Share

67. Jatuh cinta lagi?

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-29 15:56:10

Hari ini aku pergi ke kantor dengan penuh percaya diri. Memakai setelan kerja terbaik, make up sedikit glamour, dan mengendarai mobil pribadi. Meski mobil hasil pemberian pria kurang ajar itu. 

Reputasiku yang hanya seorang staf keuangan biasa, bisa membeli sebuah mobil adalah pencapaian luar biasa. Terkadang bisik-bisik rekan sampai ke telinga perkara bagaimana bisa penampilanku makin hari makin cetar membahana dengan gaji yang tidak jauh berbeda dari mereka. 

Bahkan ada beberapa mata karyawan laki-laki yang secara tidak langsung mengagumi kecantikanku. Tapi sayang, saat itu aku masih ada yang punya. Lalu, bagaimana dengan sekarang?

Sudah pasti, sekarang aku seorang perempuan single. Namun penampilan cantikku kali ini tidak untuk siapapun, hanya untuk ekspresi diri setelah galau berpisah dari Affar. Jika ada yang me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Windi Sumarni
ah mau cari LG mangsa nih hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kegalauan Berujung Petaka

    Semakin aku menghindari sesuatu maka takdir membuatnya semakin mendekat. Menyebalkan! Masalahnya, aku tidak yakin bisa berbicara dengan nada yang santun padanya meski itu konteksnya mengenai pekerjaan. Karena bagaimanapun, perpisahan kami diakhiri dengan pertengkaran yang membuatku tidak bisa menerimanya dengan mudah. "Bu, saya … eh … saya merasa kurang kompeten menghandle mega proyek ini." "Kamu harus siap dengan segala proyek, Drey. Nggak bisa pilih-pilih proyek sesuai kapabilitas kamu. Itu nggak profesional namanya." See!!! Beliau sudah mengeluarkan taringnya tanpa mau mendengar keluhanku. Dan sebagai bawahan aku bisa apa? Jika aku tetap menolak menghandle proyek ini sudah pasti Bu Fatma akan jauh lebih murka dan imbasnya pada kinerja dan nasib kontrakku. "Baiklah, Bu. Mohon bimbingannya selama mengerjakan laporan ini." Jika sudah begini itu artinya aku akan sering melakukan rapat atau berkonsultas dengan bajingan tengik itu. Melihat wajahnya saja aku sangat emosi dan geram.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Benarkah Dia Duda?

    "Hei! Hentikan!!!" Terima kasih, Tuhan. Akhirnya bantuan datang. Tetapi Maling itu justru menarik tubuhku lalu melingkarkan pisau tajamnya ke leherku. Nampak di depan mataklu jika ujung pisau itu nampak sangat mengkilap meski mengandalkan penerangan dari lampu yang terpancar dari lobby kantor. Dan itu cukup menciutkan nyaliku yang sebelumnya tidak pernah bermain-main dengan senjata tajam. ‘Jangan ambil nyawaku Tuhan! Bertemu jodoh saja belum,’ bisikku dalam hati dengan hati ketakutan. "Lepaskan dia!!" Lengan perampok itu mendesak leherku hingga aku merasa sulit bernafas. "Jangan ikut campur! Atau aku habisi perempuan ini!" "Pak Lio! Tolong saya, Pak! Saya takut!" “Diam cerewet!” ujung pisau itu justru digoyangkan dihadapanku. "Ambil yang kamu mau. Lalu lepaskan perempuan itu," ucap Pak Lio dengan sikap waspada. "Mundur! Atau aku bunuh dia!" Jambret itu menarikku mundur karena Pak Lio melangkah pelan ke arah kami. Kejadian heroik seperti di film ini membuatku takut

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Hot Duda!

    Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata usianya terpaut sebelas tahun di atasku. Tapi wajahnya sama sekali tidak terlihat setua usianya. Pantaskah aku menyebutnya 'hot duda'? Masih 33 tahun sudah menyandang status duda dengan wajah tampan memikat. Dialah Paralio, arsitek idola para perempuan di kantor yang menyimpan banyak rahasia unik *** Hari itu juga Pak Lio dipindahkan ke ruangan rawat inap VVIP. Karena ia telah menyelamatkanku maka aku yang bertugas menjaga dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuknya. Meski sudah pindah kamar, Pak Lio tetap tertidur dengan baju yang sama. Lalu perawat meninggalkan pakaian ganti untuknya jika sudah siuman. Malam itu pula, aku menghubungi Amelia sambil menjaga Pak Lio di kamar. Aku menceritakan runut detail kejadiannya lengkap dengan rasa bersalah dan menyesalku. Ini semua karena aku yang terlalu syok dengan kehadiran Affar bersama perempuan lain di lobby kantor. Amelia menasehatiku untuk benar-benar melupakan Affar atau

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Sah! Halal!

    Kata orang, cinta sejati itu meskipun jauh dari seseorang yang dicintai tapi posisinya tidak akan bisa terganti. Tapi, untuk apa mempertahankan cinta yang diingini jika itu hanya melukai hati dan diri sendiri. Seperti yang kualami saat ini. Aku terluka secara hati tapi Pak Lio yang harus terluka secara fisik. Teman-teman kantor berencana menjenguk Pak Lio hari ini setelah pulang kerja. Tadi siang, pihak kantor, keamanan, bahkan Bu Fatma menginterogasiku secara langsung untuk mengetahui kronologi penjmabretan yang berakhir dengan penusukan. Syukurlah kantor segera melimpahkan masalah ini pada pihak kepolisian untuk ditangani dan meminta bagian keamanan kantor agar tidak lalai dan memperketat penjagaan. "Malam, Pak," salamku di depan pintu. Setelah dia menganggukkan kepala, kemudian kembali fokus pada siaran berita luar negeri yang sedang tayang di televisi kabel rumah sakit. Tas kecil berisi beberapa keperluan, kuletakkan di dekat sofa kemudian aku memilih duduk di sana sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-03
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku datang, demi Affar

    -Cinta sejati itu tidak mudah dan harus diperjuangkan. Karena jika sekali saja berhasil ditemukan ia tidak akan bisa digantikan.- Audrey Setelah selesai menandatangani administrasi pengobatan yang Pak Lio jalani, aku mendengar kegaduhan mereka dari luar pintu. Penasaran dengan apa yang mereka ributkan, aku tergerak untuk menguping dari celah pintu yang kubuka sedikit. Tampak Pak Lio menatap sinis ketiga temannya yang tadi sok mendekatkan kami. Pandangan sinis yang sanggup membuat para bawahan di kantor, memancarkan ketidaksukaan yang teramat.Jika teman-temannya meributkan soal hubungan kami, itu salah besar. Karena kami bisa bertemu dan berinteraksi seperti ini murni karena kecelakaan dan aku tidak memiliki rasa apapun pada Pak Lio selain menghormatinya sebagai atasan.Atasan yang berdedikasi tinggi pada profesinya sebagai arsitek ternama di kantor. Tidak ada unsur yang lain apa lagi cinta. Untuk saat ini masih Affar-lah yang membekas dihatiku. Bukan lelaki atau pria manapun.Since

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pelakor Sok Suci

    Baru saja aku melangkah menuju pintu kafe, tampak seorang perempuan memakai dress navy melambai ke arahku. Bagaimana dia bisa tahu jika aku yang bernama Audrey? Apakah sebelumnya dia sudah mengenal aku atau ... memata-matai aku? Padahal aku dan perempuan itu tidak pernah saling mengenal sebelumnya.Wajah dewasa cantiknya dihiasi make up tipis yang yang tetap menawan. Membuatku tahu sekali bahwa ia bukan perempuan biasa. Belum lagi tentengan tas branded miliknya yang berdiri tegak di atas meja makan.Siapa perempuan ini?Merasa tidak mau kalah gaya, aku berjalan elegan menghampirinya. Menunjukkan padanya bahwa aku juga memiliki kharisma sebagai seorang wanita karir. Jika ia menatapku dengan senyum setengah sinis maka aku membalasnya dengan ekspresi sombong tanpa senyum.Setelah meletakkan tas kerjaku di sebelah bangku yang kududuki, aku memandangnya datar sambil bersedekap. "Mau pesan apa, Audrey? Pilih aja."Wow!! Dia benar-benar tahu namaku! Dan aku benar-benar tidak mengenal dia sam

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-05
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   74. Pertengkaran terlaknat

    "Perempuan laknat!" Pekiknya.Aku terkekeh dengan santainya. Baru kali ini aku merasakan nikmatnya melawan istri sah mantan kekasihku. Semua terasa bagai di atas awan saat dia begitu marah dengan deretan perhatian Affar yang sempat tercurah hanya untukku."Lo lihat ponsel gue?' Aku menunjukkannya. "Ini pemberian Affar seharga 15 juta secara cuma-cuma. Dia bahkan nyuruh gue milih yang lebih mahal tapi gue menolak dengan gaya sok imut. Yaah, biar nggak dikira mantre-matre amat lah.""Dasar perempuan tidak tahu diri!""Hey calm madam. Malu dikit kenapa?"Sebenarnya aku cukup gemetar mengingat pengunjung menatap kami risih. Aku hanya tidak mau

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   75. Pinjam kamarnya pak

    Luka hati karena telah dikhianati Affar jauh lebih menyakitkan dari pada Alex. Bayangan kami akan hidup bahagia setelah banyak kenangan indah nan panas yang kamu lalui, ternyata menguap bagai asap. Lalu terbawa angin dan menghilang.Ada banyak kelebihan Affar yang sanggup membuatku bertekuk walau hanya dengan sekali lirikan. Dia terlalu sempurna dimataku dengan kedewasaannya yang begitu mengayomi bagai sosok papa yang telah lama hilang dalam kehidupanku.Papa meninggalkanku dan mama demi perempuan tidak tahu diri. Dan imbasnya aku tidak mendapat kasih sayang yang seharusnya. Hingga menemukan hal itu dalam diri Affar."Bangsat! Bajingan lo Far!" Aku menangis dengan memukul stir mobil.Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08

Bab terbaru

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status