Beranda / Romansa / Aku Bukan Perempuan Mainanmu / Kian dan wanita barunya

Share

Kian dan wanita barunya

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-02 01:13:33
Tidak ada yang lebih membahagiakan selain bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan lancar. Tapi kadang keinginan customer membuat kepalaku berdenyut nyeri jika harga material yang diminta harus tidak terlalu mahal namun bagus.

Aku menjelaskan pada Pak Sam jika kedua supplier yang kudatangi kemarin memiliki harga penawaran yang sama pada setiap materialnya.

"Menurut saya itu adalah penawaran standard pak. Kalau mau mencari yang dibawahnya lagi saya tidak bisa jamin besok kita akan selesai."

"Benar-benar tidak ada harga yang lebih murah lagi ya mbak?"

"Sepertinya itu sudah standard semua supplier pak. Kalau menurut saya itu saja sudah bagus."

Pak Sam masih memperhatikan berkas-berkas lamaku yang penuh dengan coretan untuk memberi keyakinan diri material dari supplier mana yang harus ia pilih.

"Ya sudah kalau begitu. Tolong buatkan rincian yang baru dengan supplier kemarin saja ya?"

Ingin rasanya aku melompat ke dasar laut andai Pak Sam tahu. Aku membuatnya dengan susah pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
ananda
kapan up thor?
goodnovel comment avatar
ananda
come on come on
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Berhasilkah move on ini?

    Kian adalah pria yang terkenal perfeksionis, tidak suka mencampuri urusan orang lain apa lagi bawahan biasa sepertiku. Bahkan selama mengenalnya, dia tidak pernah bertanya tentang hubunganku dengan Affar lebih jauh padahal ia mengetahui secuil kedekatan kami. Kini, mengapa ia mendadak ingin mengetahui hal yang aku sendiri tidak tahu apa jawabannya. Aneh!!! "Sejak kapan lo kenal Wildan?" Tanyanya ketika kami sudah di dalam rumah makan. "Sejak kapan? Kenal aja tadi." Jawabku polos. "Jangan bohong lo." Tatapan tajamnya membuatku terintimidasi. "Lah? Bohong ngapain? Emang aku bakal dapat uang apa bohongin kamu?" "Kenapa lo senyam senyum waktu dicocok-cocokin sama dia? Lo naksir?" Aku terkejut dengan tuduhannya. "Heeeh? Ngaco kamu." "Tadi udah pedekate express kan?!" "Kamu pikir Wildan kurir apa?" "Lo belain banget ya?" Aku membelalakkan mata tidak percaya. "Lah emang kita kenal aja baru tadi. Lalu pedekate express yang gimana maksud kamu?" Pertengkaran kami mirip orang pac

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Dua pilihan sulit

    Menyerah mencintai Kian di saat yang tepat adalah hal yang kunanti-nantikan. Menggunakan perasaan dan kebaikan hati Wildan untuk membantuku bisa berpaling dari Kian. Konon kata orang, cara move on terbaik adalah dengan mencoba mencintai orang lain. Tapi, Kian seolah menghalangi usahaku. 'Apa maunya duda sialan ini?!' Gerutuku dalam hati. "Kenapa nggak minta tolong gue? Baru aja gue pulang dari minimarket. Beliin lo cemilan tadi." Aku melongo mendengar itu. Sejak kapan Kian begitu baik padaku alih-alih perhatian membelikan cemilan. Padahal kami baru saja berdamai dan aku tidak mengatakan apa yang menjadi kesukaanku. Perhatian Kian membuatku bahagia tapi juga membuatku bingung. Saat aku berniat move on dengan belajar membuka hati untuk Wildan, malah Kian datang membuyarkan. "Jadi? Mau gue antar atau sama Wildan?" Kian menunjuk keberadaan Wildan dengan dagunya. Ia baru saja datang lalu memarkir kendaraannya. Ia nampak begitu siap dengan pakaian santainya malam ini begitu juga deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Harapan di lorong harapan

    Kian, pria dewasa yang menyandang status duda. Sifat pemaksa dan dominan begitu erat melekat dalam sosoknya. Setelah berhasil memojokkanku dengan dalih laporan keuangan yang kukerjakan belum selesai, detik itu juga Wildan terpukul mundur. Juga, aku tidak siap jika harus berurusan dengan amarah Kian jika berani membantah. Dia baik atau dia jahat padaku hasilnya akan tetap sama. Aku selalu terluka. Padahal aku sedang berusaha move on meninggalkan segala kenangan tentangnya dengan belajar membuka hati untuk Wildan. "I....iya." Teriakku. Akhirnya aku kembali mengalah atau Kian akan membuka paksa pintu kamarku dengan berbagai cara. Dia orang yang cerdas, kritis, dan menyebalkan. Buru-buru aku merapikan penampilan barangkali ada sehelai rambut yang tidak mendukung. Lalu membuka pintu perlahan dan mengintip. "Ngapain ngintip segala? Ayo keluar katanya mau beli paketan." Aku mengangkat kedua alis tidak percaya lalu tersenyum kikuk. "Wildan, gimana?" Cicitku. "Udah selesai." J

