Share

Santri Baru

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-06 13:43:55

Seminggu kemudian ....

Santri kelas 10 A baru saja keluar dari kelas bersamaan dengan santriwati seangkatan sama dari gedung sekolah di seberangnya. Meskipun terbentang sejauh dua puluh meter, mata Faqih masih cukup awas untuk mengenali sosok yang cukup tinggi di antara tubuh mungil rata-rata santriwati.

"Bentar, Mal!" Faqih menahan tangan Akmal yang hendak berlalu menuju asrama putra.

"Gue nggak salah liat, kan?"

"Salah liat apa? Setan?" tanggap Akmal spontan.

"Is, bukan! Lu liat noh cewek baru dongker!"

Akmal memicingkan mata.

"Oh, yang paling tua?"

Faqih menajamkan mata. "Nggak usah diperjelas juga."

"Bentar! Bukannya itu Tante Suci?"

"Kan, kan. Apa gue bilang. Busyet ... ngapain ibuk di mari?"

"Mampir doang kali. Eh, eh. Bukannya itu Salsa!"

Mata Faqih membulat sempurna.

"Ah, yang bener, lu?"

"Iya, Bang. Itu Salsa sama Tante Suci!"

***

"Bisa biasa aja nggak mukanya? Masa ngeliat ibu kayak ngeliat setan," cibir Suci saat mendapati bibir mengerucut Faqih tepat saat mereka berpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bella
makasih up nya kak.....️...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Ditinggal Istri

    "Dari polosan sampe bangkotan, lu masih aje jadi beban," gerutu Bobby sembari mengeroki punggung Fariz yang lembur semalaman. "Gue udah berasa selingkuhan yang jadi pelarian saat bini lu sibuk sama kerjaan.""Katanya temen seperjuangan, tapi masih aja perhitungan!" balas Fariz tak mau kalah. "Masih mending gue datang saat dibutuhkan, daripada datang pas lo udah di pemakaman?! Kalau lo masih dibutuhkan berarti gue beneran sayang," dalihnya kemudian."Bisa bae ngelesnya," sungut Bobby sembari meletakkan koin yang semua digunakan di atas piring kecil berisi body lotion. Setelahnya lelaki seumuran Fariz itu mulai memberi pijatan ringan di bahu dan punggung sahabat karibnya. "Jadi, di sana Suci ngajar?" tanya Bobby mengalihkan pembicaraan, sementara Fariz beberapa kali bersendawa efek pijatan. "Iya. Sekaligus gantiin Umi Sarah jadi penanggung jawab asrama putri.""Beuh, sibuk banget dia pasti.""Yoi. Laki sampe lupa diperhatiin. Masih mending selama dua minggu ini dia nelepon sesekali. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Menyusul

    "Dagingnya nggak usah, Mbak. Banyakin sayur aja!" Faqih menyodorkan piringnya ke hadapan Ainun sembari memasang senyum terbaiknya. Perempuan itu membalas senyuman, lalu memutus kontak mata mereka. Dia menurunkan daging ayam yang semula sudah disodorkan, lalu menggantikan dengan dua sendok sayuran. "Minta airnya dikit, ya!" tambah Faqih masih dengan senyum yang belum sirna. Ainun mengangguk, lalu menuruti permintaan Faqih selanjutnya."Bakwan jagungnya nggak usah. Banyakin sambel a--""Bisa dipercepat nggak, sih, Bang?" sungut Salsa yang sedari tadi memerhatikan keduanya. "Ini bukan warteg yang bisa rikues seenaknya. Yang ngartri masih banyak.""Iye, iye. Pelayanan tidak ramah, bintang satu!" cibir Faqih sebelum menggeser tubuhnya dan berlalu. Salsa mengedikkan bahu, di balik wajah ketus itu jelas tersembunyi perasaan sesak yang menggebu. "Faqih!" Baru saja mendaratkan bokong di atas bangku samping Akmal, Doni berjalan menghampiri. "Iya, Mas?""Habis makan bisa anter ke luar?"Fa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Serupa tapi Tak Sama

    "Udah lebih dari dua minggu, kamu yakin Fariz nggak keberatan dengan kepergianmu, Nduk?" Di atas ranjang berselimut tebal, Pak Ahmad terbaring lemah tak berdaya. Sudah lebih dari dua minggu dia tidak bisa berjalan dan menghabiskan seluruh waktunya di pembaringan. Sejak Pak Ahmad sakit Bu Sulis kewalahan sebab banyak pekerjaan terbengkalai. Sawah yang sebentar lagi harus dipanen, toko yang sudah lama tak beroperasi seperti biasa, serta tanggung jawab di masjid dan pesantren yang mulai terabaikan. Kalau bukan Kyai Aziz yang mengabarkan, mungkin Suci tak akan tahu. Karena bapak dan ibunya adalah tipe orang yang tidak bisa merepotkan orang lain, bahkan anak kandungnya sendiri. Hal tersebutlah yang membuat Suci terkadang geram dengan sikap sungkan yang sering kali ditunjukkan orang tuanya. "Udah Suci bilang berkali-kali Mas Fariz nggak akan keberatan, Pak. Pokoknya Bapak nggak usah banyak pikiran. Fokus aja sama kesehatan." Suci mempererat genggaman tangannya."Kalau kamu yakin Fariz ng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Sebelas Duabelas

    "Mal!"Suara ketukan dan panggilan terdengar dari luar saat Akmal tengah bersila mengaji Qur'an. Bergegas remaja bertubuh kurus kecil itu menutup kembali kitab suci di pangkuan, sebelum berjalan untuk membuka pintu. Terlihat Hafiz sudah berdiri di hadapan masih dengan sarung dan kokonya. "Ya, Kak?""Faqih ke mana?" tanya kakak kandung Akmal itu sembari celingukan ke dalam, tapi tak kunjung menemukan keberadaan sepupunya tersebut. "Masih belum balik dari apotek, Kak.""Serius? Dari tadi siang?" Hafiz memastikan.Akmal mengangguk pelan. "Ya udah, biar kita aja yang kasih tahu Tante Suci ke rumah Kakek Ahmad.""Ngasih tahu apa?" tanya Akmal keheranan. "Tadi kakak habis teleponan sama abi, katanya Om Fariz sama Om Bobby lagi dalam perjalanan ke Lumajang.""Loh, bukannya Tante Suci baru aja pamitan mau pulang? Dia ambil penerbangan malam, kan?" Akmal menggaruk rambut yang tak gatal. Karena baru beberapa waktu lalu dia dapati tantenya itu keluar dari ruangan Kyai Aziz, kemudian pamit p

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gara-Gara Dalaman

    "Maaf, ya, Mas. Aku nggak terus terang dari awal. Harusnya aku bilang kalau tujuan utama pulang itu buat rawat bapak." Suci terlihat menyesal. Di ruang keluarga dalam rumah orang tuanya, dia hanya bisa tertunduk dalam menghadap suaminya. "Nggak apa-apa, Ci. Aku ngerti. Lagian tadi di jalan Faqih udah jelasin semuanya." Fariz tersenyum hangat sembari menggenggam tangan sang istri.Bobby yang duduk tepat di sebelahnya, hanya bisa tersenyum penuh arti karena tahu betul kebenaran yang terjadi."Gimana kabar keluarga di Jakarta, Nak Bobby?" tanya Bu Sulis yang langsung mengambil alih perhatian Bobby. "Puji Tuhan. Baik, Bu." Bobby tersenyum simpul, seraya memutar tubuh meghadap ibu kandung Suci tersebut."Udah lama banget, ya. Terakhir kali kamu ke sini Salsa sama Faqih masih kecil banget.""Iya, Bu. Banyak hal yang berubah, tapi suasananya masih tetep sama. Nyaman.""Jujur ibu kaget waktu denger kabar tentang Salsa. Masih nggak nyangka remaja sepertinya bisa ambil keputusan yang besar. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Risiko dari Sebuah Pilihan

