Beranda / Thriller / After The Holocaust (ATH) / (16+) Volume 0 , E-Chapter 2,5 : Mandi Bersama?

Share

(16+) Volume 0 , E-Chapter 2,5 : Mandi Bersama?

Penulis: meart
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-22 12:24:15

Aku tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi! Danira memintaku untuk menemaninya mandi.

“Cuba, ayo masuk.” Ajaknya, dia (Danira) saat ini sudah didalam kamar mandi. Danira duduk di kursi yang sudah aku siapkan, kursi itu aku pakai untuk dia yang sedang sakit kakinya. Dengan kondisi kaki seperti itu dia tidak akan bisa bertahan untuk berdiri dalam waktu yang lama.

Badanku gugub gemetar, meskipun ruangannya gelap namun aku masih bisa melihat bentuk tubuh Danira dengan jelas! “Kamu hadap belakang dulu, aku mau lepas baju.” Pintanya. Langsung aku memalingkan wajahku.

Meskipun aku menghadap ke arah tembok, namun tetap saja di belakangku ada wanita yang sedang melepaskan bajunya, dan wanita itu adalah wanita yang aku kenal! Aku mencoba mengintip kebelakang namun aku menarik kembali mataku karena aku tidak kuasa menaham malu.

“Sudah Dan?” Tanyaku.

Dengan suara yang gemetar, dan dengan nada yang seperti orang malu dia (Danira) menjawab. “Sudah, kamu boleh berbalik.” Jawabnya.

Aku membalikkan badanku, melihat kearah Danira yang sekarang sama sekali tidak berbusana, badannya tidak ditutupi oleh satu helai kain. Dia (Danira) memutar arah pandangnya dan melihatku. “Kenapa kamu tidak melepaskan bajumu juga? Aku kan malu kalau harus telanjang sendirian!” Ucapnya cetus.

“Maaf.” Ucapku sambil bergegas untuk melepaskan setiap helai kain yang melapisi badanku. Dan sekarang tubuhku sama sekali tidak ditutupi oleh sehelaipun kain, dan setiap bagian dari tubuhku ter-ekspose dengan tegas.

Aku berjalan mendekatinya, dan duduk di kursi yang sudah aku siapkan untukku sendiri tepat di sebelah Danira. Kami saling menatap, dan sontak kami juga saling membuang muka. Saat itu merupakan saat-saat yang paling menegangkan dalam hidupku.

“Ayo mandi.” Ucapku, sambil berdiri dan berjalan di depannya (Danira). Saat itu aku tidak menyadari kalau aku berdiri dan berjalan didepannya akan membuat badan bagian bawahku akan terlihat dengan jelas olehnya.

Aku mengambil shower yang memiliki selang yang panjang. Aku melihat kearahnya dan menyiram perlahan badannya. Dia terlihat menunduk malu saat aku menyiramnya dengan air.

Dia mengangkat tangannya dan aku menyiram ketiaknya, berlanjut kearah tubuh bagian bawah. Meskipun keadaan disana gelap aku masih bisa melihat postur tubuhnya yang indah dengan sangat jelas.

Tidak pernah aku menyangka aku dapat melihat tubuh seorang Danira yang aku sukai sejak dulu, meskipun sewaktu kecil kami pernah mandi bersama dan tentu saja aku melihat tubuh telanjangnya dulu.

Badan yang dipenuhi dengan otot, meskipun begitu bentuk tubuhnya masihlah sangat proporsional. Badannya yang indah dengan lekuk tubuh yang sempurna yang dibentuk dengan latihan selama bertahun-tahun. Lekukan dadanya pun masih terlihat sangat indah meskipun tidak terlalu besar.

Saat ini dia sedang membasuh rambutnya dan mulai mengeramasi rambutnya. Terlihat rambutnya yang panjang dan indah. Rambutnya yang hitam terlihat sangat sehat menandakan dia sangat menjaga kondisi tubuhnya.

Dengan mengangkat tangannya dia menggosok-gosokkan rambutnya membuat ketiaknya yang bersih terlihat sangat jelas. Tentu saja itu membuatku sebagai lelaki tak kuasa menahan birahi. Meskipun begitu aku harus menahannya (birahi) sekuat tenaga. Kami saat ini sedang mandi! tidak ada niatan lain selain mandi bersama.

Aku mengambil sabun cair yang terletak di sebelah bak air, lalu kembali ke samping Danira dan menawarkan sesuatu. “Kamu mau sabunan sendiri atau aku sabunin?” Tanyaku gemetar.

Dia melihat kearahku. “Aku sabunan sendiri saja.” Jawabnya.

Meskipun aku sedikit kecewa aku tidak mempermasalahkan hal itu. Selagi dia menyabuni tubuhnya sendiri aku terpaku dengan badannya yang indah dan tanpa sadar terus menatapi dia yang sedang menyabuni tubuhnya. Meskipun aku bukan orang yang tergila-gila dengan hal seksual namun, aku masihlah lelaki yang normal mencintai perempuan.

Tangannya (Danira) menggosokkan badannya dengan sabun, menyabuni lekukan tubuh demi lekukan. Dari bagian pundak, dada, ketiak, hingga bagian bawah tubuhnya. Pandangan mataku sungguh tidak dapat aku lepaskan dari dia.

Sementara di sisi Danira yang sedang sabunan.

Apakah aku sedang dilihatin? Aku menoleh kearah Cuba yang tidak terduga sedang memperhatikanku sedang sabunan. Matanya berkeliling memperhatikan bentuk badanku yang tidak bagus. Sesungguhnya aku masih belum siap untuk menunjukkan badanku yang sedikit gemukan.

Terlihat ada yang aneh, aku kembali melihat kearah Cuba dan berakhir melihat kearah selangkangannya yang terlihat ‘adik’nya sudah sangat besar. Aku tidak ingin memancing hal yang aneh. Aku tidak ingin melakukan itu untuk sekarang, aku belum siap!

“Kamu tidak ikut sabunan Cub?” Tanyaku sambil membelakangi Cuba.

Dia (Cuba) terlihat panik, dan bergelagat aneh atau salah tingkah. Dia langsung mengambil sabun cairnya dan segera menggosok-gosok tubuhnya.

Setelah diperhatikan dengan cermat, tubuh Cuba sangat bagus! Badannya yang penuh dengan otot membuatnya sangat gagah. Meskipun otot-ototnya sudah mulai kendur akibat dia jarang latihan.

Setelah selesai dengan semuanya, kami bergegas untuk mengambil handuk dan mengeringkan badan kami yang basah. Cuba keluar kamar mandi terlebih dahulu mengambilkan kaus seragam klub baru yang masih terplastik dan celana dalamnya yang dia simpan di tasnya.

“Mengapa kamu membawa celana dalam Cub?” Tanyaku keheranan dengan celana dalam yang dia keluarkan dari tasnya.

Dia menoleh kearahku dan mengangkat celana dalamnya dan berkata, “Iya, ini aku bawa jaga-jaga, karena aku ingin latihan di gym tadi. Tapi kejadian mengejutkan ini tiba-tiba terjadi yang membuatku tidak sempat untuk berlatih.” Jawabnya.

Dia mengeluarkan dua celana dalam dan membawakan salah satu celana dalamnya dan satu baju baru yang masih di plastik kepadaku. Mengingat bajuku dan segala pakaian dalamku masih basah karena kringat, dan tentu saja aku tidak akan memakai pakaian itu lagi. Karena kalau aku pakai, badanku akan tertempel keringat yang ada di baju itu dan aku tidak mau itu.

Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai baju yang sedikit tebal tanpa menggunakan BH, ya meskipun akan menimbulkan bekas tonjolan di bagian dada namun itu bukan masalah besar bagiku kalau hanya Cuba yang melihat. Selain hanya bemakai baju aku juga hanya memakai celana dalam Cuba yang tentunya masih bersih tanpa menggunakan celana atau rok.

Aku harap dapat kembali ke asrama untuk mengganti bajuku.

Kira-kira kami berada di dalam kamar mandi selama 30 menit.

Bab terkait

  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 3 : Jemaat Sekte Sesat Amerika Utara

    -Bagian Pertama-Matahari sudah mulai mengintip melalui sela-sela bumi, sinarnya menerobos masuk kedalam ruang klub melalui celah kecil pada gorden. Tak terelakkan suara ayam yang berkokok di pagi hari. Ya, di sekolah ini ada ayam, ayam yang merupakan salah satu hewan yang dipelihara di sekolah ini, Juki namanya.Aku yang sedang tertidur pulas terbangun akibat mataku terkena sentilan sinar mata hari. Aku melihat sekelilingku, melihat ke arah samping kanan badanku. Terlihat ada Danira yang masih tertidur nyenyak kemungkinan dia masih berpetualang di dunia mimpinya.“Silau sekali!” Ucapku sambil menguap sangat besar, aku mengintip sebentar keadaan luar dan langsung menutup rapat gordennya.Aku memeriksa kakinya yang ternyata sudah sembuh karena kemarin malam aku sempat pijat agar bengkak di kakinya bisa sedikit mengempis. “Untung saja sudah mengempis.” Ucapku tersenyum sambil mengelus kakinya (Danira)Teringat semalam Danira menceritakan mengenai sesosok hitam yang sama aku lihat memasu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 0 : Menjadi Debu

