"Kenapa Liam masih di rumah? Dia nggak kerja?" Jam 07:00 pagi di kawasan elit Majestic Manor Kota Baubau. Ciara baru kembali ke rumah. Saat sampai di depan pintu masuk utama, dia melihat mobil Liam masih terparkir. Detik berikutnya, Ciara tersadar bahwa sekarang adalah akhir pekan. Tentu saja suaminya akan berada di rumah."Sial!" umpatnya, kesal.Begitu melangkah masuk, Linda segera menyambut Ciara dengan wajah tegang. Linda mengikuti Ciara. "Akhirnya Nyonya Muda pulang. Kami nggak bisa tidur mikirin kamu." Ciara tidak merespon. Dia tahu maksud dari kata "kami" yang diucapkan Linda. Dia meyakini bahwa artinya Linda yang tidak bisa tidur, bukan Liam. Jadi, Ciara tidak perlu merasa bersalah."Nyonya, lain kali kalo kamu nggak pulang, tolong kabarin aku!" seru Linda, mengingatkan.Linda adalah kepala pelayan yang ditunjuk Tuan Besar Griffin. Jadi, dia-lah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di rumah ini. Lantas, jika terjadi sesuatu pada Ciara, bagaimana dia akan memper
"Aarrggghhh!"Begitu sampai di dalam kamar, Ciara merasakan sakit kepala yang hebat. Dia mengeluarkan obat dari dalam saku jaket kulit dan meminumnya. Lalu, dia buru-buru berjalan ke arah meja nakas, menuang air.Ciara lupa menutup pintu kamar. Setelah selesai minum, dia mendengar suara langkah kaki mendekati kamar. "Ah, Liam!"Ciara meletakkan gelas kosong kembali ke atas meja nakas. Dia bergegas pergi menuju kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, Ciara langsung mengunci pintunya rapat-rapat. Kamar mandi di ruang tidur utama ini sangat luas dan mewah dengan kloset terpisah. Dindingnya terbuat dari kaca sehingga memudahkan orang lain melihat Ciara yang berada di dalamnya. Ciara dengan cepat mengambil remote control dan menekan tombol merah. Tidak lama, seluruh permukaan kaca tertutup tirai. "Perfect!" seru Ciara. Tanpa membuka pakaiannya, Ciara buru-buru menekan tombol shower. Suara air mengalir membuat perasaan Ciara menjadi lega. "Hufftt, akhirnya!"Tidak sampai 5 men
Liam sedikit menunduk. Dia mendekati mulutnya ke daun telinga Ciara. "Aku udah lihat semua bagian tubuh kamu, Cia. Kamu inget? Aku bahkan udah menyentuh semuanya."Wajah Ciara terasa panas mendengar kata-kata mesum Liam. Dia memegangi dada Liam dan hendak mendorongnya. Namun sebelum hal itu terjadi, Liam sudah mencium bibirnya yang masih sedikit basah. Liam mendesah. "Ughh ...."Liam meraba-raba punggung Ciara. Tidak lama, kedua tangan Liam berhenti pada bokong Ciara, lalu meremasnya.Ciara tidak bisa mentolerir sikap Liam. Kepalanya mulai berdenyut lagi. Kali ini, Ciara benar-benar mendorong Liam. "Stop! Aku mau pakai baju dulu."Liam menelan air liur lagi. Dia melepaskan Ciara. Dia memang tidak berniat menyetubuhi Ciara di ruang ganti. Tapi, dia tidak ingin menahan gejolak hasratnya lebih lama lagi.Melihat Ciara tidak beranjak, Liam bertanya, "Kenapa?" "Kamu keluar sana!" pinta Ciara, sedikit kesal.Liam memandangi Ciara dengan dingin. Lalu, mencubit dagunya. "Aku ini Suami kam
