Ia sudah berada di depan cafe Raimosa, sebuah cafe yang paling digemari oleh Hendra. Cafe yang menjunjung tema astronomi. Jadi, disetiap tembok di dalam cafe tersebut ada gambar-gambar bintang, bulan, matahari, dan beberapa benda langit yang lainnya.
Sekarang ia ada sendirian, karena Fitri sudah ia masuk terlebih dahulu. Ia butuh waktu sendiri untuk mempersiapkan diri, agar saat bertemu dengan laki-laki yang sudah bisa membuat Fitri kembali merasakan cinta ia tidak gugup.
Setidaknya ia sudah tau latar belakang dari laki-laki itu. Nama laki-laki itu adalah Robert. Mantan istrinya sudah meninggal satu tahun lalu akibat serangan jantung. Ia juga memilik satu anak perempuan yang sudah
Hari Minggu adalah hari kesukaan Aksa. Bagaimana tidak? Ia bisa seharian di toko roti tanpa gangguan dari senior sekaligus pacarnya yang menyebalkan itu.Dengan sebuah pensil di sebelah kiri, dan sebuah buku di hadapannya, ia sedang memikirkan sebuah resep baru untuk dijadikan menu terbaru di toko rotinya ini. Sudah tercatat ada 3 buah roti dari hasil dari resepnya. Dan, semua roti itu laris terjual.Sesekali ia menyeduh segelas kopi hitam yang tadi sempat ia buat sebelumnya. Baginya, meminum kopi bisa membuat otaknya berpikir lebih keras. Dan, bisa menghasilkan sebuah ide-ide baru.Setelah lama ia bergelut dengan pensil dan buku, akhirnya satu buah resep roti sudah ia selesaikan."Sekarang waktunya percobaan. Kalau gagal, tinggal ubah beberapa bahan," ucap Aksa sambil mengangkat selembar kertas yang sudah ia tuliskan resep.Sia
Seminggu lalu para murid SMA Nusa Bangsa telah melaksanakan ujian kenaikan kelas. Semua nilai murid sudah terpampang jelas di papan pengumuman. Saat upacara Pak Broto selaku kepala sekolah menyatakan bahwa 100% murid didiknya lulus dengan nilai di atas KKM. Semua murid langsung berlari ke arah papan pengumuman saat upacara selesai.Tak disangka terjadi desak-desakan. Pitaloka berusaha untuk menyingkirkan semua orang yang ada di dekatnya, tetapi hasilnya nihil. Tenaganya tidak bisa melawan mereka. Kalau Pitaloka terus-terusan ada di dalam kerumunan itu, bisa-bisa ia kehilangan kesadaran.Suasana mulai memanas, dan tenaga Pitaloka sudah terkuras. Saat ia ada sebuah tangan yang menuju ke matanya, tiba-tiba ada laki-laki yang memeluk tubuhnya. Tubuh laki-laki itu memeluk tubuh Pitaloka, agar Pitaloka terhindar dari sebuah serangan tidak disengaja.Pitaloka menenggelamka
Pitaloka menatap cermin yang ada di kamarnya. Sudah sehari setelah pengumuman kenaikan kelas. Jadi, sekarang adalah hari libur. Bosan, itu lah yang sedang ia rasakan. Kalau biasanya ia akan pergi ke toko roti Aksa, berbeda dengan sekarang.Hari ini organisasi Triangle akan datang ke rumahnya. Jadi, ia dipaksa oleh Gino untuk dandan secantik mungkin. Tetapi, tangannya seperti kaku. Ia tidak menyentuh satu pun make-up yang ada di meja riasnya.Pikirannya terus memikirkan Cakra dan Aksa. Kedua laki-laki itu selalu bisa menghantui pikirannya, saat ia sedang bengong. Kenapa ia harus dijodohkan oleh orang lain? Padahal, ia sangat berharap kalau Cakra adalah jodohnya di masa depan.Pitaloka menghapus semua khayalannya saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata, orang itu adalah Ghibran. Laki-laki itu diperintah oleh Gino untuk memeriksa keadaan Pitaloka. Set
Acara pernikahan Fitri dan Robert dilaksanakan setelah penerimaan raport anak mereka masing-masing. Anak mereka satu sekolah, jadi mereka tidak begitu repot dalam menyesuaikan jadwal pernikahan.Acara berlangsung dengan meriah. Dalam acara ini hanya anggota keluarga dan beberapa teman dekat yang diundang. Sebenarnya, anak mereka sudah diberi kesempatan untuk mengundang teman sekolahnya. Tetapi, ditolaknya mentah-mentah.Fitri dan Robert tau kalau anak mereka masing-masing sulit untuk nerima kenyataan ini. Tetapi, mereka yakin kalau semuanya akan membaik seiring waktu.Fitri menatap Aksa. Anak laki-lakinya itu terlihat sangat gagah menggunakan setelan jas berwarna biru cerah. Rambut yang tersisir rapi. Tetapi, sayang. Anak laki-lakinya itu dari tadi hanya diam, bahkan tidak mengobrol sedikitpun dengan tamu undangan.Aksa langsung tersenyum saat ia me