    -Bagian Pertama-Perkenalkan namaku Cuba, Cuba Toeli seorang anak sulung dari sepasang suami istri yang sangat bahagia dan sederhana yang sepertinya hubungan kami sangat direstui oleh semesta. Awalnya sih aku berpikiran seperti itu. Ternyata aku salah! Aku hanya berdelusi memiliki keluarga yang harmonis. Yang sebenarnya terjadi bahkan dapat dikatakan sangat jauh dari kata bahagia, keluarga kami sangat menderita! Tidak lain dan tidak bukan, semua kesengsaraan ini disebabkan oleh tua bangka yang tidak tau diri! Dia berjudi, menghabiskan uang keluarga, bahkan terus memoroti uang ibu saya! Dia tidak pernah menyayangi kami, bahkan mungkin saja dia bahagia kalau kami hidup menderita dan membenci dia!Manusia benalu yang terus menyiksa keluarganya, tidak pernah memberikan nafkah! Justru menjadi beban keluarga yang pekerjaannya hanya berjudi menghabiskan uang, dan membuat keluarga kami terlilit dalam hutang! Ketika tidak diberikan uang dia bakal marah. Hewan peliharaa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-19
  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 1 : Email Dari Dewa

    -Bagian Pertama-Apa mereka menyembunyikan sesuatu?Perkenalkan, namaku Cuba Toeli. Kira-kira saat itu sudah 2 jam lebih setelah kejadian Rapt, dan saat itu aku sedang berada di ruang klub permainan papan. Setelah mereka (Albert dan kawannya) menyapa kami (Danira, Cuba, Nite, Gree) tidak ada lagi pembicaraan yang muncul. Kami semua duduk termenung, dan sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.Terlihat Albert sedang berbincang dengan Hans, di sisi lain Gree duduk dipojokan sedang merenung, apakah dia masih memikirkan Tia? Sedang Nite terus bermain handphonenya, tidak tau apa yang sedang dia lakukan dengan handphonenya. Sementara aku disini sedang merawat luka Danira yang mulai membaik. “Kakimu sudah enakan?” Tanyaku sambil mengusap kakinya yang membengkak dengan minyak-minyakan.“Sudah sedikit mendingan, terimakasih ya Cub.” Ucapnya sambil membaringkan tubuhnya di atas lantai sebelah sofa, dia (Danira) tidak ingin duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-20
  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 2 : Langkah Pertama

    -Bagian Pertama- Saat itu pukul 4 sore, langit sudah mulai memerah. Mendung yang menghiasi langit saat sebelumnya saat ini sudah menghilang. Hawa-hawa malam sudah cukup terasa dan bunyi jangkrik mulai terdengar perlahan. Sudah beberapa jam semenjak kami menceritakan perkara email tersebut kepada yang lain. Saat ini merekapun juga mengetahui hal aneh itu, mereka ikut kebingungan dan mencoba untuk menerka-nerka. Ketegangan bercampur dengan kebingungan muncul diantara kami akibat dari informasi aneh yang dikirimkan oleh sesosok misterius yang mengaku sebagai Amon RA. “Email ini ditujukan kepadamu Cub?” Tanya Tristan, salah satu teman kami, dia (Tristan) merupakan orang yang kritis dengan hal-hal yang mencurigakan, dia juga memiliki jiwa yang rebel. Berpenampilan tidak menonjol, sama seperti manusia normal yang lain. Salah satu teman basket dari Albert dan Hans Disebelah Tristan ada Kevin, yang merupakan sahabat Tristan dari kecil, dia (K

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21

Bab terbaru

  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 3 : Jemaat Sekte Sesat Amerika Utara

    -Bagian Pertama-Matahari sudah mulai mengintip melalui sela-sela bumi, sinarnya menerobos masuk kedalam ruang klub melalui celah kecil pada gorden. Tak terelakkan suara ayam yang berkokok di pagi hari. Ya, di sekolah ini ada ayam, ayam yang merupakan salah satu hewan yang dipelihara di sekolah ini, Juki namanya.Aku yang sedang tertidur pulas terbangun akibat mataku terkena sentilan sinar mata hari. Aku melihat sekelilingku, melihat ke arah samping kanan badanku. Terlihat ada Danira yang masih tertidur nyenyak kemungkinan dia masih berpetualang di dunia mimpinya.“Silau sekali!” Ucapku sambil menguap sangat besar, aku mengintip sebentar keadaan luar dan langsung menutup rapat gordennya.Aku memeriksa kakinya yang ternyata sudah sembuh karena kemarin malam aku sempat pijat agar bengkak di kakinya bisa sedikit mengempis. “Untung saja sudah mengempis.” Ucapku tersenyum sambil mengelus kakinya (Danira)Teringat semalam Danira menceritakan mengenai sesosok hitam yang sama aku lihat memasu

  • After The Holocaust (ATH)   (16+) Volume 0 , E-Chapter 2,5 : Mandi Bersama?

    Aku tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi! Danira memintaku untuk menemaninya mandi. “Cuba, ayo masuk.” Ajaknya, dia (Danira) saat ini sudah didalam kamar mandi. Danira duduk di kursi yang sudah aku siapkan, kursi itu aku pakai untuk dia yang sedang sakit kakinya. Dengan kondisi kaki seperti itu dia tidak akan bisa bertahan untuk berdiri dalam waktu yang lama. Badanku gugub gemetar, meskipun ruangannya gelap namun aku masih bisa melihat bentuk tubuh Danira dengan jelas! “Kamu hadap belakang dulu, aku mau lepas baju.” Pintanya. Langsung aku memalingkan wajahku. Meskipun aku menghadap ke arah tembok, namun tetap saja di belakangku ada wanita yang sedang melepaskan bajunya, dan wanita itu adalah wanita yang aku kenal! Aku mencoba mengintip kebelakang namun aku menarik kembali mataku karena aku tidak kuasa menaham malu. “Sudah Dan?” Tanyaku. Dengan suara yang gemetar, dan dengan nada yang seperti orang malu dia (Danira) menjawab. “Sudah, kamu

  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 2 : Langkah Pertama

    -Bagian Pertama- Saat itu pukul 4 sore, langit sudah mulai memerah. Mendung yang menghiasi langit saat sebelumnya saat ini sudah menghilang. Hawa-hawa malam sudah cukup terasa dan bunyi jangkrik mulai terdengar perlahan. Sudah beberapa jam semenjak kami menceritakan perkara email tersebut kepada yang lain. Saat ini merekapun juga mengetahui hal aneh itu, mereka ikut kebingungan dan mencoba untuk menerka-nerka. Ketegangan bercampur dengan kebingungan muncul diantara kami akibat dari informasi aneh yang dikirimkan oleh sesosok misterius yang mengaku sebagai Amon RA. “Email ini ditujukan kepadamu Cub?” Tanya Tristan, salah satu teman kami, dia (Tristan) merupakan orang yang kritis dengan hal-hal yang mencurigakan, dia juga memiliki jiwa yang rebel. Berpenampilan tidak menonjol, sama seperti manusia normal yang lain. Salah satu teman basket dari Albert dan Hans Disebelah Tristan ada Kevin, yang merupakan sahabat Tristan dari kecil, dia (K

  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 1 : Email Dari Dewa

    -Bagian Pertama-Apa mereka menyembunyikan sesuatu?Perkenalkan, namaku Cuba Toeli. Kira-kira saat itu sudah 2 jam lebih setelah kejadian Rapt, dan saat itu aku sedang berada di ruang klub permainan papan. Setelah mereka (Albert dan kawannya) menyapa kami (Danira, Cuba, Nite, Gree) tidak ada lagi pembicaraan yang muncul. Kami semua duduk termenung, dan sibuk dengan kegiatan kami masing-masing.Terlihat Albert sedang berbincang dengan Hans, di sisi lain Gree duduk dipojokan sedang merenung, apakah dia masih memikirkan Tia? Sedang Nite terus bermain handphonenya, tidak tau apa yang sedang dia lakukan dengan handphonenya. Sementara aku disini sedang merawat luka Danira yang mulai membaik. “Kakimu sudah enakan?” Tanyaku sambil mengusap kakinya yang membengkak dengan minyak-minyakan.“Sudah sedikit mendingan, terimakasih ya Cub.” Ucapnya sambil membaringkan tubuhnya di atas lantai sebelah sofa, dia (Danira) tidak ingin duduk di

  • After The Holocaust (ATH)   Volume 0 , Chapter 0 : Menjadi Debu

    -Bagian Pertama-Perkenalkan namaku Cuba, Cuba Toeli seorang anak sulung dari sepasang suami istri yang sangat bahagia dan sederhana yang sepertinya hubungan kami sangat direstui oleh semesta. Awalnya sih aku berpikiran seperti itu. Ternyata aku salah! Aku hanya berdelusi memiliki keluarga yang harmonis. Yang sebenarnya terjadi bahkan dapat dikatakan sangat jauh dari kata bahagia, keluarga kami sangat menderita! Tidak lain dan tidak bukan, semua kesengsaraan ini disebabkan oleh tua bangka yang tidak tau diri! Dia berjudi, menghabiskan uang keluarga, bahkan terus memoroti uang ibu saya! Dia tidak pernah menyayangi kami, bahkan mungkin saja dia bahagia kalau kami hidup menderita dan membenci dia!Manusia benalu yang terus menyiksa keluarganya, tidak pernah memberikan nafkah! Justru menjadi beban keluarga yang pekerjaannya hanya berjudi menghabiskan uang, dan membuat keluarga kami terlilit dalam hutang! Ketika tidak diberikan uang dia bakal marah. Hewan peliharaa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status