"Bi Linda, kamu berdarah?"Aksa bertanya dengan cepat. Dia dan Liam memandangi noda darah yang telah menyebar di gulungan tisu bekas di tangan Linda. Aura di dalam kamar utama berubah menegangkan. Aksa dan Linda sama-sama tahu. Tuan mereka ini selalu menjaga kebersihan. Jadi, Aksa merasa Linda tidak mungkin lupa dengan sifat Liam yang satu ini.Hingga kini, Liam tidak berkomentar apa-apa. Dia justru memalingkan wajahnya dari Linda, seolah tidak mau berkompromi dengannya. "Ngーnggak, Pak Aksa," jawab Linda, terbata. Aksa menghela napas. Dia akan menghindari amarah Liam yang mungkin akan meledak sebentar lagi. "Kalo gitu, buang sekarang!" perintah Aksa.Linda menatap benda di tangannya. "Taーtapi, tisu bekas ini aku temuin di tempat sampah kamar mandi."Tubuh Liam menegang. Sementara itu, Aksa tidak mengerti. Tapi, dia tidak buru-buru menghakimi Linda. "Mungkin tisu bekas ini punya ...."Kata-kata Linda menggantung di udara. Dia menatap Ciara dengan penuh perhatian.Liam dan Linda t
"Dokter Fernando, sebaiknya kamu bersikap profesional!"Aksa dengan berani menegur Fernando. Aksa dan Linda saling bertukar pandang. Mereka berdua tahu dengan jelas maksud perkataan Fernando.Sambil mengeluarkan stetoskop, Fernando menjawab, "Kamu nyuruh aku bersikap profesional?"Ada sindiran yang tersirat di dalam kalimat tanya Fernando barusan. Namun, Aksa memilih mengabaikannya. Demi apapun, Aksa harus mempertahankan harga diri tuannya. Fernando balik bertanya pada Aksa. "Apa Tuan kalian mampu bersikap profesional?"Fernando melirik Aksa dan Linda bergantian. Lalu, tersenyum tipis. "Ada peribahasa yang cocok buat Tuan kalian. Hemm, mau tau?""Dokter, berhentilah bersikap kekanak-kanakan!" tegur Linda. Linda mulai menunjukkan sikapnya pada Fernando. Ketika di depan Liam tadi, dia sudah menahannya. Tapi sekarang, dia tanpa sungkan meluapkan kekesalannya.Linda benar-benar ingin meninju Dokter angkuh di depannya ini!Fernando tidak memedulikannya. "Bagai pungguk merindukan bulan. I
"Linda, siapin roti panggang dengan guacamole dan sup sarang burung walet!""Baik, Tuan Muda."Linda beranjak pergi dari kamar utama. Sekarang, hanya ada Liam dan Ciara yang masih tertidur. Kamar utama menjadi sangat hening. Sebelumnya, Fernando sempat berpesan agar Liam meminumkan Ciara obat sesuai dengan resep. Setelah meminumkannya, dahi Ciara banjir keringat. Liam berulang kali mengusap keringat istrinya dengan sabar. Sambil menunggu Ciara bangun dengan sendirinya, Liam duduk di kursi samping ranjang. Dia melihat-lihat postingan akun seorang dokter psikiater ternama tentang cara mengelola stres dan cara menciptakan suasana tidur yang nyaman.Setelah puas membaca, Liam mengatur suhu kamar utama 18 derajat Celsius dan menutup gorden agar tidak ada cahaya matahari yang menyilaukan Ciara. Dia juga memasang aromaterapi chamomile yang dapat membantu meningkatkan relaksasi dan kualitas tidur istrinya. Tidak lupa, Liam memainkan instrumen piano relaksasi agar bisa menenangkan hati dan p
"Quden, jadi bener?! Cowok yang bersamaku di presidential suite itu ... Liam?!"Sebelum menghubungi Quden, Ciara membaca beberapa pesan masuk darinya. Ciara juga melihat berulang kali rekaman CCTV yang Quden kirim untuknya. Seolah dunia mengkhianatinya, jantung Ciara nyaris meledak. Begitu pula kedua bola mata Ciara yang nyaris gelinding dari rongganya. "Bener, Nona," sahut Quden di ujung telepon. Kali ini, suara Quden terdengar lebih serius daripada sebelumnya. Quden bicara lagi. "Aku dapat salinan rekaman CCTV itu dari Manajer Glen. Dia adalah orang kita. Jadi, videonya nggak mungkin salah."Ingatan Ciara tentang Glen begitu kuat. Di kehidupan sebelumnya, Ciara mengenal Glen dari mantan tunangannyaーKevan Hanindra. Glen Sahetapy adalah salah satu teman baik Kevan, selain Gauche Diablo. Malam itu, Kevan mengajak Ciara pergi ke pesta resepsi pernikahan Glen dan Istrinya yang bernama Inura. Tidak disangka, Gauche menceritakan kisah pilu Glen saat melakukan ijab qobul pada pagi hari
"Bi Linda, gimana Cia?"Sudah 10 menit berlalu. Untuk menghilangkan rasa khawatirnya terhadap Ciara, Liam menelepon Linda. "Tuan Muda nggak usah khawatir! Nyonya berenang dengan intensitas rendah," jawab Linda. Linda melihat Ciara tidak menunjukkan kelelahan. Linda merasa, Ciara sangat menikmati olahraga. Liam berpikir sejenak. Meskipun tidak suka berenang, tapi Liam tahu beberapa hal. Pada intensitas rendah, pernapasan dan detak jantung Ciara akan meningkat sedikit di atas normal. Tapi dia yakin, kondisi seperti ini tidak sampai membuat istrinya merasa sangat lelah."Bilang dia, cukup berenang sampai 20 menit aja! Orang-orang dari pelelangan udah nungguin di ruang tamu."Tanpa menunggu respon Linda, Liam menutup telepon.Linda membenarkan posisi earphone bluetooth. Lalu, berjalan menghampiri Ciara. Dia menunggunya di tepi kolam renang.Ciara berenang santai dengan gaya bebas. Dia fokus pada teknik yang benar daripada kecepatan. Sesekali, dia mengapung atau bergerak perlahan di dal
"Aksa, muka kamu kenapa?"Aksa baru saja tiba. Ciara bertanya padanya dengan ekspresi penuh keterkejutan.Sesuai dengan keinginan Liam, hari ini Ciara tetap berada di rumah. Ciara juga merasakan sekujur tubuhnya nyeri karena Liam. Jadi, dia memutuskan untuk beristirahat seharian di rumah. Ciara sedang berada di ruang santai, menonton drama sambil menikmati beberapa cemilan. Namun, dia segera berdiri saat Aksa datang dengan wajah penuh memar. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan, Ciara bertanya lagi. "Liam mukulin kamu?""Oh, nggak. Aku terpeleset," jawab Aksa, berbohong. Ciara mengerutkan dahinya. Dia tahu, Aksa telah berbohong. Namun, dia tidak mempermasalahkannya. Ciara masih menatap Aksa, meminta jawaban atas kedatangan beberapa wanita berpakaian rapi di rumah. "Nyonya Muda, sesuai dengan perintah Tuan Liam. Aku bawain beberapa mas kawin buat kamu dari Tuan."Linda yang berdiri di samping Ciara, bertanya, "Mas kawin? Nyonya, ini siapa yang mau nikah lagi?
"Seharusnya malam itu, saat kamu ambil keperawanan Cia, aku udah bunuh kamu!"Suara Lucas tegas dan dalam. Ekspresinya terlihat garang. Angga menarik kepala Liam kuat-kuat hingga dia bisa menatap langit-langit ruang kerja. Dia meringis, menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Tapi, hati Liam lebih perih saat tahu Lucas tidak bisa menerima statusnya sebagai Suami Ciara.Lucas berkata lagi, "Liam, aku nggak takut Cia jadi janda muda. Aku akan terus lindungi dia diam-diam."Membuat kesepakatan dengan Hegan Griffin adalah hal terbesar yang Lucas sesali. Jika dia bisa meramal masa depan, Lucas tidak akan membiarkan iblis seperti Liam mengambil peran menikahi Ciara. Liam tidak melindungi Ciara seperti permintaan Lucas. Bahkan Liam memiliki wanita lain hingga mencuat skandal dan membuat Ciara merasa tidak nyaman. Terlebih lagi, Liam dengan berani meniduri Ciara berkali-kali.Lucas tahu betul, sejak Liam meniduri Ciara di hotel pada malam pesta pernikahan mereka, Liam semakin terobsesi
"Berlutut!"Suara dingin itu milik Lucas. Vila Keluarga Griffin.Di vila inilah, Lucas tinggal bersama orang-orangnya. Sebelum menikah, Liam juga tinggal di sini bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Namun karena Liam sudah menikah dan keluarganya telah tiada, jadi vila ini hanya ditempati Lucas. Cucu-cucu keluarga Griffin tinggal terpisah dengan Hegan Griffin. Sebagai tetua, Hegan tinggal di rumah lama atau rumah leluhur keluarga. Sejak datang tadi, Lucas menyuruh Angga menghajar Liam habis-habisan. Selain sudut-sudut bibirnya yang berdarah, wajah tampan Liam membengkak dan penuh memar. Walaupun merasakan sakit pada wajah dan bagian tubuh lainnya, tetapi Liam tidak melawan Angga sedikitpun. Karena melihat Liam enggan berlutut, Angga segera menendang kaki belakangnya. Bruk!Mau tidak mau, Liam berlutut di hadapan Lucas. Selain orang tuanya dan para tetua, dia tidak pernah berlutut di depan orang lain, terlebih sampah yang dipungut seperti Lucas! "Aku cukup tau diri nggak n
Urat nadi di kening Liam menonjol keluar. "Cia, kamu tau nggak berapa nilai 10% saham Griffin Group?"Liam percaya, ada seseorang yang telah menghasut Ciara untuk meminta saham perusahaan keluarga Griffin padanya. Dan orang yang paling mencurigakan adalah Lucas Griffin. Ciara mengangguk. "Karena aku tau nilainya, jadi aku minta sama kamu. Apa ada yang salah?"Ciara bukanlah perempuan yang irasional. Dia berasal dari keluarga kelas satu. Di masa lalu, keluarga Darwin adalah keluarga terkaya di Kota Baubau. Selain akrab dengan kehidupan hedonis, keluarga kelas satu biasanya tidak memamerkan diri. Selain itu, Ciara banyak melihat tentang pernikahan kalangan atas. Di kalangan atas, banyak istri dari keluarga kaya tidak bisa mendapatkan kekayaan suaminya. Tidak ada pasangan suami istri yang saling mencintai di kalangan atas. Semua itu adalah palsu. Jadi, Ciara menganggap pernikahannya dengan Liam tidak ada bedanya dengan mereka. Tapi di mata Liam, Ciara sedang mengungkapkan sifat asli
Tanpa sepengetahuan Ciara, Liam tersenyum mendengar ocehannya. Dia menyimpulkan bahwa Ciara cemburu padanya. Pikirannya melayang-layang seperti awan di langit musim gugur, penuh dengan kenangan yang samar-samar.Ciara tidak sadar telah masuk perangkap Liam. Karena faktanya, Ciara salah paham dengan beberapa video dan foto yang dikirim Vierra. Malam itu, Liam berpura-pura mabuk. Liam membiarkan Vierra membawanya pergi ke apartemen. Liam juga membiarkan Vierra melakukan apapun padanya, termasuk memfotonya dengan vulgar. Padahal tidak terjadi apa-apa diantara mereka.Liam menggunakan Vierra karena ingin tahu reaksi Ciara. Pagi harinya, Liam terbang ke Kota Horizon meninggalkan Vierra. Sebelum pergi, Liam menyuruh Cotta mengirim Vierra kembali ke negara asalnya.Hati Liam yang sebelumnya sepi seperti kota mati, kini berbunga-bunga. 'Nggak disangka taktik aku berhasil!' Melihat Ciara cemburu, artinya Liam berhasil menempati posisi di hati istrinya. 'Nggak sia-sia aku biarin Vierra mere
"Nyonya, mau makan malam apa?"Pukul 08:00 malam waktu Kota Baubau. Ciara sudah kembali ke Majestic Manor. Wajahnya terlihat lesu. Dia benar-benar sudah lelah. Linda telah menunggunya pulang sejak sore tadi. Jadi, begitu mendengar suara deru mesin mobil Ciara berhenti di halaman depan, Linda bergegas menyambutnya. Sambil menaiki anak tangga, Ciara menjawab, "Nggak usah. Aku udah makan."Ciara menjawab dengan cuek, meninggalkan Linda yang berdiri mematung di anak tangga paling bawah. Langkah Ciara terhenti di anak tangga paling atas. Dia menoleh ke lantai bawah. "Aku capek, mau langsung istirahat aja."Linda mengangguk. "Panggil aku kalo butuh sesuatu!"Ciara tidak membalas. Tubuhnya sudah letih. Dia ingin cepat-cepat pergi tidur. Sesampainya di kamar, Ciara langsung mandi air dingin. Lalu, memakai rangkaian skincare perawatan kulit sensitif dan bersiap tidur. Dia memadamkan penerangan utama. Lalu, menyalakan lampu tidur. Saat kepalanya menyentuh bantal, dia langsung tertidur p
"Yolanda Ega Wijaya, salah satu dewan eksekutif K.C Tobacco yang menjabat sebagai CHRO telah ditangkap dengan tuduhan korupsi."Ciara membaca headline berita hari ini yang menggemparkan kota Baubau. Bahkan nama Yolanda masuk pencarian populer teratas di situs internet. Tidak sedikit netizen yang geram menyerbu akun sosial media K.C Tobacco terkait berita hangat ini. Mereka mengecam tindakan Yolanda dan memuji sikap K.C Tobacco dalam menindak tegas para koruptor. Ciara sudah beristirahat selama 2 jam. Sekarang, dia sedang bersandar di atas ranjang ruang istirahat. Tubuhnya masih lemah. Namun, raut wajahnya sudah mulai sedikit memerah. Quden yang duduk di sampingnya merasa khawatir. Dia tidak boleh lalai menjaga Ciara. Atau dia akan mendapatkan hukuman mati dari Lucas dan orang-orangnya!Ya!Lucas diam-diam melindungi Ciara. Bukan hanya membantu mengangkat K.C Tobacco ke posisi tertinggi di dunia bisnis, tetapi Lucas juga mengirim beberapa orang terpilih untuk menjaga Ciara. Quden b
"Bapak-bapak Polisi, silakan masuk!" Igoy membuka pintu dan menyambut kedatangan lima orang polisi. Satu diantaranya adalah polisi wanita. Yolanda terperanjat. Dia menengadahkan pandangan ke arah Lucas dan Ciara. Yolanda panik. "Tuan Lucas, ada apa ini? Kenapa ada polisi di sini?" Yolanda meraih tangan Lucas sambil memohon, "Tuan Lucas, aku nggak bersalah. Keluarga Wijaya lah yang memanfaatkan aku." Lucas tidak suka sentuhan. Terakhir kali orang yang bersentuhan dengan Lucas adalah mantan tunangannya. Jadi, dia buru-buru menyingkirkan tangan Yolanda dan menatapnya seperti melihat kotoran. Menyadari Tuannya marah, Igoy langsung menghardik Yolanda, "Jangan sentuh Tuan Lucas!" Igoy, berkata, "Lagipula, kamu memohon pada orang yang salah, Bu Yolanda. Pergilah memohon pada Nona Ciara!" Omar dan Adnan mendampingi Polisi yang masih memeriksa beberapa barang bukti berupa dokumen yang dibaca Yolanda tadi dan beberapa foto. Sementara Yolanda memalingkan wajahnya, menatap Ciara yang an
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca