"Liam, nggak usah!"Vierra spontan mencegah Liam membeli lukisan klasik Desa Rancakbengawan mahakarya Sofia Muller. Liam dan Aksa menatap Vierra bersamaan. Liam mengerutkan kening. "Akuー""Kamu kan tau, aku nggak suka lukisan apapun," kata Vierra lagi, memotong kata-kata Liam. "Tapi, Vierraー"Vierra menyilangkan kedua tangan. "Bukan cuma nggak suka, bahkan aku sama sekali nggak ngerti tentang lukisan. Jadi, jangan buang-buang uang Rp 100 miliar untukku!"Seorang wanita yang duduk di sebelah Vierra berkata pada pasangannya, "Tuan Liam bener-bener murah hati. Dia pasti mau hadiahkan pacarnya lukisan dari Pelukis Emerit."Ya, Sofia Muller adalah seorang pelukis asal Nexterra yang terkenal dengan aliran realisme. Gaya lukisannya unik dan penuh emosi. Dia sering disebut sebagai Pelukis Emerit. Karya-karyanya yang eksploratif menggambarkan kehidupan dan budaya telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dunia seni. Itulah mengapa, harga setiap mahakarya Sofia Muller selalu berni
"Tuan Liam, kamu cemburu?"Suara Ciara yang lembut membuat emosi di hati Liam berangsur-angsur padam. Ciara mendongakkan kepala, menatap wajah suaminya yang masam. Lalu, mengusap dadanya."Tuan Liam, kamu cemburu pada orang yang salah," kata Ciara sambil senyum. Suara Ciara pelan agar hanya Liam yang dapat mendengarnya. Ciara dan Liam saling pandang. Sikap Liam tidak terkontrol. Dia mencengkeram erat lengan kiri Ciara hingga wajah istrinya memerah karena menahan sakit. Quden sangat tidak senang dengan perlakuan Liam kepada Ciara. 'Di depan umum aja Liam berani bersikap kasar sama Nona Cia. Gimana kalo mereka cuma berdua? Tubuh Nona udah pasti penuh memar.' "Tuan Liam?!" Liam mengulangi kata-kata Ciara. "Aku ini Suami kamu. Panggil aku Sayang!""Pppfff ...." Ciara tertawa kecil, meledek Liam. Lalu, melirik Vierra.Di sisi lain, Vierra terpaku. Dia seolah tidak percaya dengan semua perkataan Liam.Vierra mengepalkan tangan sambil bergumam dalam hati, 'Baru sehari nikah sama Ciara, k
"Cia, kamu punya hubungan apa sama Viko?"Liam menarik tangan Ciara saat mereka sampai di lobi balai kota. Ciara ingin menghempas tangan Liam. Tapi, dia mengurungkan niat karena banyaknya mata yang memandang. Ciara melihat dua mobil Liam sudah menunggu. Dia termenung sesaat. 'Sopir? Liam bawa sopir? Apa ini mobil untuk Vierra?'Dugaan Ciara tidak salah. Karena Lima memang meminta seorang sopir untuk antar jemput Vierra selama wanita itu berada di Kota Baubau.Ciara tersenyum sinis. "Aku nggak punya hubungan apa-apa. Aku bahkan nggak kenal sama dia.""Tapi, Cia, ingat status kamu! Sekarang, kamu udah nikah sama aku."Ciara tidak menghiraukan Liam. Dia menunjuk sebuah mobil Maybach Exelero hitam. "Liam, itu mobil kamu kan? Sejak kapan kamu pakai sopir? Seingetku, Aksa selalu jadi sopir kamu."Setidaknya Liam memliki 10 mobil mewah dan 7 motor mewah di garasi rumahnya. Ciara sudah menghapal semua beserta nomor plat kendaraannya.Ciara menatap Liam yang kebingungan. "Liam, kamu bawa dua
