Home / Rumah Tangga / Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas! / Kesalahpahaman Terpecahkan (1)

Share

Kesalahpahaman Terpecahkan (1)

last update Last Updated: 2024-12-27 09:08:12

"Cie, yang tersepona sama Om Duda," ledek Dani sambil msngerlingkan sebelah mata, sengaja menggoda. Ekor matanya memastikan mobil hitam yang dibawa Reza benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Sembarangan!" sela Alya cepat. "Amit-amit jabang bayi punya suami mes*m, egois, sama serakah kayak dia. Daripada sama dia, mendingan sama Mas Dani aja yang jelas loyalnya."

Dani terkekeh, tapi tidak menanggapi lebih lanjut. Sebenarnya dia tahu Alya menyimpan perasaan pribadi untuknya sejak gadis itu beranjak remaja, bahkan mungkin jauh sebelum itu. Namun, perbedaan usia dan harapan bahwa gadis itu bisa mendapat pasangan yang jauh lebih baik darinya, membuat Dani membangun pagar tinggi untuk membatasi perasaannya sendiri.

"Siniin barang kamu. Aku taruh di belakang."

Sambil menghadiahkan tatapan jengkel, Alya mendorong tas gendong miliknya bersama laptop yang sedari tadi dipeluk di depan badan ke arah Dani.

"Mas, lain kali jangan ngeledek gitu lagi. Aku nggak suka," terangnya sebelum berbalik m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Kesalahpahaman Terpecahkan (2)

    Sementara itu, di rumah Nadya, bel pintu berbunyi nyaring. Nadya yang kebetulan sedang duduk sambil mengajari Bima membaca, bergegas membuka pintu."Malam, Na. Semoga aku nggak diusir lagi kali ini karena udah bawa teh madu permintaan kamu."Nadya mengerutkan kening, menatap pria yang muncul dengan senyum cerah merekah di wajah. Tangan pria itu terulur, menyerahkan tumbler tahan panas dengan kapasitas 800 ml yang berisi teh campur madu.Belum sempat merespons, Papa Bagaskara lebih dulu muncul dari belakang."Nah, Firman udah dateng. Ayo masuk. Udah ditunggu dari tadi. Ayo, ayo!"Firman tersenyum, melewati Nadya di ambang pintu dan mengikuti pria paruh baya itu hingga ke ruang tengah. Minah segera mendekat dan mengambil alih gelas tahan panas beserta kantong plastik berisi martabak telor kesukaan Nadya dan terang bulan favorit Bima yang dibawa oleh pria itu."Om Fiman!" seru Bima tak kalah heboh dari penyambutan Pak Bagaskara. Bocah dengan kaus bergambar dinosaurus itu berlari secepat

    Last Updated : 2024-12-27
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Kegilaan Reza (1)

    "Firman, aku nggak suka main-main!" sentak Nadya sambil menyingkirkan tangan Firman dari bahu. Tatapannya tajam dan dalam."Aku juga nggak main-main, Na. Apa yang akan kamu dengar nanti, butuh kesiapan fisik dan mental untuk menghadapinya. Kalau kamu nggak siap, kita nggak akan membuka rahasia ini."Nadya kembali terdiam, tangisnya mereda, tetapi hatinya belum bisa sepenuhnya tenang. Tangan Firman kini justru menggenggam jemarinya. Satu hal yang seharusnya Nadya tolak karena sentuhan fisik mereka masih haram. Mereka belum ada ikatan. Namun entah kenapa, perasaan yang kalut membuat Nadya tidak rela melepas pria itu. "Tarik napas pelan-pelan. Aku selalu ada di belakang kamu. Apa pun yang terjadi.""Apa ini tentang Bima?" gumam Nadya dengan suara serak, masih tidak yakin dengan apa yang Firman maksud.Firman tersenyum, lalu berbisik, "Tentang kamu, Na. Malam ini sudah waktunya kamu tahu semuanya."Nadya menyeka sisa air matanya dengan punggung tangan, bingung tapi juga penasaran. Dengan

