Home / Romansa / Adoration / Prasangka Soga

Share

Prasangka Soga

Author: Be Maryam
last update Last Updated: 2021-09-08 19:18:32

“Kana, apa aku mengganggumu?” tanya Sam dengan wajah yang meragu.

Kana tersenyum dan menggeleng.

“Apa kau baik-baik saja?”

Wajah Kana terlihat sendu, lebih menghitam di bagian bawah mata, serta mata yang sedikit membengkak.

“Ya, hanya kelelahan.”

“Apa kau yakin?” tanya Sam kembali, seakan dia tak percaya akan jawaban yang diberikan Kana.

“Kau ingin bicarakan apa?” tanya Kana ingin mengakhiri pertanyaan Sam yang dipenuhi curiga.

Sam mulai menceritakan semua yang ia ketahui. Dimulai dari keadaan perusahaan yang nyaris bangkrut, hingga kemungkinan keterpaksaan Baswara menikahi putri pengusaha demi mempertahankan perusahaannya. 

Kana terdiam disepanjang pembicaraan, wajahnya terlihat sedih, namun mencoba menunjukkan sikap tenang. Seperti yang Sam duga, Kana pasti akan mengerti jika diberitahukan apa yang telah terjadi.

“Kana, apa kau mencintai Baswara?&rd

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Adoration   Sukma

    Kana menjadi banyak merenung setelah pertemuannya dengan Sam. Diam dan menyendiri di dalam kamar, menghabiskan banyak waktu dengan pikirannya. Berdiri menatap jauh keluar jendela membuat Kana menjadi lebih tenang. Bukan memandang bunga dan rerumputan hijau, melainkan jauh menuju lima hingga sepuluh tahun kedepan.“Aku tau apa yang harus aku lakukan. Jika aku menuruti hati dan menerima lamaran Baswara, mungkin bisa membuat kami bahagia. Namun, sekaligus menghancurkan karir dan perusahaannya. Aku enggak bisa buat apa-apa, malah keberadaanku bisa menghancurkan hidupnya. Tapi ... jika aku menolak. Maka hidupnya akan menjadi lebih baik. Yah, itulah yang seharusnya aku lakukan. Berkorban untuk orang yang aku cintai, terdengar mulia bukan? Tapi ... entah kenapa jantungku terasa perih setiap memikirkan hal ini,” gumam Kana sambil terus menatap kosong halaman rumahnya.Kesendirian bukanlah hal yang baru untuk Kana. Bahkan menjadi sangat anugerah karena kini ia hidup

    Last Updated : 2021-10-18
  • Adoration   Pertemuan Mendesak

    “Soga, kamu kenapa?” tanya Kana yang segera berlari hendak menghampiri Soga.“Enggak, Soga enggak mau Bunda menikah. Bunda cuma punya Soga!” teriaknya dengan derai air mata. Terus berlari seakan ditengah ombak berduri, Soga masuk ke dalam kamar dan mengunci diri di sana.“Soga, Soga sayang ... buka pintunya!” pujuk Kana dengan wajah takut. Kepalan tangannya terus saja mengetuk pintu. Berharap Soga membukakan pintu untuknya.Tiada jawabannya, meskipun Kana telah merapatkan telinganya ke duan pintu.“Kana, tenanglah! Soga hanya butuh sendiri. Nanti pelan-pelan kita jelaskan, oke!” ucap Arya yang segera mengikuti mereka. Dengan penuh lembut, tangannya mengusap pundak Kana dan ini membuat Kana semakin geram.“Kamu pulanglah! Aku harus bicara dengan Soga,” ucap Kana dengan nada dingin. Membuat Arya kaget sekaligus tidak menyangka mendapat perlakuan begini darinya.“O, oke. Aku akan

    Last Updated : 2021-10-19
  • Adoration   Hilang

    “Kau menangis Sam?” tanya Kana yang segera mendekatkan posisi tisu tepat di hadapan Sam.“Maafkan aku Kana, aku enggak bisa menahannya. Aku bingung, aku enggak tau harus berbagi dengan siapa,” ucapnya yang terus berusaha menghentikan derasnya air mata.“Yah, kamu boleh cerita ke aku Sam. Meski aku enggak yakin bisa bantu kamu.”Sam masih saja kesulitan berbicara, air matanya benar-benar tak dapat dihentikan. Sepertinya ia terlalu banyak memiliki stok air mata yang sangat jarang digunakan. Sedangkan Kana hanya bisa menatap mengiba ke arahnya. Kini ia merasa sadar bahwa tak hanya dirinya yang tengah mengalami masalah. Masih banyak orang diluaran sana yang juga mengalami penderitaa, kesedihan dan tekanan. Tak seharusnya ia menyerah dengan apa yang terjadi.“Yah, tidak hanya aku yang sedang kesulitan. Aku hanya perlu tenang dan mulai mencari solusinya. Aku tidak mengerti seperti apa sistem sebuah perusahaan. Sebaiknya

