Di saat yang sama, di dalam ruangan paling mewah di villa itu, seorang pria paruh baya dengan aura karismatik terlihat sedang berbincang-bincang dengan para pembisnis.
Dia adalah Tuan Kim, pemilik Safety Mountain Entertaiment, yang membuatnya otomatis menjadi orang terkaya di Bandung City.
Beberapa detik kemudian secara mengejutkan, Kim tiba-tiba berlari ke luar ruangan dengan tergesa-gesa tepat setelah dia menutup teleponnya.
“Tuan Kim, ada apa?" Rekan-rekannya yang lain bertanya heran.
Di ruang depan saat Busty baru akan berjalan menuju kamar yang disewa, tiba-tiba dia terkejut melihat Denis kembali memasuki villa.
‘Mau apa pria penipu itu datang lagi kemari?' pikirnya. Dia lalu menawarkan diri untuk membantu Jane.
“Nona Jane, sebaiknya kau segera panggil petugas keamanan. Itu satu-satunya cara untuk menghadapi si kampungan ini." Busty tersenyum sambil
Pasalnya, Jessica, pemilik asli Safety Mountain Entertainment adalah orang yang berjasa di hidupnya. Karena Jessica-lah dia dapat hidup seperti sekarang. Dan baru saja, pegawainya mengusir adik Jessica, pemilik ke dua tempat ini? Jika Jessica dan Ayahnya Denis tahu, hidupnya akan berubah seperti dulu lagi dalam semalam.Jane kebingungan dan hanya bisa menundukan kepala, tidak berani berkata apa-apa. Sementara Busty masih penasaran. “Tuan Kim, apakah Anda yakin tidak sedang melakukan kesalahan? Bagaimana bisa pria kampungan ini adalah pemilik Parahiangan Asri?”*Plakk ...Kim menampar keras pipi Busty dengan marah. “Brengsek! Apa yang baru saja kau katakan?”“M-Maaf, Tuan Kim! Aku ... aku tidak mengatakan apa-apa.” Busty menutup wajah. Merasakan panas menjalar di pipi kirinya. Meski dia juga berasal dari keluarga terpandang, tapi tentu tidak ada apa-apanya dibanding dengan kekayaan Kim.“Sekuriti! Usir pria
“Eee ... Iya, tadi aku ada urusan sebentar," jawab Denis sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ohh, Oke! Oh, ya, Denis. Malam ini aku dan teman-temanku akan mengadakan pesta kecil di Emperor Karaoke. Maukah kau ikut denganku?" seru Tasya. Denis kemudian melihat ke sebuah tempat karaoke di belakang Tasya. Sebuah restoran yang menggabungkan tempat karaoke di dalamnnya. Terlihat sekitar tiga gadis cantik beserta dua pria memakai pakaian bagus sudah berdiri di depan pintu masuk. Kelihatannya, mereka semua adalah anak orang kaya. “Maafkan aku, Tasya. Aku harus segera kembali ke asrama. Ini sudah malam,” jawab Denis dengan nada agak menyesal. Sebenarnya, setelah melihat teman-teman Tasya, Denis merasa agak risih kalau bergaul dengan orang-orang kaya. Dia hanya takut dirinya akan menjadi pengganggu. Untuk itu, dia lebih memilih untuk pulang ke asrama.
Nigel tentu merasa senang Denis ke luar. Mengingat dari tadi Tasya selalu dekat dengan Denis, akhirnya dia mendapat kesempatan untuk mendekati Tasya. “Bagaimana? Tempat ini baguskan? Ini adalah salah satu tempat yang sering dikunjungi orang-orang kaya yang berpengaruh. Karena Emperor Karaoke ini berada di dekat villa Safety Mountain Entertaiment, tentu tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sini. Hehe! Aku yakin nona Tasya pasti sudah tahu.” “Owh, rupanya begitu!” “Benar! Emperor Karaoke ini sangat megah dan juga luas!” “Jujur, aku baru pertamakali masuk ke tempat ini. Aku sangat senang bisa ikut denganmu, Nigel!” Teman-teman Tasya memandang Nigel dengan penuh takjub. Tentu mereka tahu, seluruh bidang bisnis dan toko yang ada di Kawasan Parahiangan Asri semuanya megah-megah! Dengan pengaruh Nigel, mereka akhirnya bisa masuk ke tempat yang begitu terkenal ini. Tasya dan teman-temannya merasa
Denis segera ke luar mengikuti Jason dari belakang dan memperhatikannya dari kejauhan. Terlihat Jason sedang berjalan ke tempat kasir. Tampaknya dia akan segera memesan minuman.Denis segera bersembunyi di balik tangga yang menuju ke lantai atas dan menunggu Jason naik.Sementara di lantai atas, dengan ekspresi yang berseri-seri, Nigel segera memasuki ruangan dan langsung menatap Tasya dengan tatapan genit. Dalam hati dia bergumam, ‘Haha! Nona Tasya! Malam ini kau akan menjadi milikku sepenuhnya!’“Nigel, kau sudah kembali. Di mana temanmu?” tanya Alice setelah melihat Nigel kembali. Gadis-gadis lain termasuk Tasya seketika melirik ke arah Nigel.“Haha! Dia masih memesan makanan di bawah! Sebentar lagi dia ke sini! Tenang, aku yang traktir! Haha!”“Aw, benarkah? Padahal makanan di sini kan sangat mahal. Untuk tiket masuk ke Emperor Karaok
Sementara Tasya, dia tidak menyangka Denis akan berkata begitu.Hah? Nigel mencampuri jus ini dengan obat tidur? Apa benar?“Denis, maksud kamu apa?“ tanya Tasya penasaran.“Tasya! Mereka berdua mencampuri jus ini dengan obat tidur agar bisa menyetubuhi kalian. Aku tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka di kamar mandi. Ternyata dia mengajakmu berpesta di sini hanya sebagai alasan! Aku tidak menyangka, rupanya Tuan muda dari keluarga Quinton, keluarga terkaya di Bandung City punya pemikiran jahat seperti itu.” Denis menjelaskan dengan santai sambil melipatkan tangan di dada.Seketika semua yang mendengarnya terkejut. Tasya dan teman-temanya beralih menatap Nigel dengan serius.“Apa? Jadi kau benar-benar merencanakan itu pada kami, Nigel?”Nigel dan Jason tercengang! Seketika wajah mereka berubah memerah. Ahhh, sial! Kenapa jadi begini? Ini semua gara-gara si kampungan itu!Nigel sudah tidak
Tiba-tiba Tasya merasakan badannya lemas. Dia lalu bersimpuh di sofa lemah tak berdaya.Alice yang melihat ekspresi tak terduga dari Tasya, dengan cemas dia bertanya, “T-Tasya? Kamu ... kamu tidak apa-apa kan? Apa yang dikatakan Nigel semua tidak benar, bukan? Keluarga kita kan keluarga terkaya nomor tiga di Bandung City! Ayahmu pasti akan datang ke sini membantu kita!”“Alice benar! Ayahmu pasti akan datang ke sini kan Tasya? Cepat hubungi ayahmu!” tambah Hera. Sementara Fricil hanya mengangguk-ngangguk tidak tahu harus berkata apa.“Tidak! Apa yang dikatakan Nigel benar! Ayahku tidak akan datang ke sini. Bagaimanapun kita hanya keluarga terkaya nomor tiga. Keluarga kita tidak akan berani berurusan dengan Keluarga Quinton,” Tasya menjawab dengan lemas.“Apa!?"Seketika wajah gadis-gadis itu berubah pucat pasi, merasa ketakutan. Saat itu juga mereka ikut terduduk di samping Tasya lemas. Sungguh tidak menyan
