Dengan muntahan darah pertama, yang kedua segera menyusul. Kemudian yang ketiga.Darah hitam bercampur bau alkohol membanjiri lantai, bahkan mengotori pakaianku. Senyum sinis di wajah Hengky akhirnya menghilang, digantikan dengan ekspresi ketakutan. Namun, sebagai dokter UGD, dia segera menguasai dirinya. Dengan cepat dia menggendongku dan berlari ke ruang tindakan darurat.Dia menarik seorang perawat dan berkata, "Cepat ambil sampel darahnya untuk tes amilase, hubungi bagian ultrasonografi!"Perawat itu terpaku melihat darah yang memenuhi dadaku. "Ini ... kenapa bisa begini? Bukannya dokter Jonathan bilang dia cuma pura-pura? Jadi ini benar atau nggak?"Hengky tampak kesal. "Sekarang bukan waktunya mempertanyakan itu! Cepat lakukan apa yang kukatakan!"Setelah memuntahkan beberapa kali darah, aku merasa sedikit lebih lega. Rasa sakit di perutku juga sedikit berkurang.Pintu ruang tindakan darurat dibiarkan terbuka lebar, sehingga banyak orang berkumpul di luar untuk melihat apa yang t
Tak lama kemudian, dokter ultrasonografi datang. Dia memeriksa perutku dengan alatnya dan ekspresinya perlahan menjadi serius. "Kenapa baru ketahuan sekarang? Di dalam sudah terjadi perlengketan. Cepat hubungi dokter bedah untuk konsultasi."Baru saja selesai pemeriksaan ultrasonografi, hasil pemeriksaan darah darurat juga dikirimkan. Hengky melihat hasilnya dan hampir tidak bisa berdiri tegak.Dokter bedah akhirnya datang dengan santai. Setelah melihat hasil ultrasonografi dan pemeriksaan darah, dia berkata tegas, "Harus segera operasi. Kalau nggak, semua pankreasnya nggak akan bisa diselamatkan."Wajah Hengky langsung pucat pasi. Di kehidupan sebelumnya, karena penanganan yang cepat, kondisiku tidak sampai separah ini. Namun, aku pernah mencari informasi di internet. Operasi pankreatitis adalah operasi besar. Jika keadaannya tidak mendesak, dokter tidak akan menyarankan pembedahan.Melihat keputusan tegas dari dokter ini, aku yakin bahwa organ di dalam tubuhku pasti sudah dalam kondi
Jonathan menamparku dengan seluruh tenaganya. Aku langsung terhempas ke atas bantal dan kepalaku berdengung hebat. Jonathan semakin marah. Tampaknya satu tamparan belum cukup, dia mengangkat tangannya lagi untuk menamparku.Namun, kali ini tangannya dihentikan oleh Hengky. Hengky menatapnya tajam, "Cukup, Jonathan! Kiana itu pasien."Jonathan yang masih marah besar, membalas dengan nada mengejek, "Kenapa? Dia pura-pura sakit pun kamu percaya? Atau kamu mulai suka padanya?"Ekspresi Hengky berubah serius dan suaranya meninggi, "Jonathan, kamu ini manusia atau bukan? Apa kamu nggak bisa lihat dia benar-benar sakit? Kalaupun kamu nggak bisa lihat, apa kamu nggak bisa baca catatan medisnya?""Karena ucapanmu, semua orang nggak percaya sama dia. Akibatnya, kondisi pankreasnya sudah sangat parah sampai harus dioperasi. Saat operasi, dia mengalami pendarahan hebat dan dokter bedah bekerja keras untuk menyelamatkan nyawanya!"Jelas sekali Hengky sangat marah. Dia tidak hanya merasa kecewa pada
Setelah kata-kataku keluar, ruangan langsung menjadi hening selama beberapa detik.Tatapan Charlene sejenak dipenuhi kegembiraan, tetapi kegembiraan itu segera memudar ketika matanya bertemu dengan tatapan Jonathan. Bahkan aku pun bisa melihatnya dengan jelas.Setelah aku mengajukan perceraian, Jonathan tampak ragu sejenak. Namun, dengan cepat dia kembali tersenyum. "Mau cerai? Kiana, kamu yakin sanggup? Apa ini cuma taktikmu untuk menarik perhatianku? Sayangnya, aku nggak akan terjebak dalam permainanmu. Kalau kamu mau cerai, baiklah, kita akan cerai."Aku menghela napas lega. Untung saja, pernikahan kami belum mencapai dua tahun dan tidak ada banyak aset bersama. Kami masing-masing memiliki satu rumah atas nama pribadi sebelum menikah, jadi itu tidak termasuk harta gono-gini. Mobil bisa dijual dan hasilnya dibagi rata.Aku merasa sedikit beruntung. Dengan kepribadian Jonathan, setelah bercerai, kemungkinan besar kami tidak akan saling berhubungan lagi.Dengan tenang, aku mengutaraka
Hengky mengatakan bahwa di rumah sakit ini, sudah lama beredar rumor bahwa Charlene masuk ke sini karena tidur sama direktur. Bagaimana tidak? Dia hanya lulusan sarjana yang tidak memiliki pengalaman di rumah sakit besar, tapi bisa pindah dari rumah sakit komunitas ke rumah sakit tingkat tiga yang masuk peringkat nasional.Setelah dia datang, kemampuan kerjanya pun minim. Alih-alih fokus menangani pasien, dia hanya sibuk mengelilingi Jonathan setiap hari. Dia sering menunjukkan wajah ketus pada pasien, salah memberikan obat, membuat diagnosis keliru, dan selalu menyalahkan kolega atas kesalahannya. Bahkan, ada yang pernah melihat dia keluar dari kantor direktur dalam keadaan pakaian berantakan saat waktu istirahat siang.Tadi malam, keluarga pasien itu menelepon direktur. Setelah itu, direktur memberi tahu Jonathan tentang berita ini. Karena ingatan dari kehidupan sebelumnya, Jonathan langsung menyinggung soal hubungan Charlene dengan direktur dan Charlene malah mengakuinya tanpa ragu-
Charlene akhirnya dibawa pergi oleh polisi untuk menjalani pembinaan. Namun, sebelum pergi, dia masih memeluk kaki Jonathan dan menangis histeris. "Meski semuanya adalah kebohongan, tapi cintaku padamu itu nyata! Kamu nggak boleh meninggalkanku!" teriaknya dengan putus asa.Jonathan menatapnya dengan penuh kemarahan, lalu berkata dengan dingin, "Charlene, kita nggak mungkin bisa bersama."Kalimat itu membuat Charlene benar-benar putus asa. Dia berteriak penuh kebencian, "Jonathan, jangan sok jadi pria setia! Kamu pikir aku kotor? Kamu juga nggak lebih baik dariku! Asal tahu saja, aku sudah terkena penyakit kelamin dan kamu juga nggak akan bisa lari dari ini! Hahaha!"Charlene sudah benar-benar kehilangan akal.Di luar kamar, banyak orang yang menyaksikan drama ini. Sebab sejak polisi datang, kerumunan terus bertambah. Apa yang dilakukan Charlene kini telah tersebar ke seluruh rumah sakit.Setelah Charlene dibawa pergi, Jonathan berjalan ke sisi tempat tidurku dan langsung berlutut.Dia
Saat merasakan sakit hebat di perutku, aku membuka mata. Di luar sedang hujan.Melirik waktu, aku menyadari dengan jelas bahwa aku telah terlahir kembali. Terlahir kembali ke hari ketika aku menderita pankreatitis akut setelah minum alkohol dalam jumlah besar.Pankreatitis akut menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan merupakan penyakit yang mematikan. Menyadari bahwa ini baru saja mulai, aku segera mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah sakit tingkat tiga terdekat.Di tengah malam, hanya bagian UGD yang buka. Dokter yang melihat namaku mengangkat kepala, mengerutkan alis dan memanggilku, "Kiana?"Dokter yang menerimaku bukanlah orang asing, melainkan teman kuliah sekaligus rekan kerja suamiku, Hengky.Aku tidak sempat berbasa-basi dengannya. Sambil memegang perutku, aku berkata dengan suara serak, "Hengky, hari ini aku minum banyak sekali alkohol. Sepertinya aku terkena pankreatitis. Tolong segera uruskan rawat inap untukku."Karena sudah pernah mengalaminya, aku tahu yang paling
Keluar dari UGD, rasa sakit di perutku semakin parah, seperti ada seseorang yang sedang mengasah pisau di dalam tubuhku.Di kehidupanku yang lalu, aku juga mengalami serangan pankreatitis pada saat ini. Saat itu, aku menelepon Jonathan, suamiku yang sedang bertugas malam. Dia langsung pulang untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit.Namun, karena kepergiannya, Charlene menggantikannya untuk menjemput pasien di luar. Di tengah jalan, Charlene mengalami kecelakaan mobil dan meninggal di tempat.Belakangan, Jonathan mengetahui bahwa sebelum kematiannya, Charlene pernah tidur dengan direktur rumah sakit demi membatalkan sanksi yang dijatuhkan pada Jonathan. Keesokan harinya, sanksi terhadap Jonathan benar-benar dicabut. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Charlene terus memanggil nama Jonathan.Hari itu, Jonathan mengurung dirinya di kamar dan menghabiskan dua bungkus rokok. Saat keluar dari kamar, dia tampak seperti biasa lagi. Dia tersenyum saat berbicara denganku, setiap hari m
Charlene akhirnya dibawa pergi oleh polisi untuk menjalani pembinaan. Namun, sebelum pergi, dia masih memeluk kaki Jonathan dan menangis histeris. "Meski semuanya adalah kebohongan, tapi cintaku padamu itu nyata! Kamu nggak boleh meninggalkanku!" teriaknya dengan putus asa.Jonathan menatapnya dengan penuh kemarahan, lalu berkata dengan dingin, "Charlene, kita nggak mungkin bisa bersama."Kalimat itu membuat Charlene benar-benar putus asa. Dia berteriak penuh kebencian, "Jonathan, jangan sok jadi pria setia! Kamu pikir aku kotor? Kamu juga nggak lebih baik dariku! Asal tahu saja, aku sudah terkena penyakit kelamin dan kamu juga nggak akan bisa lari dari ini! Hahaha!"Charlene sudah benar-benar kehilangan akal.Di luar kamar, banyak orang yang menyaksikan drama ini. Sebab sejak polisi datang, kerumunan terus bertambah. Apa yang dilakukan Charlene kini telah tersebar ke seluruh rumah sakit.Setelah Charlene dibawa pergi, Jonathan berjalan ke sisi tempat tidurku dan langsung berlutut.Dia
Hengky mengatakan bahwa di rumah sakit ini, sudah lama beredar rumor bahwa Charlene masuk ke sini karena tidur sama direktur. Bagaimana tidak? Dia hanya lulusan sarjana yang tidak memiliki pengalaman di rumah sakit besar, tapi bisa pindah dari rumah sakit komunitas ke rumah sakit tingkat tiga yang masuk peringkat nasional.Setelah dia datang, kemampuan kerjanya pun minim. Alih-alih fokus menangani pasien, dia hanya sibuk mengelilingi Jonathan setiap hari. Dia sering menunjukkan wajah ketus pada pasien, salah memberikan obat, membuat diagnosis keliru, dan selalu menyalahkan kolega atas kesalahannya. Bahkan, ada yang pernah melihat dia keluar dari kantor direktur dalam keadaan pakaian berantakan saat waktu istirahat siang.Tadi malam, keluarga pasien itu menelepon direktur. Setelah itu, direktur memberi tahu Jonathan tentang berita ini. Karena ingatan dari kehidupan sebelumnya, Jonathan langsung menyinggung soal hubungan Charlene dengan direktur dan Charlene malah mengakuinya tanpa ragu-
Setelah kata-kataku keluar, ruangan langsung menjadi hening selama beberapa detik.Tatapan Charlene sejenak dipenuhi kegembiraan, tetapi kegembiraan itu segera memudar ketika matanya bertemu dengan tatapan Jonathan. Bahkan aku pun bisa melihatnya dengan jelas.Setelah aku mengajukan perceraian, Jonathan tampak ragu sejenak. Namun, dengan cepat dia kembali tersenyum. "Mau cerai? Kiana, kamu yakin sanggup? Apa ini cuma taktikmu untuk menarik perhatianku? Sayangnya, aku nggak akan terjebak dalam permainanmu. Kalau kamu mau cerai, baiklah, kita akan cerai."Aku menghela napas lega. Untung saja, pernikahan kami belum mencapai dua tahun dan tidak ada banyak aset bersama. Kami masing-masing memiliki satu rumah atas nama pribadi sebelum menikah, jadi itu tidak termasuk harta gono-gini. Mobil bisa dijual dan hasilnya dibagi rata.Aku merasa sedikit beruntung. Dengan kepribadian Jonathan, setelah bercerai, kemungkinan besar kami tidak akan saling berhubungan lagi.Dengan tenang, aku mengutaraka
Jonathan menamparku dengan seluruh tenaganya. Aku langsung terhempas ke atas bantal dan kepalaku berdengung hebat. Jonathan semakin marah. Tampaknya satu tamparan belum cukup, dia mengangkat tangannya lagi untuk menamparku.Namun, kali ini tangannya dihentikan oleh Hengky. Hengky menatapnya tajam, "Cukup, Jonathan! Kiana itu pasien."Jonathan yang masih marah besar, membalas dengan nada mengejek, "Kenapa? Dia pura-pura sakit pun kamu percaya? Atau kamu mulai suka padanya?"Ekspresi Hengky berubah serius dan suaranya meninggi, "Jonathan, kamu ini manusia atau bukan? Apa kamu nggak bisa lihat dia benar-benar sakit? Kalaupun kamu nggak bisa lihat, apa kamu nggak bisa baca catatan medisnya?""Karena ucapanmu, semua orang nggak percaya sama dia. Akibatnya, kondisi pankreasnya sudah sangat parah sampai harus dioperasi. Saat operasi, dia mengalami pendarahan hebat dan dokter bedah bekerja keras untuk menyelamatkan nyawanya!"Jelas sekali Hengky sangat marah. Dia tidak hanya merasa kecewa pada
Tak lama kemudian, dokter ultrasonografi datang. Dia memeriksa perutku dengan alatnya dan ekspresinya perlahan menjadi serius. "Kenapa baru ketahuan sekarang? Di dalam sudah terjadi perlengketan. Cepat hubungi dokter bedah untuk konsultasi."Baru saja selesai pemeriksaan ultrasonografi, hasil pemeriksaan darah darurat juga dikirimkan. Hengky melihat hasilnya dan hampir tidak bisa berdiri tegak.Dokter bedah akhirnya datang dengan santai. Setelah melihat hasil ultrasonografi dan pemeriksaan darah, dia berkata tegas, "Harus segera operasi. Kalau nggak, semua pankreasnya nggak akan bisa diselamatkan."Wajah Hengky langsung pucat pasi. Di kehidupan sebelumnya, karena penanganan yang cepat, kondisiku tidak sampai separah ini. Namun, aku pernah mencari informasi di internet. Operasi pankreatitis adalah operasi besar. Jika keadaannya tidak mendesak, dokter tidak akan menyarankan pembedahan.Melihat keputusan tegas dari dokter ini, aku yakin bahwa organ di dalam tubuhku pasti sudah dalam kondi
Dengan muntahan darah pertama, yang kedua segera menyusul. Kemudian yang ketiga.Darah hitam bercampur bau alkohol membanjiri lantai, bahkan mengotori pakaianku. Senyum sinis di wajah Hengky akhirnya menghilang, digantikan dengan ekspresi ketakutan. Namun, sebagai dokter UGD, dia segera menguasai dirinya. Dengan cepat dia menggendongku dan berlari ke ruang tindakan darurat.Dia menarik seorang perawat dan berkata, "Cepat ambil sampel darahnya untuk tes amilase, hubungi bagian ultrasonografi!"Perawat itu terpaku melihat darah yang memenuhi dadaku. "Ini ... kenapa bisa begini? Bukannya dokter Jonathan bilang dia cuma pura-pura? Jadi ini benar atau nggak?"Hengky tampak kesal. "Sekarang bukan waktunya mempertanyakan itu! Cepat lakukan apa yang kukatakan!"Setelah memuntahkan beberapa kali darah, aku merasa sedikit lebih lega. Rasa sakit di perutku juga sedikit berkurang.Pintu ruang tindakan darurat dibiarkan terbuka lebar, sehingga banyak orang berkumpul di luar untuk melihat apa yang t
Dari sikap Hengky tadi, aku sudah tahu. Jonathan mungkin juga telah mengalami kelahiran kembali.Karena itu, aku tidak menghubunginya.Namun, aku tidak menyangka dia akan sekejam ini, sampai-sampai memberi instruksi kepada semua orang untuk tidak memberikan pengobatan kepadaku. Jonathan adalah seorang dokter genius dan murid kesayangan kepala bagian UGD.Seandainya saja dia tidak membela Charlene waktu itu, dia adalah kandidat paling mungkin untuk menjadi kepala bagian UGD berikutnya. Jadi, para dokter di sini sangat mendengarkan perkataannya.Rasa sakitku semakin menjadi-jadi. Aku membungkukkan tubuhku, mencoba menyeret langkah menuju pintu untuk mencoba peruntungan.Namun, baru beberapa langkah, aku mendengar suara tawa dari dua perawat. "Jadi ini selingkuhan dokter Jonathan, ya? Penampilannya biasa saja.""Memang nggak cantik. Katanya dia sampai ngasih obat bius ke dokter Jonathan supaya mereka menikah.""Aktingnya hebat banget, benar-benar terlihat seperti pasien pankreatitis."Mer
Keluar dari UGD, rasa sakit di perutku semakin parah, seperti ada seseorang yang sedang mengasah pisau di dalam tubuhku.Di kehidupanku yang lalu, aku juga mengalami serangan pankreatitis pada saat ini. Saat itu, aku menelepon Jonathan, suamiku yang sedang bertugas malam. Dia langsung pulang untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit.Namun, karena kepergiannya, Charlene menggantikannya untuk menjemput pasien di luar. Di tengah jalan, Charlene mengalami kecelakaan mobil dan meninggal di tempat.Belakangan, Jonathan mengetahui bahwa sebelum kematiannya, Charlene pernah tidur dengan direktur rumah sakit demi membatalkan sanksi yang dijatuhkan pada Jonathan. Keesokan harinya, sanksi terhadap Jonathan benar-benar dicabut. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Charlene terus memanggil nama Jonathan.Hari itu, Jonathan mengurung dirinya di kamar dan menghabiskan dua bungkus rokok. Saat keluar dari kamar, dia tampak seperti biasa lagi. Dia tersenyum saat berbicara denganku, setiap hari m
Saat merasakan sakit hebat di perutku, aku membuka mata. Di luar sedang hujan.Melirik waktu, aku menyadari dengan jelas bahwa aku telah terlahir kembali. Terlahir kembali ke hari ketika aku menderita pankreatitis akut setelah minum alkohol dalam jumlah besar.Pankreatitis akut menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan merupakan penyakit yang mematikan. Menyadari bahwa ini baru saja mulai, aku segera mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah sakit tingkat tiga terdekat.Di tengah malam, hanya bagian UGD yang buka. Dokter yang melihat namaku mengangkat kepala, mengerutkan alis dan memanggilku, "Kiana?"Dokter yang menerimaku bukanlah orang asing, melainkan teman kuliah sekaligus rekan kerja suamiku, Hengky.Aku tidak sempat berbasa-basi dengannya. Sambil memegang perutku, aku berkata dengan suara serak, "Hengky, hari ini aku minum banyak sekali alkohol. Sepertinya aku terkena pankreatitis. Tolong segera uruskan rawat inap untukku."Karena sudah pernah mengalaminya, aku tahu yang paling