    Last Updated : 2021-10-19
  • Adoration   Penyesalan

    “Pa, ada apa? Kenapa wajah Papa senyum-senyum begitu? Apa ada kabar baik yang Mama tidak tau?” tutur lembut Ibu Baswara yang kini menghampiri suaminya.“Tidak, tidak ada kabar gembira. Malah sebenarnya ini kabar buruk,” ungkapnya beriring hembusan napas berat.Bingung, Ibu Baswara hanya bisa menatap kalud ke arah Suaminya. Pria kaku, tegas dan sangat bekerja keras ini terlalu sulit menunjukkan senyuman. Sudah berpuluh tahun mereka bersama, namun baru kali ini ia melihat senyuman yang begitu manis seperti hari ini.“Papa yakin ini kabar buruk?” tanyanya kembali sembari menyentuh lembut lengan yang tak lagi kokoh.“Yah, buruk. Sangat buruk Ma.”“Tapi ... kenapa ....”“Ma,” panggilnya dengan suara yang begitu lembut, bergetar seakan menahan tangis. Kini tangannya bersarang pada punggung tang

    Last Updated : 2021-10-20
  • Adoration   Tamu Asing

    “Bunda, ada tamu yang ingin bertemu dengan Bunda,” ujar salah satu pembantu Kana.“Oh ya, siapa?”“Tidak kenal, Bun. Wajahnya asing dan belum pernah datang sebelumnya,” jelas bibi yang kemudian berlalu pergi.“Siapa ya?” gumamnya yang segera berganti pakaian untuk menemui tamunya.Terlihat dari kejauhan dua orang pria dewasa berjas rapi tengah duduk menanti kedatangannya. Pria dengan wajah asing cukup membuat Kana takut, terlebih tidak pernah ada tamu yang dengan sengaja mengunjungi rumah ini untuk mencarinya. Jika ingin menemui wali Soga mungkin sering, tapi tidak langsung menyebutkan namanya dengan jelas.Kana melangkah dengan anggunnya mendekati ruang tengah, kedua pria itu segera berdiri menyambut kedatangannya. Bak orang penting, Kana didekati mereka lalu akan duduk jika Kana memintanya. Ini terlihat aneh, namun Kana berbaik sa

    Last Updated : 2021-10-20
  • Adoration   Nada sambung

    “Pak, Pak Sam,” seru sekretaris muda yang sudah lama berdiri di samping kursi Sam.“Ah, ya. Ada apa?” tanyanya dengan gelagepan.“Bapak dari tadi termenung? Ada apa Pak, belakangan ini kok kelihatannya Bapak kurang konsentrasi. Bapak sakit apa gimana?” tanyanya yang mulai curiga akan sikap Sam akhir-akhir ini.“Tuan Baswara ... dia kabur,” ungkap Sam lemas diikuti kepala merunduk seakan ada beban berat berada di atas pundaknya.“Apa?!” teriak sang sekretaris hingga memaksa Sam membekap mulutnya.“Suaramu ... jangan sampai anak-anak lain tau!” ucap Sam dengan nada penuh tekanan.“Ma, maaf. Bapak yakin Tuan Baswara kabur? Bukannya Tuan Baswara sering begini yah. Masuk enggak masuk sesukanya?”“Yah, saya juga tau itu. Dia akan selalu ngabarin ke saya. T

    Last Updated : 2021-10-20
  • Adoration   Suara Mendesah

    “Bisakah aku bertemu dengan Sam?” tanya seorang gadis yang kini berdiri di depan meja resepsionis.“Sebentar lagi Pak Sam akan turun. Nona bole menunggu di sana!” pinta penjaga resepsionis sambil menunjuk ke arah kursi yang berada tak jauh dari dirinya.“Terima kasih,” ungkapnya dengan senyuman yang manis. Melangkah tenang menuju sofa, meraih majalah dan mulai menikmati penantiannya.“Hei, bukannya itu gadis yang pernah datang kemari?” Gadis resepsionis bertanya pada rekannya.“Ya, yang datang dengan marah-marah dan berpakaian ala Korea itu kan?”“Hooh, tapi kenapa dia datang dan mencari Pak Sam? Bukannya dulu dia mencari Tuan Baswara?”“Entahlah! Itu bukan urusan kita. Yang pasti dia datang dengan baik dan kita juga harus bersikap baik padanya. Jangan lupa hubungi Pak Sam, katakan

