Sebuah teriakan "Ada hantu!" membuat para prajurit yang berjaga malam merinding ketakutan.Terlihat di dalam Kota Sundoro, di tanah lapang yang sebelumnya kosong, tiba-tiba muncul pasukan dalam jumlah besar!Mereka mengenakan baju besi khas Pasukan Naki, melangkah dengan mantap di bawah gemuruh petir, tubuh mereka memancarkan api hijau kebiruan.Dari atas tembok kota, seseorang berteriak kaget."Pasukan hantu! Itu pasukan hantu!"Legenda tentang pasukan hantu yang melintas sudah dikenal di berbagai negeri.Dikatakan, jika seseorang tidak melakukan kesalahan dalam hidup, maka tidak perlu takut hantu datang di tengah malam.Namun kenyataannya, bukan hanya mereka yang menyimpan dosa yang takut hantu, orang yang penakut pun akan merasa ngeri.Di dunia ini, orang penakut jauh lebih banyak.Melihat pasukan hantu melintas, para prajurit yang berjaga gemetar ketakutan. Yang lebih berani segera melapor kepada jenderal.Pasukan hantu yang begitu banyak, dengan wajah pucat pasi, benar-benar membu
Darren tangannya gemetar."Apa? Membunuh orang?"Prajurit kecil itu wajahnya seketika pucat pasi, langsung berlutut di tanah, menunjuk ke luar, dan berkata kepada Darren."Setelah pasukan hantu itu melintas, mereka membunuh puluhan orang kita. Mereka mati dengan sangat tragis, sangat mengerikan... Jenderal, apa yang harus kita lakukan!"Darren tertegun.Apa yang harus dilakukan?Dia juga ingin tahu apa yang harus dilakukan!Dia telah berperang sepanjang hidupnya, tetapi selalu melawan manusia. Ini pertama kalinya dia harus bertarung melawan hantu.Kediaman Adipati Penyangga Negara ....Pengawal bergegas masuk ke aula utama."Yang Mulia! Pasukan hantu telah membunuh orang!"Kaisar Jaming tiba-tiba duduk tegak, matanya memerah setelah mendengar kabar itu."Bukankah sudah kukatakan! Hantu menghalang, bunuh hantu! Bunuh semua pasukan hantu itu untukku!"Kegilaan Kaisar Jaming sudah diketahui semua orang.Namun, tak ada yang menyangka, dia begitu gila hingga ingin melawan hantu.Pengawal ke
Pasukan bantuan Kerajaan Miria merasa cemas.Namun, mereka berpikir, meskipun Pasukan Naki memiliki artefak batu giok, Kaisar Naki hanya membawa sekelompok kecil prajurit, berani melawan pasukan mereka yang berjumlah seratus ribu? Terlalu sombong!Namun, adegan yang terjadi selanjutnya membuat mereka tak akan pernah melupakannya seumur hidup.Tiba-tiba, seluruh permukaan tanah terangkat, dan dari segala arah muncul ribuan prajurit.Mereka telah dikepung!Pemimpin pasukan Kerajaan Miria terdiam.Prajurit di belakangnya menggenggam senjata erat-erat, "Jenderal! Ini penyergapan!"Tatapan Yohan sedingin es, tanpa sedikit pun belas kasihan."Menyerah tidak akan dibunuh."Prajurit Kerajaan Miria menyiapkan busur perang, membentuk formasi.Pemimpin mereka berteriak."Bersumpah tidak akan menyerah! Bunuh semua Pasukan Naki!"Ekspresi Yohan tetap dingin, memberikan instruksi dengan kibasan tangannya. Formasi panah yang telah disiapkan dari kejauhan melepaskan tembakan serentak ....Di sisi lain
Pada bulan Maret, cuaca mulai menghangat, bunga-bunga bermekaran.Pasukan bantuan dari berbagai negara memasuki wilayah Naki, tetapi mereka segera dikepung oleh pasukan yang dipimpin oleh Yohan.Dengan "Jaring Laba-laba" di bawah dan pasukan di atas, mereka tidak dapat menghindari serangan.Para prajurit dari berbagai negara belum pernah melihat taktik seperti ini sebelumnya. Dengan jebakan dan perangkap yang tersembunyi, serta Pasukan Naki yang bergerak secara tak terduga.Kecepatan adalah kunci dalam pertempuran.Yohan memimpin pasukannya secara langsung, bertindak tegas dan tanpa ragu.Di Kota Sundoro ....Pasukan sekutu tidak mengetahui bahwa negara mereka telah mengirimkan pasukan tambahan.Mereka telah terjebak selama tiga bulan, persediaan makanan makin menipis, dan mereka tidak dapat lagi mendukung begitu banyak prajurit.Jika ini terus berlanjut, bahkan jika mereka menemukan harta karun di Kota Sundoro, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk menikmatinya.Selama ini, mere
Di dalam istana Klan Namrian.Pangeran Rio diperlakukan sebagai tamu kehormatan.Kaisar Namrian mengangkat cangkir, berbicara dengan penuh semangat."Aku sudah tahu, Naki memiliki rencana besar.""Pangeran Rio, saat ini Naki sedang berkembang pesat, dalam lebih dari sebulan, menghancurkan ratusan ribu pasukan bantuan musuh, sungguh luar biasa!"Sepertinya Naki akan segera usir seluruh pasukan musuh!"Pangeran Rio tidak merasa bangga, dengan tenang berkata."Keberhasilan Naki dalam kalahkan musuh adalah hasil kerja keras seluruh rakyat."Saat ini, situasi perang masih tidak pasti, kita tidak boleh lengah."Kaisar Namrian dan para pejabat di bawahnya saling bertukar pandang.Kemudian, salah satu pejabat bangkit dan berkata."Yang Mulia Pangeran Rio, kemenangan berturut-turut negara Anda adalah tanda jelas dari kegemilangan yang muncul setelah berlalunya masa ketidakpastian. Pasukan aliansi dari Suku Sumerina di luar Klan Namrian juga sudah mundur. Anda lihat, di Klan Namrian ini, negara
Nabila menendang musuhnya hingga jatuh sebelum melemparkan barang yang dia bawa ke dalam terowongan.Tobias yang berada di samping langsung bereaksi sebelum menutup lubang dengan perisai.Tidak lama kemudian, teriakan terdengar dari tanah.Di dalam terowongan.Kaisar Jaming dilindungi oleh para pengawalnya. Di tengah jalan, dia mendengar sesuatu yang aneh di depan.Tiba-tiba saja dia merasakan firasat buruk."Apa yang terjadi!?"Lalu terdengar seseorang berteriak, "Tawon! Ada tawon! Lari!"Kaisar Jaming, "!"Tawon?Dari mana datangnya tawon di dalam terowongan?Sebelum bisa memikirkannya, dia dikawal mundur oleh para pengawal.Semua orang di belakang berdesakan ke depan di dalam terowongan yang pada dasarnya sempit, benar-benar melarikan diri dari Kota Sundoro. Orang yang ada di depan berusaha menghindari tawon dan mundur. Dua kelompok orang di dalam terowongan pun saling mendorong satu sama lain.Seketika semua orang disengat oleh tawon dan terdengar teriakan kesakitan.Setelah mundur
Nabila melihat Kaisar membuka tirai tenda, memperlihatkan sosoknya yang tinggi dan agung.Dia agak terkejut saat melihat Yohan.Bagaimana dia bisa datang ke Kota Sundoro secepat itu?Yohan melangkah maju tanpa melepas baju besinya dan menarik orang yang terkejut itu ke dalam pelukannya."Kenapa, kamu tidak mengenaliku?"Nabila sadar kembali dan mengangkat tangan untuk membalas pelukannya."Kaisar sampai maju sendiri, kamu sudah menderita."Yohan memeluk Nabila erat-erat, menyandarkan dagu di bahunya dan menggosoknya dengan lembut."Bisa melihatmu, aku sama sekali tidak merasa menderita. Bagaimana? Malam ini kita akan menyerang kota?"Rasa sakit karena mabuk cinta bisa dibahas nanti.Sekarang yang penting adalah membunuh musuh.Nabila berkata dengan serius, "Ya, waktunya sudah tiba."Rencana awalnya adalah Nabila memimpin pasukannya untuk menjebak pasukan musuh di Kota Sundoro, memutus semua kemungkinan bagi mereka untuk menghubungi dunia luar dan membujuk negara lain untuk mengirim leb
Nabila menajamkan penglihatannya dan dia segera turun dari kuda sebelum menyerang Darren.Gerakan yang begitu cepat membuat orang lengah.Tombak yang Nabila gunakan memiliki kelebihannya sendiri.Darren tidak bisa mendekatinya, tetapi lengannya terus dipukul oleh tombaknya dan kesulitan memegang pedangnya dengan mantap.Akan tetapi, dia juga bukanlah orang lemah.Darren segera menyuruh seseorang untuk mengambilkan tombak.Setelah berganti senjata, dia merasa lebih nyaman.Akan tetapi, tombaknya terbelah menjadi dua bagian dengan suara berderak.Seketika Darren tertegun selama beberapa saat.Dia benar-benar tidak menyangka tombak ini bisa patah.Apakah wanita ini benar-benar hamil?"Jenderal, awas!"Begitu mendongak, Darren melihat ujung tombak berwarna perak mengkilat menusuk ke arahnya.Darren bereaksi dengan sangat cepat dan berguling untuk menghindari gerakan membunuh tersebut....Di sisi lain, Kaisar Jaming dikawal untuk mundur.Dia berteriak, mencoba memanggil semua pasukan.Akan
Terdapat ruang teh di dalam penginapan.Tabib militer senior dan muridnya dituntun ke dalam. Mereka memberi hormat pada kaisar yang duduk di depan.Usai mandi, Yohan mengenakan pakaian biasa. Aura Yohan yang mulia tidak dapat disembunyikan. Rambut hitamnya diikat dengan tali bertatahkan giok. Tatapan mata Yohan tegas dan mendominasi."Sebagai tabib militer, kenapa kamu tidak bepergian bersama pasukan militer, malah lari ke tempat ini?"Tabib senior dengan tenang memberi penjelasan terhadap pertanyaan kaisar."Kaisar, aku diperintahkan pada saat darurat, bukan tabib militer yang sesungguhnya."Detik berikutnya, seseorang memasuki ruang teh."Kaisar."Orang yang datang adalah Nabila.Yohan langsung beranjak dari kursinya begitu melihat Nabila. Dia menegur,"Kenapa kamu tidak tidur lagi?"Nabila memberi hormat pada Yohan dan duduk bersamanya. Dia memperkenalkan dua tabib itu."Ini kelalaianku. Kaisar, merekalah yang menyelamatkanku ketika aku tertimpa musibah di Gunung Salju Siron kala it
Di Kediaman Adipati Penyangga Negara, Kota Sundoro.Pengawal bergegas memasuki halaman dan melapor pada Adipati Penyangga Negara."Adipati! Pasukan Jaming menangkap Kaisar Jaming dan menyerahkan diri!"Adipati Penyangga Negara sangat kaget."Serius? Di mana mereka sekarang?"Adipati Penyangga Negara segera memimpin anak buahnya ke sana. Kaisar Jaming yang kurus kerempeng diikat oleh Pasukan Jaming dan dibuang ke tanah.Pasukan Jaming melepas baju zirah dan berlutut dengan senyum menjilat di wajah mereka."Kumohon, beri aku sedikit makanan .... Kami menyerah!"Adipati Penyangga Negara melirik Kaisar Jaming yang terbaring semaput di tanah. Dia menggelengkan kepala.Kaisar Jaming pun tidak menyangka dia akan dicelakai oleh tentaranya.Hati manusia tidak dapat diprediksi.Adipati Penyangga Negara memberi perintah."Bawa mereka ke penjara!""Baik!"Pada malam hari, Adipati Penyangga Negara menulis surat darurat untuk dikirim pada kaisar.Pada saat ini, Yohan dan Nabila sedang dalam perjalan
