Share

Mulai Nyaman

Author: Dwrite
last update Last Updated: 2023-02-12 10:42:12

"Papa sama Mama tahu, Bi?" Kulontarkan pertanyaan setelah cukup lama memikirkan alasan kepedulian yang tiba-tiba lelaki itu tunjukkan dalam situasi kami yang sekarang.

"Nggak ada yang tahu, Non. Bibi cuma baru bilang sama Non Suci sekarang."

Kuhela napas lega mendengar penjelasan Bi Surti.

"Kalau gitu, bisa minta tolong sesuatu?"

Bi Surti mengangguk, lalu melangkah lebih dekat.

"Tolong jangan bilang ke siapa pun tentang in--"

"Mau minta tolong apa lu sama Bibi, Ci?"

Deg!

Suara berat dan tegas itu menginterupsi.

"Bibi boleh pergi!" Sebelum menjelaskannya pada Mas Fariz, lebih dulu aku meminta Bi Surti pergi. Kemudian menyembunyikan plastik berisi obat tadi, di antara sajadah dan mukena yang digenggam. "Saya cuma minta tolong Bi Surti buat rahasiain tentang alergi, biar mama sama papa nggak khawatir." Sembari menatapnya lurus, kuusahakan diri agar tetap terlihat tenang.

Awalnya Mas Fariz mengernyitkan dahi, kemudian berjalan menghampiri. Merendahkan tubuh, lalu lekat meneliti ekspresi w
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Puncak

    "Pantesan dari tadi ngung-ngung mulu di telinga. Rupanya ada yang ghibahin di sini."Bersamaan dengan itu Mas Fariz tiba-tiba datang entah dari mana. Menumpukan sebelah tangan di pintu masuk dapur. Menatapku dan Mama bergantian."Bisa pinjem mantunya bentar? Fariz mau aja Suci jalan-jalan sebelum Mama bongkar semua aib Fariz selama ini."Mama menatap ke arahku, lalu menaik-turunkan alis. "Pinjemin nggak, ya? Soalnya, sebentarnya kamu itu bisa jadi seharian."Mas Fariz mendekat, lalu memeluk tubuh Mama dari belakang, sebelum bergumam. "Mama kek yang nggak tahu aja manten baru."Senyum Mama melebar. Dia berbalik menghadap Mas Fariz."Tunjukan keperkasaanmu Anak Beruang, Mama tunggu cucu Beruang launching tahun ini."Aku memalingkan pandangan, entah kenapa pembahasan ini membuat wajahku tiba menghangat."Aamiin. Mama doain Fariz goal malam ini.""Loh, emangnya?" Mama tampak kebingungan. Namun, sebelum pertanyaan lain sempat terlontar. Mas Fariz lebih dulu mengecup pipinya dan menarik tan

    Last Updated : 2023-02-12
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Menyerahkan Diri

    Setelah melewati berbagai sesi penyatuan, kami terjaga melewati panjangnya malam yang berlalu tak seperti beberapa malam sebelumnya. Akhirnya aku benar-benar menyerahkan diri seutuhnya di atas ikrar yang semula terjalin hanya berdasarkan nazar.Dingin yang semula menggigil, menguap diganti kehangatan yang menjalar dalam dekapan lelaki yang sejak tadi menatap dengan gumaman yang tak henti dia lantunkan, saat untuk pertama kalinya kami berakhir di atas pembaringan menunaikan kewajiban sebagai pasangan halal."Cantik. Menurut gue semua yang ada di diri lu itu sempurna, Ci. Apalagi rambut ini. Gue nggak peduli sama orang lain sebelum gue. Tapi, mulai detik ini cuma gue yang boleh liat semuanya sampe akhir!" Dengan pandangan yang masih lekat menatap, Mas Fariz memainkan rambutku yang terurai panjang sampai punggung.Aku mengangguk pelan, sembari mengulurkan tangan menyusuri struktur rahangnya yang kasar, karena jambang yang tak pernah dia pangkas habis.Tak pernah kubayangkan sebelumnya. D

