.
.
.
Sosok yang ditunggu-tunggu telah tiba. Seluruh tamu undangan langsung berdiri dan membuat jalan ketika mereka melihat rombongan dari Perusahaan Mu telah hadir di ruangan itu. Di barisan belakang ada beberapa sekretaris, di bagian tengah ada beberapa kepala bagian yang mewakili proyek itu, dan di barisan paling depan ada sang CEO dengan penampilannya yang menakjubkan.
Melihat kedatangan CEO Mu, semua orang sempat terpana. Bahkan ada beberapa dari mereka yang diam-diam memotretnya hanya untuk dipajang di status Weibo mereka. Mu Shenan memang selalu menjadi perbincangan panas di Negara itu. Hanya saja, dirinya begitu misterius, begitu pula dengan keluarganya. Tidak ada yang tahu detail dari kehidupan pria tampan itu karena semua informasi yang berkaitan dengannya tidak bisa muncul di media.
Memasuki ruangan itu, Mu Shenan beserta rombongannya lalu menuju ke tempat yang telah disediakan. Paling depan, itu adalah deretan khusus bagi mereka berdamp
...Wei Yuna berdiri dengan anggunnya di panggung itu. Beberapa kali ia terlihat melirik Mu Shenan yang ada dibarisan paling depan. Sesekali, Mu Shenan menyunggingkan senyumnya sembari mengusap dagu miliknya. Hal itu, tentu saja membuat hati Wei Yuna berbunga-bunga. Sepertinya, Mu Shenan mulai memperhatikannya.Benar kata Shen Ara, ibunya. Dia harus lebih menggoda lagi untuk menarik perhatian dari pria tampan di depan sana. Beruntungnya, sang ibu mengerti situasinya sehingga ia mendatangkan seorang stylist khusus untuk acara hari ini.Sambil tersipu malu, Wei Yuna lalu mulai memaparkan ide-ide rancangannya yang membuat semua orang disana bertepuk tangan dengan sangat riuh.“Wah, itu hebat sekali. Bukankah begitu?” kata seorang juri kepada juri lain disebelahnya.“Benar. Saya setuju dengan anda.” Juri yang lain terdengar menimpali sembari memberikan skor tertinggi kepada desain yang dipaparkan oleh nona cantik
. . . Seluruh mata memandang kepadanya, seorang wanita dengan tas tabung ditangannya. Perlahan, dia berjalan menyibak kerumunan itu, tepat di atas karpet merah yang ada ditengah ruangan. Kedatangannya membuat semua orang gempar. Berbisik-bisik, seluruh orang bertanya tentang kedatangan wanita beruban itu. “Eh, siapa dia?” tanya sebagian besar dari mereka. “Sepertinya aku pernah melihatnya, tetapi dimana?” sahut yang lainnya. “Sebentar, bukankah dia adalah Ketua Ma?” “Benarkah? Apakah kau ingin mengatakan bahwa dia adalah pemilik Galeri Madong?” “Benar. Aku sangat yakin dia adalah ketua Ma dari Galeri Madong,” jawab yang lainnya merasa yakin dengan apa yang dia lihat. Tidak banyak orang yang tahu, Galeri Madong adalah galeri yang menyimpan maha karya besar dalam dunia arsitektur dan desain. Tidak semua seniman bisa menembus masuk ke dalam galeri itu. Hanya segelintir karya saja yang bisa dipajang disana dan palin
. . . Semua orang tercekat. Tidak ada yang berani berbicara. Baik Shen Ara, Wei Dong, dan para juri, mereka semua terdiam hingga layar lebar pada panggung itu menampilkan sesuatu yang menarik perhatian semua orang. “Pemenang Desain professional Galeri Madong” Para juri itu, mereka semua tahu, perlombaan itu tidak main-main. Ada begitu banyak peserta dari manca Negara dan juga para professional yang mengikutinya. Bahkan, para juri itu saja tidak bisa mengikutinya karena mereka tidak bisa lolos pada seleksi pertama. Hanya saja, mengapa Ketua Ma mau membuka hasil lomba yang akan diumumkan esok hari? Bukankah hasil lomba itu terlalu rahasia? batin para juri itu di dalam hati sebelum menanyakannya kepada Ketua Ma yang masih berdiri disana. “Ketua Ma, bukankah ini adalah perlombaan dari Galeri Madong? Ini terlalu rahasia. Mengapa anda membawanya kemari?” ucap salah satu juri tidak mengerti dengan jalan pikiran Ketua Ma yang diluar perkiraan