Tenji tidak memberi respons terhadap bisikan penjaga tahanan.Mata Tenji yang kosong dan asing tertuju pada jaring laba-laba di tembok."Bagaimana kondisi perang di luar?"Penjaga tahanan bersikap hormat karena telah dibayar."Kaisar memimpin pasukan secara pribadi dan sudah menaklukkan pasukan musuh di Kota Sundoro. Pasukan bantuan dari kerajaan-kerajaan lain juga ditangkap semua.""Pemerintah merekrut tentara dari berbagai tempat, bersiap untuk menyerang Kerajaan Jaming dan Kerajaan Miria. Negara Naki seharusnya sudah tenteram."Ekspresi Tenji cuek."Apa kamu pernah mendengar tentang 'jaring laba-laba'?"Penjaga tahanan termangu sejenak, lalu tersadarkan."Maksudmu, formasi mekanisme dari Keluarga Kirta? Itu hebat sekali dan tersebar di seluruh Negara Naki. Di mana pun pasukan musuh muncul, semuanya berhasil kita cegat!"Penjaga tahanan sangat bangga saat membicarakan hal tersebut.Saking bangga, dia tidak memperhatikan perubahan pada Tenji yang berada di dalam sel.Tenji berbalik ba
Di Kota Sundoro.Selain Pasukan Jaming yang mundur ke Gunung Murien, pasukan musuh lain di dalam kota sudah ditangkap semua.Tawanan perang diharuskan untuk melepas baju zirah dan meletakkan senjata sebelum boleh meninggalkan Kota Sundoro.Beragam busur silang Kerajaan Miria ditinggalkan di Kota Sundoro dan menjadi milik Pasukan Naki.Awalnya, Darren ingin menghancurkan busur-busur silang itu.Akan tetapi, Pasukan Naki berjaga di samping saat para tawanan perang melepaskan senjata sehingga Darren tidak berkesempatan untuk melakukan apa-apa.Dalam cuaca yang dingin, para pasukan sekutu meninggalkan Kota Sundoro hanya dengan memakai pakaian tipis.Tidak ada yang berani bersuara terhadap kondisi satu sama lain.Darren menoleh ke belakang pada Kota Sundoro dan bersumpah, dia akan menyerang balik bersama pasukan besar!Jika bukan karena disergap tiba-tiba, kelaparan dan kedinginan, serta berkurangnya kekuatan perang, mereka tidak akan menderita kekalahan besar.Tawanan perang dibawa ke kamp
Setelah dilema untuk waktu yang lama, Fiona berkata dengan berat hati."Aduh! Dasar bodoh, sebenarnya ... kamu tidur pulas malam itu. Kita tidak melakukan hubungan intim."Seketika, wajah Pangeran Rio menjadi suram.Pangeran Rio tidak dapat memercayai apa yang telah dia dengar."Apa, apa katamu?"Tidak melakukan hubungan intim?Lalu, bagaimana dengan anak mereka?Tatapan mata Fiona membawa rasa iba ketika melihat Pangeran Rio.Pangeran Rio bodoh sekali, bahkan tidak tahu apakah mereka pernah melakukan hubungan intim atau tidak. Pangeran Rio bisa dibodohi oleh orang lain di kemudian hari."Kita tidak melakukan hubungan intim, maka tidak ada anak. Apa kamu paham?" ucap Fiona dengan pelan.Pangeran Rio mencengkeram pergelangan tangan Fiona dengan erat dan menatap lurus padanya. Mata Pangeran Rio yang biasanya ramah membawa sedikit kemarahan."Tidak ada anak? Lalu, kenapa kamu bisa terdiagnosis hamil?"Pangeran Rio sangat sabar. Dia masih menahan emosi pada saat ini.Fiona menjawab,"Ilmu
Negara Naki, Kota Zordo.Orang-orang sangat khawatir dengan situasi perang dan takut Negara Naki akan binasa.Akan tetapi, dengar-dengar Negara Naki akan menyerang Kerajaan Jaming dan Kerajaan Miria."Benarkah ini?""Memang benar, aku punya keponakan di perkemahan militer. Dia membalas surat dan mengatakan kita tidak perlu khawatir lagi. Bahaya di Negara Naki telah berlalu. Sekarang yang harus khawatir adalah Kerajaan Jaming, Kerajaan Miria dan lainnya!"Kabar ini sangat memuaskan.Semua orang bersorak.Lalu mereka mendengar istana sedang merekrut pasukan."Pemberitahuan wajib militer ada di mana-mana, sepertinya kabarnya memang benar!""Aku ingin bergabung dengan pasukan! Merupakan suatu kehormatan besar untuk bisa memperluas wilayah bagi Negara Naki!""Aku akan mendaftar! Kerajaan Jaming dan negara-negara lain begitu mendominasi dan menindas Negara Naki, kita tidak bisa membiarkan mereka bersenang-senang!"Kali ini saat istana merekrut prajurit, jumlah orang yang mendaftar belum pern
