Share

Mesra

Author: Just Mommy
last update Last Updated: 2021-12-24 01:00:42

Tira cemburu melihat Ayas memikirkan Yoga. Ia sangat posessive, sehingga hanya memikirkannya pun Tira tidak rela.

“Enggaklah. Kalau emang aku suka sama dia, kami pasti sudah menikah sejak lama,” jawab Ayas, tegas.

“Tolong jangan bicara seperti itu!” pinta Tira.ia cemburu mendengar Ayas mengatakan hal itu. Padahal itu hanya pengandaian.

“Aku kan cuma jawab pertanyaan kamu,” sahut Ayas, heran.

“Tapi aku cemburu,” sahut Tira, jujur.

Ia tidak sungkan atau malu untuk mengutarakan perasaannya di hadapan Ayas. Sebab Tira ingin Ayas mengerti apa yang ia rasakan selama ini.

Ayas ternganga mendengar ucapan Tira. “Masa begitu aja cemburu? Aku kan gak selingkuh,” sahut Ayas.

Ia merasa Tira berlebihan karena dirinya hanya menjawab apa yang Tira pertanyakan. Tidak dijawab pun pasti akan salah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ardy75
WANITA JALANG TTP LAH WANITA JALANG,MESKI DI BALUT penolakan yg cuma KAMUFLASE dari ke BINALAN.. LARAS...LARASSS... WANITA JALANG & NAIF.. WANITA MESUM..!!! hahahaaaa... JALANG MESUM
goodnovel comment avatar
Leni Pribadi
Iya Yas habisnya Tira gak mau kalah dengan Yoga jadi apa yg dilakukan Yoga selama ini padamu akan dilakukan juga oleh Tira ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • After That Night   Ingin Tinggal Bersama

    Tira sama sekali tidak mengelak atas tuduhan Ayas. “Iya. Aku ingin menghapus semua kenangan kamu bersama pria lain dan menggantikannya dengan kenangan bersamaku,” sahut Tira sambil lanjut memotongi steak milik Ayas.“Kamu nih aneh, ya? Terus gimana caranya aku ngilangin jejak kamu sama wanita lain?” Ayas sebal karena Tira sangat egois.Tira pun tersenyum. Kemudian ia menoleh ke arah Ayas. “Gampang, kok. Lakukan seperti apa yang sedang aku lakukan. Ganti kenangan itu dengan kenangan bersamamu,” jawab Tira.Maksudnya Ayas harus melakukan apa yang pernah Tira lakukan dengan wanita lain untuk menggantikan kenangannya.“Iish! Itu sih maunya kamu!” Ayas kesal karena Tira selalu memanfaatkan kesempatan.“Memang. Kamu pintar, ya?” Tira tidak terlalu pandai untuk berinteraksi dengan wanita. Sehingga ia selalu bicara apa adanya. B

    Last Updated : 2021-12-25
  • After That Night   Minta Bekal

    “Ya udah deh biarin aja. Kalau aku perhatiin, nanti dia malah salah paham. Mungkin begini lebih baik,” gumam Ayas. Ia pun berlalu menuju ruangannya tanpa menghiraukan Yoga.Ayas tidak ingin Yoga salah paham jika dirinya terlalu memperhatikan Yoga. Sehingga Ayas lebih memilih Yoga marah dari pada mengira bahwa dirinya memberi harapan.Sore hari, sesuai dengan janjinya, Tira menjemput Ayas ke kantornya. Ia sudah seperti pengangguran yang banyak memiliki waktu bebas. Padahal sebenarnya Tira cukup sibuk. Hanya saja ia lebih memprioritaskan Ayas dari apa pun.Saat Ayas keluar dari lobby, mobil Tira segera mendekat ke arahnya. Kali ini ia tidak turun dari mobil karena Ayas langsung masuk ke mobilnya itu.Ayas tidak sadar ada yang memperhatikannya dari dalam lobby dengan hati yang hancur.Penantian Yoga selama 4 tahun kini sudah dapat dipastikan sirna. Ia sudah tidak memilik