"Nona, kamu nggak istirahat aja? Angin malem nggak baik buat kamu."Quden mencoba membujuk Ciara. Di sebelahnya, seorang pria berusia 62 tahun berdiri dengan gelisah. Dia adalah Ruslan Zakki, kepala pelayan di rumah ini. Dia mencoba menasehati Ciara. "Nona, meskipun kamu hidup dengan katup jantung yang baru dan sakit jantung kamu jarang kambuh, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya. Kamuー"Ciara memotong omongan Ruslan. "Menahan emosi sama aja membunuhku perlahan. Paman Ruslan pasti ngerti."10 menit yang lalu, Ciara dan Quden sudah sampai di Hunian Exclusive Green Lake. Itu adalah rumah pemberian Kevan untuk Ciara. Ciara melihat lukisan tangan Kevan yang terpampang di ruang tamu. Benaknya mengulang kejadian 2 tahun lalu. Dua tahun silam, Miguel Wijaya menjebak ayah kandung CiaraーRudi Darwin. Ciara dan Miguel sebelumnya terlibat perjodohan bisnis. Belum sampai ke tahap pernikahan, Miguel sudah memperlihatkan wajah aslinya. Akibat ulah Miguel, keluarga Darwin terjerat utang piutan
"Huhh!"Ciara mengembuskan napas. Dia menghentikan motor Kawasaki KLX150 BF SE firecracker red di pinggir jalan layang. Dia turun dari motor sambil membuka helm merah kesayangannya. Ciara menoleh ke samping kiri, menatap pemandangan malam kota Baubau dari atas jalan layang. "Udah lama banget aku nggak lihat pemandangan malem kayak gini. Rasanya tenang banget!"Ciara mengeluarkan susu kotak rasa stroberi dari dalam saku jaket kulit. Dia menusuk sedotan dengan sekali tusuk dan meminumnya hingga habis. Di kejauhan, Quden memperhatikan Ciara sambil merokok. Nona-nya ini masih muda dan sangat cantik. Sifat manja Nona-nya mampu mendominasi situasi. "Hemm ...."Tidak perlu merasa terharu! Karena yang Quden tahu, di balik sifat manja Ciara tersimpan kecerdikan yang jarang dimiliki oleh putri dari keluarga kaya. Memang pada dasarnya Ciara pintar. Dia mampu belajar banyak hal dengan cepat.Di kehidupan sebelumnya, Ciara terlalu dimanja oleh kedua orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Tap
"Kenapa Liam masih di rumah? Dia nggak kerja?" Jam 07:00 pagi di kawasan elit Majestic Manor Kota Baubau. Ciara baru kembali ke rumah. Saat sampai di depan pintu masuk utama, dia melihat mobil Liam masih terparkir. Detik berikutnya, Ciara tersadar bahwa sekarang adalah akhir pekan. Tentu saja suaminya akan berada di rumah."Sial!" umpatnya, kesal.Begitu melangkah masuk, Linda segera menyambut Ciara dengan wajah tegang. Linda mengikuti Ciara. "Akhirnya Nyonya Muda pulang. Kami nggak bisa tidur mikirin kamu." Ciara tidak merespon. Dia tahu maksud dari kata "kami" yang diucapkan Linda. Dia meyakini bahwa artinya Linda yang tidak bisa tidur, bukan Liam. Jadi, Ciara tidak perlu merasa bersalah."Nyonya, lain kali kalo kamu nggak pulang, tolong kabarin aku!" seru Linda, mengingatkan.Linda adalah kepala pelayan yang ditunjuk Tuan Besar Griffin. Jadi, dia-lah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di rumah ini. Lantas, jika terjadi sesuatu pada Ciara, bagaimana dia akan memper
"Aarrggghhh!"Begitu sampai di dalam kamar, Ciara merasakan sakit kepala yang hebat. Dia mengeluarkan obat dari dalam saku jaket kulit dan meminumnya. Lalu, dia buru-buru berjalan ke arah meja nakas, menuang air.Ciara lupa menutup pintu kamar. Setelah selesai minum, dia mendengar suara langkah kaki mendekati kamar. "Ah, Liam!"Ciara meletakkan gelas kosong kembali ke atas meja nakas. Dia bergegas pergi menuju kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, Ciara langsung mengunci pintunya rapat-rapat. Kamar mandi di ruang tidur utama ini sangat luas dan mewah dengan kloset terpisah. Dindingnya terbuat dari kaca sehingga memudahkan orang lain melihat Ciara yang berada di dalamnya. Ciara dengan cepat mengambil remote control dan menekan tombol merah. Tidak lama, seluruh permukaan kaca tertutup tirai. "Perfect!" seru Ciara. Tanpa membuka pakaiannya, Ciara buru-buru menekan tombol shower. Suara air mengalir membuat perasaan Ciara menjadi lega. "Hufftt, akhirnya!"Tidak sampai 5 men
Liam sedikit menunduk. Dia mendekati mulutnya ke daun telinga Ciara. "Aku udah lihat semua bagian tubuh kamu, Cia. Kamu inget? Aku bahkan udah menyentuh semuanya."Wajah Ciara terasa panas mendengar kata-kata mesum Liam. Dia memegangi dada Liam dan hendak mendorongnya. Namun sebelum hal itu terjadi, Liam sudah mencium bibirnya yang masih sedikit basah. Liam mendesah. "Ughh ...."Liam meraba-raba punggung Ciara. Tidak lama, kedua tangan Liam berhenti pada bokong Ciara, lalu meremasnya.Ciara tidak bisa mentolerir sikap Liam. Kepalanya mulai berdenyut lagi. Kali ini, Ciara benar-benar mendorong Liam. "Stop! Aku mau pakai baju dulu."Liam menelan air liur lagi. Dia melepaskan Ciara. Dia memang tidak berniat menyetubuhi Ciara di ruang ganti. Tapi, dia tidak ingin menahan gejolak hasratnya lebih lama lagi.Melihat Ciara tidak beranjak, Liam bertanya, "Kenapa?" "Kamu keluar sana!" pinta Ciara, sedikit kesal.Liam memandangi Ciara dengan dingin. Lalu, mencubit dagunya. "Aku ini Suami kam
"Aksa, muka kamu kenapa?"Aksa baru saja tiba. Ciara bertanya padanya dengan ekspresi penuh keterkejutan.Sesuai dengan keinginan Liam, hari ini Ciara tetap berada di rumah. Ciara juga merasakan sekujur tubuhnya nyeri karena Liam. Jadi, dia memutuskan untuk beristirahat seharian di rumah. Ciara sedang berada di ruang santai, menonton drama sambil menikmati beberapa cemilan. Namun, dia segera berdiri saat Aksa datang dengan wajah penuh memar. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan, Ciara bertanya lagi. "Liam mukulin kamu?""Oh, nggak. Aku terpeleset," jawab Aksa, berbohong. Ciara mengerutkan dahinya. Dia tahu, Aksa telah berbohong. Namun, dia tidak mempermasalahkannya. Ciara masih menatap Aksa, meminta jawaban atas kedatangan beberapa wanita berpakaian rapi di rumah. "Nyonya Muda, sesuai dengan perintah Tuan Liam. Aku bawain beberapa mas kawin buat kamu dari Tuan."Linda yang berdiri di samping Ciara, bertanya, "Mas kawin? Nyonya, ini siapa yang mau nikah lagi?
"Seharusnya malam itu, saat kamu ambil keperawanan Cia, aku udah bunuh kamu!"Suara Lucas tegas dan dalam. Ekspresinya terlihat garang. Angga menarik kepala Liam kuat-kuat hingga dia bisa menatap langit-langit ruang kerja. Dia meringis, menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Tapi, hati Liam lebih perih saat tahu Lucas tidak bisa menerima statusnya sebagai Suami Ciara.Lucas berkata lagi, "Liam, aku nggak takut Cia jadi janda muda. Aku akan terus lindungi dia diam-diam."Membuat kesepakatan dengan Hegan Griffin adalah hal terbesar yang Lucas sesali. Jika dia bisa meramal masa depan, Lucas tidak akan membiarkan iblis seperti Liam mengambil peran menikahi Ciara. Liam tidak melindungi Ciara seperti permintaan Lucas. Bahkan Liam memiliki wanita lain hingga mencuat skandal dan membuat Ciara merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, Liam dengan berani meniduri Ciara berkali-kali.Lucas tahu betul, sejak Liam meniduri Ciara di hotel pada malam pesta pernikahan mereka, Liam semakin terobsesi
"Berlutut!"Suara dingin itu milik Lucas. Vila Keluarga Griffin.Di vila inilah, Lucas tinggal bersama orang-orangnya. Sebelum menikah, Liam juga tinggal di sini bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Namun karena Liam sudah menikah dan keluarganya telah tiada, jadi vila ini hanya ditempati Lucas. Cucu-cucu keluarga Griffin tinggal terpisah dengan Hegan Griffin. Sebagai tetua, Hegan tinggal di rumah lama atau rumah leluhur keluarga. Sejak datang tadi, Lucas menyuruh Angga menghajar Liam habis-habisan. Selain sudut-sudut bibirnya yang berdarah, wajah tampan Liam membengkak dan penuh memar. Walaupun merasakan sakit pada wajah dan bagian tubuh lainnya, tetapi Liam tidak melawan Angga sedikitpun. Karena melihat Liam enggan berlutut, Angga segera menendang kaki belakangnya. Bruk!Mau tidak mau, Liam berlutut di hadapan Lucas. Selain orang tuanya dan para tetua, dia tidak pernah berlutut di depan orang lain, terlebih sampah yang dipungut seperti Lucas! "Aku cukup tau diri nggak n
Urat nadi di kening Liam menonjol keluar. "Cia, kamu tau nggak berapa nilai 10% saham Griffin Group?"Liam percaya, ada seseorang yang telah menghasut Ciara untuk meminta saham perusahaan keluarga Griffin padanya. Dan orang yang paling mencurigakan adalah Lucas Griffin. Ciara mengangguk. "Karena aku tau nilainya, jadi aku minta sama kamu. Apa ada yang salah?"Ciara bukanlah perempuan yang irasional. Dia berasal dari keluarga kelas satu. Di masa lalu, keluarga Darwin adalah keluarga terkaya di Kota Baubau. Selain akrab dengan kehidupan hedonis, keluarga kelas satu biasanya tidak memamerkan diri. Selain itu, Ciara banyak melihat tentang pernikahan kalangan atas. Di kalangan atas, banyak istri dari keluarga kaya tidak bisa mendapatkan kekayaan suaminya. Tidak ada pasangan suami istri yang saling mencintai di kalangan atas. Semua itu adalah palsu. Jadi, Ciara menganggap pernikahannya dengan Liam tidak ada bedanya dengan mereka. Tapi di mata Liam, Ciara sedang mengungkapkan sifat asli
Tanpa sepengetahuan Ciara, Liam tersenyum mendengar ocehannya. Dia menyimpulkan bahwa Ciara cemburu padanya. Pikirannya melayang-layang seperti awan di langit musim gugur, penuh dengan kenangan yang samar-samar.Ciara tidak sadar telah masuk perangkap Liam. Karena faktanya, Ciara salah paham dengan beberapa video dan foto yang dikirim Vierra. Malam itu, Liam berpura-pura mabuk. Liam membiarkan Vierra membawanya pergi ke apartemen. Liam juga membiarkan Vierra melakukan apapun padanya, termasuk memfotonya dengan vulgar. Padahal tidak terjadi apa-apa diantara mereka.Liam menggunakan Vierra karena ingin tahu reaksi Ciara. Pagi harinya, Liam terbang ke Kota Horizon meninggalkan Vierra. Sebelum pergi, Liam menyuruh Cotta mengirim Vierra kembali ke negara asalnya.Hati Liam yang sebelumnya sepi seperti kota mati, kini berbunga-bunga. 'Nggak disangka taktik aku berhasil!' Melihat Ciara cemburu, artinya Liam berhasil menempati posisi di hati istrinya. 'Nggak sia-sia aku biarin Vierra mere
"Nyonya, mau makan malam apa?"Pukul 08:00 malam waktu Kota Baubau. Ciara sudah kembali ke Majestic Manor. Wajahnya terlihat lesu. Dia benar-benar sudah lelah. Linda telah menunggunya pulang sejak sore tadi. Jadi, begitu mendengar suara deru mesin mobil Ciara berhenti di halaman depan, Linda bergegas menyambutnya. Sambil menaiki anak tangga, Ciara menjawab, "Nggak usah. Aku udah makan."Ciara menjawab dengan cuek, meninggalkan Linda yang berdiri mematung di anak tangga paling bawah. Langkah Ciara terhenti di anak tangga paling atas. Dia menoleh ke lantai bawah. "Aku capek, mau langsung istirahat aja."Linda mengangguk. "Panggil aku kalo butuh sesuatu!"Ciara tidak membalas. Tubuhnya sudah letih. Dia ingin cepat-cepat pergi tidur. Sesampainya di kamar, Ciara langsung mandi air dingin. Lalu, memakai rangkaian skincare perawatan kulit sensitif dan bersiap tidur. Dia memadamkan penerangan utama. Lalu, menyalakan lampu tidur. Saat kepalanya menyentuh bantal, dia langsung tertidur p
"Yolanda Ega Wijaya, salah satu dewan eksekutif K.C Tobacco yang menjabat sebagai CHRO telah ditangkap dengan tuduhan korupsi."Ciara membaca headline berita hari ini yang menggemparkan kota Baubau. Bahkan nama Yolanda masuk pencarian populer teratas di situs internet. Tidak sedikit netizen yang geram menyerbu akun sosial media K.C Tobacco terkait berita hangat ini. Mereka mengecam tindakan Yolanda dan memuji sikap K.C Tobacco dalam menindak tegas para koruptor. Ciara sudah beristirahat selama 2 jam. Sekarang, dia sedang bersandar di atas ranjang ruang istirahat. Tubuhnya masih lemah. Namun, raut wajahnya sudah mulai sedikit memerah. Quden yang duduk di sampingnya merasa khawatir. Dia tidak boleh lalai menjaga Ciara. Atau dia akan mendapatkan hukuman mati dari Lucas dan orang-orangnya!Ya!Lucas diam-diam melindungi Ciara. Bukan hanya membantu mengangkat K.C Tobacco ke posisi tertinggi di dunia bisnis, tetapi Lucas juga mengirim beberapa orang terpilih untuk menjaga Ciara. Quden b
"Bapak-bapak Polisi, silakan masuk!" Igoy membuka pintu dan menyambut kedatangan lima orang polisi. Satu diantaranya adalah polisi wanita. Yolanda terperanjat. Dia menengadahkan pandangan ke arah Lucas dan Ciara. Yolanda panik. "Tuan Lucas, ada apa ini? Kenapa ada polisi di sini?" Yolanda meraih tangan Lucas sambil memohon, "Tuan Lucas, aku nggak bersalah. Keluarga Wijaya lah yang memanfaatkan aku." Lucas tidak suka sentuhan. Terakhir kali orang yang bersentuhan dengan Lucas adalah mantan tunangannya. Jadi, dia buru-buru menyingkirkan tangan Yolanda dan menatapnya seperti melihat kotoran. Menyadari Tuannya marah, Igoy langsung menghardik Yolanda, "Jangan sentuh Tuan Lucas!" Igoy, berkata, "Lagipula, kamu memohon pada orang yang salah, Bu Yolanda. Pergilah memohon pada Nona Ciara!" Omar dan Adnan mendampingi Polisi yang masih memeriksa beberapa barang bukti berupa dokumen yang dibaca Yolanda tadi dan beberapa foto. Sementara Yolanda memalingkan wajahnya, menatap Ciara yang an
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca