Share

37. Anyelir

Penulis: Etna.S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-10 16:55:50

"Sekar?" Pria itu berkata dengan ragu-ragu.

Wanita itu mengangguk kearah pria yang berdiri didepannya. Mereka sekarang tengah berada di halaman belakang rumahnya yang terdapat taman bunga, tempat favoritnya di dunia. 

"Kau telah menyelamatkanku, Arya. Kau bisa memanggil namaku. Lagipula sekarang kita berteman, teman saling memanggil dengan nama tanpa embel-embel kehormatan." Jelasnya, ia mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum lebar yang membuat senopati itu sedikit tersipu.

"Sekar." Ucap Arya sekali lagi, kali ini lebih keras dan percaya diri seperti yang diinginkan Sekar.

Sekar senang dengan itu dan berjalan menuju pendhopo yang dibangun diatas kolam ikan, tempat terbaiknya untuk menghabiskan waktu sambil membaca buku cerita. Dia berbalik dan melihat Arya masih berdiri ditempatnya.

"Kenapa masih disana? Ayo kesini. Sangat sulit untuk mengundangmu, aku ingin memperlihatkanmu bunga-bunga milikku." Suruhnya.

Arya mengangguk dan berjalan m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • After We Married   38. Ayo Kita Kencan

    Pengganti Bertha tidak seperti yang ada dalam bayangan Rhea. Aktris itu membayangkan sosok pria tua yang beruban yang tidak ada menarik-menariknya jika itu pria. Jika itu wanita, dia mengharapkan wanita dewasa yang tampak cakap dengan bidangnya. Rhea tidak mengharapkan CEO barunya akan menjadi pria muda, memiliki postur tubuh dan wajah seperti model, yang mungkin berumur lebih muda darinya.Sekali lihat, Reihan sangat meyakinkan untuk menjadi aktor pendatang baru, tetapi tidak meyakinkan menjadi pemimpin perusahaan.Rhea membalas uluran tangannya dengan singkat. Dia menatap pria itu lekat-lekat, mengamati penampilannya. Reihan memiliki rambut yang bisa membuatnya ditolak langsung saat melamar pekerjaan kantoran. Rambutnya curtains dengan warna cokelat gelap dan sedikit helai pirang. Matanya beriris cokkat yang menampilkan kesan hangat saat melihatnya, Rhea langsung teringat mata onyx Hansa yang memiliki kesan berbeda darinya. Ia juga memiliki freckless samar-samar dise

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • After We Married   39. Sebuah Titik Balik

    Secara mengejutkan, dia mengiyakan.Rhea tidak tahu apa dia telah membuat langkah yang salah atau tidak, karena setelah dia menjawab pertanyaan dadakan mengenai kencan dengan anggukan singkat, Hansa langsung memeluknya. Benar-benar memeluknya dengan erat sampai Rhea yang memutuskan untuk bergeliat dibawah dekapannya, mencoba melepaskan diri."Ada apa denganmu?"Hansa sedikit aneh dari hari-hari biasanya dan itu membuat Rhea menjadi curiga. Ketika orang menyembunyikan sesuatu dari pasangan, orang itu akan sedikit banyak bertingkah berbeda dari kebiasaannya."Apa tadi? Kenapa kantormu banyak bunga?" Hansa bertanya, meski dia tahu sendiri jawabannya, dia ingin Rhea menjawabnya."Oh itu karena pemimpin baru kita datang. Namanya Reihan." Balas Rhea santai.Rhea memutuskan untuk tidak meremehkan Reihan karena penampilannya. Dia terlihat profesional dalam diskusi tadi, dan bahkan berani membuatnya kembali berpikir mengenai peran utama.Sebal

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • After We Married   40. Jadilah Ratuku

    Hal pertama yang mereka lakukan setelah pulang ke rumah adalah langsung pergi ke kamar. Mereka menaiki tangga bersama, saling tertawa meskipun tidak ada hal-hal lucu di antara mereka. Peristiwa di puncak terakhir biang lala secara mengejutkan membuat hubungan mereka menjadi lebih kuat. Hansa menyukai hari ini. Rencananya sukses besar, Rhea mengaku mencintainya, Hansa tidak mengakui kata 'mungkin' yang terselip di kalimatnya. Rhea menciumnya, mereka saling berciuman sampai diinterupsi oleh pekerja biang lala. Mengingat kejadian itu membuat Hansa ingin tertawa bersorak layaknya remaja puber yang baru kenal namanya pacaran. "Kamu mandi lebih dulu." Suruh Rhea. Dia sendiri telah duduk di meja rias dan sedang menghapus make up-nya. Hansa mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi. Rhea melihatnya lewat kaca cerminnya. Setelah melihat Hansa masuk ke dalam kamar mandi. Dia segera berjalan menuju kamar pakaiannya, mengambil gaun malam satinnya yang berwarna bu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • After We Married   41. Win or Die

    "Aku punya berita untukmu." Ucap Rhea dan Kay secara bersamaan.Mata Rhea membulat terkejut karena ini kejadian ketidaksengajaan yang langka. Rhea kemudian melihat Kay yang juga terkejut ditempat. Pasalnya, mereka secara tidak sengaja berbicara dalam kalimat yang sama secara berbarengan."Siapa duluan?" Tanyanya. Dia hanya punya waktu sekitar lima belas menit sebelum kembali syuting adegan ke 256."Kamu mungkin terkejut mendengar ini, tetapi aku akhirnya mengetahui alasan kenapa Shelly tidak berani menggarong lagi." Kay menyeringai. Ia senang tertawa diatas penderitaan musuh-musuhnya."Sebenarnya itu karena suamimu." Tambahnya.Kesukaan Kay kepada Hansa bertambah karena rumor yang beredar kuat. Siapa sangka, dari terkena kemalangan ditinggal tunangan selingkuh hingga pernikahannya terancam gagal, nyatanya Rhea malah mendapat pengganti yang berkali-kali lipat. Dia punya Hansa Adiwinata yang memiliki aspek-aspek kualitas seorang pria. Pria itu punya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • After We Married   42. Terlalu Sempit Untuk Sebuah Dunia

    Rhea telah memilih hari ini sebagai pertemuan perdananya dengan teman penanya. Seperti yang dia tuliskan, ia yang memilih tanggal sedangkan dia yang memilih tempatnya. Dan sepertinya dia lupa untuk memberitahu temannya itu bahwa dia adalah seorang publik figure sensasional satu negara yang tidak bisa berada di tempat-tempat tertentu yang penuh dengan keramaian. Sudah terlambat untuk memberitahunya, sehingga Rhea dengan terpaksa harus melakukan perlindungan ekstra untuk dirinya sebelum duduk menanti di sudut kursi kafe yang tengah hits di kalangan anak muda akhir-akhir ini.Waktu perjanjian mereka adalah di pukul tujuh pagi, dan sekarang kurang sepuluh menit lagi sebelum pria itu datang jika dia orang yang tepat waktu. Siapa tahu teman penanya ternyata salah satu pengikut jam karet.Rhea melihat suasana sekelilingnya. Untungnya, ini masih pagi sehingga tempat tidak terlalu ramai tetapi tidak bisa dikatakan lengang juga. Rhea mengetatkan maskernya, dia mencoba berpakaian

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • After We Married   43. Kiat-kiat Jatuh Cinta

    Inilah hidup, pikirnya.Dua kata itu lah yang pertama kali terbesit di pikirannya ketika dia berdiri di atas marmer putih ruang tamu rumahnya, menatap ke arah sofa biru dimana Hansa tengah duduk dan tampak serius dengan tabletnya hingga tidak menyadari dia sudah pulang.Rhea pernah bilang dia tidak akan menyukai Hansa. Tidak akan menganggapnya suaminya. Tidak akan ada cinta, yang mana bagian itu ia masih ragu. Tapi disinilah ia, merasa sedikit kecewa hanya karena Hansa tidak menyapanya.Ia melangkahkan kakinya dalam langkah pelan, berhati-hati agar sepatu ketsnya tidak menimbulkan terlalu banyak suara. Dia berniat untuk pergi ke lantai atas tanpa di ketahui Hansa."Oh aku tahu kau pulang."Suara itu membuat Rhea berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat Hansa yang menyilangkan kakinya dengan santai dan telah menurunkan tabletnya ke pangkuannya.Rhea menyibakkan rambutnya dengan angkuh. "Aku tidak ingin mengganggu kegiatanmu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • After We Married   44. Aku, Kamu, dan Dia

    Apa yang Sekar paling malas untuk dia lakukan adalah ia disuruh keluar dari kediamannya untuk bertemu dengan selir-selir ayahnya sekaligus saudara-saudara tirinya yang tidak pernah dia anggap saudara. Tetapi disinilah dia sekarang, duduk di pendopo utama rumah dengan wajah tertekuk, mendengarkan dengan setengah hati kepada selir Mantraya yang naik pangkat jadi ibu rumah setelah kematian ibunya. Selir Mantraya bukan selir tercantik atau yang paling disukai oleh ayahnya, dia hanya mengangkatnya karea Mantraya berhasil melahirkan putra pertama yang akan menjadi pewaris keluarga ini dan bla bla bla...Selir Mantraya tampaknya sangat bersemangat dengan status barunya dan memberi wejangan lama mengenai pernikahan kepada saudara tirinya Ambara yang akan menikah dengan anak seorang saudagar."Sekar...," Panggilnya dalam nada lemah lembut."Apa?" Balas putri itu kesal. Selir Mantraya ini sepanjang hidupnya mencoba menggulingkan ibunya dari posisinya, sudah pasti dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • After We Married   45. Kesibukan Masing-masing

    "Cut!"Rhea dan Malik menatap kearah Toni yang berteriak lalu bertepuk tangan bahagia. Mereka kemudian merasa lega karena telah berhasil melakoni adegan paling sulit sekaligus paling akhir. Dibutuhkan tiga kali retake ulang, dan itu termasuk bagus karena ada banyak emosi yang terlibat dan semua itu harus dimunculkan dengan seksama karena adegan ini jelas harus bisa membuat penonton termenung dan menginterpretasi gambar.Berakhirnya adegan ini juga menjadi akhir Rhea dalam proses syuting indoor dan tinggal menunggu syuting out door yang tempatnya telah ditentukan yaitu di suatu tempat di Kalimantan yang masih memiliki hutan-hutan alami yang bisa digunakan. Setelah itu, mereka melakukan promosi drama selama sekitar satu bulan sebelum benar-benar dikatakan selesai."Senang bekerja denganmu Malik." Ucapnya."Aku juga, Rhea." Balas Malik.Mereka berdua kemudian pergi ke tempat tunggu masing-masing. Di perjalanan, Toni mendekatinya dan menepuk-nepuk pung

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18

Bab terbaru

  • After We Married   79. Comeback Yang Mengejutkan

    Rhea menatap dirinya di cermin. Jelas dia sedang tidak dalam keadaan baik. Rambutnya kusut karena ia sendiri lupa kapan menyisir rambut. Pelupuk matanya sedikit bengkak karena habis menangis satu malam. Rhea tidak menyukai tampilannya.Dia melewatkan sarapan bersama pagi ini karena ingin menghindari ibunya. Dia juga akan keluar rumah hari ini, pergi ke tempat baru yang akan ia tuju mengikuti seberapa jauh dia bisa mengendarai mobilnya. Sendirian, tanpa memberitahu Kay atau siapapun. Dia ingin menghilang sejenak, menenangkan diri, dan berpikir mengenai masa depannya yang baru.Dia memakai jaket dengan kaos putih dibaliknya dan ripped jeans yang ia beli beberapa tahun yang lalu yang untungnya masih muat. Dia memakai pakaian yang seadanya yang masih tertinggal di lemarinya.Ketika dia keluar, dia berpapasan dengan Eda.Adiknya bertanya, "Mau kemana?""Pergi." Balasnya singkat.Eda menatapnya selama beberapa detik sebelum mengangguk, lalu pergi.

  • After We Married   78. Kebenaran Pahit

    Dua hari setelah dia bangun dari koma dan dinyatakan sehat, dia akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit. Rhea senang dengan hal itu karena dia tidak menyukai berlama-lama tinggal di ruangan dengan alat-alat kesehatan dan bau obat yang menguar di setiap dindingnya.Berbeda dengan sikap penuh bunga yang ditampilkan Rhea. Christina menampilkan aura sebaliknya. Bukan karena dia tidak suka anaknya sembuh, Christina bahkan hampir gila ketika menunggui Rhea agar terbangun dari komanya yang berjalan selama sepuluh hari. Hanya saja, dia sebal dan ingin mulutnya gatal untuk memarahi anak sulungnya itu yang sekarang duduk di kursi belakang mobil suaminya dengan Edward disampingnya.Rhea tidak seharusnya pulang kerumahnya. Dia harusnya pulang bersama Hansa, bukan bersama mereka.Christina sebagai ibu sudah menyadari hubungan Rhea dengan suaminya sedang kisruh alias tidak sedang baik-baik saja. Itu membuatnya bingung, dia hanya tidak mengerti jalan pikiran anaknya yang sepert

  • After We Married   77. Mengukir Pengulangan Kisah

    Hansa seketika mematung. Dia sangat terkejut dengan perkataan Rhea yang tiba-tiba mengungkit soal perceraian. Tangannya berhenti bergerak dan dia menatap Rhea yang sekarang tengah memalingkan muka dan menolak menatapnya.Kedua mertuanya yang berdiri disampingnya juga sangat terkejut atas perkataan Rhea. Bagaimana tidak? Kalimat pertama yang diucapkan Rhea selepas terbangun dari komanya adalah meminta perceraian didepan suaminya yang merawatnya dengan baik ketika dia tenggelam dalam koma."Rhea, apa kau sadar apa yang kau katakan?" Christina bertanya dengan penuh kehati-hatian. Dia melirik menantunya yang wajahnya langsung berubah drastis dari kebahagiaan menjadi penuh tanda tanya.Rhea menolak untuk melihat mereka. Matanya menunduk dan lebih memilih melihat selang infus yang menyalurkan nutrisi ke tubuhnya."Kalian keluar saja. Aku ingin sendirian bersama Hansa." Ucapnya enggan.Christina ingin mendebat namun tangan Theodorus yang menyentuh bahunya

  • After We Married   76. After We Married

    Rhea terduduk saking tidak bisa berdirinya dia setelah mengetahui akhir kisah dari Sekar yang ada dalam mimpinya. Itu bukan kisah yang akan dia harapkan. Rhea tidak pernah menebak Sekar akan berakhir mati di tangan Arya, juga tidak pernah menebak kehidupan pernikahan Sekar akan lebih sering terselimuti duri dibanding bahagia.Tanpa sadar air mata telah mengalir dari kedua matanya yang ia tujukan kepada Sekar yang masih duduk didepannya."Sekarang kamu telah tahu ceritaku." Sekar menatap Rhea dengan pandangan yang tak terbaca.Itu membuat Rhea semakin tidak mengerti kenapa dia harus memiliki pengalaman seperti ini. Dia sendiri tidak tahu dia masih hidup atau mati, dan sekarang dia sedang berhadapan dengan tokoh di mimpinya. Rasa-rasanya Rhea sudah tahu seperti apa keterkaitan antara mereka berdua tetapi dia mencoba untuk tidak berpikir kearah itu."Jatuh cinta membuat kita bodoh bukan?" Tanya Sekar, melanjutkan kisahnya dengan

  • After We Married   75. Sekar : Akhir Dari Cerita

    Tepat hari minggu pertama sejak istana berduka atas kematian permaisuri, alun-alun kota ramai dengan berbagai kalangan yang kesemuanya punya satu tujuan. Melihat perang tanding antara rajanya dengan patihnya hingga salah satu diantara mereka mati.Mereka semua sudah tahu mengenai berita cinta segitiga diantara raja ratu dan patihnya. Rakyat biasa mengira itu hanyalah rumor yang dibuat untuk mencoreng nama permaisuri. Namun sekarang melihat dua pria itu bertanding yang kabarnya berhubungan dengan kematian Sekar membuat mereka tertarik mendengar gosip lebih dalam lagi.Pertandingan masih akan dimulai di sore hari namun saat siang alun-alun sudah padat dengan orang. Para pejabat kerajaan sudah berdiri di poskonya masing-masing. Terbagi menjadi dua kubu. Kubu pendukung Ayudhipa dan kubu pendukung Arya yang rata-rata dari prajurit bekas perang terakhir.Ketika matahari mulai tergelincir dari puncaknya, rombongan Aryalah yang pertama kali muncul. Dia

  • After We Married   74. Sekar : Memeluk Kematian

    Arya langsung melepaskan gagang pedangnya. Seluruh tubuhnya gemetar ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan."Tidak," bisiknya.Dia terduduk lemas ditanah. Matanya menatap siapa yang ia hunus dengan pandangan tidak percaya.Ini semua tidak ada dalam rencananya.Ayudhipa lah yang ingin dia bunuh. Bukan perempuan yang dicintainya yang sekarang tengah berbaring di tanah didepannya dengan darah bersimbah di perutnya."Sekar!" Teriak Ayudhipa.Pria itu menatap pedang yang menancap di perut Sekar dengan ketakutan. Dia segera bersimpuh dan memangkunya."Rwanda!" Teriaknya. Memanggil bawahannya yang izin buang air kecil.Senopati muda itu datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan rajanya. Matanya melihat kejadian didepannya dan keterkejutan serta ketakutan terlihat di matanya."Panggil tabib! Cepat!" Perintah Ayudhipa. Suaranya bergetar karena menahan tangis. Matanya telah berkac

  • After We Married   73. Sekar : Garis Takdir Yang Kejam

    Laksita memberitahunya kabar. Kabar yang membuat dia langsung menebaskan pedangnya ke kumpulan bambu didepannya saking inginnya untuk membunuh seseorang. Tidak peduli dia tengah dilihat oleh pasukannya dibelakangnya.Mereka telah memenangkan pertarungan berdarah selama lima bulan sejak dia diutus memimpin wilayah barat. Arya telah mengerahkan seluruh kemampuan mengatur strateginya untuk menaklukkan pasukan koalisi tiga kadipaten paling barat yang ternyata lebih tangguh dari prediksinya. Lalu apa yang dia dapatkan? Hukuman mati dari raja menantinya di ibukota dengan tuduhan perselingkuhan yang tidak pernah dia lakukan bersama Sekar."Tenang Arya, kami disini berada disisimu." Ucap salah satu senopatinya yang segera diangguki yang lain.Namun itu tak menyurutkan kemarahan Arya yang ditujukan kepada rajanya."Bagaimana keadaan permaisuri?" Tanyanya kepada Laksita yang memang tidak ikut dengannya ke perang terakhir.

  • After We Married   72. Sekar : Ingkaran Janji Kedua

    Sekar jelas-jelas sangat terkejut dan tersinggung dengan tuduhan yang Ayushita arahkan kepadanya. Bagaimana tidak? Dia tidak peduli dan sama sekali tidak ikut campur dengan kehamilan Ayushita sejak awal. Jika bukan karena adat pun dia tak akan mengunjungi selir itu. Kemarin pun dia datang hanya untuk kunjungan singkat. Kegilaan apa yang tengah Ayushita miliki hingga berani menuduhnya seperti itu?"Jaga ucapanmu selir Ayushita. Kau tahu sendiri aku tidak pernah berhubungan denganmu selain kemarin, itupun kau tahu sendiri aku melakukan apa di rumahmu." Balasnya dengan penuh penekanan.Tuduhan semacam ini hanya akan memunculkan rumor yang semakin menyudutkannya."Sebelum kedatanganmu, bayiku sehat-sehat saja. Tapi gara-gara kamu, aku harus kehilangan anakku!" Balas Ayushita histeris. Dia masih menangis terisak dengan tangan memegangi perutnya. Disampingnya seorang dayangnya tengah mencoba menenangkannya."Yang Mulia, kamu harus bersik

  • After We Married   71. Sekar : Bunuh Dua Burung Dalam Satu Batu

    Bulan-bulan berlalu seperti lintasan sekejap mata. Kediaman Sekar masih tertutup dan tampak terlihat dingin dibanding rumah-rumah lainnya. Dia lebih suka tinggal di pendopo belakang rumahnya sambil menyesap teh dan melihat senja berakhir.Hubungannya dengan Ayudhipa masih renggang, sesekali dia menerima pria itu datang dan bermalam di rumahnya tapi hubungan mereka tidak sebagus sebelum mereka menikah.Hari ini dia akan menemui salah satu selir. Kehamilan selir Ayushita telah berusia lima bulan dan sesuai adat istiadat, sang permaisuri harus mengunjunginya dan memberi berkat ke bayi itu. Karena sesuai legalitas, setiap anak yang dilahirkan selir akan menjadi milik permaisuri dan anak itu akan memanggil permaisuri dengan sebutan 'ibunda'.Sekar memakai pakaian resminya yang berwarna merah. Dia naik tandu untuk pergi ke kediaman selir yang dituju dengan sepuluh dayang dan kasimnya yang mengikuti dari belakang."Salam Kanjeng Ratu." Serempak

DMCA.com Protection Status