    Last Updated : 2021-10-26
  • Adoration   Percakapan Jenny

    “Paman, apa teman Paman itu pria yang baik?” tanyanya dibalik isak tangis.“Baswara?” tanya Sam berupaya meyakinkan.Soga mengangguk dan kembali bertanya, “Paman, apa Bunda bahagia kalau menikah dengan teman Paman?”“Yah, tentu bahagia,” jawab Sam diikuti anggukan. Tingkahnya begitu bodoh seperti boneka dask board. Dengan mata yang terus menatap ke arah Soga.“Apa aku tidak akan kehilangan Bunda, kalau Bunda menikah dengannya? Aku ingin hidup dengan Bunda terus, sampai aku besar nanti.”“Bisa, itu bukan hal yang sulit untuk dikabulkan.”“Tapi ....”Sam menanti kelanjutan omongan Soga. Wajah Bocah itu mendadak bingung dengan mata yang berkedip lebih cepat. Ia merunduk dan mengalihkan pandangan ke sisi lain, seakan takut menatap Soga.&l

    Last Updated : 2021-10-26

Latest chapter

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

  • Adoration   Siasat Baswara

    “Aku mengirim seseorang untuk bekerja di sana. Ia orang yang cerdas. Dengan mudah ia bisa mengetahui semua informasi tentang perusahaan. Membaca kinerja dan cara kerja mereka. Dari dia pula, aku tahu kamu dipaksa menikah dengan Arya.”“Kenapa kamu diam aja? Apa kamu mau aku menikah dengan Arya?” ungkap Kana kesal. Ternyata selama ia terjepit keadaan, Baswara mengetahui dan memilih diam. Betapa kesalnya ia. Padahal ia begitu berharap akan kedatangan Baswara untuk membantunya.“Jangan begitu, wajah itu membuat aku ingin menciummu lagi dan lagi,” ucap Baswara dengan tangan menyentuh dagu Kana.Wajah cemberut Kana pun seketika berubah menjadi malu. Pipinya memerah, entah sejak kapan Baswara menjadi lembut dan perhatian begini. Hingga membuat Kana bertanya-tanya dalam hati, “Ini Baswara kan?”“Nah, gitu dong. Kan manis.”Kana

  • Adoration   Pengakuan Baswara

    Mulai terbiasa disentuh Baswara. Kini Kana tak lagi malu jika bermanja di rumah. Bahkan di setiap saat, keduanya terus lengket seperti perangko. Duduk di ruang tengah sambil membaca majalah, Baswara senang menjadikan paha Kana sebagai bantal. Begitu pula saat di taman, Baswara yang duduk bersandar pada bangku membiarkan lengannya menjadi sandaran Kana.Kebahagiaan yang Kana rasa ternyata juga dirasakan penghuni rumah lainnya. Mereka pun mulai mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Arya.“Bun, maaf ya, Bun. Maaf banget. Sebenernya ...”Si Mbok pun membuka cerita. Ia berulang kali mendengar Arya menghubungi seseorang dan membahas harta yang akan didapatkan Soga. Arya berniat merubah jumlah itu dan membiarkan ia mendapat jatah cukup banyak setelah menjadi orang tua asuh Soga.“Kenapa Mbok baru cerita sekarang?” tanya Kana dengan nada sedikit kecewa. Meskipun begitu, ia tidak

  • Adoration   Daddy

    Baswara memutuskan untuk tinggal di rumah Soga. Mengawali hari yang baru di sana. Sebagai keluarga, Soga sudah menerima Baswara sepernuh hatinya. Bahkan mereka begitu dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama. Membuat Kana geleng-geleng kepala melihatnya.“Bun, Soga berangkat dulu yah!” ucapnya sembari memberi kecupan pada Kana. Lalu berjalan mendekati Baswara melayangkan tinju yang kemudian dibalas dengan tinju Baswara. Lalu tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata, “Bye, Dad!”Terperangah, Kana merasa tak salah mendengar. Hingga ia pun mendekati Baswara yang sedang duduk di meja makan.“Daddy? Soga panggil kamu Daddy?” tanya Kana dengan wajah polos dan lugunya.“Kamu salah dengar kali,” jawab Baswara dengan cueknya.“Enggak kok. Aku dengar jelas tadi dia bilang ‘bye,dad’.”&ldqu

DMCA.com Protection Status