Nigel geram mendengar perkataan Denis.“Sombong juga kau rupanya, hah? Kau kira aku hanya bercanda?" sergah Nigel.Detik itu juga Nigel mengambil sesuatu di saku jas. Kemudian secara mengejutkan, dia mengeluarkan pisau kecil sebesar dua jari tangan manusia, lalu melemparkan pisau tersebut ke arah Denis dengan kencang!*Wuusss...Tasya yang melihatnya sontak berteriak histeris ketakutan.“Denis! Awasss!"“Aaaaaa!”Gadis lain pun ikut berteriak, tidak percaya kalau Nigel akan benar-benar membunuh Denis.Pisau itu melesat ke arah dada Denis dengan sangat kencang dan tiba-tiba...Yang semua orang sadari, saat pisau itu berjarak sekitar satu sentimeter lagi di atas dada Denis, tak disangka Denis dengan cepat mengangkat tangan kanannya dan dia dapat dengan mudah mengambil pisau itu hanya menggunakan dua jari, lalu melemparkan pisau tersebut ke samping ruangan.*Jreengg ...Pisau tersebut m
Selang lima menit kemudian, dari luar toko, terdengar suara gemuruh dentuman knalpot beberapa mobil dari kejauhan.Detik berikutnya yang disaksikan semua orang, terlihat sekitar dua puluh mobil sport mewah warna hitam, melaju kencang, kemudian berhenti tepat di depan toko Emperor Karaoke. Mobil-mobil mewah itu berhenti di tengah jalan sehingga menghalangi pengendara lain yang hendak melewati jalan tersebut, seolah jalanan itu milik mereka sendiri.Segera setelahnya, sekitar empat puluh pria tinggi besar, berpakaian serba hitam dengan ekspresi wajah yang terlihat sangar, keluar dari mobil-mobil itu secara bersamaan.Ya, mereka semua adalah para anak buah keluarga Quinton.“Oh ... Lihat di luar! Mereka ... mereka anak buah keluarga Quinton!" teriak seseorang dari dalam ruangan.Mendengarnya, sontak semua pengunjung di Emperor Karaoke gempar dan segera berlarian ke ruang utama, bermaksud melihat kedatangan mereka.“Owh! Benar! merek
“Luka sayatan di punggung Tuan Tayson sangat dalam sehingga menembus tulangnya. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.”“Masa kritisnya sudah lewat, tapi kita tidak bisa menjamin beliau akan siuman,” ucap Dokter Herlin lemas.Mendengar itu, seketika Kim terperangah merasakan nafasnya sedikit sesak.“A-Apa ...!”Tidak bisa menjamin Tuan Tayson akan siuman! Maksudnya?Kim membelalak tak percaya mendengar pertanyaan dokter Herlin. Badannya membeku hingga beberapa detik.“Dok, A-Anda serius? Separah itukah kondisi Tuan Tayson?”“Maafkan saya, Tuan.” Dokter Herlin merasa tidak enak. Dia hanya menundukkan kepala, lemas.Kim menghembuskan nafas berat, tidak tahu apa yang harus dikatakan.‘T-Tuan Tayson!!! Anda ... Anda kenapa bisa sampai seperti ini!’ Kim bergumam sedih.Dari kejauhan, Kayla dan Drake masih memperhatikan mereka dengan wajah serius.Beberapa menit kemudian Kim kembali dengan wajah pucat, menundukkan kepala lemas lalu terduduk di kursi samping Tuan Jake.Drake dan yang l
Putri yang juga terkejut, dia berteriak lalu ngambil jaket Salma dan lari mengejar. Teman asramanya saling pandang, kemudian ikut menyusul. Di luar, Salma lari di samping Cindy, tidak mengatakan sepatah katapun. “Salma, ini jaket!” Putri berteriak dari belakang. Salma tidak menjawab. Ia sama sekali tidak peduli dengan pakaian yang dia pakai, yang Salma pikirkan saat ini hanyalah Denis! “Di luar dingin Salma, kamu bisa sakit,” ujar Putri cemas, mengikuti Salma hendak memakaikan jaket. Namun Salma menolak. Melihat ekspresinya Putri mengerti kalau Salma pasti sangat mengkhawatirkan Denis. Dia beralih kepada Cindy dan berkata, “Cindy, Lydia, kalian serius Denis masuk rumah sakit?” “Ya, aku serius! Semua orang sudah mengetahuinya. Sekarang Denis dirawat di rumah sakit Hopskin Hospital.” Cindy menjawab tegas. “Apa yang terjadi?” “Denis diserang saat berkunjung ke Springfield. Menurut pengakuan seorang pengawal keluarga Zero di sosial media, dia bilang saat mereka menjemput Denis ke
Aiden menunduk berpikir sejenak. “Hm, iya, kemarin aku bicara dengan Denis, dia bilang dia punya urusan di kota itu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, tiba-tiba kami mendapat kabar kalau Denis terluka. Aku penasaran siapa yang berani melukai Denis.””Katanya Denis terluka parah, apa benar begitu?” tanya Tasya gelisah.“Ya, kalau pengawal itu bilang Denis kritis, kondisinya pasti sangat parah. Aku harap tidak terjadi sesuatu hal yang serius kepadanya. Semoga aja dia baik-baik saja,” jawab Aiden lemas.Taysa tentu semakin risau mendengarnya. Semua orang yang ada di sana pada cemas berharap Tuan Tayson baik-baik saja.********[Universitas Yunzi]Pukul 22:30Dari asrama putri, Salma dan teman-teman seasramanya lagi asik mengobrol pada belum tidur. Putri duduk di samping kiri Salma, sementara yang lain duduk posisi melingkar saling berhadap-hadapan.“Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu Tuan Kim?” ujar Vanie tiba-tiba.“Tuan Kim?”“Tuan Kim pemilik perusahaan Safety Mountain En
Kim beserta seluruh bodyguad keluarga tiba di rumah sakit Hopskin Hospital.Sebuah rumah sakit besar dan juga megah. Rumah sakit kelas elit yang hanya diperuntukan untuk pejabat pemerintah dan keluarga-keluarga kaya saja. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kawasan Parahiangan Asri.Denis langsung dibawa masuk oleh beberapa petugas medis dan tiga dokter tadi. Kim tentu saja ikut masuk ke dalam.Dari halaman depan, Drake memberi intruksi kepada seratus lima puluh bodyguard yang lagi berbaris rapi di hadapannya.“Seperti yang kalian lihat, Tuan Tayson mengalami kecelakaan saat sedang berkunjung ke kota Springfield. Saat ini kita belum tahu kondisinya bagaimana.”“Kita harus memperketat keamanan rumah sakit ini. Jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan tempat Tuan Tayson dirawat. Siapapun itu, kecuali ada izin dari saya dan Tuan Kim.”“Sebagian, jaga Tuan Tayson dari ruangannya. Sebagian lagi jaga pintu masuk utama rumah sakit. Sisanya berjaga di halaman depan dan pastikan jangan ada war
Di salah satu helikopter hitam berlambangkan tulisan ‘K-ZERO’ warna putih di pintunya, Kim duduk di kursi kiri samping pilot, memakai headphone.“Bertahanlah Tuan Tayson, kami akan segera tiba.”Kim sangat gelisah. Ia terus melihat-lihat ke bawah dengan raut muka cemas, berharap Denis baik-baik saja.“Kita sudah tiba di perbatasan kota Springfield, Tuan,” kata si pilot.“Baiklah, langsung ke lokasi yang dikirim Drake,” jawab Kim singkat, ketika kemudian radio komunikasi mengeluarkan suara.[“Kode : 110, 110 : Arah jam 12, terlihat satu mobil di atas jembatan dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata.”][“Saya ulangi, arah jam 12 di atas jembatan, terlihat ada satu mobil dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata. Kami menunggu intruksi. Ganti,”] kata seseorang dari helikopter depan.Mendengarnya, sontak Kim mengambil teropong kecil lalu melihat ke arah yang dituju.Memang benar, di atas jembatan di bawahnya terlihat ada banyak sekali mobil Jeep dan kelompok orang bersenjata sedan
Drake tentu ikut menengok ke belakang. Sementara Jake melihatnya dari kaca spion.“Apa mereka mau ngejar kita sampai Bandung City? Yang benar saja!” gerutu Drake.Jake dengan cepat menginjak full pedal gas. Mereka melaju di kecepatan 90 km/jam. Jake memukul setir mobil mengernyitkan wajah.“Ah, brengsek! Mobil ini sudah cukup tua. Hanya segini kecepatan fullnya! Drake, apa kau sudah memberitahu Tuan Kim?”“Sudah, saat ini mereka pasti sedang menuju ke sini.”“Baguslah! Kita harus bertahan selama mungkin menunggu kedatangan mereka.”“Mereka semakin dekat Tuan Jake!” teriak Blondie makin panik, masih melihat ke belakang. Benar-benar kebingungan karena dia tahu kalau sudah berhadapan dengan organisasi misterius, mereka pasti akan mati!“Drake! Di bawah kursimu ada senjata. Tembak mereka! Kita harus mengulur waktu!” perintah Jake.Dengan sigap Drake berdiri membuka jok mobil. Ternyata benar di bawah joknya ada beberapa senjata. Drake mengambil satu senjata laras panjang kemudian mengeluar
“Sudah, lebih baik kalian segera pergi dari sini dan selamatkan nyawa Denis. Kondisinya saat ini sedang kritis. Selain itu, organisasi ini sudah mengerahkan banyak orang untuk mengejar kalian. Kalian harus cepat-cepat keluar dari kota ini!” potong kakek tua itu dengan nada santai.Jake lalu terdiam, melihat kembali tubuh Denis yang sudah berlumuran darah dan luka di punggungnya benar-benar fatal. Tuan ini benar, mereka harus segara keluar dari kota Springfield dan membawa Denis ke Bandung City. Denis harus segera dilarikan ke rumah sakit! Jika tidak, dia akan mati karena kehabisan darah!‘Sialan! Deniissss, Denisss. Makanya dari awal aku ragu mengizinkanmu masuk ke sini. Sudah dibilang organisasi ini sangat kejam. Kau tetap saja bersikeras ingin masuk.’ Jake menggerutu dalam hati, menyesal telah mengizinkan Denis masuk ke pasar gelap.“Baiklah! Bocah Blondie, ayo angkat dia,” ujar Jake kepada Blondie lalu keduanya membopong tubuh Denis dan dimasukkan ke dalam mobil. Tak lupa Blondie m
“Hah!? Hilang?”Sontak semua mengangkat alis.“Bagaimana bisa?” tanya Gibs heran. Nik dan para anak buah lain hanya diam saling tatap-tatapan.“B-Barusan ... ada orang tak dikenal entah dari mana datangnya. Orang itu menyerang kita lalu membawa kabur mayat bocah itu, Tuan,” ujar pria tersebut memasang wajah panik.Gibs mengerutkan dahi.Orang tak dikenal?“Siapa ... apa kau lihat wajahnya?”“T-Tidak, Tuan. Hanya saja, orang itu memakai tudung dan juga sangat kuat. Tuan Kurt saja sampai kewalahan menghadapinya. Itu sebabnya saya ke sini memberitahu Anda,” jelas pria itu.‘Hah, sangat kuat? Siapa dia?’ batin Gibs bertanya-tanya.“Tunggu apa lagi? Kerahkan semua anggota dan cari orang itu! Mereka pasti belum keluar dari sini. Cepat!” perintah Gibs kemudian dengan tegas.“B-Baik, Senior!”“Baik, Tuan!”Beberapa anak buahnya mengangguk lalu sebagian ada yang masuk ke lorong, ada juga yang keluar ruangan berniat memberitahu anak buah lain. Nik sendiri masuk lagi ke lorong itu ingin melihat
Detik itu juga Kurt berlari kencang ke arah Denis dengan tubuh yang diselimuti cahaya asap. Kurt mengepalkan tinju keras berniat menghabisi bocah ini sekali serangan.Denis sedikit merinding. Sialan! Ia mundur satu langkah mengarahkan tongkat besinya ke arah Kurt. Dengan cepat Denis membanting-banting tongkatnya.Tak disangka, Kurt dapat menghindari serangan Denis dengan mudah. Ia mengelak kesana-kemari tak ada satupun serangan yang bisa mengenainya. Hal itu membuat Denis terkejut! Apa-apaan orang ini? Kenapa aku tidak bisa mengenainya!?Set ... Wush. Wush.“Haha. Ada apa bocah? Kau tidak bisa mengenaiku?” Sambil mengelak, Kurt tersenyum tips mengejek Denis.“Hiyaaah!”“Haaaah.”Denis semakin kesal.Saat itu pula Denis mempercepat ayunan tongkatnya ke tubuh Kurt. Namun tetap saja, serangan yang dia lancarkan benar-benar sia-sia dan hanya memukul angin. Pria ini terlihat seolah-olah sedang menari mempermaikan Denis.‘Hh, bocah ini tidak ada apa-apanya buatku,’ batin Kurt. Semakin lama