Syuting yang dilakukan di ibukota Thailand, Kota Bangkok, tertunda gara-gara di negara itu ada demo besar-besaran yang dilakukan rakyat yang terkenal dengan destinasi wisata dan lady boy nya ini, terkait suksesi pemerintahan.
Sutradara Arfan tak punya pilihan lain, selain menunda 3 hari kegiatan syuting karena tidak mendapatkan izin dari aparat keamanan setempat.
Beberapa kru malah rame menonton aksi demontrasi tersebut yang dimulai sejak jam 11 siang dan kini sudah pukul 3 sore warga yang demo makin membludak, para kru menganggap demo agak unik di bandingkan aksi demontrasi di Indonesia.
Bryan pun mengajak Reyna melihat situasi di seputaran kota Bangkok, awalnya Reyna takut, tapi karena Bryan menjamin tidak apa-apa, keduanya pun jalan-jalan tak jauh dari hotel mereka menginap dan melihat puluhan ribu warga Bangkok yang melakukan aksi demontrasi.
“Daripada kita bete di kamar mulu, mending kita liat-liat demo dan nyari kafe buat bersantai!” aja
Walaupun kamar mereka sudah sangat dingin, tapi keduanya tetap berkeringat, ibaratnya keduanya sedang sprin berlari 10 kilometer dengan semangat penuh. Namun lari kali ini benar-benar menguras segalanya, ya hati dan juga tenaga. Setelah hampir 2 jam, keduanya pun terkapar kelelahan, Reyna tersenyum melihat wajah Bryan yang terlihat kecapekan tersebut. “Cape yaaa…!” Reyna membelai pipi Bryan, Bryan mengangguk dan bilang baru kali ini dia benar-benar keteteran. “Dengan siapa kamu pertama kali melakukan begini Bryan…?” tanya Reyna lembut. Bryan menatap wajah Reyna. Tak ia sangka, di balik suara dan juga sikapnya Reyna yang kalem begitu, menyimpan sesuatu yang sangat dahsyat, yakni nafsu mengebu-ngebu. Tentu saja Bryan tak tahu, selama ini Reyna bak burung dalam sangkar, kini dia ibarat baru lepas dan bebas, sehingga dia benar-benar mencurahkan segenap nafsunya bersama Bryan, apalagi dia juga main hati dengan remaja ganteng ini. Dengan bla
Ributlah semua kru dan mereka lalu bertanya dengan Bryan dan Reyna siapa 4 pria yang mengeroyok tadi.“Aku ga kenal…aduhh, badanku bonyok ini, tolong antar aku ke rumah sakit!” kata Bryan, sambil bangkit dan beberapa kru memapah Bryan ke mobilnya.Dua asisten Bryan langsung ambil alih kemudi dan Reyna juga ikutan di mobil itu, lalu cepat-cepat membawa Bryan ke rumah sakit terdekat.Dengan hati penuh was-was, Reyna mengelap bibir Bryan yang pecah akibat pukulan dari 4 orang tak di kenal tersebut, mereka berdua duduk di kursi tengah, sementara dua aisten Bryan duduk di depan, di mana salah satunya yakni Budi pegang setiran.“Gila nekkk…siapa para preman yang ngeroyok Bryan?” cetus Ari, salah satu asisten Bryan yang agak ngondek.“Iya, sayangnya kita datang telat yaa!” sahut Budi sambil terus membawa mobil dengan kecepatan lumayan tinggi dan meliuk-liuk di jalanan.“Kamu kenal mereka ga Re
Melihat Kania terlihat seperti serba salah itu, Bryan kasian juga, dia juga merasakan kalau ibunya sejak di mall dulu sudah tak menyukai Kania dan hari ini Anita blak-blakan memperlihatkan ke tidak sukaan pada kekasihnya ini .“Kania…ini ibu kandungku…maaf yaa, jangan aneh kalau aku puna atiga Mami, kalau mami Stefani dan mami Gerald itu mami sambungku!” kata Bryan sambil menatap wajah Kania yang terlihat kikuk itu.“I-iya Bryan…oh ya maaf tante…Bryan…aku pulang dulu yaa…!” sahut Kania.“Lho…kok buru-buru sihhh!” kata Bryan kaget, karena Kania mengambil tas kecilnya dan bersiap akan keluar kamar.“A-anu…tadi ibu minta Kania belanja ke pasar, buat keperluan jualan!” sahut Kania lirih.“Ibu kamu jualan apa Kania…?” cetus Anita, sikapnya kini seakan menyelidiki.“Ju-jualan gorengan tante…!” sahut Kania, l
Sejak kecewa dengan ibu kandung Bryan, Kania seakan menutup untuk sementara komunikasinya dengan Bryan.Namun Kania kini sedikit terhibur, setelah Tursina menelponnya dan bilang Kania di minta datang ke kantor mereka, karena akan menjalani casting sebagai model iklan.Teringa perlakuan Anita tempo hari, wajah Kania langsung tersenyum sendiri.“Iya …aku akan mencoba membuktikan pada ibunya Bryan, bahwa apa yang dia tuduhkan selama ini tak benar!” batin Kania, dia pun seakan baru bangun dari tidur.Lucky, Sang pemilik PH langsung ‘jatuh cinta’ melihat Kania, dia bilang inilah calon bintang yang dia cari-cari selama ini.“Berhijab, penampilan sederhana, tinggi semampai dan wajah asli Indonesia, ini yang selama ini ku cari-cari, pemirsa udah bosan wajah yang ke bule-bulean, gak cocok dengan materi iklan atau endorse yang ngontrak kita!” seru Lucky sumringah.Setelah berbasa-basi panjang lebar, Kania kag
