James memang layak menjadi keturunan Keluarga Kirta, dari potret yang disamarkan saja bisa menebak penampilan asli dari orang tersebut.Dia tersenyum dan menyipitkan mata, memperlihatkan kehebatan dari tatapannya."Tidak sia-sia aku menanyakan hal itu kepada Delilah.""Mudah mengenali orangnya, tapi sulit untuk mengetahui hatinya.""Orang biasa menggambar bagian luar, aku menggambar bagian dalam dulu sebelum melengkapi semuanya. Tapi sekali lagi ...."Dia berhenti sejenak dan melihat lukisan di atas meja, "Ternyata dia."Wanita dalam lukisan itu masih muda dan cantik.Penampilannya seperti Laina.Nabila berkata dengan serius."Kami sudah mencurigai orang ini sebelumnya dan sekarang sudah terbukti."James mengangguk.Dia langsung mengingatkan Nabila lagi."Semakin sedikit orang yang mengetahui hal ini, semakin baik.""Kamu bergegas ke gelanggang pertarungan dengan penuh amarah dan bertindak sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Kalau masalahnya sudah membesar, takutnya itu
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it
Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam
James memang layak menjadi keturunan Keluarga Kirta, dari potret yang disamarkan saja bisa menebak penampilan asli dari orang tersebut.Dia tersenyum dan menyipitkan mata, memperlihatkan kehebatan dari tatapannya."Tidak sia-sia aku menanyakan hal itu kepada Delilah.""Mudah mengenali orangnya, tapi sulit untuk mengetahui hatinya.""Orang biasa menggambar bagian luar, aku menggambar bagian dalam dulu sebelum melengkapi semuanya. Tapi sekali lagi ...."Dia berhenti sejenak dan melihat lukisan di atas meja, "Ternyata dia."Wanita dalam lukisan itu masih muda dan cantik.Penampilannya seperti Laina.Nabila berkata dengan serius."Kami sudah mencurigai orang ini sebelumnya dan sekarang sudah terbukti."James mengangguk.Dia langsung mengingatkan Nabila lagi."Semakin sedikit orang yang mengetahui hal ini, semakin baik.""Kamu bergegas ke gelanggang pertarungan dengan penuh amarah dan bertindak sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Kalau masalahnya sudah membesar, takutnya itu
Sore hari.Hujan perlahan mereda.Yohan memeluk orang itu erat-erat, mengangkat dagunya dan mencium keningnya.Saat ini Nabila sudah tertidur.Tadi Yohan tidak begitu menikmatinya.Mengingat Nabila terluka dalam kompetisi tadi malam, Yohan tidak berani terlalu kasar padanya.Melihat memar besar di bahu kiri Nabila, tatapannya dipenuhi dengan niat membunuh yang dingin.Saldino sialan ....Tatapannya kembali tertuju pada tangan Nabila.Apalagi ada saputangan Lovita yang terikat di tangannya.Sorot mata Yohan menjadi muram.Setelah dipikir-pikir, dia benar-benar bodoh. Untuk apa dia bersaing dengan para wanita itu?Bukankah Nabila bilang suka pria?Tidak, tepatnya hanya memikat dirinya.Yohan mengatupkan bibirnya dengan puas, lalu menundukkan kepala dan mengecup bibir Nabila.Setelah menciumnya berkali-kali, akhirnya Nabila terbangun.Dia bertanya dengan agak dan menyikutnya."Masih belum tidur?"Semalam Yohan tidak tidur dan mengikutinya ke Penginapan Asri pada siang hari, lalu tadi mere
Dalam perjalanan kembali ke rumah pos, Nabila bertanya kepada Yohan."Bagaimana kamu bisa berpikir untuk menangkap pemilik arena seni bela diri itu?"Wajah Yohan terlihat tegas."Kita harus memahami poin pentingnya dulu sebelum bertindak. Aku juga pernah bertempur."Sorot mata Nabila dingin dan menyelidik."Kamu tidak takut aku akan kalah dari Saldino?"Yohan mengerutkan kening, tidak mengerti mengapa Nabila menanyakan hal ini.Bagaimanapun, ada pengalaman yang bisa didapatkan dari kue kastanye.Setelah itu, dia menyadari saat seorang wanita menanyakan sesuatu, dia tidak bisa menjawabnya sesuka hati dan harus berpikir dua kali sebelum berbicara."Pastinya khawatir, tapi aku harus percaya padaku dalam situasi seperti itu. Yang bisa aku lakukan adalah mengatur jalan mundur untukmu dan menebus kurangnya pertimbanganmu."Setelah selesai berbicara, Nabila terdiam untuk waktu yang lama.Saat Yohan mengira dirinya telah mengatakan sesuatu yang salah lagi, dia berkata perlahan."Saat itu setel
Penginapan Asri.Nabila bertemu dengan Delilah.Delilah terbaring lemah di atas kasur dan dua rekan sedang menjaganya."Wakil Ketua ...." Delilah berusaha untuk duduk.Lovita langsung melangkah maju dan berkata, "Berbaringlah."Tatapan Delilah melewati Lovita dan menatap Nabila."Kamu yang menyelamatkanku."Semalam tubuhnya lemah, tetapi dia ingat apa yang terjadi dengan jelas.Kalau bukan karena tuan muda ini, entah apa yang akan terjadi padanya.Tidak nyaman ada begitu orang berdiri di dalam ruangan. Saat ini Yohan dan Sean sedang berada di luar rumah.Sean melipat tangannya, memandang Yohan dan bertanya."Kak Yoni, sebenarnya kamu ini siapa?"Mereka yang bisa mengundang para pembela Kota Tailow pastilah bukan orang biasa.Yohan tidak menjawabnya dan menatap ke dalam ruangan dengan linglung.Di samping, Dafka sangat mengkhawatirkan tubuh Kaisar.Kaisar meninjau kasus ini tadi malam dan sekarang dia datang ke penginapan bersama Nabila tanpa istirahat, bagaimana bisa begini?Di dalam r
Yohan semalam menghabiskan waktu memeriksa kasus ini, merasa sangat lelah.Namun, ketika memikirkan dia bisa kembali dan bertemu Nabila, rasa lelah itu langsung sirna.Siapa sangka, begitu tiba di kamarnya, dia langsung melihat ... melihat Nabila dan Lovita bersikap mesra!Nabila mendorong Lovita, lalu menjelaskan kepada Yohan."Kesalahpahaman."Sebenarnya, bukan kesalahpahaman.Namun, karena tak sempat terjadi apa-apa, dan untuk menghindari kerumitan yang tak perlu, dia hanya bisa berkata demikian.Namun, Yohan bukan orang yang mudah dibohongi.Dia melangkah mendekati Nabila, tatapan dinginnya penuh wibawa, lalu bertanya pada Lovita."Tadi, apa yang mau kamu lakukan?"Pertanyaan yang begitu langsung, tanpa memedulikan perasaan pihak lain, bahkan tak mempertimbangkan bahwa lawannya adalah seorang wanita.Orang lain mungkin sudah merasa malu hingga ingin mati.Namun, Lovita bukan orang biasa.Dia tidak menghindar atau melarikan diri. Berani berbuat, berani bertanggung jawab.Namun, dia
Meminta Subad secara diam-diam memanggil bala bantuan adalah ide Yohan.Pertama, demi Nabila. Dia khawatir, dengan taktik licik arena ini, Nabila meskipun menang, tetap sulit untuk pergi dengan mudah.Kedua, demi rakyat. Setelah melihat kekejaman dan kebiadaban arena ini, Yohan memutuskan untuk menghancurkannya.Membiarkan angin jahat seperti ini berembus bebas sama saja dengan menyuburkannya.Pasukan penjaga Kota Tailow memang tidak mengenali kaisar yang sekarang, tetapi mereka mengenali Lencana Bela Diri Dewata pemberian kaisar yang dipegang oleh Subad.Pemegang Lencana Bela Diri Dewata memiliki wewenang untuk mengawasi pejabat daerah dan menggerakkan pasukan lokal.Subad membawa tiga ribu pasukan penjaga.Komandan pasukan, Serado, memegang tombak panjang sambil berteriak dengan marah."Letakkan semua senjata, tangan di atas kepala!""Siapa pun yang berani melawan, dibunuh saja!"Setengah dari prajurit itu mengepung orang-orang di tempat.Setengah lainnya menyegel arena pertarungan,
Sebelum naik ke arena, Nabila sudah merencanakan rute pelariannya.Dia tahu kemampuan dirinya.Dengan kekuatannya saat ini, dia tidak akan mampu bertahan sampai akhir.Pertarungan sistem roda ini juga sama sekali tidak adil.Oleh karena itu, sejak awal, dia tidak pernah berniat untuk benar-benar menjaga arena hingga akhir.Beberapa pertandingan sebelumnya hanya untuk membuat para penonton bertaruh padanya, memaksa arena pertarungan melepaskan Delilah.Sean sampai sekarang masih belum sadar, hanya ikut-ikutan berlari bersama murid-murid Sekte Sofur.Yolo, memang konyol!Sebelum melakukan sesuatu, apa tidak bisa memberitahunya dulu?Tanpa dia sadari, Nabila tidak bisa menjelaskan apa pun, dan kepada siapa pun.Jika dia melarikan Delilah sendirian, orang-orang arena hanya akan mengejarnya.Namun, begitu dia memiliki sekutu, makin banyak sekutu, makin kecil kemungkinan untuk melarikan diri bersama-sama.Hal ini langsung dipahami oleh Lovita.Karena itu, dia mencabut pedangnya dan mengejar.
Tidak ada yang merasa kehilangan atas kematian Saldino. Semua orang hanya tenggelam dalam euforia baru.Orang-orang yang tadinya masih ragu-ragu, kini mulai bertaruh atas kemenangan Nabila satu per satu.Saat ini, Sean merasa penuh kebingungan.Dia baru berani membuka mata setelah mendengar Yolo menang.Kemudian, dia bertanya dengan bingung."Bagaimana bisa ... Yolo tadi kan masih diinjak-injak?"Tidak jauh darinya, Lovita bergumam."Sutra Pembunuh. Yolo sembunyikan Sutra Pembunuh untuk lawannya."Saat ini, Tiffany yang sudah tersadar pun memberikan pendapatnya."Bukan cuma itu, Yolo juga pelajari jurus Tinju Benang Besi!"Benar sekali!Itulah kuncinya.Sutra Pembunuh hanya bisa digunakan dengan sempurna bersama jurus Tinju Benang Besi.Apalagi, ini adalah Sutra Pembunuh yang sudah ternoda darah dan terlihat jelas.Serangan pemungkas Yolo tadi hanya memiliki satu peluang!Dan dia berhasil memanfaatkan peluang itu.Lovita merasa malu.Jika dirinya yang bertarung, dia tidak akan mampu se
Saldino melangkah maju, menghancurkan keyakinan Nabila sedikit demi sedikit. Suaranya terus berlanjut."Yolo, kamu mau lenyapkan semua orang jahat di dunia ini? Terlalu naif.""Menurutmu, keberadaan arena pertarungan bawah tanah ini, apa pemerintah memang tidak tahu sedikit pun?""Setiap pejabat lokal, siapa yang tidak diam-diam merestui? Untuk apa? Mereka inginkan uang, inginkan prestasi.""Lalu kamu? Kamu ini untuk apa?""Kamu anggap kehadiran kami adalah latar belakang yang kontras, sehingga menegaskan dirimu sebagai pahlawan.""Kamu mau kalahkan kami supaya lebih banyak orang yang puji kamu sebagai pahlawan besar.""Tapi, aku tanya padamu, apa itu keadilan? Siapa yang disebut orang jahat? Aku ini orang jahat, tapi apa pihak istana yang memupuk kejahatan ini bukan orang jahat?""Ya, kamu bisa bunuh aku, tapi apa kamu bisa bunuh kejahatan di hati manusia?""Biar kamu tahu, selama niat jahat masih ada, kejahatan akan selalu ada.""Kamu cuma manusia biasa, dengan apa kamu bisa melawan