    Last Updated : 2021-12-26
  • After That Night   Pikiran Nakal Ayas

    Ayas bingung mengapa Tira tiba-tiba menepikan mobilnya. “Kamu mau ngapain, Pi?” tanya Ayas.Kemudian ia memindai ke sekeliling dan ternyata tempat itu sangat sepi.“Pi, kamu jangan macam-macam, ya! Aku gak mau aneh-aneh lagi, ah,” keluh Ayas. Ia khawatir Tira ingin menyerangnya di mobil.Tira tersenyum. “Aku mau minta bekal sedikit saja, Sayang,” ucapnya dengan tampang memelas.“Tadi siang kan udah di restoran,” sahut Ayas sambil mengerungkan wajahnya.Tira pun terkekeh mendengar ucapan Ayas. Ia paham betul apa yang sedang Ayas pikirkan. “Ya Tuhan … ternyata kamu pikirannya nakal juga, ya,” gumam Tira sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.Ayas bingung. “Maksud kamu apa?” tanyanya.“Emang kamu pikir aku mau ngapain, hem?” Tira balik berta

    Last Updated : 2021-12-27
  • After That Night   Ketiduran

    “Papi!” keluh Ayas setelah Tira melepaskan tautannya.Tira tersenyum sambil mengusap bibirnya.“Aku yakin yang terakhir itu pasti hasil fotonya paling bagus,” gumam Tira. Kemudian ia melihat hasil foto di ponselnya tersebut.“Nah, benar kan apa kataku. Ini hasilnya paling bagus,” ucap Tira sambil tersenyum. Lalu ia merubah walpaper ponselnya dengan foto tersebut.“Mana?” tanya Ayas. Ia penasaran seperti apa fotonya.“Ini, bagus kan?” tanya Tira sambil menunjukan fotonya pada Ayas.Ayas mengerutkan keningnya. “Hah? Bagus apanya, sih? Ini terlalu vulgar, Pi. Masa kamu jadiin walpaper, sih? Apa kata orang yang lihat nanti?” keluh Ayas.Di foto tersebut hanya terlihat sebelah wajah mereka dengan bibir yang saling bertautan. Bahkan mata mereka sama-sama terpejam. Terlihat

    Last Updated : 2021-12-28
  • After That Night   Pergi ke Jakarta

    Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan. Hati Ayas berdebar-debar ditatap seperti itu oleh Tira. Ia mulai tergoda oleh rayuan pria tersebut.“Boleh, ya?” tanya Tira, memelas.Ayas tersenyum ke arahnya. Hal itu membuat Tira yakin bahwa Ayas akan mengizinkannya.“Boleh, kan?” tanya Tira lagi.Ayas pun mengangguk. “Boleh,” jawabnya.Tira langsung sumeringah. Ia sangat senang karena diizinkan oleh Ayas. Namun, kemudian Ayas menghancurkan harapannya.“Kamu boleh keluar dari rumah ini sekarang juga,” skak Ayas.Tira yang sedang tersenyum itu seketika kaku. “Kamu kok malah ngusir aku?” keluh Tira.“Kamu tadi janjinya apa? Udah aku duga pasti kamu tuh niat macem-macem. Makanya dari pada nanti kamu makin menjadi-jadi, lebih baik keluar sekarang!” ucap

    Last Updated : 2021-12-29
  • After That Night   Bertemu Opa-Oma

    Beberapa saat kemudian, asisten rumah tangga di rumah orang tua Ayas keluar dan membukakan pagar untuk Vano dan Tira.“Maaf, cari siapa, ya?” tanya ART.“Ibu dan Bapak ada?” tanya Tira.Asisten rumah tangga pun mengangguk. “Ada, kalau boleh tahu, ada perlu apa Bapak datang ke sini?” tanyanya lagi.“Saya datang untuk menyampaikan informasi tentang Laras,” jawab Tira.ART terkesiap setelah mendengar nama Ayas. “Mbak Ayas?” tanyanya lagi.Tira mengangguk.“T-tunggu sebentar ya, Pak,” ucap ART itu. Kemudian ia berlari ke dalam dan melapor ke orang tua Ayas.“Bu,” ucapnya.“Siapa, Mbak?” tanya mamah Ayas, santai.“Itu … ada tamu, katanya mau menyampaikan informasi tenang Non

    Last Updated : 2021-12-30
  • After That Night   Urusan Penting

    “Kenapa Ayas gak ikut? Dia baik-baik aja, kan?” tanya mamah Ayas. Ia mengkhawatirkan kondisi anaknya yang sampai saat ini belum ia temui itu.“Sejujurnya Laras masih belum berani menemui Ibu dan Bapak. Dia takut jika kalian menolaknya,” jawab Tira.Mamah Ayas langsung menoleh ke arah suaminya. “Pah, Papah sudah memaafkan anak kita, kan?” tanya mamah Ayas sambil berurai air mata.Ridu yang ia pendam sudah menggunung. Sehingga rasanya ia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Ayas.“Tentu, Mah. Papah menyesal atas apa yang telah papah katakan dulu. Sebenarnya dulu papah hanya emosi. Mana mungkin papah sungguh-sungguh ingin membuang anak sendiri, Mah?” sahut papah Ayas.Sebenarnya papah Ayas pun selama ini diam-diam mencari keberadaan Ayas. Bahkan ia meminta bantuan sahabatnya yang memiliki chanel di banyak daerah. Namun sayang,

    Last Updated : 2021-12-31
  • After That Night   Membatalkan Pertunangan

    Beberapa saat kemudian, Tira sudah tiba di sebuah restoran. Sebelumnya ia sudah membuat janji dengan orang tua Helen.“Selamat siang, Om. Apa kabar?” sapa Tira, saat tiba di restoran.Orang tua Helen datang lebih dulu karena mereka sangat antusias ketika Tira mengajak mereka bertemu. Sebab, sejak anak mereka bertunangan dengan Tira, pria itu tidak pernah menemui mereka secara khusus seperti ini.Saat Tira datang bersama Vano, mereka sempat bingung dan bertanya-tanya. Namun mereka tidak ingin berprasangka dan berharap bahwa itu hanya keponakan Tira.Setelah Tira dan Vano duduk, mereka pun mulai basa-basi untuk mencairkan suasana. Sebab, meski Tira adalah calon menantu mereka, tetapi justru merekalah yang nervous saat menemui pengusaha paling kaya itu.“Oke, aku tidak punya banyak waktu, kita langsung saja,” ucap Tira.Mereka berdua pun

    Last Updated : 2022-01-02

Latest chapter

  • After That Night   Keluarga Bahagia (Tamat)

    Saat ini Atas sedang di rumah dan ditemani oleh Gita.“Gimana ya, kok belum ada kabar?” gumam Ayas, khawatir.Ayas ingin menghubungi Tira tapi ia khawatir akan menggangu, sedangkan Tira sengaja tidak menghubungi Ayas karena ingin memberi dia kejutan.“Sabar, Yas. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang,” ucap Gita. Ia berusaha menenangkan Ayas.“Semoga aja bener begitu.”Ayas senang di saat seperti ini ada Gita yang menemani, awalnya Yoga juga ada di sana. Tapi ia harus pergi karena ada urusan lain.“Oh, iya. Kamu jadi nikah dengan Mas Yoga?” tanya Ayas, pada Gita. Ia berpikir lebih baik mengobrol dengan Gita daripada terus seperti tadi.“Katanya sih, jadi!” jawab Gita.Ayas mengerutkan kening, “Lho, kok gitu?” tanyanya.“Ya emang begitu, hehehe!” sahut Gita, cengengesan.Ayas berpikir Gita itu seperti tidak niat menikah dengan Yoga, “Kalau kamu gak suka mendingan gak usah, Git!” ucapnya.“Enak aja! Siapa bilang aku gak suka? Oops!” Gita kelepasan.Melihat respon Gita yang seper

  • After That Night   Ayo Kita Pulang

    Dengan raut wajahnya yang datar Tira menatap James dan Ady, “Kalian berdua memang sepertinya sudah bosan hidup,” ucap Tira.James dan Ady saling bertukar pandang, lalu mereka berdua tertawa.Hahaha!“Sepertinya kepala kamu habis terbentur benda keras, ya?” ledek Ady.“Atau mungkin orang yang sudah mau mati kelakuannya memang aneh?” timpal James.Hahaha!James dan Ady kembali menertawai Tira yang hanya diam dan tidak membalas.“Maaf ya, kalau kamu ingin menyalahkan seseorang. Salahkan Ayahmu dan orang ini,” ucap James.Ady hanya tertawa karena ia pikir itu memang benar, “Awalnya aku pikir Anda hanya bekerja untukku, tapi ternyata Anda juga bekerja untuk orang lain,” sahut Ady.“Tuan Ady, kita itu hidup harus bisa memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Lagipula hal tersebut tidak melanggar kontrak kerja sama kita,” balas James.Awalnya saat Ady tahun kalau James juga bekerja untuk orang lain, ia sempat marah pada James dan menuding James memanfaatkan dirinya.Namun, setelah James memb

  • After That Night   Tim Penyelamat

    “Apa itu, Tuan James?” tanya Ady.James menyeringai, “Mereka sudah datang,” jawab James.“Hah? Mereka? Siapa?”“Tentu saja tamu yang kita undang, mereka datang sesuai dengan rencanaku,” ucap James. Ia merasa bangga karena Tira dan rombongannya telah terjebak.“Tapi Tuan, kalau mereka mati. Rasanya kurang puas,” balas Ady.“Aku yakin dia tidak akan mati semudah itu, tapi kalau memang dia mati. Mau bagaimana lagi, kan?” sahut James.Ady pun berpikir tidak masalah kalau memang Tira mati sebelum berhasil menemukan putranya, bagi Ady itu sudah cukup memuaskan karena telah memberikan Tira balasan yang setimpal.Sementara itu di mobil yang Tiran dan Daren tumpangi.“Suara ledakan apa itu?” tanya Tira.“Baru saja aku menerima laporan, kalau ternyata akses menuju ke tempat James berada sudah dipasangi jebakan. Anak buah James juga lumayan banyak,” sahut Daren.“Jadi, bagaimana caranya kita ke sana?” tanya Tira.Daren menyeringai, “Jangan khawatir, Tuan. Tentara dan Polisi berpihak pada kita, j

  • After That Night   Dentuman yang Merdu

    Setelah Tira mengantar Ayas pulang, ia langsung pergi menemui Daren di bandara, Daren bergegas menghubungi Tira saat ia menerima tugas.Tidak butuh waktu lama Tira telah sampai di bandara, mobil yang ia tumpangi berhenti di dekat sebuah pesawat jet pribadi.Seorang pria berpakaian serba hitam dengan sebuah kacamata hitam, berdiri di dekat tangga pesawat dan langsung membungkuk saat Tira berjalan ke arahnya.“Tuan, ayo kita selamatkan Putra Anda!” ucap pria itu, yang tidak lain adalah Daren.“Maaf sudah merepotkan, terima kasih karena kamu sudah mau datang dari jauh untuk membantu,” balas Tira.“Tuan dan Nyonya besar sudah sangat berjasa padaku, mana mungkin aku tidak mau membantu.”“Bagaimana dengan Ayah?” tanya Tira. Bagaimanapun juga Daren adalah kepala pengawal Ayahnya Tira.“Lebih baik kita bergegas, Tuan. Aku khawatir pada Putra Anda,” ucap Daren.Sudah lama tidak bertemu dengan Daren membuat Tira banyak mengajukan pertanyaan, akhirnya Tira dan Daren masuk ke dalam pesawat.Setel

  • After That Night   Pasukan Elite

    “Sayang, tunggu!” Sontak Tira langsung mengejar Ayas.Tap!Tira meraih tangan Ayas dan menariknya.“Kalau gak ada yang peduli, biar aku sendiri yang nolong Vano!” ucap Ayas, agak berteriak.Tira menghela napas kasar, “Kamu tenang dulu, sayang. Kita serahkan pada Mama, tapi aku juga gak bisa tinggal diam. Aku juga akan ikut mencari Vano,” ucap Tira.Saat itu Atas yang sedang kesal merasa bodoh, “Sebentar, tadi Papi bilang apa?” tanyanya.“Hem, yang mana?” Tira bertanya balik.“Yang tadi, yang Papi bilang serahkan pada Mama. Apa maksud Papi?”“Oh, itu. Jadi sebenarnya Mamah marah karena Vano hilang, dia bilang menjaga anak satu aja gak bisa,” jelas Tira.Ayas tercenung, “Hah? Mamah marah karena itu?” tanyanya.“Iya, jadi kamu cuman salah paham aja. Justru Mamah malah marah sama kita karena kita gak bisa jagain Vano dengan benar.”Mendengar penjelasan Tira, membuat Ayas merasa menjadi seorang Ibu yang buruk. Ia tidak menyangka kalau Ibu mertuanya justru sangat peduli.“Terus aku harus gi

  • After That Night   Seorang Diri

    “Tira, sini kamu!” panggil Sisca, dengan mata melotot.“Iya, Mah!” jawab Tira. Ia lalu menghampiri mamahnya.“Laras, kamu tunggu di sini!” ucap Sisca.“I-iya, Mah!” jawab Ayas, kikuk.Sementara Tira di ajak pergi oleh mamahnya, Ayas duduk di sofa seorang diri. Ia masih agak canggung dengan Ibu mertuanya itu, Ayas juga tidak tahu harus berbuat apa saat ini.Tira diajak oleh mamahnya ke sebuah ruangan, “Duduk!” ucap Sisca, dengan sikap yang dingin.“Iya, mah.” Tira pun duduk di sebuah sofa.Sudah lama Tira dan Mamahnya tidak bicara seserius ini, terakhir kali mereka berbicara serius adalah saat Tira memutuskan untuk menikahi Ayas.“Tira, kamu tau kenapa mamah memanggil kamu ke sini?” tanya Sisca, serius.Tira hanya menggeleng dan tidak menjawab.“Kamu ini sudah punya anak, seharusnya kamu tidak lagi mementingkan diri kamu sendiri!” ucap Sisca. Ia memarahi putranya itu.“Jadi mamah memang sudah tahu kalau—“ Belum selesai Tira berbicara, Sisca sudah tampak emosi.Brakk!“Tau kalau Vano di

  • After That Night   Dendam

    Di tempat Vano disandera yang merupakan tempat persembunyian James, seorang pria datang menemui James.“Sepertinya semua berjalan dengan lancar, Tuan James!” ucap pria itu.James tampak tersenyum tipis sambil duduk di sofa besar, “Silakan Tuan Ady, anggap saja rumah sendiri,” sahut James.Pria yang baru saja datang itu tidak lain adalah Ady, ia tampak sangat puas dengan kinerja James. “Profesional memang selalu bisa diandalkan,” puji Ady.“Anda terlalu memuji Tuan, aku hanya melaksanakan semuanya sesuai dengan rencana saja,” ucap James.Ady tampak tersenyum tipis, ia lalu menghampiri Vano yang saat ini sedang berada di sebuah kamar.Ceklek!Saat melihat ada orang yang datang dan membuka pintu kamar, Vano sempat berpikir kalau itu adalah Papi atau Maminya.Namun, orang yang muncul ternyata tidak seperti yang Vano harapkan.“Haloo, adik kecil,” sapa Ady, sambil te

  • After That Night   Berpamitan

    Tira kaget bukan main saat tiba-tiba saja Mamahnya menelepon, ia tidak menyangka kalau Mamahnya akan tahu dan akan memarahinya karena Vano hilang.“Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, Mamah Tira terus memarahi Tira.“Kalau kamu gak bisa jagain Vano, harusnya kamu bilang! Jangan diem aja!” Mamah Tira terus saja mengomel, sampai-sampai Tira saja tidak diberi kesempatan untuk berbicara.“Sekarang juga, kamu datang ke sini! Biar semua mamah dan papah yang urus!” ucap Mamah Tira dengan sangat tegas.“Tapi, Mah—“ Belum selesai Tira berbicara, mamahnya sudah mengakhiri panggilan tersebut.Panggilan terputus.Ayas yang melihat Tira tampak kebingungan langsung menghampiri, “Pi, ada apa?” tanyanya.“Ini, Mi. Mamah aku marah-marah,” sahut Tira.Sontak Ayas pun tercekat, “Hah? Marah-marah? Emangnya kenapa?” tanya Ayas.&ldqu

  • After That Night   Hanya Berdiam Diri

    “Kamu yakin?” tanya Tira pada Panji.“Iya, Tuan. Saya sangat yakin, karena mereka benar-benar meninggalkan jejak mereka di CCTV yang ada di rumah. Seolah-olah mereka memang sengaja dan memang ingin menantang kita,” jawab Panji. Ia berani berkata seperti itu karena memang hal tersebut sangat tidak masuk akal.Dan satu-satunya kemungkinan yang terjadi mereka memang benar-benar sengaja, semua sudah dapat Panji tebak dengan baik.“Jadi siapa mereka?” tanya Tira. Ia sudah tidak sabar mengetahui siapa orang yang berani melakukan ini pada keluarganya.Akhirnya Panji pun memberi tahu siapa orang yang sudah membawa Vano pergi, ia adalah seorang pembunuh bayaran yang bernama James.“James?” tanya Tira.“Iya, Tuan. James S adalah seorang pembunuh bayaran, ia tidak segan membunuh targetnya dengan sadis. Dan itu semua tergantung dari permintaan kliennya,” ujar Panji.“Yang paling pe

DMCA.com Protection Status