Sinar matahari mulai menghangatkan tubuh seorang wanita yang masih tertidur pulas di atas kasur. Karena, sangat kelelahan wanita itu lupa menutup korden jendela kamarnya sebelum ia tertidur.Matanya mulai terbuka saat ia mendengar kalau ada kebisingan. Ia mengucek matanya lalu merubah posisinya yang tadinya tiduran menjadi duduk.Ayah sama Ibu akan ke luar kota untuk beberapa hari. Jadi, kamu di rumah sendirian. Aksa akan tinggal di rumahnya sendiri. Kalau ada apa-apa telfon aja dia.Perasaan Fanny berubah khawatir setelah mengingat perkataannya ayahnya. Ia langsung bangkit dari kasur lalu berjalan ke luar kamar.Pikirannya mulai berpikiran aneh-aneh. Ia takut kalau pembuat suara kebisingan itu adalah orang gila. Selama ini Fanny lebih takut kepada orang gila dari pada seorang pencuri.Kaki Fanny perlahan menuruni tangga me
Malam hari yang dingin. Membuat siapa saja tidak akan betah berada di luar ruangan. Tetapi, berbeda dengan Fanny. Perempuan itu sekarang berada di depan Minimarket. Ia baru saja selesai berbelanja cemilan untuk ia makan nanti di rumah.Fanny menghembuskan nafas panjang. Ia menyesal karena tidak mengajak Aksa disaat-saat seperti ini. Ia merogoh kantong jaketnya, dan ternyata ia tidak membawa hpnya. Terpaksa ia harus jalan kaki sampai rumah.Ia melangkah kaki dengan perasaan malas. Sesekali ia memejamkan mata sambil menikmati udara malam yang menerpa wajahnya.Langkah terhenti. Ia melihat jalan kecil yang ada di sebelah kanannya. Jalan kecil itu adalah jalan pintas untuk menuju perumahannya, tetapi pencahayaan di jalan tersebut sangatlah minim.Sekarang pilihan Fanny ada dua. Yaitu jalan melewati jalan utama, tetapi jaraknya sedikit jauh atau melewati jalan pintas dengan berbagai resi
Hari pertama masuk sekolah setelah sekian lama libur panjang. Semua murid datang ke sekolah dengan wajah gembira, karena bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya lagi setelah sekian lama. Dan, ada juga yang menampilkan wajah lesu, karena harus bergelut lagi dengan mata pelajaran yang susah mereka kuasai.Setelah sampai di parkiran. Aksa dan Pitaloka pun langsung turun dari motor. Mereka berdua melepas helm mereka, lalu menaruh benda itu di atas jok motor.Mereka pun langsung berjalan masuk ke dalam sekolah. Sejak tadi kedatangan mereka menjadi pusat perhatian. Semua tatap mata orang yang mereka lewati pasti melihat mereka. Pitaloka hanya bersikap cuek, karena ini bukan pertama kalinya dirinya menjadi pusat perhatian. Sedangkan, Aksa hanya bersikap bodo amat seperti biasanya.Langkah mereka berdua terhenti karena tiba-tiba Raka berhenti di depan mereka. Tangan Raka mul
Aksa terus menunduk, menatap lantai ruang tamu sambil mendengarkan ocehan Fitri. Sial sekali hidupnya. Sudah dikeluarkan dari sekolah, dan Fitri tidak bisa menerima alasannya."Tapi, mah," lirih Aksa"Nggak ada tapi-tapian. Ini udah ada bukti dari sekolahan. Kamu udah nggak punya alasan buat ngelak lagi," ucap Fitri sambil melemparkan sebuah foto ke depan Aksa.Di foto tersebut terlihat bahwa Aksa sedang bersama Reni. Pihak sekolah mengeluarkannya karena menganggap dirinya telah membocorkan beberapa informasi kepada Reni yang statusnya adalah pemilik yayasan SMA Angkasa.Tentu saja Aksa tidak melakukan itu. Tetapi, foto inilah yang membuat kepala sekolah yakin tentang hal itu. Foto itu membuat semua orang yakin kalau Aksa telah berkhianat. Dan, lebih parahnya lagi yang memfoto dirinya dan Reni adalah sahabatnya sendiri, yaitu Raka. Sekarang persahab