Dua tahun kemudian… Di saat karir Bryan dan Kania terus menanjak, dan hubungan Bryan makin mesra saja dengan Reyna, karir Lisa malah menukik, bukan menukik naik, tapi menukik turun. Sudah berbagai cara Lisa lakukan untuk menaikan karirnya, namun aktingnya di anggap tak sesuai ekpestasi beberapa sutradara ternama dan ia sering gagal dapat peran utama, baik di film maupun sinetron. Lisa makin kheki saat dia main di satu sinetron yang sama dengan Kania, kalau Lisa hanya pemeran pembantu, Kania justru jadi pemeran utama. Kania tetap menyapa Lisa dengan ramah dan sikapnya juga lembut, tidak sok ngartis ataupun merasa jadi orang yang paling tenar. “Kenapa juga aku memusuhi Kania…dia kan juga udah ga ada hubungan lagi dengan Bryan, si fuckboy itu malah makin lengket saja dengan Reyna, malah kabarnya sering jalan juga dengan Yuanita Dewi,” batin Lisa. Setelah berpikir begitu, Lisa akhirnya merubah sikapnya terhadap Kania, dia lalu mencoba mendekati Kania. Ternyata hasilnya positif, berk
10 Tahun berlalu dengan cepatnya…!Pria yang masih betah melajang di usianya yang kini hampir 30 an, padahal sebagai pria muda nan matang, tidak ada yang kurang dari penampilannya, sedang menyiter mobil dengan tenang sendirian.Dengan postur tubuh tampan, tinggi besar dan dikatakan sebagai Sultan nya selebritis tanah air.Apakah tak ada yang mau dengannya?Ataukah dia punya orientasi seksual belok?Semua jawaban itu salah…!Semenjak dinobatkan sebagai artis muda nomor 1 dengan bayaran fantastis, ia hanya membatasi 2 atau 3 film setahun dan ia konsekwen tak mau main sinetron sampai saat ini.Ia adalah Bryan de Jong, anak penyanyi terkenal Manthis de Jong, bersama super group nya The Stollen’s yang kini sedang vakum dari dunia music tanah air.Manthis dan 3 rekannya yang lain mempunyai proyek masing-masing, yakni jadi pengusaha ataupun mengorbitkan artis-artis muda pendatang baru seperti yang dilakukan Ray, sang drummer dan Jhon sang pemain bass. Sedangkan Manthis dan Ben sang lead guit
“Anjritttt…makin mumet ni urusan, andai saja bukan pilihan para pengorder, hari ini juga akan ku cari artis lain buat gantikan si Kania. Masih banyak artis yang punya talenta bagus dan ga bikin kepalaku pusing!” kini Om Nadu benar-benar berang jadinya.Di tempat lain, Kania terlihat diam saja saat manajernya Lucky membujuknya agar Kania segera tanda tangan. Asistennya Tursina yang juga terus membujuknya ikutan pusing juga, kenapa Kania tiba-tiba jadi berubah pikiran begitu.“Gini dyehh Kania, kalau ye tak mau neken, PH Om bakalan bangrut nekk, karena Om Nadu udah bilang, bakalan ga ngasih order ke eyke lagi…tolonglah Om sekali ini yahh, masa ye tak mau bantu Om…kalau ye punya masalah pribadi. Disinilah professional ye di uji, eyke yakin ye tentu paham bukan, professional di atas segalanya!” bujuk Lucky.Kania menatap Lucky dan Tursina bergantian, lalu dia menghela nafas.“Hmmm…baiklah, tapi bilang
Syuting hari pertama berjalan lancar, walaupun Bryan sudah 5X di tegur sutradara, karena Bryan sering salah dialog.Penyebabnya tak lain dan tak bukan dia gugup setiap kali bertatapan dengan mantan kekasihnya ini, Bryan sulit konsentrasi setiap kali menatap wajah Kania, ia benar-benar baper.Walaupun sampai detik ini belum ada kata putus, baik dari bibir Kania ataupun bibir Bryan, artinya hubungan keduanya bak sedang break selama bertahun-tahun.Sebaliknya, Kania benar-benar professional, di depan kamera sikap Kania sesuai tuntutan skenario, malah sang sutradara memuji acting sempurna Kania, kebalikan dengan Bryan yang selalu kena omelin.Kania hanya menatap cuek saat Bryan di marahi sutradara yang jengkel dengan acting Bryan yang tak seperti biasanya.Padahal Bryan terkenal sebagai actor yang mempunyai acting mumpuni dan sudah banyak penghargaan bergengsi yang dia raih berkat kehebatan aktingnya tersebut.Kania terus saja menghindar kalau l
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi