Fanny menatap secara saksama perempuan yang ada di hadapannya. Hari ini sudah terlalu malam untuk seorang perempuan berkeliaran di luar rumah. Fanny yakin, perempuan itu juga tau tentang hal tersebut. Tetapi kenapa perempuan itu malah ke rumahnya malam-malam seperti ini?
Ditambah lagi perempuan itu menggunakan baju bagus dan sebuah rok yang panjangnya cuma selutut. Perempuan itu lebih terlihat seperti seorang yang sedang menunggu pacarnya untuk berkencan daripada terlihat seperti seorang teman yang sedang mengunjungi rumah temannya.
"Tumben amat lo malam-malam keluar. Ada keperluan apa lo?" tanya Fanny sambil menatap wajah Aqilla.
Benar, perempuan yang ada di hadapan Fanny sekarang adalah Aqilla. Dan entah apa alasan perempuan itu datang ke rumahnya malam-malam begini.
"Aksa ada?" tanya Aqilla diakhiri dengan sebuah senyuman.
Fanny sedikit tertegun mendengar Aqilla menyebutkan nama Aksa. Sekarang ia tau alasan perempuan itu datang ke rumahnya.
Azkia sedang ada di Rumah Sakit Pelita. Karena ada saudaranya yang harus dirawat di rumah sakit itu. Dan ia harus menjenguk saudaranya itu.Acaranya menjenguknya sudah selesai dari tadi. Tetapi Azkia belum juga pulang. Karena ia sangat bosan di rumah, maka berniat untuk bersantai di kantin rumah sakit ini untuk waktu yang cukup lama. Menikmati biskuit dan minuman yang tadi sempat ia beli.Tatapannya yang tadi terlihat kosong, langsung berubah menjadi tatapan tajam, saat melihat laki-laki yang ia kenal sedang berbicara dengan seorang dokter di depan sana.Sontak Azkia langsung berdiri, lalu berjalan mendekati laki-laki itu. Untuk memastikan, apa yang laki-laki itu lakukan di rumah sakit ini. Dan apa yang sedang dibicarakan oleh laki-laki itu dengan dokter tersebut."Aksa," ucap Azkia saat sudah ada di dekat laki-laki itu.Benar, laki-laki itu adalah Aksa. Adik dari sahabatnya. Dan orang yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri.Aksa yang mel
Cakra sedang ada di markas Natch. Tetapi kali ini ada yang berbeda. Kalau biasanya berangkat sendiri. Kali ini ia berangkat dengan seluruh anggota geng Salamander.Jadi kali ini markas Natch sedang dipenuhi oleh anggota Natch dan Salamander yang melebur menjadi satu. Alasan Salamander datang ke markas Natch? Bukan karena ada sebuah pertempuran yang harus mereka menangkan. Melainkan memperkuat jalinan persahabatan mereka. Supaya saat ada pertempuran, mereka bisa bekerja sama dengan baik.Dan terlihat jelas kalau tujuan mereka itu berhasil. Bisa dilihat jelas semua anggota yang ada di markas Natch sekarang sedang bersenang-senang bersama. Tanpa memikirkan asal dan perbedaan devisi mereka.Dulu, Salamander sangat mengincar anggota Natch. Bahkan setiap ada anggota Natch yang tidak sengaja lewat di depan mereka, mereka akan langsung menghabisi orang tersebut.Begitu juga dengan Natch. Bedanya Natch lebih terpimpin. Jadi setiap tindakan anggota Natch harus sesu
Azkia sekarang sedang bersama dengan Fanny di sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah Fanny. Isa sengaja menemui perempuan itu di luar rumahnya, karena ia mau membicarakan hal yang sangat penting.Dan hal yang penting itu tidak boleh ada yang tau selain mereka berdua. Karena hal ini menyangkut Aksa. Adik laki-laki kesayangan mereka."Lo tumben-tumbenan bayarin makanan dan minuman gua. Apa lo mau minta bantuan gua?" tanya Fanny membuka topik pembicaraan."Minta bantuan? Ya bisa dibilang begitu, sih," ucap Azkia diakhiri dengan sebuah senyuman tipis."Mau minta bantuan apa?""Untuk beberapa hari ke depan, Aksa bakalan tidur di rumah gua. Dan gua minta lo buat nutupin hal ini dari semua orang."Fanny yang mendengar hal tersebut langsung marah. Bukan karena Azkia meminta hal yang mustahil. Tetapi karena ia tidak setuju dengan Aksa yang menginap di rumah di rumah Azkia dalam beberapa hari ke depan."Jangan bodoh. Gua nggak b
Kalau biasanya setiap malam Azkia sendirian di rumah. Malam ini berbeda. Karena malam ini Aksa ada di rumahnya.Azkia menatap dengan saksama Aksa yang sedang menggunakan setelan jas berwarna biru muda. Laki-laki itu terlihat sangat berwibawa malam ini. Saking berwibawanya Azkia sampai lupa kalau laki-laki itu adalah seorang laki-laki yang pernah menangis di dalam pelukannya."Udah siap?" tanya Aksa sambil memandang Azkia.Azkia melihat ke arah kaca. Sekarang ia sudah menggunakan gaun berwana putih dan sepatu hak tinggi. Ia memuji dirinya sendiri. Karena malam ini ia terlihat lebih cantik dari malam sebelum-sebelumnya."Udah. Kita berangkat sekarang?" tanya Azkia sambil memalingkan pandangannya ke arah Aksa."Ayuk," ucap Aksa sambil mengulurkan tangannya ke arah Azkia.Azkia sedikit terkejut saat melihat Aksa menjulurkan tangan ke arahnya. Ia tidak menyangka kalau laki-laki itu akan mengajaknya bergandengan tangan."Oh, sorry," ucap Ak
Siang hari ini. Aksa, Putra, dan Cakra sedang ada di sebuah cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari markas Natch. Mereka sedang membahas liburan mereka yang akan dilaksanakan minggu depan.Tiket sudah ada untuk enam orang. Penginapan juga sudah mereka sewa. Jadi mereka hanya tinggal mempersiapkan diri untuk berangkat besok lusa."Besok lusa ketemuan di mana, nih?" tanya Cakra sambil menatap Aksa."Di bandara langsung aja. Biar nggak ketinggalan pesawat," jawab Putra dengan santai."Jadinya besok lo bawa siapa?" tanya Aksa sambil menatap Putra."Gua ajak Aqilla," jawab Putra dengan wajah malas."Lah, tumben tuh cewek mau diajak liburan ke luar kota," ucap Aksa heran.Aqilla yang Aksa tau selama ini adalah seorang perempuan yang sangat suka di rumah. Perempuan yang sangat membenci liburan ke luar kota. Karena bagi perempuan itu kamarnya adalah surganya. Jadi untuk liburan ke luar kota itu sama saja meninggalkan surganya demi hal yang
Pesawat yang ditumpangi oleh Aksa, Cakra, Putra, Pitaloka, Lia, dan Aqilla sekarang sudah sampai di bandara Tanjung Bara Airport. Setelah mengambil barang bawaan mereka, mereka menunggu jemputan mereka di depan bandara. Para perempuan duduk di kursi. Sedangkan para laki-laki berdiri di depan mereka sambil meminum sebuah air mineral. Aksa menatap Lia secara saksama. Ia sedikit kaget saat tau kalau perempuan itu adalah pacar Cakra. Ia tidak menyangka kalau ada perempuan yang betah dengan sikap kasar Cakra. "Eh, lo yakin pacaran sama nih orang? Dia kalau emosi bisa jadi macan, lho?" tanya Aksa sambil menatap Lia dan menunjuk Cakra. "Astaga, nih orang suka banget dah ngerusak hubungan orang," ucap Cakra sambil menjitak kepala Aksa. "Gua juga heran, dah. Kenapa orang segila Cakra, bisa dapat cewek secantik ini," ucap Putra sambil menatap wajah Lia secara saksama. "Woi. Jangan bilang yang enggak-enggak!" ucap Cakra dengan nada ti
Aksa, Putra, Cakra, Pitaloka, Aqilla, Lia, Fanny, dan Azkia sekarang sudah ada di depan penginapan mereka. Mereka menatap takjub tampilan Villa yang akan mereka tinggali selama tiga hari itu.Halaman yang luas dan ditumbuhi oleh rumput hijau. Ada sebuah pohon mangga yang sekarang sedang berbuah. Dan pemandangan pantai yang bisa mereka lihat teras Villa.Pemandangan yang sempurna untuk sebuah liburan yang menyenangkan. Itupun kalau liburan mereka kali ini tidak diwarnai oleh sebuah tangisan kesedihan.Aksa menggenggam empat buah kunci. Kunci pertama adalah kunci pintu Villa. Kunci kedua, ketiga, dan keempat adalah kunci kamar yang ada di dalam Villa.Aksa lah yang bertugas untuk membagikan kamar. Karena kalau mereka memilih sendiri-sendiri, maka akan ada satu orang yang merasa diasingkan."Gua, Putra, dan Cakra bakalan satu kamar," ucap Aksa sambil menunjukkan kunci kamarnya.Pandangan Aksa menatap ke arah Aqilla. Ia sedang mencoba memikirkan
Sekarang semua penghuni Villa sedang bersenang-senang di pinggir kolam renang. Ada yang sedang meracik bumbu, ada yang sedang memanggang daging yang tadi mereka beli di supermarket, dan ada yang sedang bersantai-santai di sofa yang telaknya tidak begitu jauh dari kolam renang.Cakra dan Putra sekarang sedang disibukkan dengan memanggang daging. Kali ini mereka memanggang daging dengan serius. Karena kalau sampai daging yang mereka panggang gosong, mereka tidak akan dapat jatah makan.Sedangkan Pitaloka, Fanny sedang meracik bumbu tambahan. Untuk berjaga-jaga misalkan bumbu yang tadi sudah disiapkan kurang.Dan Aqilla, Azkia, dan Lia sedang menyiapkan nasi, piring, dan sendok untuk nanti saat acara makan bersama. Azkia memastikan kalau piring yang ada di meja pas dengan jumlah orang yang nanti akan makan. Aqilla bertugas untuk membersihkan sendok, supaya nanti saat digunakan sendok-sendok tersebut sudah bersih. Sedangkan Lia bertugas untuk memasak nasi. Dan