"Ratu! Lama tidak bertemu!" Putri Yaviah melakukan penghormatan dengan sopan.Dia mengenakan gaun biasa, wajah mungilnya memerah dan napasnya terengah.Lalu dia memberi hormat pada Yohan lagi."Hormat kepada Kaisar!"Nabila tiba-tiba bertanya."Kenapa sang putri datang ke kota?"Pasukan musuh di kota ini hampir terkendali, tetapi tidak ada jaminan kalau tidak ada bahaya.Putri Yaviah tersenyum lebar dan sama sekali tidak takut bertarung."Aku datang ke sini bersama ayah. Ayah pergi ke kota untuk mengantarkan makanan. Aku bisa membantu."Yohan tidak setuju."Kamu masih kecil, apa yang bisa kamu bantu?"Putri Yaviah berkacak pinggang dan menggerutu."Kakak Kaisar, jangan meremehkan orang.""Aku tumbuh di Kota Sundoro, jadi aku bisa menunjukkan jalannya kepada mereka!""Oh ya, kenapa kalian tinggal di rumah pos ini dan bukan di Kediaman Adipati Penyangga Negara? Tempat ini terlalu sederhana."Nada suara Nabila terdengar datar."Masih ada pasukan musuh di kota. Akan lebih mudah mengirim pa
Saat kedua pasukan bertarung, utusan tidak akan dibunuh.Utusan Kerajaan Miria dibawa ke Kabupaten Erda yang dekat Kota Sundoro.Yang duduk di kursi utama adalah Kaisar Yohan.Utusan itu berbicara dengan fasih dan menjelaskan ketulusan Kerajaan Miria dalam perundingan damai. Dia juga mengutip pernikahan antara Negara Naki dan Kerajaan Miria, serta kebaikan Putri Agung.Yohan duduk di kursi utama sambil menyeruput teh seolah sedang mendengarkan dan membuat orang lain kesan sangat sombong.Setelah utusan itu selesai berbicara, Yohan mendongak dengan dingin dan sorot matanya tajam."Perundingan damai?"Utusan itu segera menyerahkan surat negara yang sudah lama dipersiapkan.Setelah membaca, Yohan perlahan berdiri. Sosoknya yang tinggi bagaikan cakar binatang buas yang mencekik tenggorokan utusan itu.Utusan itu tidak berani mendongak untuk melihat keagungan Kaisar. Dia menundukkan kepala dan merasa napasnya tersengal.Utusan itu merasa sangat menderita dalam keheningan singkat yang memati
Kerajaan Jaming, di dalam kediaman perdana menteri.Perdana menteri yang mengawas terlihat khawatir dan tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa malam.Para pejabat bawahan datang kemari untuk melaporkan situasi militer dengan panik."Tuan! Gawat! Bala bantuan yang dikirim ke Negara Naki ... semua bala bantuan dikepung oleh Pasukan Naki. Ada yang dibunuh dan ditangkap!"Perdana Menteri yang duduk di kursi tinggi tiba-tiba berdiri."Bagaimana dengan Kota Sundoro? Bagaimana kabar Kaisar dan yang lainnya?""Entahlah, tidak ada kabar dari Kota Sundoro ...."Sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, seorang jenderal militer bergegas ke kediaman perdana menteri, "Perdana Menteri! Gawat! Ada masalah besar di Kota Sundoro!"Perdana Menteri menjadi cemas.Apa lagi yang terjadi?Jenderal menyerahkan barang yang dia bawa dan menjelaskan dengan wajah pucat."Ini surat negara dari Negara Naki. Mereka menyatakan perang terhadap Kerajaan Jaming. Dengar-dengar Kota Sundoro telah direbut oleh Pasukan Naki.