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pink untuk hari ini

    Aku berpikir memberi jawaban terbaik tentang harapanku di lorong harapan ini. "Em.... Keluargaku sehat. Kerjaku lancar. Rezekiku banyak. Jodohku orang baik. Itu mungkin." "Ya udah." Aku melemas mendengar jawaban Kian yang tidak mengasyikkan. "Kalau kamu?" "Gue nggak ada harapan." Aku berdecak kesal. "Kalau nggak ada harapan itu artinya mau mati." "Ayo foto sekali lagi." Kian mendekat dan mengacak rambutku. Cekrek! "Duh Kian, rambutku berantakan dodol!" Kian tertawa puas lalu meninggalkanku. Aku berlari mengejar dan balik mengacak rambutnya lalu menggelitik pinggangnya. "Rasain ya!" "Ampun Sha!" Pekiknya sambil tertawa. "Nggak ada ampun!" Setelah puas bersenang senang di lorong harapan, kami mengunjungi rumah hantu dan mencoba becak mini yang dipenuhi lampu warna warni. Sembari bersenang senang, aku terus menahan ledakan bahagia saat bersamanya demi menjaga perasaan agar tidak sedih sendiri. Kian ingin bersenang senang denganku, bukan mencintaiku. Jika Kian tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Sasha super seksi

    Ada debaran tidak jelas ketika Kian melihat Audrey berpakaian begitu minim dengan menampilkan paha ramping kuning mulusnya. Juga dengan pakaian berlengan pendek. Kaum hawa selalu memiliki daya tarik kuat untuk membuat para kaum adam terpesona diam-diam hingga tidak bisa berkata apa-apa. Kian, dia hanya pria biasa, seorang duda yang telah lama 'puasa' dengan tidak pernah merasakan apa itu surga dunia. Dia bukan duda sembarangan yang menjajakan hasratnya pada wanita jalang yang haus rupiah. Melainkan pria terhormat dengan harga diri dijunjung tinggi. Tapi, Audrey mulai merobohkan pertahanannya perlahan tanpa disadari. Kian berada di lokasi proyek dengan Pak Sam untuk menunjukkan hasil desain terbarunya. Lalu Pak Sam mengangguk puas dengan hasil revisi design bestek itu. Pak Sam tidak sendiri, ada Wildan yang selalu setia mengikuti sang bos kemanapun pergi. Kian mendadak sangat tidak menyukai Wildan bahkan saat ketiganya membahas kelanjutan desain proyek untuk tiap lantai mall, Kia

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bantu aku menjauhimu

    "Eh ... eh ..." tetiba aku hilang keseimbangan saat mengapungkan diri di private pool yang ada di kamar Kian. Dan kini, basahlah sekujur tubuhku. Lalu terdengar suara Kian terkekeh senang. Sialan sekali atasan tampanku yang satu ini. Tapi bagaimana lagi, ini adalah private pool miliknya dan aku hanya numpang meminjam. Dia berjongkok dengan kemeja biru berlengan panjang, jam tangan maskulin yang melingkar di pergelangan tangannya, dan kaca mata bening yang bertengger di wajah penuh kharismanya itu makin menambah kadar ketampanan seorang Paralio Kian Mahardika. Astaga Tuhan, kenapa dia begitu tampan menawan?! Tapi sayangnya tidak bisa kumiliki. "Kok udah balik? Cepet banget?" tanyaku dengan berdiri di tengah private pool dengan sekujur tubuh yang sudah basah. Aku sedikit kecewa karena kepergian Kian yang kurang lama. Sedang aku masih ingin menikmati waktu lebih lama di dalam private pool tenang miliknya ini tanpa gangguan. Beruntung tadi aku sempat melihat acara tivi berlangganan l

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Satu Malam Lagi, Mau?

    Aku tidak punya pilihan selain mengatakan keinginanku untuk mutasi pada Kian. Alasan tersembunyi yang tidak akan pernah kukatakan padanya adalah karena aku tidak mau kami terlalu dekat seperti ini. Sadar diri, aku kalah dari perempuan manapun yang mendekatinya. Aku tidak masuk kriteria sama sekali. Juga, cinta segitiga seperti ini hanya menambah beban di hati karena hanya bisa bersama tanpa bisa memilikinya. Kian berbalik menatapku lekat sambil meremas tanganku yang masih digenggam. "Lo masih mikir mutasi? Because of what?" "Aku ... kayaknya ..." Jawabanku terhenti karena tidak memiliki alasan kuat. "Nggak ada mutasi dan gue nggak akan bantu. Lo udah gue maafin soal Alfonso. So, just right here!" Tanpa menunggu jawabanku, ia menyuruhku berjalan lebih dulu menuju kolam besar. Kemudian Kian mengekoriku. Hingga terdengar umpatan lirihnya yang membuatku berhenti melangkah. "Shit!" "Kenapa, Kian?" tanyaku sambi menoleh. "Udah jalan sana!" Kian sedikit nyolot. Sikapnya yang ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-20
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ajakan Sekamar Berdua

    Bohong jika aku tidak bahagia saat Kian mengajakku menambah satu malam di Yogya. Ditambah, ia mengajakku saat kami tengah berpelukan di dalam air pinggiran kolam. Hati perempuan mana yang tidak meleleh mendengar ajakan manis lelaki tercintanya? Meski kenyataannya aku adalah kandidat yang sudah terlihat kalah. Tapi, perlakuan manis Kian mengaburkan penilaianku yang sebelumnya menganggap 'dia tidak mencintaiku'. Bisa jadi aku masih memiliki kesempatan untuk kembali meraih hatinya. Jika dia mengajakku menambah satu malam lagi apakah itu pertanda dia menyukaiku? Jika menerima ajakan bermalam itu aku bisa mengetahui isi hati Kian padaku, mengapa tidak mencobanya saja? Aku menatap mata Kian dengan perasaan gugup. Jujur ini adalah pengalaman terjauhku bersama Kian. "E ... emang bisa, Kian?!" "Besok itu minggu kalau lo lupa. Kantor masih libur, ngapain kita nggak manfaatin waktu disini lebih lama." Aku masih diam menunggu ucapan selanjutnya. "Nanti biaya hotelnya biar gue yang tang

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22

Bab terbaru

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status