    Last Updated : 2023-02-12
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Godaan

    Setelah menempuh kurang lebih satu jam tiga puluh menit perjalanan dari Bogor melalui Tol Jagorawi. Kami sampai di Kebayoran Baru, tepatnya Blok M. Karena masih bertempat di Jakarta Selatan, Toko otomotif Mas Fariz memang bisa dibilang cukup dekat dari kediaman utama keluarga Mas Fariz yang ada di perumahan elite Cilandak. Jadi, kami tak perlu khawatir terjebak macet saat perjalanan pulang.Terletak di tempat yang bisa dibilang mudah dijangkau. Dengan diapit dua ruko lain, Toko otomotif Mas Fariz berada. Surga onderdil yang menyediakan hampir semua kebutuhan kendaraan. Mulai dari velg, shockbreaker, ban, dan aksesoris lainnya. Selain menjual onderdil, tempat-tempat ini juga menyediakan perlengkapan berkendara lain. Sebut saja seperti helm dan aneka jaket."Ayo masuk! Nggak usah malu-malu. Si Tebe nggak gigit, kok." Mas Fariz menarik tanganku saat tengah asik memerhatikan sekitar."Tebe?" Refleks pertanyaan itu terlontar."Tendi Subandi. Nama panggilannya Tebe. Dia penanggung jawab di

    Last Updated : 2023-02-13
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Saling Peduli

    Seketika keheningan pekat menyelimuti kami, di saat yang bersamaan napasku masih memburu. Sekuat tenaga kutahan keinginan diri untuk melayangkan tamparan di wajah Mas Ali."Maaf, ya, Ma, Pa. Suci ikut pergi sama Mas Fariz karena keinginan sendiri. Wallahi di sana dia cuma ngobrolin tentang projek usahanya baru. Mereka janjian malem, karena emang sama-sama sibuk." Aku melanjutkan setelah dirasa amarah mulai teredam. "Sementara di puncak, rumah yang kita singgahi itu sebenarnya rumah Mas Fariz sendiri! Apa perlu saya jelasin juga detail kejadiannya biar Mas Ali yang terhormat ini puas dan nggak suudzon sama iparnya lagi?!""Ci, udah!" Sentuhan lembut di pundak itu sontak membuatku tersadar dengan batasan yang baru saja kulanggar, ketika berteriak tepat di depan wajah Mas Ali. Mama terus mengusap punggung dan kepalaku, sementara Papa hanya menghela napas gusar.Mas Fariz yang sejak tadi berdiri terpaku akhirnya menghampiri. Dia menarik tanganku meninggalkan ruang tengah menuju kamar kami

    Last Updated : 2023-02-13
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Alasan

    Selepas Isya, kutatap lelaki yang mendengkur halus di sisi lain ranjang. Sepertinya dia benar-benar lelah. Bukan hanya fisik tapi juga mental. Hingga tak sanggup melewati waktu yang tersisa dan memilih lelap dalam tidurnya setelah puas memaki-maki Mas Ali di hadapanku. Aku bahkan tak tega membangunkannya, karena sejak kembali dia bahkan belum menyentuh nasi.Sekali lagi aku dibuat terpana dengan lelaki ini. Bagaimana pun posisinya, Mas Fariz tetap mendengarkan apa kata Pak Jamal, tanpa berniat menyangkal ataupun membela diri.Haruskah kukatakan, meskipun Mas Fariz berakhir seperti ini, orangtuanya tetap tak gagal mendidiknya. Tanpa mereka sadari, sebenarnya dia adalah gamparan lelaki sejati.Aku beranjak dari bibir ranjang untuk meletakkan mukena yang semula dikenakan di atas rak samping TV. Sejenak meraih ponsel saat melihat satu pesan masuk dari Lola.Katanya besok dia akan mampir ke Jakarta, dan berharap aku bisa menyempatkan waktu untuk bertemu.[ InsyaAllah, La. Share aja lokasin

    Last Updated : 2023-02-13
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Mencoba Tak Peduli

    "Makasih penjelasannya. Tapi, saya udah nggak peduli!"Aku berlalu meninggalkannya yang masih berdiri mematung di tempat.Apa pun penjelasan yang terlontar, pergi tanpa kepastian selama lebih dari lima tahun bukan sesuatu yang patut dimaklumi. Dan lagi, entah kenapa firasatku mengatakan bahwa penjelasan Bapak dan Ibu akan jauh lebih kuat daripada alasan Mas Ali. Bisa jadi ada yang janggal di balik lamaran kedua yang dia ajukan setelah sebelumnya meminta waktu empat tahun untuk menyelesaikan study.Kupercepat langkah menaiki tangga dengan piring berisi nasi di tangan. Sesampai di kamar, kuempaskan tubuh di samping Mas Fariz yang tengah memainkan ponsel, lalu menyodorkan piring yang tadi.Lelaki itu menatapku kebingungan."Cuma nasi? Lauknya mana?"Aku menepuk dahi. Karena kehadiran Mas Ali, dan obrolan yang cukup menguras emosi tadi, aku sama sekali tak ingat dengan lauk yang seharusnya menjadi teman nasi.Karena tak mau mengambil risiko bila balik ke bawah, dan lelaki itu masih ada di

    Last Updated : 2023-02-14
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Penjelasan

    "Loh, seprenya mau dicuci lagi, Neng? Perasaan baru kemaren bibi ganti." Pertanyaan Bi Surti sontak membuat wajahku menghangat."Ng, anu, Bi--""Hei, psstt ... Bibi!" Mama terdengar heboh sendiri di belakang, beberapa kali dia mencubit pelan perut Bi Surti."Oalah, aduh maaf, Neng. Bibi suka lupa kalau pernah muda." Bi Surti menepuk dahi. "Udah biarin, biar bibi yang lanjutin, Neng istirahat aja di kamar." Bi Surti mengambil alih botol deterjen dari tanganku."Eh, nggak apa-apa, kok, Bi.""Udah, kamu mah diem aja. Mending banyakin makan buah sama minum air putih. Nih!" Mama menimpali sembari menyodorkan sebuah apel.Aku meraihnya dengan sungkan."Dah, sana!" Mama mendorong pelan tubuhku agar meninggalkan ruang cuci.Akhirnya aku menurut dan memutuskan untuk kembali ke atas."Kalau butuh sepre baru lagi bilang aja, ya! Stok punya Mama masih banyak. Mulai dari My Love, My Honey, Bunny, Sweety!"Masih bisa kudengar teriakan Mama di sana.Aku menggeleng pelan.Ibu dan anak memang hampir t

    Last Updated : 2023-02-14
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Pamit

    Lima tahun sebelumnya ...."Suci!"Kualihkan pandangan dari deretan mie instan yang baru saja ditata di atas rak khusus, dalam Toko Sembako Bapak yang setahun terakhir ini kukelola. Sembari berdiri tegak di balik etalase, kutatap lelaki berkulit putih yang baru saja datang dengan ransel besar yang melekat di punggung lebarnya.Aku terdiam sejenak, menatap wajah dan barang bawaannya bergantian. Perasaanku tiba-tiba tak enak. Aku merasa dia datang dengan kabar yang kurang menyenangkan."Ada apa, Mas? Mau ke mana, kok tumben banyak bawaannya?"Lelaki itu mengusap tengkuk salah tingkah, tampaknya ia ragu untuk mengutarakan maksud sebenarnya."Nggak apa-apa, Mas. Bilang aja!" Melihat keraguan dalam dirinya, akhirnya aku berinisiatif untuk memulainya.Mas Ali maju selangkah, lelaki yang dua tahun terakhir membimbingku menuju jalan hijrah itu tampak semakin gelisah."Jadi, gini, Ci ... hari ini saya dan semua keluarga mau pindah ke Jakarta."Deg!"Dan rencananya saya juga mau ambil beasiswa

    Last Updated : 2023-02-15

Latest chapter

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Doa yang Menyertai

    "Assalamualaikum.""Waalaikumsallam."Faqih menyambut kedua sepupunya yang baru saja datang berkunjung. Dengan kaki yang tak lagi pincang, dia menuntun Akmal dan Hafiz masuk, lalu menjamu mereka seadanya karena kebetulan Suci memang ada jadwal mengisi materi akhir pekan ini."Om Fariz ke mana, Qih?" tanya Hafiz. Pandangannya menyapu sekeliling rumah sederhana milik orang tua Suci yang hampir sebulan keluarga Omnya tempati."Ada, tuh di kamar. Nggak tahu dah si Bapak ngapain? Begitu Ibuk pergi dia nggak keluar-keluar, padahal toko udah seharusnya buka dari tadi.""Bapak bisa denger, Faqih ...!" Terdengar suara teriakan Fariz dari dalam kamar. "Bapaknya lagi sibuk bukannya dibantuin, malah lu omelin."Faqih nyengir, lalu mengusap tengkuk. "Faqih tahu Bapak lagi ngapain juga enggak," elaknya."Bapak lagi packing. Dahlah, lu kasih orson atau teh manis aja dulu tuh anak berdua. Bentar lagi bapak kelar," titahnya kemudian."Iya, ini juga lagi." Faqih berlalu ke dapur dan kembali dengan nam

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Pensiun Dini

    DiaperDynamo : Bangke! Ngetik begitu doang ampe setengah jam.SleepyRingleader : Sebenernya gue nggak sanggup melakukan ini (emot nangis)Winni Tiny Bunny : Dah, bubar-bubar! Susah kalau berhubungan sama Bavak-bavak bucin dan laperanSleepyRingleader : Diem lu, Terong! Makanya kawin, biar tahu enaknya. Bukan nyevongin mesin tato mulu. Madesu, lu!Fariz melempar ponselnya ke samping kursi yang diduduki dengan perasaan dongkol. Bukannya mendapat solusi dari permasalahan yang terjadi, mereka justru saling adu argumen dan saling menyalahkan siapa yang salah di sini.Tak lama ponselnya berbunyi. Panggilan video dari Bobby tampak di layar."Halu.""Gud morning, Brother!" Wajah Bobby memenuhi layar ponsel Fariz saat sambungan video call tersambung. Terlihat, lelaki di seberang sana tengah asik menyeruput kopi dengan baground Sherly yang sibuk momong adik Salsa yang tahun ini baru masuk TK."Gue mau ngobrol tentang hal penting, bisa pindah dari sono? Backgroundnya kurang sedep di pandang mat

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Sebuah Rencana

    Suci dan Fariz saling melempar pandang. Sesekali mereka memerhatikan Ainun yang tampak canggung. Perempuan 22 tahun itu memilin-milin ujung kerudungnya yang lebar setelah menyaksikan kejadian melorotnya sarung yang Faqih kenakan, hingga berakhir dengan mengurung dirinya dia kamar."Ekhem, uhuk, hatchi!""Mas!" Suci menyikut perut buncit suaminya saat Fariz mencoba mencairkan suasana dengan cara yang cukup berlebihan."Jadi, Ainu--""Ini ada titipan--"Suci dan Ainun membuka percakapan secara bersamaan. Mereka terkekeh setelahnya. Begitulah perempuan."Maaf kalau saya datang nggak kasih kabar dulu, ya, Bu, Pak. Jadi, nggak enak." Ainun tersenyum kikuk, entah kenapa dia merasa tak enak dengan apa yang baru saja terjadi. Faqih pasti malu sekali."Nggak apa-apa, Nun. Kalau tentang si Faqih-- dia mah udah biasa mempermalukan diri kali!" Enteng sekali Fariz mengatakan."Mas!" Sekali lagi Suci menegur sang suami. Matanya menyipit mengingatkan.Ainun tertunduk, kulit wajahnya yang kuning lang

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Melorot

    Sepulangnya check up. Suci langsung mempersiapkan makan siang untuk keluarga kecilnya. Sementara kedua orang tuanya langsung pamit pulang setelah berbincang-bincang sebentar tentang kondisi kesehatan Pak Ahmad. Di sela menyiapkan makan, Suci langsung menceritakan tentang keresahannya setelah mendapati kondisi kedua orang tuanya yang tak lagi bugar. Perempuan itu juga mengatakan tentang undangan H. Sulton yang jatuh pada lusa. Setelah membaca situasi, Suci merasa tak yakin bisa kembali ke Jakarta untuk waktu yang cukup lama.Mendengar penjelasan istrinya, Fariz mulai memutar otak. Di satu sisi dia tak sanggup Ldr dengan anak dan istrinya, tapi di sisi lain ada pekerjaan yang tak sepenuhnya bisa dia tinggalkan. Setelah cukup lama memikirkan di sela makan siang. Dia memutuskan untuk mendiskusikannya dengan Bobby."Bapak beneran nggak makan lagi Ikan setelah tragedi Denok dipepes Ibuk?" Pertanyaan Faqih memecah lamunan Fariz dan Suci yang masih bergelut dengan pikiran masing-masing. "Me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Nasehat Keluarga

    "Loh, ada Ibu!" Suci keheranan heran saat melihat ibunya tengah duduk di samping Faqih. Tanpa basa-basi perempuan dengan kerudung instan dan gamis biru itu langsung menyambar tangan Bu Sulis. "Kapan ibu dateng?" tanyanya kemudian."Belum lama, Nduk!" Senyum dari wajah teduh itu masih sama hangatnya. Dia mengelus punggung tangan Suci yang masih erat digenggamnya. "Kenapa nggak kasih tahu ibu kalau nenek dateng?" Suci yang merasa tak enak, langsung beralih pada Faqih yang masih santai menyeruput es teh manis."Faqih udah nawarin, Buk. Tapi nenek nggak mau, katanya biarin aja, takutnya ganggu." Lembut dan terarah Faqih menjelaskan."Padahal ibu nggak lagi ngapa-ngapain juga di belakang." Ibu kandung Faqih itu duduk di kursi kosong samping Bu Sulis. Ketiga memilih untuk berbincang-bincang sejenak di depan teras, sebelum beranjak masuk. "Bukannya kamu lagi mandiin burung kata Faqih?" Kali ini giliran ibunya yang bertanya pada Suci."Oh, iya. Bentar aja tadi. Terus lanjut jemur baju. Ini

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Salah Paham

    Pagi hari di Pesantren Al-Huda. Terlihat Salsa dan Aisha celingukan di depan ruangan pengurus asrama putri."Kok, nggak ada, ya, Sha?" tanya Salsa sembari mengintip dari balik kaca. "Belum dateng kali," terka Aisha yang mengikuti Salsa di belakangnya. "Tapi, ini udah jam setengah sembilan." Salsa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Karena ustadzah yang mengajar sedang berhalangan, dia dan Aisha izin sebentar untuk menemui seseorang. "Salsa, Aisha!"Refleks, dua remaja putri itu menoleh bersamaan. Terlihat di sana, Ainun tengah menggendong seorang bayi berusia enam belas bulan. "Eh, Mbak Ai!" seru Salsa dan Aisha hampir bersamaan. "Cari siapa?" Bergantian Ainun menatap gadis-gadis remaja di hadapannya. "Ini, loh, Mbak. Kita lagi cari Tante Suci," tutur Salsa. "Huum, mau nitip sesuatu," tambah Aisha yang langsung disikut Salsa. Anak sulung Bobby-Sherly itu memberiku kode agar Salsa tak membocorkan rencananya untuk memberi sesuatu pada untuk Faqih. "Loh, bukannya Bu

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gara-Gara Burung

    Suci melipat tangan di atas dada menatap bapak dan anak yang sedang sibuk menangkap burung berjenis Murai Batu yang terbang di sekeliling kamar Faqih. Di ambang pintu, perempuan empat puluhan tahun itu memerhatikan Fariz yang tak berhenti mengoceh mempertanyakan, kenapa bisa burung yang baru saja dia beli seharga tiga setengah juta itu tiba-tiba keluar dari sangkarnya? Beruntung kamar yang Faqih tempati mempunyai sirkulasi udara yang rapat dan terhalang teralis kawat. Jadi, burung mungil itu tak sampai kabur keluar. Di tengah kepanikan yang ada, Fariz masih harus dihadapkan dengan sang istri, serta hutang penjelasannya pada Suci terkait keberadaan burung yang ia beri nama Inem itu. Kalau bukan karena mulut polos Faqih yang asal nyeplos. Mungkin keadaannya tak akan serunyam ini. "Kamu nggak ada niat bantu, Buk?" cicit Fariz yang mulai menyerah dalam kukungan tatapan tajam Suci. "Emang kehadiran Inem udah berdasarkan persetujuanku?" Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan lagi, me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Simpanan Bapak

    Baru sehari sejak kepindahannya ke rumah ini. Niat hati ingin bermanja-manja dengan sang istri tanpa halang dan rintangan setelah sebelumnya menanggung malu karena salah mengenali. Fariz masih harus dihadapkan dengan Faqih yang kecelakaan sebab kecerobohannya sendiri. Mendapati Suci melimpahkan semua perhatiannya pada sang putra sejak mereka kembali kemarin. Pagi ini Fariz memutuskan untuk menenangkan diri dengan nongkrong di teras depan ditemani secangkir kopi. "Eh, baru ya, Mas?" Seorang tetangga yang tak sengaja melintas, menyapa Fariz yang masih sarungan hanya dengan kaus kutang. "Iya, baru keluar." Santai saja dia menjawab dengan cengiran khasnya. "Bukan, maksud saya baru di sini." Ralat bapak-bapak yang hanya sedikit lebih tua dari Fariz. "Oh, iya. Saya sekeluarga baru pindah kemarin," terangnya. "Oalah, mantune Pak Ahmad, ya? Yang dari Jakarta?""Iya, Pak.""Ngomong-ngomong kesibukannya apa?" Tanpa diminta lelaki bertubuh tambun itu sudah mengambil tempat di samping Fariz

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Dirawat di Rumah

    Mendengar celetukan Salsa yang ditujukan untuk membela dirinya, Faqih tersenyum lebar, lalu menyodorkan jari membentuk hati, lalu bergumam tanpa suara seolah merangkai satu kata. "Alapyu."Salsa yang menyadari itu langsung membuang muka padahal hatinya amat berbunga-bunga."Astagfirullah si Salsa. Mau marah, tapi, kok bener, ya." Sementara Fariz yang masih tak percaya hanya bisa menggaruk rambutnya. "Mau heran, tapi ini anaknya si Bobby.""Mas!" Suci menyikut lengan Fariz, menegurnya.Sesaat keheningan menyelimuti, sampai saat ponsel Fariz yang berbunyi di dalam saku, menginterupsi."Siapa?" tanya suci begitu melihat Fariz menatap layar ponselnya."Papa.""Ya udah buruan angkat!" pinta Suci. Fariz menurut dan bergegas menyambungkan panggilan dengan orangtuanya yang kini menetap di Palembang."Halo, assalamualaikum." Panggilan dari seberang Fariz loundspeaker agar bisa didengar semuanya."Waalaikumsallam. Gimana kabar Faqih?""Bok, ya sebelum cucu yang ditanya anaknya dulu, to, Pa!"

DMCA.com Protection Status