    Last Updated : 2024-12-28
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Kegilaan Reza (2)

    "Kamu yakin bisa mendengar semuanya?"Nadya mengangguk.“Baiklah." Om Wirawan menghela napas dan lanjut berkata, "Sebelum Reza menikah dengan kamu, dia sudah terikat dengan Joyce. Mereka saling membutuhkan, tapi bukan karena cinta. Itu semua hanya soal pelampiasan dan kebutuhan biologis. Dan Reza... dia melihatmu sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih mudah. Dengan menikahimu, dia bisa mendapatkan pekerjaan mapan, hidup nyaman, dan tetap mendapat ‘jatah’ dari Joyce.""Aku pernah dengar itu dari Joyce," sela Nadya sambil membenahi posisi duduknya."Lebih buruk dari itu, Na," timpal pria yang sudah Nadya anggap seperti ayahnya sendiri."Maksud Om terkait foto-foto itu?""Salah satunya. Itu hanya potret dua minggu terakhir selama dia pindah ke Bandung. Karena nggak ada kamu atau Joyce, dia jadi 'jajan' sembarangan. Kamu nggak merasa ada yang aneh dengan kelakuan Reza selama kalian berumah tangga?"Nadya mengernyit, pikirannya berusaha mencerna setiap kata. Matanya menatap ke lantai, k

    Last Updated : 2024-12-28
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Benar-Benar Gila (1)

    WARNING! ADULT CONTENT ⚠️CERITA INI HANYA FIKSI. BUKAN UNTUK DITIRU!"Aku udah suruh orang buat buntutin Reza, Na. Dua minggu dengan kehidupan malam sebebas itu di Bandung, dia pasti ketagihan di sini. Dia kemungkinan besar mampir ke tempat hiburan malam atau booking wanita panggilan sebelum pulang," ucapnya sambil melihat Nadya dengan tatapan tegas."Pastikan semua bersih seperti biasanya, Dan!" "Pasti, Om. Orang-orangku nggak akan bekerja sembarangan. Mereka tahu resikonya."Nadya tidak berkomentar tentang kelakuan liar Reza yang benar-benar gila. Namun dia bergidik ngeri sampai menahan napas menatap Dani dan Om Wirawan—yang duduk tenang dengan pakaian rapi itu. Dia tahu betul sepak terjang adik kandung ayahnya tersebut.Bukan sekadar pebisnis biasa, Om Wirawan mungkin bisa disebut ma-fi-a. Dia adalah satu dari sekian banyak penguasa 'dunia bawah' yang menyembunyikan identitas aslinya. Bisnis elektronik dan perusahaan iklan—tempat Reza bekerja—hanya dua bidang usaha legalnya. Sed

    Last Updated : 2024-12-28
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Benar-Benar Gila (2)

    Setelah pesan itu terkirim, Reza langsung menonaktifkan ponselnya. Langkah yang terencana untuk menghindari telepon maupun pesan balasan dari Joyce.Sambil memandang jalan yang semakin ramai di akhir pekan, Reza membenamkan diri dalam pikirannya yang penuh dengan perhitungan licik."Kalau aku bisa mendapatkan Alya yang lebih cantik, lebih muda, dan pastinya lebih ranum dari ujung kaki sampai ujung kepala," lirihnya sambil mengusap dagu, "aku nggak akan berpikir dua kali untuk menyingkirkan Joyce. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Aku masih membutuhkan dia karena udah nggak ada Nadya."Setelah mematikan ponsel pribadinya, Reza dengan santai merogoh kantong dalam jasnya dan mengeluarkan ponsel kantor yang selalu ia bawa. Tak ada sedikit pun rasa curiga di wajahnya. Baginya, ponsel kantor adalah alat yang aman, jauh dari pantauan Joyce. Namun, tanpa sepengetahuannya, ponsel itu sudah diretas oleh hacker yang dibayar oleh Dani, yang kini bisa mengawasi setiap gerakan dan aktivitas Rez

    Last Updated : 2024-12-28
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas! (1)

    Jam dinding berdetak perlahan, menunjukkan pukul sepuluh malam. Dua jam telah berlalu sejak kebusukan Reza terungkap, tapi efeknya masih terasa seperti baru saja terjadi. Selama 30 menit penuh, Nadya duduk dalam diam, mencerna kenyataan pahit bahwa dia dibodohi oleh Reza dan Joyce selama bertahun-tahun.Di ruang tengah yang remang-remang, cahaya lampu gantung mewah menyoroti kursi sofa yang kini hanya ditempati oleh empat orang yang duduk berhadapan. Om Wirawan sudah berpamitan setelah makan malam, sementara Mama Anita dan Papa Bagaskara memilih untuk menemani Bima di kamarnya, membiarkan Nadya bersama Firman, Dani, dan Alya meneruskan percakapan sebelumnya.“Bisa kita mulai sekarang, Na?” tanya Firman dengan lembut namun tegas, memecah keheningan yang terasa berat. Nadya, yang baru saja menyesap teh madunya, mengangguk pelan, memberi isyarat bahwa ia siap.Mereka duduk melingkar di meja bundar yang elegan. Aroma kopi hitam milik Dani dan Firman memenuhi udara, sementara segelas jus

    Last Updated : 2024-12-29
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas! (2)

    "Aku udah booking paket pernikahan mewah di tiga wedding organizer atas nama mereka. Minggu depan, tim dari WO itu akan datang ke rumah Reza untuk bahas konsep sama minta DP. Ini bakal bikin kekacauan besar.” Nadya terkejut, tetapi kekaguman juga terlihat di wajahnya. Dani benar-benar memperhitungkan segala hal, dari yang besar sampai detail kecil. "Kalian beneran nggak main-main," Nadya berkata, suaranya terdengar lega namun juga takjub. “Tanpa aku turun tangan sekalipun, dendamku sudah terbalaskan.” "Masih ada lagi, Kak. Mas Dani yang baik hati dan tidak sombong ini udah jadi dewa penolong buat wanita itu." "Hmm? Dewa penolong gimana?" tanya Nadya sambil mengerutkan kening. Apa maksudnya? "Aku jerat dia dengan pinjaman online bunga tinggi.” Dani menjawab lugas. Nadya tertegun. "Pinjol?" Dani mengangguk. "Tanpa sepengetahuan Mas Reza?" Lagi-lagi pria—dengan kaus hitam lengan pendek yang menampakkan gurat ototnya—itu mengangguk. "Gila!" refleksnya berkomentar. “Parah

    Last Updated : 2024-12-29
  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Emosi Mendidih (1)

    Joyce baru saja selesai berendam air hangat dan keluar dari kamar mandi sambil bersenandung. Tangannya bergerak membuka handuk yang mengular di atas kepala dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer."Uh, udah wangi. Pasti Mas Reza bakal muji aku nih, nanti," gumamnya bahagia setelah membaui tubuhnya sendiri. "Udah sampai mana ya, Mas Reza kira-kira? Kok belum muncul? Atau dia mau kasih kejutan buat kita ya, Sayang?"Sambil tersenyum, ia mengelus perutnya yang mulai terlihat buncit. Joyce meninggalkan meja Rias dan mengganti kimono mandinya dengan gaun malam transparan kesukaan Reza. Setelahnya, dia mengambil ponsel di atas nakas dan keluar dari kamar, mulai menuruni anak tangga. Seulas senyum tersungging di wajahnya begitu melihat ada pesan dari Reza. "Loh, Mas Reza kirim pesan hampir dua jam yang lalu?" Joyce merasa bersalah, terlalu asyik berendam sampai membuatnya lupa waktu. "Pasti ...."Langkahnya terhenti, menampakkan wajah kecewa setelah membaca pesan dari Reza."Duh, weeke

    Last Updated : 2024-12-29

Latest chapter

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Rekonsiliasi Hati

    "Nggak ada. Aku cuma mau main-main sama kamu, Mas. Nggak boleh?""Apa?!" Kedua tangan Dani terkepal di samping badan Alya. Embusan napasnya terasa kian berat.Alya tidak langsung menjawab. Tatapannya tenang, tapi penuh siasat. Di bibirnya tersungging senyum tipis yang tidak sampai membuat sudut matanya berkerut."Kamu marah, Mas?" tanyanya pelan, tapi penuh ketegasan. "Apa kamu punya hak buat mengatur hidupku? Aku dan kamu nggak ada ikatan kecuali sama-sama anak angkat Om Wirawan."Dani menggeram tertahan. Ia meraih pergelangan tangan Alya, menahannya ke dinding—tidak kasar, tapi cukup kuat untuk membuat gadis itu berhenti bicara."Jangan main-main, Al. Kamu nggak tahu siapa berandalan itu!""Kamu yang jangan main-main, Mas!" sela Alya dengan mata memelotot, tak gentar menatap Dani yang berusaha mati-matian menahan emosi."Kamu pikir aku bisa diam lihat kamu datang dengan sampah macam dia?" Suara Dani bergetar, menunjuk ke arah ballroom di mana Andrew berada."Sampah?" beo Alya sambil

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Kecemburuan dan Kemarahan

    Suasana ballroom hotel bintang lima itu terasa meriah. Gemerlap lampu kristal memantulkan kilauan ke setiap sudut ruangan, sementara para tamu—bergaun dan bersetelan mahal—bercakap-cakap dengan anggun.Bunga-bunga tertata rapi di berbagai sudut, berpadu dengan meja-meja penuh hidangan dan berbagai minuman. Standing party yang membutuhkan dana tidak sedikit. Sebagai tangan kanan Om Wirawan, Dani harus menjamu para konglomerat dengan jamuan yang pantas."Semua berjalan sesuai rencana, Tuan," lapor seorang pria berpakaian hitam kepada Om Wirawan yang berdiri di samping Dani. Dia kepala keamanan yang memastikan semua tamu masuk tanpa membawa senjata tajam maupun alat berbahaya. Bahkan ponsel pun tertahan di penerima tamu.Pria paruh baya itu hanya mengangguk singkat, menyapu pandangan ke seluruh ruangan. Hanya 200 tamu undangan, rekan bisnis di 'dunia atas' yang bersih. Kalaupun ada rekan bisnis gelapnya, mereka membaur sempurna seperti 'orang baik '.Semua menikmati pesta, menyantap hida

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Rencana Balas Dendam

    “Mas, gimana caranya aku ngomong ke Alya soal pertunangan Mas Dani?” tanya Nadya berbisik—setelah lelah mondar-mandir di ruang tengah rumah sewa, tapi belum juga menemukan cara yang tepat.Firman mendesah, terpaksa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Sama seperti yang istri, dia juga didera perasaan gamang terkait keputusan Dani yang menghebohkan itu. Di antara semua orang, dia dan Nadya yang paling dekat dengan Alya sekarang.“Na, masalah pertunangan ini nggak sesederhana seperti apa yang kita pikirkan. Aku mencoba mencari simpulnya sedari tadi, siapa sosok yang mau bertunangan dengan Mas Dani. Tapi semuanya terasa normal-normal aja. Ini akun sosial medianya.”Firman menggeser laptop, memperlihatkan nama Putri Anggun Wijaya, nama yang sama seperti yang tercetak di dalam undangan.“Dia putri angkat keluarga Wijaya. Kemungkinannya, ini semacam perjodohan bisnis. Kamu tahu sendiri, Om Wirawan dan Mas Dani adalah dua orang yang nggak terpisahkan. Bisa jadi, Mas Dani nggak benar-b

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   She Fell First, But He Fell Harder

    “Nggak ada yang perlu dijelaskan. Ini urusan pribadiku sama Cinderella.”“Cin... Cinderella?” beo Firman dengan napas tercekat di tenggorokan.Butuh waktu satu-dua detik untuknya mencerna ucapan di ujung telepon. Meski pernah mendengar nama itu dikisahkan, tapi dia belum tahu bagaimana fisik Cinderella. Secantik apa dia?“Kamu yakin nggak akan menyesal, Mas? Aku sama Nadya udah ketemu Alya. Dia kelihatan—”“Dia cuma aku anggap adik. Semoga kamu nggak lupa, Fir,” sela Dani cepat, memotong ucapan Firman yang baru setengah jalan.“Dia memang pernah menjadi tanggung jawabku, tapi bukan berarti akulah tempat dia menggantungkan harapan. Aku punya kehidupanku sendiri.”Firman hanya bisa menelan ludah, tak bisa berkata-kata. Setiap ucapan dari bibir Dani terasa dingin dan menusuk, tidak ada sedikit pun ruang bagi Alya untuk masuk ke hatinya.Meski menegaskan demikian, pada kenyataannya Dani mencengkeram kuat-kuat pecahan cermin di tangannya. Darah segar yang menetes dari telapak tangan yang t

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Harus Mengakhirinya

    “Maksud Mama gimana? Tunangan? Sama siapa?” Langkah Nadya yang semula terburu-buru menuju rumah sewa terhenti mendadak. Dengan gemetar, dia duduk di bangku kayu di depan rumah makan Bu Ayu. Rasa terkejutnya begitu besar hingga dia lupa bahwa Firman dan Alya sedang menunggunya di rumah. “Mama juga nggak tahu, Na. Wirawan yang datang tadi dan kasih undangan itu. Selebihnya Mama nggak tahu. Tadi Mama masih ngurus Bima, jadi nggak sempat minta dia duduk. Eh, katanya dia juga lagi buru-buru mau ada urusan.” Suara Mama Anita terdengar jelas di seberang telepon. “Kok bisa mendadak begini, Ma? Padahal Dani sama Alya lagi…” Nadya buru-buru menutup mulutnya, hampir saja keceplosan. “Dani kenapa sama Alya?” Mama Anita terdengar sedikit penasaran. Nadya menjauhkan ponsel dari telinga, berusaha mengendalikan emosinya. Matanya menatap laut di kejauhan, ombak berkejaran tanpa henti seperti pikirannya saat ini. Satu yang pasti, dia harus tetap tenang. “Nana, kamu masih di sana? Halo?” Mam

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Kehilangan Arah

    Firman menutup laptopnya, melirik jam segi empat di pergelangan tangan kirinya. Benar-benar 30 menit seperti yang ia janjikan pada Nadya.[Kamu masih di rumah makan itu, Na? Aku ke sana sekarang.]Pesan itu terkirim, ceklis 2, tapi masih abu-abu. Belum dibaca."Langsung ke sana aja lah," ucap Firman bergumam. Tangannya merapikan lengan kemeja sebelum keluar dari rumah sewa.Seolah berkejaran dengan waktu, pria itu menuruni anak tangga 4 pijakan dengan tergesa. Hanya dalam hitungan detik, dia sudah berada di dekat jalan raya, siap menyeberang. Namun, saat kakinya hendak melangkah melewati jalanan aspal, tubuh pria itu mendadak membeku. Tak jauh dari posisinya, tampak seorang gadis berjalan sambil menundukkan kepala. Meski wajahnya tak terlihat, tapi Firman hafal betul postur maupun gesturnya."Alhamdulillah, Ya Allah. Terima kasih atas semua kemudahan yang Kau berikan," bisik Firman lirih, meraup wajahnya dengan tangan.Pengacara muda itu mengubah haluan, mendekat ke arah gadis yang

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Ketidakcocokan

    Tepat pukul sembilan pagi, Alya melangkah keluar dari kamar. Celana jeans membungkus kaki jenjangnya, berpadu dengan atasan tanpa lengan bermotif bunga-bunga. Kulitnya yang bersih, terlihat bercahaya di bawah sinar matahari, leher jenjangnya mulus tanpa noda—sesuatu yang tak banyak dimiliki gadis seusianya, kecuali mereka yang merawatnya dengan baik. Langkah Alya terasa ringan, siap membantu Bu Ayu di rumah makan seperti kemarin. Rasanya menyenangkan berjualan, bertemu banyak orang dan merasakan kehangatan suasana desa. Namun, senyum Alya tertahan saat tatapan wanita itu seolah mengulitinya. Bu Ayu berdiri di dekat pintu, jilbabnya rapi, tas mungil tergantung di bahu yang tertutup kebaya lengan panjang. Matanya menyapu penampilan Alya dari kepala hingga kaki, lalu kembali naik dengan sorot yang sulit disembunyikan—ketidaksukaan. "Ibu mau ke rumah makan sekarang, Bu?" tanya Alya, mencoba mencairkan suasana. Bu Ayu tak langsung menjawab. Alisnya berkerut, seolah menimbang sesuatu

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Gadis Cinderella

    Dani mengerjap ketika tirai terbuka, membiarkan sinar matahari menampar wajahnya tanpa ampun. Ia mengerang pelan, berusaha menghindari cahaya yang terasa menusuk kepalanya yang pening. Begitu mencoba membuka mata sepenuhnya, palu godam terasa menghantam, memaksanya kembali memejamkan mata. "Nggak tahan alkohol, tapi sok-sokan minum *absinthe*. Udah bosan hidup?" Suara itu membuat Dani tersentak. Lembut, tapi penuh sindiran. Suara yang sudah lama tak ia dengar. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka mata, kali ini dengan lebih perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Sosok seorang wanita berdiri di dekat jendela, siluetnya samar diterpa cahaya pagi. Rambut panjangnya tergerai sedikit berantakan, tapi tetap terlihat menawan. Ia mengenakan kemeja putih longgar—yang, sialnya, tampak seperti pakaian yang Dani gunakan semalam. Kain itu menggantung di tubuhnya, sedikit kebesaran tapi tetap menciptakan nuansa yang berbahaya dan menggoda bagi pria dewasa sepert

  • Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!   Bulan Madu Kedua 🔞

    WARNING! 🔞 ADULT CONTENT! "Mas, aku liat gadis yang mirip Alya!" seru Nadya sambil mengetuk pintu kamar mandi, mengganggu sang suami yang sedang mandi. Tadinya Nadya hanya ingin berdiri di beranda lantai dua, melihat gemintang di angkasa. Dia justru melihat sepasang sejoli sedang makan bersama di kejauhan. Gadis yang ia yakini sebagai Alya. Dari balik suara gemericik air shower, Firman tidak langsung menjawab. Dia sedang sibuk membilas shampo di kepala. "Mas Firman! Aku liat Alya!" ulang Nadya dengan suara yang lebih keras. Sengaja mengetuk pintu di depannya dengan ketukan yang lebih kuat. "Apa, Na?" sahut Firman balik bertanya, mencoba memusatkan pendengarannya di bawah guyuran air. "Ada Alya!" Detik berikutnya, suara aliran air terhenti dan pintu kamar mandi terbuka sedikit. Firman melongok keluar, membiarkan tetesan air mengalir dari ujung rambut basahnya. "Kamu ngomong apa tadi? Nggak jelas suaranya." Nadya menelan ludah menatap perut kotak-kotak di depannya. Namun, dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status