menganggukkan kepala.

Risha akhirnya turun menemui Haris yang me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
apa itu suruhan si ular kadut orang yg akan menculik risha
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tama mau nurutin Risha utk.cerai agar Risha bahagia tapi Risha merasa sesak Akhirnya Tama cerita ttg kebakaran itu dan tau kalo Risha yg tolongin dia
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
pasti itu ulah si Kunti sevia ...dasar Kunti jahat Duh tama itu Risha di culik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   111. Risha Menghilang

    Pagi itu di tempat lain, Kakek Roi mengundang beberapa orang datang ke rumah karena enggan sarapan sendiri. Akhirnya dia berinisiatif mengundang pengacara Adhitama dan Risha untuk sarapan bersamanya. Dua pengacara itu terlihat sungkan dan canggung, apalagi Kakek Roi meminta mereka datang pagi-pagi ke sana. “Ayo dimakan, jangan sungkan. Setelah ini kita pergi main golf,” kata Kakek Roi saat melihat dua pengacara itu masih diam karena bingung. “Sebenarnya saya penasaran. Apa ada yang perlu dibicarakan sampai Pak Roi mengundang saya ke sini?” tanya pengacara Risha karena dia tahu kalau pria di depannya adalah pengacara Adhitama. Kakek Roi menatap pengacara Risha, lalu memandang ke pengacara Adhitama yang menunggu jawaban darinya. “Aku tahu kalau Tama dan Risha mau bercerai,” ucap Kakek Roi lalu meletakkan alat makan di atas piring. Jemarinya saling bertautan, lalu sikunya bertumpu di meja agar punggung tangan bisa menyangga dagu. Kakek Roi diam menyangga dagu sambil menunggu reaksi

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   112. Dugaan Benar

    Risha akhirnya sadar. Dia mencoba bangun tapi kepalanya terasa masih sangat pening. Risha membuka mata dengan sempurna, hingga baru menyadari kalau dia duduk di lantai dengan kedua tangan terikat dan mulutnya dibungkam. Risha menggerakkan pergelangan tangan, berharap ikatan talinya mengendur tapi nihil. Dia ingin berteriak tapi tidak bisa. Risha begitu panik dan takut hingga dua bola matanya tampak berkaca-kaca, dia terus berusaha melonggarkan ikatan di tangannya tapi hal itu malah membuat kulitnya tergores dan memerah. Risha ingin sekali menangis. Dia berdoa dalam hati semoga selamat dan baik-baik saja. Saat Risha masih begitu ketakutan, dia mendengar suara seorang pria dari luar kamar. “Mana nih bayarannya!” “Tenang, nih buat kalian.” Risha mendengar suara beberapa pria hingga membuatnya semakin panik. Risha mendengar suara para pria itu pamit pergi, hingga setelah itu Risha mendengar suara dering telepon dan membuat Risha menajamkan pendengaran agar bisa mendengar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   113. Aku Datang

    Ternyata suara mobil yang Risha dengar benar-benar suara mobil Adhitama. Pria itu datang ke rumah tempat Risha disekap membawa tas berisi uang yang diinginkan pria di telepon tadi. Adhitama masuk rumah itu, hingga bertemu pria yang menculik Risha dan ternyata pria itu adalah Anwar. “Di mana Risha?” tanya Adhitama saat bertatapan dengan Anwar. Anwar tersenyum miring, lantas melirik ke tas yang dibawa Adhitama. “Serahkan apa yang aku inginkan dulu!” perintah Anwar sambil mengulurkan tangan memberi isyarat agar Adhitama melempar tas itu ke arahnya. Adhitama melirik tas yang dipegang, lalu menatap ke Anwar lagi. “Lepaskan Risha lebih dulu, baru kuberikan yang kamu mau,” balas Adhitama. Dia tidak mau bertindak bodoh dengan langsung memberikan uang itu tanpa melihat Risha. “Aku tidak sedang bernegosiasi denganmu! Sudah syukur aku hanya meminta tebusan!” Anwar kesal karena Adhitama tak langsung memberikan uang itu. "Bisa saja aku melakukan hal yang tidak bisa kamu bayangkan ke wanita

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   114. Banyak Yang Ingin Aku Katakan

    Risha masih berada di rumah sakit. Dia cemas menunggu Andre yang sedang mendonorkan darahnya untuk Adhitama selesai.Risha tampak memegang ponsel yang tadi sempat dia pinjam dari Andre, kemudian mencoba menghubungi Haris.“Halo.” Suara Haris terdengar.“Kak, ini aku Risha.”“Risha? Bagaimana kondisimu? Kamu baik-baik saja ‘kan?” tanya Haris terdengar panik dari seberang panggilan.“Iya, aku baik-baik saja,” jawab Risha dengan suara parau, setelah itu dia kembali menangis sampai terisak.Risha menceritakan apa yang terjadi pada Haris soal penculikan dan juga Adhitama yang kini terluka.“Tolong bantu aku menjaga Lily dulu sampai aku pulang,” ujar Risha kemudian.“Kamu tenang saja, aku akan menjaganya dengan baik,” balas Haris penuh rasa iba.Risha mengakhiri panggilan itu setelah mendapat jawaban, dia lalu menatap tangannya yang agak pucat. Risha tadi mencuci tangan berulang sampai noda darah Adhitama bisa bersih sempurna.Risha masih duduk di sana seorang diri, saat polisi datang memba

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   115. Menunggu

    Risha ingin menyentuh tangan Adhitama, tapi mengurungkan niat. Dia kembali menangis menyesali keputusannya untuk kembali. Risha pikir seharusnya dia menghilang saja tanpa perlu muncul lagi hanya untuk menunjukkan dirinya sudah bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jika saja dia tidak kembali maka Sevia tidak akan mungkin berbuat nekat ingin membuatnya celaka. Adhitama terluka menjadi pukulan bagi Risha. "Bangunlah! Aku mohon, aku masih ingin bicara banyak," lirih Risha. Dia terus memandangi wajah Adhitama dan kembali menangis sampai mencengkram erat baju di depan dada. "Mas Tama!" Risha meratap memanggil nama Adhitama. Risha puas menumpahkan air mata, dia sadar tidak boleh berlama-lama di sana lantas keluar. Risha menerima baju kiriman Haris kemudian pergi untuk membersihkan diri. Hanya sebentar Risha pergi karena dia tidak ingin meninggalkan Adhitama terlalu lama. Risha sudah kembali lagi ke depan ruang ICU saat Adhitama hendak dipindahkan ke ruang rawat inap. "Masih bel

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   116. Aku Istrimu

    Risha terkejut mendengar Adhitama bertanya siapa dirinya, dia bingung dan termangu di posisinya. "Mas Tama," lirih Risha. "Ini aku, Risha," balasnya. "Risha siapa?" Dada Risha terasa sakit mendengar Adhitama bertanya seperti itu lagi. "Aku Risha, istrimu!" "Jadi aku masih suamimu?" tanya Adhitama. Dia memulas senyum membuat Risha semakin bingung karena sikapnya. Risha yang sejak kemarin tidak bisa fokus masih diam mencerna ucapan Adhitama, tak lama dia seketika menangis sambil mendekat ke arah Adhitama dan memukul kaki pria itu. Risha menunduk, menangis sampai pundaknya bergetar, hingga Adhitama meraih tangannya barulah Risha mengangkat kepala. "Apa aku tidak bisa mendapat pelukan?" Adhitama bertanya tapi menarik tangan Risha agar semakin dekat dengannya. Risha mengangguk, dia memeluk tubuh Adhitama yang masih berbaring dan menyandarkan kepala ke dada bidang pria itu. "Aku nggak akan bisa hidup kalau sesuatu terjadi padamu, Mas!" ucap Risha sambil mencoba meredam t

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   117. Aku Belum Siap

    Malam itu Risha bersiap tidur setelah menelepon Lily untuk mengabarkan keberadaannya. Dia melebarkan selimut untuk menutupi tubuhnya sambil melirik ke Adhitama yang sejak tadi terus menatap lekat padanya.“Mas, ini sudah malam, buruan tidur. Apa obatnya nggak bikin ngantuk?” tanya Risha yang berusaha menyembunyikan rasa malu.Adhitama hanya tersenyum tipis, dia membalas ucapan Risha dengan berkata,” Aku masih ingin melihatmu.”“Besok ‘kan masih bisa lihat,” balas Risha. Dia mengurungkan niat berbaring karena Adhitama mengejaknya bicara.“Jadi setiap hari aku bisa melihatmu? Kamu nggak akan pergi-pergi lagi?” Adhitama mengambil kesempatan mengulik isi hati Risha.“Ya, tergantung.” Risha mengedikkan bahu, dia tidak mau Adhitama memanfaatkan momen seperti ini dan membuatnya tidak berdaya.“Tergantung bagaimana?”“Tergantung Mas Tama baik nggak sama aku, sayang nggak sama aku, aku nggak mau di PHP.” Risha bicara dengan nada sindiran, dia membuang muka kemudian melirik Adhitama yang malah

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   118. Pria Yang Kecewa

    Siang itu Sevia terlihat gelisah karena tidak mendengar kabar dari Anwar sejak kemarin. Dia ketakutan dan cemas jika sampai Anwar gagal lalu malah menyeret namanya. Sevia juga sudah mencoba menghubungi pria itu, tapi nomornya tidak aktif sampai membuatnya semakin panik. Akibatnya Sevia sampai tidak fokus bekerja, dia bahkan sampai terkena marah Tere. “Kamu ini kenapa, sih? Kamu tahu nggak? Kamu sudah melakukan banyak kesalahan seharian ini!” amuk Tere saat mereka ada di mobil untuk pulang. Sevia hanya menatap datar ke Tere dan tak menunjukkan kegelisahannya sama sekali. “Aku yang kena omelan orang PH dan dibilang nggak becus ngurus kamu!” Tere benar-benar tak habis pikir karena pekerjaan Sevia semakin hari semakin berantakan. Tere terus mengomel sepanjang perjalanan sampai lelah karena Sevia tidak menanggapi satu pun rasa kesalnya. Hingga Tere membahas sesuatu setelah beberapa saat yang lalu tampak membaca pesan di ponselnya. “Ada berita yang menyebut kalau Pak Adhitama ke

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 7 : Masih Saja Jomlo

    Keesokan harinya. Andre sudah bersiap pergi bersama Adhitama untuk mengurus masalah di anak cabang perusahaan Mahesa yang terdapat di Jogja.Mereka sarapan lebih dulu di restoran hotel, ada Risha dan Lily juga di sana.“Semalam Anda pergi ke mana, Pak?” tanya Andre. Dia tampak menekuk bibir saat melihat Adhitama hanya diam seolah tak mendengar pertanyaannya.“Kita jalan-jalan, Om Andre mau, tapi pas diketuk-ketuk pintunya, Om Andre tidak keluar,” jawab Lily.“Hampir saja aku pikir kamu mati di kamar,” ledek Adhitama, “tapi mendengar suara dengkuranmu yang seperti babi, aku yakin kamu hanya tidur,” imbuh Adhitama.Andre memasang wajah masam. Dia malu lalu melihat Risha yang tertawa.“Mana mungkin kamar di hotel bintang lima tidak kedap suara,” balas Andre.Adhitama dan Risha sama-sama menahan tawa.Andre memilih menyantap makanannya, saat itu dia melihat Mahira masuk restoran bersama kedua orang tuanya.Lily melihat Mahira, dia menatap benci karena sudah dibuat menangis oleh gadis itu

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 6 : Keluarga Aneh

    Ternyata, saat Andre tidur, Adhitama mengajak Risha dan Lily pergi keluar. Mereka pergi ke alun-alun kidul Jogja dan duduk-duduk di sana.Lily sangat senang. Anak itu sibuk bermain gelembung sabun sampai tertawa begitu bahagia. Dia berlari-lari sambil tertawa senang mengejar gelembung yang berterbangan tertiup angin.“Padahal sudah malam, tapi anak-anak masih betah main begituan,” kata Risha mengamati beberapa anak kecil yang juga bermain gelembung seperti Lily.“Namanya juga anak-anak,” balas Adhitama.Mereka duduk memakai tikar plastik yang tadi dibeli dari penjual seharga sepuluh ribu. Risha hanya tersenyum menanggapi balasan Adhitama dan terus memperhatikan Lily yang sedang bermain.Sudah lama tidak melihat Lily sesenang itu saat berlarian. Risha lega putrinya bisa kembali ceria. Risha masih memandang ke arah Lily, lalu melihat anak itu berbicara dengan anak kecil seusianya.Adhitama juga memperhatikan sang putri, sebelum memalingkan pandangan lalu menyandarkan kepala di pundak Ri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 5 : Gadis Aneh

    Sesampainya di Jogja, Adhitama meminta sopir yang menjemput untuk mengantar mereka ke hotel yang sudah Adhitama pesan. “Kenapa tidak ke rumah?” tanya Risha terkejut. Andre tampak biasa. Dia hanya melirik sekilas ke Adhitama yang duduk di belakang bersama Risha dan Lily. “Kemarin kamu bilang pembantumu sedang ke luar kota, jadi tidak ada yang membersihkan rumah. Aku takut rumahnya berdebu dan kalian bisa alergi,” ujar Adhitama menjelaskan. “Aku sudah bilang kalau Si mbok udah balik ke rumah,” kata Risha mengingatkan. “Aku sudah terlanjur booking kamar, sudah menginap saja di hotel, lagi pula hanya beberapa hari,” balas Adhitama tetap kukuh menginap di hotel. Risha menghela napas kasar. Akhirnya dia pasrah saja. Mereka sampai di hotel dan langsung pergi ke kamar yang dipesan. Saat Andre hendak masuk kamar, Adhitama mencegah asistennya itu. “Aku mau bicara sebentar,” kata Adhitama. “Apa, Pak?” tanya Andre. “Aku nitip Lily,” kata Adhitama lalu berlalu pergi. Andre terkejut kar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 4 : Usil

    Pagi itu. Adhitama bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu menoleh pada Risha yang sedang mengambilkan jas miliknya. “Oh ya sayang, aku akan pergi ke Jogja untuk mengurus pekerjaan,” kata Adhitama. Risha mengambil jas yang tergantung di lemari, lalu menoleh pada Adhitama sambil bertanya, “Kapan Mas Tama pergi? Aku mau ikut, sekalian melihat kantor di sana.” “Tapi bukan weekend, lusa aku berangkat,” jawab Adhitama. “Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti aku ikut sama Lily juga, sekali-kali Lily libur juga tidak apa-apa. Sepertinya dia juga butuh liburan,” ucap Risha. “Oke kalau begitu. Nanti akan aku minta Andre untuk memesankan tiket untuk kalian juga,” ujar Adhitama sambil mengembangkan senyum. “Iya, tapi jangan beritahu Lily dulu ya Mas, takutnya dia nanti heboh." Risha tahu bagaimana sifat Lily, bisa-bisa anak itu akan menanyakan setiap detik kapan mereka pergi. Adhitama tersenyum penuh arti kemudian mengangguk paham. Adhitama akhirnya berangkat ke

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   259. Berurusan Denganku

    Alma tak langsung pulang setelah menitipkan barangnya ke mobil Andre. Dia masih menyelesaikan pekerjaannya sampai pukul lima. “Permisi Pak, aku izin pulang dulu,” pamit Alma.“Apa kamu sudah mengecek semuanya? siapa tahu masih ada barang yang tertinggal?” tanya Haris memastikan.Alma menggelengkan kepala.“Sudah tidak ada, semua barangnya sudah aku titipkan ke mobil Andre,” jawab Alma.Haris mengerutkan dahi.“Aku pulang dulu,” kata Alma lagi. Dia merasa sedikit canggung dan tetap memutar tumit pergi dari ruangan Haris.Saat Alma akan meraih gagang pintu, Haris mencegah dan berkata, “Besok lagi tidak ada titip-titip barang ke pria lain.”Alma menoleh dan hanya tersenyum sambil mengangguk. Dia pergi meninggalkan Haris.Alma turun ke lobi, saat sampai di sana sudah ada Andre yang menunggunya.“Ayo pulang,” kata Andre.Alma mengangguk. Dia dan Andre berjalan keluar dari lobi secara bersamaan.Saat mereka sedang berjalan, Alma mendengar ada dua staf yang berbisik-bisik menggunjing diriny

DMCA.com Protection Status