...Di ruangan besar itu, suara bisikan begitu riuh terdengar. Kali ini, semua orang membicarakan putri tunggal sang direktur Perusahaan Shen yang tidak pernah kelihatan batang hidungnya. Dari kabar yang beredar, putri Shen Haoran memang tidak memiliki kompetensi apa-apa. Jadi, mereka sepenuhnya percaya kepada perkataan Wei Yuna.“Aduh, kasihan sekali Nona Wei,” kata salah satu dari tamu undangan disana.“Betul sekali. Ternyata, semua ini adalah ulah dari Nona Shen,” sahut yang lainnya.“Benar, tetapi mau bagaimana lagi. Nona Wei begitu baik, pasti dia tidak pernah menyangka kalau ulah sepupunya akan mempermalukannya,”“Cih! Nona Shen itu keterlaluan sekali ya. Karena ingin menonjol, dia sampai mencuri karya orang lain! Astaga, aku jadi kasihan dengan Nona Wei. Sekarang, dia harus dipermalukan karena ulah saudaranya.”Mendengar orang-orang bersimpati kepadanya, Wei Yuna terlihat
. . . Tindakan itu, tentu menarik perhatian Wei Dong. Dengan spontan, pria paruh baya itu langsung membela putri tunggalnya, “Shen Yiyi! Apakah kau kemari untuk mempermalukan Wei Yuna? Dia adalah sepupumu, apakah kau setega itu untuk menjebaknya?” ucap Wei Dong dengan nada mengintimidasi. Sayangnya, tatapan tajam Wei Dong tidak berpengaruh pada Shen Yiyi yang telah terlahir kembali. Dia sudah merasakan rasanya dikhianati. Bahkan, dia juga sudah mengecap rasa kematian akibat ulah Wei Yuna, iblis busuk itu. Sehingga bagaimanapun musuhnya mengintimidasinya, itu sama sekali tidak berpengaruh padanya. Tidak kali ini! Menyibakkan rambut panjangnya, Shen Yiyi seakan ingin mengejek pamannya itu. Auranya menguar bagai ratu yang hendak menjatuhi hukuman pada orang-orang yang telah berani merencanakan kematiannya. “Paman, lihatlah dulu video ini sebelum dirimu berkomentar,” kata Shen Yiyi sembari memberi arahan kepada operator untuk memutar file
...Keluar dari pintu Perusahaan Shen, si pria muda menggandeng isterinya dengan penuh kemenangan. Di sepanjang perjalanan, dia tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang terkejut dan bertanya-tanya mengenai sosok dewa-dewi yang baru lewat itu.“Eh, apakah itu sang Tuan Mu yang legendaris?” tanya mereka.“Iya, benar. Itu Tuan Mu, tapi siapa wanita yang bersamanya? Astaga, dia cantik sekali,” sahut yang lainnya.“Kalau tidak salah, itu adalah putri CEO Shen,” jelas salah satu orang yang baru datang.“Benarkah? Apakah dia yang bernama Shen Yiyi? Aku dengar dia adalah pemilik asli dari desain pemenang hari ini,” kata yang lainnya lagi.“Sepertinya begitu,” jawab satu orang di sudut sana.“Wah, kalau begitu ternyata putri CEO Shen tidak seperti desas desus yang beredar ya. Wanita itu rupanya sangat cantik dan juga sangat pintar. Pantas sekali kalau CEO She
...Dihadapan dua piring Plain Carabian Oyster, Shen Yiyi mengernyitkan dahinya. Tunggu! Apakah ini adalah hadiah yang diminta oleh Mu Shenan? Batinnya merasa lega. Padahal tadi di dalam mobil, Shen Yiyi sudah kalang kabut. Ia takut kalau Mu Shenan akan meminta hal ‘itu’. Tetapi ternyata dugaannya salah! Haha, untung saja, batinnya sembari menghela nafasnya.“Mu Shenan, makanlah sebanyak-banyaknya. Apa kau mau pesan lagi?” ucap Shen Yiyi yang membuat suaminya menaikkan alisnya.“Apa kau yakin?” sahut Mu Shenan masih ragu dengan jawaban isteri bodohnya itu.“Astaga! Tentu saja aku yakin, Tuan Mu. Kalau kau menyukainya, kau bisa pesan lagi,” ucap isterinya itu sebelum memberikan tanda pada pelayan yang ada disana, “Pelayan, tolong berikan 6 piring lagi dengan porsi yang paling besar,” imbuhnya segera diangguki oleh pelayan itu.Melihat hal itu, Mu Shenan hanya berdeham dan me
...Shen Yiyi sudah tidak bisa berkutik. Bagai sekarung beras, dia dipanggul begitu saja dari restaurant hotel itu untuk menaiki lift dan menuju ke tempat yang tidak bisa dibayangkannya.“Tuan Mu! Apa kau tidak punya malu?” Disepanjang perjalanan, dia berteriak dan memukuli bahu Mu Shenan yang tidak memperdulikan tatapan orang-orang disana.“Aku menggendong isteriku, kenapa aku harus malu?” katanya seraya menekan tombol lift menuju ke lantai teratas gedung itu.Astaga, Shen Yiyi harus secepatnya melarikan diri. Jika tidak, dia tidak tahu lagi apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan keras, ia lalu memikirkan ide-ide yang mungkin bisa menggoyahkan keinginan suami busuknya itu.“Tuan Mu, begini saja, apa kau suka jam tangan keluaran terbaru karya Richrad F? Apa kau mau kubelikan satu sebagai hadiahmu?” tanyanya kepada suaminya yang telah membawanya masuk ke dalam lift itu.“Aku sudah p
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny