.
.
.
Suara bisikan dalam ruangan tersebut terus terdengar bersahut-sahutan sebelum akhirnya terhenti sejenak saat mereka mendengar suara pintu terbuka.
"Ceklek!"
Sesosok wanita berambut panjang terlihat memasuki ruang itu sembari membetulkan posisi kaca mata kudanya yang terlihat agak miring.
Dengan riasan wajah yang dihiasi bopeng, wanita itupun berjalan maju menuju tempat rekan-rekannya berdiri sembari memandang para kepala bagian yang ada disana dengan wajah bertanya-tanya seperti seorang bayi lugu yang tidak berdosa di dunia ini.
Melihat tatapan lugu dari wanita yang baru masuk itu, tentu saja membuat para kepala bagian menjadi semakin geram, terlebih beberapa kepala bagian wanita yang sedari awal tidak menyukai keberadaan sekretaris Shen yang nampak misterius di kantor CEO Mu.
"Ada apa ini?" tanya Shen Yiyi dengan suara lirih kepada sekretaris Ji sesampainya ia di sudut ruangan.
"Sekretaris Shen, kita dalam masalah
...Berbisik-bisik, para kepala bagian itu se-akan merasa seperti dipermainkan oleh Shen Yiyi. Bahkan, beberapa di-antara mereka tidak segan untuk melontarkan kata-kata yang agak keras supaya Shen Yiyi mendapatkan hukuman dari perusahaan, atau juga sebuah pemecatan.Melihat munculnya begitu banyak tekanan kepada nyonya muda-nya, asisten Bai juga ikut berbisik perlahan ditelinga Mu Shenan."Tuan, bagaimana ini?""Emm.. Suruh mereka diam." jawab Mu Shenan dengan pandangan tetap lurus ke depan sembari terus melihat semua pergerakan Shen Yiyi yang masih terlihat santai itu."Baik Tuan." Mendengar perintah bosnya, asisten Bai kemudian bergegas berdeham dengan sangat keras untuk menghentikan keributan yang sedang terjadi."Ehem!!!" ucapnya dengan lantang yang disambut tatapan seluruh orang yang telah mendengar suara keras itu.Mereka terdiam, menanti apa yang akan dikatakan oleh CEO berkaitan tentang hal ini. Beberepa detik,
...Secepat kilat, berita tentang kemenangan para sekretaris melawan kepala bagian telah menyebar luas di group-group chat perusahaan Mu.*Group Pekerja RajinPendekar sakti: "Hot news! Para sekretaris berhasil mendepak para kepala bagian!"Langit Biru: "Benarkah?! Wow!Awan Mendung: "Aku tidak percaya. Apa berita itu benar?"Pendekar sakti: "Tentu saja benar. Aku bisa menjaminnya!"Langit Biru: "Ha..ha..ha! Aku harus memberi hormat pada para sekretaris dasyat itu!"Awan Mendung: "Sebenarnya, aku juga senang, kepala bagian Su selalu memarahiku. Sekarang baru tahu rasa dia!"*Group Seksi SekaliSi cantik: "Berita terdasyat tahun ini! Sekretaris Gu dan sekretaris Ji menampar pipi para kepala bagian!!!"Pantat Merah: "Apa?!!!! Benarkah? Wow, sungguh dasyat!"Si cantik: "Benar! Aku melihatnya sendiri kalau pipi para kepala bagian itu semua memerah. Pasti sekretaris Gu yang k
...Terduduk dan mematung. Itulah yang dilakukan CEO Mu melihat pemandangan pada layar laptop yang terhubung dengan kamera CCTV di sebuah pantry yang mendadak ramai disana.Sambil menggosok-gosok dahinya, Mu Shenan begitu tidak mengerti dengan kepercayaan diri seorang wanita yang ada disana. Apakah wanita bodoh itu benar-benar merasa bahwa ia sangat pintar sampai-sampai bisa menemukan detail kesalahan dari data-data yang dikumpulkan oleh kepala bagian sebelumnya?!Menggeleng-gelengkan kepalanya, Mu Shenan teringat pada hari dimana ia akan berangkat ke kota lain. Saat itu, dia memang menerima setumpuk dokumen di mejanya yang langsung ia periksa. Sayangnya, ia menemukan semua kesalahan disana sehingga ia memberikan catatan-catatan kecil dengan tinta berwarna merah. Ia berencana, setelah menyelesaikan urusan bisnis di kota lain, ia akan melemparkan seluruh dokumen yang telah diperiksanya ke wajah para kepala bagian yang tidak becus bekerja itu!
...Aroma kemenangan menguar di dalam diri Shen Yiyi yang sedang bahagia itu. Bagaimana tidak, hari ini bukan hanya dia berhasil menyelamatkan dirinya, tetapi dia juga bisa mendapat pengikut dalam sekejap mata. Ckck… batinnya tertawa di dalam hatinya.Astaga, untung saja dia bisa berpikir dengan cepat saat di rapat tadi. Tanda-tanda merah di dokumen itu, Shen Yiyi bisa melihatnya dengan jelas. Ia hanya menerka-nerka arti tulisan Mu Shenan disana. Dan ternyata, tebakannya itu benar.Menyandarkan punggungnya, Shen Yiyi lalu menatap jalanan didepannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya ada begitu banyak daun maple berwarna keemasan yang berguguran. Beberapa diantara tumpukan daun itu bertebaran di udara terbawa angin yang berhembus dengan kencangnya. Tidak ada banyak orang di sepanjang jalan itu, mungkin saja udara telah menjadi semakin dingin sehingga mereka memilih untuk tidak keluar rumah.Menyunggingkan senyumnya, Shen Yiyi mulai
...Tuan Mu telah mendapatkan kotak makanan ditangannya. Mengambil sumpit, ia lalu mulai memasukkan potongan kecil makanan itu satu persatu ke dalam mulutnya sembari sesekali ia melirik isterinya yang ada disana.Di balik kaca, Shen Yiyi terlihat begitu antusias. Bagai ahli kungfu ia menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri dengan bibir merah yang sepertinya terus saja mengoceh tidak jelas. Entah apa yang diceritakan oleh wanita itu. Mu Shenan bahkan tidak bisa menebaknya. Mungkin saja, wanita itu sedang menceritakan film aksi yang pernah dilihatnya atau sejenisnya.Sambil terus mengunyah makanannya, Mu Shenan dikejutkan oleh suara ponselnya yang tiba-tiba bordering. Meletakkan sumpitnya, ia dapat melihat dengan jelas bahwa sekretaris Gu sedang menghubunginya.“Hm. Ada apa sekretaris GU?” tanyanya dengan santai sesaat setelah ia mengangkat telepon itu.Awalnya Mu Shenan tidak mau untuk mengangkatnya. Tetapi sekretaris
...“Wah, kalau begitu suamimu itu parah sekali ya Yiyi. Tenanglah, nanti kalau aku gajian, aku akan membelikanmu bahan-bahan belanja.” Ucap sahabatnya itu yang membuat isterinya tertawa.“Astaga Ning Ri. Kau baik sekali. Andai kau pria aku pasti akan menikahimu.” Timpal Shen Yiyi yang membaut wajah Mu Shenan berkerut tanda tidak suka dengan perkataan yang didengarnya.“Tentu saja Yiyi. Kalau aku pria, aku pasti akan memberikan dompetku kepadamu dengan begitu banyak uang didalamnya. Jadi, kau bisa mengambil uang sesuka hatimu.” Kata sahabat isterinya itu.“Terima kasih Ning Ri. Meskipun aku memiliki suami pelit, tetapi setidaknya, aku masih memiliki sahabat yang sangat dermawan.” Isterinya itu tersenyum seakan tersirat kesedihan di dalamnya.Mematikan alat penyadap itu, Mu Shenan lalu mengambil ponselnya. Beberapa waktu, ia berkutat dengan menu i-banking miliknya dan mena
...Sesampainya di apartemen Sky Garden, Shen Yiyi merasa cukup lelah. Hari ini ada beberapa peristiwa besar yang belum pernah dirasakannya selama di kehidupannya yang lalu. Kalau boleh membandingkan, Shen Yiyi lebih menyukai kehidupannya yang sekarang. Tidak monoton dan tidak membosankan seperti yang dulu. Ada kejutan-kejutan yang terjadi diluar dugaannya. Seperti kejadian siang tadi misalnya. Ia tidak pernah menyangka jika dia akan mendapat serangan dari kecerobohannya dan bisa keluar dari sana. Apalagi, dirinya juga berhasil mendapatkan sumpah setia dari sebagian kepala bagian. Bagaimana mungkin hatinya tidak senang?Memang benar. Semenjak Mu Shenan tidak lagi menjadi pusat hidupnya, Shen Yiyi bisa merasakan perubahan besar pada dirinya. Menghela nafasnya, Shen Yiyi lalu merebahkan dirinya di kasur empuk disana. Sembari memandang langit-langit di atasnya, ia lalu teringat dengan perkataan Ning Ri di sela-sela diskusi serius mereka.“Yiyi
. . . Beberapa hari telah berlalu. Perlombaan desain interior di Perusahaan Shen telah mencapai puncaknya dengan pameran 10 besar karya terbaik yang berhasil lolos seleksi. Kesepuluh peserta itu hari ini akan mengadakan display project dimana mereka dapat menampilkan miniature desain untuk menarik perhatian para juri yang telah ditentukan. Dengan berbagai macam persiapan, semua dari mereka tampak was-was ketika mereka melihat tampilan dari desain milik Wei Yuna yang begitu unik dan elegan. Jika dilihat dari tema besarnya, sebagian besar dari kesepuluh peserta itu sebenarnya merasa yakin jika desain dari Wei Yuna adalah yang paling cocok dengan seluruh kriteria yang telah disebutkan. Hanya saja, mereka semua masih mencoba peruntungan mereka. Sehingga tidak ada salahnya jika mereka berusaha sebaik mungkin sampai pada titik darah penghabisan. Melihat keberuntungan ada di pihak anaknya, Shen Ara membusungkan dadanya dengan begitu puas. Hari ini, s
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny