Share

Bab 34

Penulis: Cahaya Pagi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-03 18:00:01
"Kak Yohan memang hebat, aku nggak akan bisa makan masakan orang lain setelah makan masakanmu."

Yohan tersenyum, ini bahkan bukan keahliannya, dia hanya membuat beberapa hidangan biasa.

Kalau dia berusaha sekuat tenaga dan menggunakan bahan-bahan terbaik untuk memasak, mereka pasti tidak akan bisa makan makanan lain dalam waktu lama setelah memakannya.

Yohan bertugas membersihkan sisa makanan di atas meja.

Setelah makan, Melia langsung berdiri untuk mencuci piring.

Sinta dan Lusi juga pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelumnya.

Kalau orang tua mereka melihat pemandangan ini, mereka pasti terkejut.

Putri mereka yang sangat berharga bekerja keras untuk membersihkan rumah demi seorang pria.

Baru pada pukul delapan Lusi dan Sinta berdiri dan pamit pulang.

Saat mereka berjalan keluar dari pemukiman itu, pengawal wanita Lusi sudah berdiri di depan gerbang menunggunya.

Lusi tiba-tiba mendapat ide gila setelah melihat pengawalnya.

Dia berlari mendekat dan meraih tangan pengawal wanita i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 35

    Saat Yohan membuka pintu, dia melihat Lusi berdiri di sana dengan manis, dengan beberapa koper besar di belakangnya."Lusi, ada apa ini?"Ada sedikit rasa malu di wajah Lusi. "Um ... masakanmu sangat enak. Saat aku pulang, aku nggak bisa membayangkan kalau aku nggak bisa makan masakanmu lagi.""Jadi, aku memutuskan tinggal bersama kalian. Aku juga bisa menjadi teman Melia. Kalau kalian berdua tinggal bersama akan mudah terkena gosip.""Hal yang paling penting bagi seorang gadis adalah reputasinya, jadi ... apa aku boleh pindah ke sini? Aku akan bayar sebagian uang sewa dan aku juga bisa membersihkan rumah."Setelah mengatakan itu, Lusi mengedipkan matanya yang besar dan menatap Yohan dengan gugup serta penuh harap.Penjelasan Lusi masuk akal dan beralasan. Yohan tidak menemukan ada yang salah dengan penjelasan itu.Lagi pula, itu juga sejalan dengan rencana Yohan selanjutnya.Karena Lusi sendiri yang menawarkan diri untuk berbagi kamar, dia bisa mengajari kedua gadis itu berlatih seni

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 36

    Aroma sabun mandi yang harum menembus hidung Yohan dan dia mengangkat kepalanya.Karena tubuh Melia yang condong ke arah Yohan, terlihat sesuatu yang sangat besar di kerah bajunya.Pemandangan ini langsung membuat darah Yohan mendidih.Melia tidak memakai apa pun ...Itu memberi pemandangan yang luar biasa bagi Yohan.Melihat Yohan yang menatapnya dengan tatapan kosong, tanpa sadar dia menundukkan kepalanya.Kemudian, dia berseru, duduk tegak, menutupi kerah bajunya dengan tangan. Seluruh wajahnya menjadi sangat merah.Yohan juga sangat malu dan berkata dengan malu, "Maaf, aku nggak sengaja. Aku nggak lihat apa-apa kok."Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginanku.Melia juga sangat malu, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan tidak berani menatap Yohan.Untungnya, pada saat itu Lusi membuka pintu dan keluar, kemudian menghilangkan rasa malunya.Melia mendongakkan kepalanya ketika dia mendengar gerakan itu dan langsung tertegun, "

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 37

    Yohan merasa akan ada hal buruk yang terjadi, dia berpikir "Nggak mungkin, 'kan?"Kedua gadis itu juga mengarahkan pandangan mereka ke pintu."Aku akan membuka pintunya." Melia berdiri dari sofa, berjalan cepat ke pintu dan melihat ke luar melalui lubang intip.Lalu, dia membeku. "Itu kak Sinta."Wajah Lusi sedikit berubah, seolah dia telah menebak sesuatu.Yohan juga memasang ekspresi aneh di wajahnya.Melia membuka pintu dan Sinta yang ada di luar pintu tersenyum. "Hai Melia, kita ketemu lagi."Ada dua koper di samping Sinta.Melia bertanya, "Kak Sinta, ini ...?"Yohan dan Lusi juga berjalan ke arah pintu.Senyuman Sinta tetap tidak berubah, dia menyapa kedua orang itu, kemudian berkata, "Setelah makan masakan Yohan, aku nggak bisa lupa rasa yang sangat enak itu setelah pulang ke rumah, aku rasa aku nggak akan bisa makan makanan lain.""Selain itu, Melia masih kecil dan tinggal bersama Yohan. Jadi, orang mungkin akan menggosipkan masalah itu nanti.""Jadi, untuk kebaikan semua orang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 38

    Semua otot di tubuhnya menegang dan Lusi merasakan perasaan yang belum pernah dia alami sebelumnya."Rileks."Suara Yohan seperti memiliki kekuatan sihir.Lusi tanpa sadar menatap matanya.Matanya Yohan sangat jernih, itu langsung membuat Lusi merasa bahwa dia keterlaluan dan dia rasa tidak ada teman yang memiliki pikiran murni seperti Yohan.Kemudian, Lusi berangsur-angsur menjadi rileks kembali.Meski saat meregangkan tulang meridian itu terasa sangat sakit, dia masih bisa menahannya.Segera, tubuh bagian atas diregangkan dan mata Yohan tertuju pada kakinya yang indah, bulat dan lurus dengan stoking hitam.Ada sedikit debaran di hatinya, tetapi dia segera sadar dan meletakkan kedua tangannya di atas.Dua menit kemudian, dia meregangkan meridian dan tulang Lusi lagi.Yohan menyeka keringatnya. Pekerjaan ini sangat menguras kekuatan fisik.Namun, Lusi bahkan lebih merana, dia bahkan tidak bisa mengedipkan matanya.Kalau Yohan ingin melakukan sesuatu padanya saat ini, Lusi tidak akan bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 39

    Jeritan Melia yang kesakitan membuat hati Sinta bergetar.Kesan baik yang dia miliki terhadap Yohan menghilang dalam sekejap."Sial, bagaimana dia bisa melakukan hal seperti itu!"Dalam keadaan marah, dia mendorong pintu hingga terbuka dan hendak memarahi Yohan.Namun, begitu pintu terbuka, Sinta tercengang dengan apa yang dilihatnya.Itu tidak seperti apa yang dia bayangkan.Ketiganya berpakaian lengkap.Yohan saat ini sedang berpose aneh di tubuh Melia.Ini adalah gerakan yang sulit dan dia merasakan sedikit sakit di tubuhnya hanya dengan melihatnya.Yohan mengabaikan Sinta dan berkonsentrasi meregangkan tubuh Melia.Ada bau tidak sedap serta beberapa benda hitam yang keluar dari tubuh Lusi.Itu adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuhnya.Tubuhnya juga menjadi lebih kurus.Melihat Sinta masuk, Lusi berseru, turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi.Tubuhnya berbau sangat busuk hingga dia merasa ingin muntah hanya dengan menciumnya.Saat itu Sinta langsung tercengang. "A

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 40

    Setelah melihat Melia, pemikiran ketiga orang itu berbeda.Sinta dan Lusi benar-benar merasa takjub.Apa yang terlintas di benak Yohan hanya tiga kata, yaitu 'mudah melahirkan anak'.Sinta beranjak dari sofa, meremas dan menggosok-gosok tubuh Melia, tatapannya juga penuh rasa iri."Kulitmu bagus banget, kamu juga makin tinggi. Sekarang aku jadi yang terpendek di antara kita berempat."Tinggi badannya sebenarnya tidak pendek, 1,72 meter.Namun, sekarang tinggi Lusi sekitar 1,76 meter.Kemudian, tinggi Melia hampir 1,75 meter.Awalnya ketiganya memiliki tinggi yang hampir sama, tetapi dalam beberapa jam, Sinta tertinggal dalam semua aspek.Selain kesenjangan yang sangat besar dalam hatinya, dia juga merasa terdesak.Kalau terus seperti ini, Yohan pasti akan terpesona oleh mereka dan dia tidak akan memiliki harapan untuk memilikinya.Melia sangat malu karena pujian Sinta dan pada saat itu juga dia diam-diam melirik Yohan dari sudut matanya.Melihat Yohan menatapnya dan matanya juga menata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 41

    Dia membeli beberapa roti di pinggir jalan.Bapak penjual roti itu langsung tertarik dengan Melia dan yang lainnya.Saking marahnya, istri dari penjual yang ada di sebelahnya menjewer telinganya dan berteriak hingga membuat orang yang lewat tertawa terbahak-bahak.Yohan menggelengkan kepalanya sambil memegang roti, kemudian Sinta berinisiatif untuk membayarnya.Sekarang pesona di tubuhnya telah diambil oleh Lusi dan Melia.Dalam waktu singkat, pesona penampilannya tidak bisa melampaui keduanya.Oleh karena itu, Sinta harus bertindak cukup baik agar Yohan melihatnya secara berbeda.Mereka berempat berjalan menuju kampus yang ada di seberang jalan.Hal ini menyebabkan kemacetan besar di sepanjang jalan.Beberapa pria yang bahkan sudah punya pasangan di sampingnya menatap terus kearah Lusi dan Melia.Pasangan mereka sangat marah, sampai-sampai mencubit mereka dengan keras.Saat sampai di gerbang kampus, sensasinya semakin besar.Semua pria dan wanita menjadi gila.Lusi dan yang lainnya di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 42

    Yohan melihat jam dan mengerutkan keningnya."Pak, aku belum terlambat. Masih ada 2 menit sebelum kelas dimulai."Saat dosen asing itu mendengar yang dikatakan Yohan, ada kilatan amarah dimatanya. "Masih berani mengelak! Siapa pun yang datang lebih lambat dariku dianggap terlambat!""Sebagai muridUcapannya sangat kasar, bahkan terdengar sedikit berlebihan.Di dalam kelas, banyak mahasiswa yang senang melihat Yohan direndahkan.Instruktur asing ini tidak hanya pemarah, tetapi dia juga sangat kuat.Tiga puluh sampai empat puluh siswa pernah menyerangnya, tetapi mereka tidak mampu mengalahkannya, malah siswa tersebut dipukuli hingga babak belur.Kali ini, Yohan berada dalam situasi yang menyedihkan.Yohan juga agak kesal. Orang ini bersikap tidak masuk akal.Dia terlalu malas untuk meladeninya dan langsung berjalan ke ruang kelas."Sombong banget kamu!"Dosen itu berteriak, lalu tiba-tiba berlari ke arah Yohan dan menendang wajahnya.Kekuatan yang terkandung dalam tendangan ini sangat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

DMCA.com Protection Status