    "Lu jadi pulang hari ini, kan?" tanya Fariz saat dia dan Bobby tengah ngopi di teras depan rumah mertua."Jadi. Lagian udah banyak pekerjaan yang terbengkalai sejak tiga hari gue tinggal. Yang penting setelah ketemu Salsa, sedikit beban gue mulai berkurang." Sesekali Bobby menyeruput kopi hitam dalam cangkir di genggaman tangan. Tatapan lurus itu seolah menandakan, meski raganya berada di hadapan Fariz, tapi pikirannya jauh melayang."Kalau gitu, habis ini kita pamitan ke bapak sama ibu, baru ke pondok samperin anak-anak," usul Fariz.Bobby mengangguk sebagai jawaban, sebelum balik bertanya. "Rencananya lo mau ambil cuti sampe kapan?""Belum tahu. Kayaknya sampe bapak sembuh. Kasian Suci kalau diminta urusin sendiri. Apalagi bapak punya ruko sama sawah yang nggak bisa dibiarin gitu aja." "Ya udah kalau gitu santuy aja. Kerjaan di Jakarta biar gue yang handle. Lagian masih ada Tebe sama yang lain."Fariz menepuk bahu Bobby, lalu merangkulnya. "Tengkyu, Bro. Lu emang sohib yang selalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Hukuman

    Tiba di asrama putra Fariz dan Bobby mendapati sang putra tak ada di lokasi. Keduanya pun melihat Akmal yang kebetulan tengah bolak-balik membersihkan halaman asrama."Mal, Faqih di mana?" tanya Fariz kemudian."Bang Faqih lagi jaitin jemuran, Om!" jawab Akmal."Ngapain jemuran dijait, kek nggak ada yang laen aja?""Maksudnya diangkatin, Jamal!" sahut Bobby sembari mencubit perut Fariz yang berdiri tepat di sebelahnya."Oh. Ya udah mending kita samperin. Daripada ujannya tambah gede, terus lu telat sampe," usulnya.Bobby hanya mengangguk sebagai jawaban."Ke sono, kan, Mal?" tanya Fariz sembari menunjuk jalan gedung belakang asrama."Iya, Om.""Ngokeh."Keduanya pun langsung berlalu menuju gedung belakang asrama tempat di mana sumur, kamar mandi, dan tempat menjemur berada."Riz, biasanya kalau anak yang baru masuk pondok, ada masa pelatihan memperdalam agama, kan?" tanya Bobby di tengah perjalanan. Fariz mengangguk. "Ya, kurang lebih setahun sebelum kegiatan sekolah umum. Jadi, kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gosip Menyebar

    "Udah pada denger belum? Di asrama putra katanya ada yang berantem."Salsa yang baru saja kembali ke kamar, setelah mengantar kepergian papanya sontak berhenti di ambang pintu saat mendengar beberapa teman se-block asramanya tengah berkerumun di koridor."Berantem. Serius?" Beberapa yang menyaksikan mulai menanggapi."Berantem kenapa emangnya?" timpal yang lainnya."Katanya, sih rebutan celana dalem," tutur Si pemulai topik."Astagfirullah." Serempak istigfar mereka ucapkan, padahal sebelumnya sudah memulai perghibahan.Salsa memejamkan mata, lalu bergumam setelahnya. "Sempak aja direbutin, kek nggak ada barang yang lebih keren aja. Sendal jepit, misal." Akhirnya gadis itu mengedikkan bahu dan hendak berlalu."Katanya mereka rebutan karena di celana dalemnya ada inisial nama.""Nama?" Langkah Salsa kembali terhenti, dia melongokkan kepala keluar kamar saat rasa penasaran berhasil mengambil alih kendali dirinya."Inisial namanya Fariz!""Hah?" Suara Salsa tercekat di tenggorokan begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15

Bab terbaru

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Doa yang Menyertai

    "Assalamualaikum.""Waalaikumsallam."Faqih menyambut kedua sepupunya yang baru saja datang berkunjung. Dengan kaki yang tak lagi pincang, dia menuntun Akmal dan Hafiz masuk, lalu menjamu mereka seadanya karena kebetulan Suci memang ada jadwal mengisi materi akhir pekan ini."Om Fariz ke mana, Qih?" tanya Hafiz. Pandangannya menyapu sekeliling rumah sederhana milik orang tua Suci yang hampir sebulan keluarga Omnya tempati."Ada, tuh di kamar. Nggak tahu dah si Bapak ngapain? Begitu Ibuk pergi dia nggak keluar-keluar, padahal toko udah seharusnya buka dari tadi.""Bapak bisa denger, Faqih ...!" Terdengar suara teriakan Fariz dari dalam kamar. "Bapaknya lagi sibuk bukannya dibantuin, malah lu omelin."Faqih nyengir, lalu mengusap tengkuk. "Faqih tahu Bapak lagi ngapain juga enggak," elaknya."Bapak lagi packing. Dahlah, lu kasih orson atau teh manis aja dulu tuh anak berdua. Bentar lagi bapak kelar," titahnya kemudian."Iya, ini juga lagi." Faqih berlalu ke dapur dan kembali dengan nam

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Pensiun Dini

    DiaperDynamo : Bangke! Ngetik begitu doang ampe setengah jam.SleepyRingleader : Sebenernya gue nggak sanggup melakukan ini (emot nangis)Winni Tiny Bunny : Dah, bubar-bubar! Susah kalau berhubungan sama Bavak-bavak bucin dan laperanSleepyRingleader : Diem lu, Terong! Makanya kawin, biar tahu enaknya. Bukan nyevongin mesin tato mulu. Madesu, lu!Fariz melempar ponselnya ke samping kursi yang diduduki dengan perasaan dongkol. Bukannya mendapat solusi dari permasalahan yang terjadi, mereka justru saling adu argumen dan saling menyalahkan siapa yang salah di sini.Tak lama ponselnya berbunyi. Panggilan video dari Bobby tampak di layar."Halu.""Gud morning, Brother!" Wajah Bobby memenuhi layar ponsel Fariz saat sambungan video call tersambung. Terlihat, lelaki di seberang sana tengah asik menyeruput kopi dengan baground Sherly yang sibuk momong adik Salsa yang tahun ini baru masuk TK."Gue mau ngobrol tentang hal penting, bisa pindah dari sono? Backgroundnya kurang sedep di pandang mat

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Sebuah Rencana

    Suci dan Fariz saling melempar pandang. Sesekali mereka memerhatikan Ainun yang tampak canggung. Perempuan 22 tahun itu memilin-milin ujung kerudungnya yang lebar setelah menyaksikan kejadian melorotnya sarung yang Faqih kenakan, hingga berakhir dengan mengurung dirinya dia kamar."Ekhem, uhuk, hatchi!""Mas!" Suci menyikut perut buncit suaminya saat Fariz mencoba mencairkan suasana dengan cara yang cukup berlebihan."Jadi, Ainu--""Ini ada titipan--"Suci dan Ainun membuka percakapan secara bersamaan. Mereka terkekeh setelahnya. Begitulah perempuan."Maaf kalau saya datang nggak kasih kabar dulu, ya, Bu, Pak. Jadi, nggak enak." Ainun tersenyum kikuk, entah kenapa dia merasa tak enak dengan apa yang baru saja terjadi. Faqih pasti malu sekali."Nggak apa-apa, Nun. Kalau tentang si Faqih-- dia mah udah biasa mempermalukan diri kali!" Enteng sekali Fariz mengatakan."Mas!" Sekali lagi Suci menegur sang suami. Matanya menyipit mengingatkan.Ainun tertunduk, kulit wajahnya yang kuning lang

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Melorot

    Sepulangnya check up. Suci langsung mempersiapkan makan siang untuk keluarga kecilnya. Sementara kedua orang tuanya langsung pamit pulang setelah berbincang-bincang sebentar tentang kondisi kesehatan Pak Ahmad. Di sela menyiapkan makan, Suci langsung menceritakan tentang keresahannya setelah mendapati kondisi kedua orang tuanya yang tak lagi bugar. Perempuan itu juga mengatakan tentang undangan H. Sulton yang jatuh pada lusa. Setelah membaca situasi, Suci merasa tak yakin bisa kembali ke Jakarta untuk waktu yang cukup lama.Mendengar penjelasan istrinya, Fariz mulai memutar otak. Di satu sisi dia tak sanggup Ldr dengan anak dan istrinya, tapi di sisi lain ada pekerjaan yang tak sepenuhnya bisa dia tinggalkan. Setelah cukup lama memikirkan di sela makan siang. Dia memutuskan untuk mendiskusikannya dengan Bobby."Bapak beneran nggak makan lagi Ikan setelah tragedi Denok dipepes Ibuk?" Pertanyaan Faqih memecah lamunan Fariz dan Suci yang masih bergelut dengan pikiran masing-masing. "Me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Nasehat Keluarga

    "Loh, ada Ibu!" Suci keheranan heran saat melihat ibunya tengah duduk di samping Faqih. Tanpa basa-basi perempuan dengan kerudung instan dan gamis biru itu langsung menyambar tangan Bu Sulis. "Kapan ibu dateng?" tanyanya kemudian."Belum lama, Nduk!" Senyum dari wajah teduh itu masih sama hangatnya. Dia mengelus punggung tangan Suci yang masih erat digenggamnya. "Kenapa nggak kasih tahu ibu kalau nenek dateng?" Suci yang merasa tak enak, langsung beralih pada Faqih yang masih santai menyeruput es teh manis."Faqih udah nawarin, Buk. Tapi nenek nggak mau, katanya biarin aja, takutnya ganggu." Lembut dan terarah Faqih menjelaskan."Padahal ibu nggak lagi ngapa-ngapain juga di belakang." Ibu kandung Faqih itu duduk di kursi kosong samping Bu Sulis. Ketiga memilih untuk berbincang-bincang sejenak di depan teras, sebelum beranjak masuk. "Bukannya kamu lagi mandiin burung kata Faqih?" Kali ini giliran ibunya yang bertanya pada Suci."Oh, iya. Bentar aja tadi. Terus lanjut jemur baju. Ini

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Salah Paham

    Pagi hari di Pesantren Al-Huda. Terlihat Salsa dan Aisha celingukan di depan ruangan pengurus asrama putri."Kok, nggak ada, ya, Sha?" tanya Salsa sembari mengintip dari balik kaca. "Belum dateng kali," terka Aisha yang mengikuti Salsa di belakangnya. "Tapi, ini udah jam setengah sembilan." Salsa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Karena ustadzah yang mengajar sedang berhalangan, dia dan Aisha izin sebentar untuk menemui seseorang. "Salsa, Aisha!"Refleks, dua remaja putri itu menoleh bersamaan. Terlihat di sana, Ainun tengah menggendong seorang bayi berusia enam belas bulan. "Eh, Mbak Ai!" seru Salsa dan Aisha hampir bersamaan. "Cari siapa?" Bergantian Ainun menatap gadis-gadis remaja di hadapannya. "Ini, loh, Mbak. Kita lagi cari Tante Suci," tutur Salsa. "Huum, mau nitip sesuatu," tambah Aisha yang langsung disikut Salsa. Anak sulung Bobby-Sherly itu memberiku kode agar Salsa tak membocorkan rencananya untuk memberi sesuatu pada untuk Faqih. "Loh, bukannya Bu

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gara-Gara Burung

    Suci melipat tangan di atas dada menatap bapak dan anak yang sedang sibuk menangkap burung berjenis Murai Batu yang terbang di sekeliling kamar Faqih. Di ambang pintu, perempuan empat puluhan tahun itu memerhatikan Fariz yang tak berhenti mengoceh mempertanyakan, kenapa bisa burung yang baru saja dia beli seharga tiga setengah juta itu tiba-tiba keluar dari sangkarnya? Beruntung kamar yang Faqih tempati mempunyai sirkulasi udara yang rapat dan terhalang teralis kawat. Jadi, burung mungil itu tak sampai kabur keluar. Di tengah kepanikan yang ada, Fariz masih harus dihadapkan dengan sang istri, serta hutang penjelasannya pada Suci terkait keberadaan burung yang ia beri nama Inem itu. Kalau bukan karena mulut polos Faqih yang asal nyeplos. Mungkin keadaannya tak akan serunyam ini. "Kamu nggak ada niat bantu, Buk?" cicit Fariz yang mulai menyerah dalam kukungan tatapan tajam Suci. "Emang kehadiran Inem udah berdasarkan persetujuanku?" Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan lagi, me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Simpanan Bapak

    Baru sehari sejak kepindahannya ke rumah ini. Niat hati ingin bermanja-manja dengan sang istri tanpa halang dan rintangan setelah sebelumnya menanggung malu karena salah mengenali. Fariz masih harus dihadapkan dengan Faqih yang kecelakaan sebab kecerobohannya sendiri. Mendapati Suci melimpahkan semua perhatiannya pada sang putra sejak mereka kembali kemarin. Pagi ini Fariz memutuskan untuk menenangkan diri dengan nongkrong di teras depan ditemani secangkir kopi. "Eh, baru ya, Mas?" Seorang tetangga yang tak sengaja melintas, menyapa Fariz yang masih sarungan hanya dengan kaus kutang. "Iya, baru keluar." Santai saja dia menjawab dengan cengiran khasnya. "Bukan, maksud saya baru di sini." Ralat bapak-bapak yang hanya sedikit lebih tua dari Fariz. "Oh, iya. Saya sekeluarga baru pindah kemarin," terangnya. "Oalah, mantune Pak Ahmad, ya? Yang dari Jakarta?""Iya, Pak.""Ngomong-ngomong kesibukannya apa?" Tanpa diminta lelaki bertubuh tambun itu sudah mengambil tempat di samping Fariz

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Dirawat di Rumah

    Mendengar celetukan Salsa yang ditujukan untuk membela dirinya, Faqih tersenyum lebar, lalu menyodorkan jari membentuk hati, lalu bergumam tanpa suara seolah merangkai satu kata. "Alapyu."Salsa yang menyadari itu langsung membuang muka padahal hatinya amat berbunga-bunga."Astagfirullah si Salsa. Mau marah, tapi, kok bener, ya." Sementara Fariz yang masih tak percaya hanya bisa menggaruk rambutnya. "Mau heran, tapi ini anaknya si Bobby.""Mas!" Suci menyikut lengan Fariz, menegurnya.Sesaat keheningan menyelimuti, sampai saat ponsel Fariz yang berbunyi di dalam saku, menginterupsi."Siapa?" tanya suci begitu melihat Fariz menatap layar ponselnya."Papa.""Ya udah buruan angkat!" pinta Suci. Fariz menurut dan bergegas menyambungkan panggilan dengan orangtuanya yang kini menetap di Palembang."Halo, assalamualaikum." Panggilan dari seberang Fariz loundspeaker agar bisa didengar semuanya."Waalaikumsallam. Gimana kabar Faqih?""Bok, ya sebelum cucu yang ditanya anaknya dulu, to, Pa!"

DMCA.com Protection Status