Beranda / Romansa / Adoration / Suara Mendesah

Share

Suara Mendesah

Penulis: Be Maryam
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-26 15:47:22

“Bisakah aku bertemu dengan Sam?” tanya seorang gadis yang kini berdiri di depan meja resepsionis.

“Sebentar lagi Pak Sam akan turun. Nona bole menunggu di sana!” pinta penjaga resepsionis sambil menunjuk ke arah kursi yang berada tak jauh dari dirinya.

“Terima kasih,” ungkapnya dengan senyuman yang manis. Melangkah tenang menuju sofa, meraih majalah dan mulai menikmati penantiannya.

“Hei, bukannya itu gadis yang pernah datang kemari?” Gadis resepsionis bertanya pada rekannya.

“Ya, yang datang dengan marah-marah dan berpakaian ala Korea itu kan?”

“Hooh, tapi kenapa dia datang dan mencari Pak Sam? Bukannya dulu dia mencari Tuan Baswara?”

“Entahlah! Itu bukan urusan kita. Yang pasti dia datang dengan baik dan kita juga harus bersikap baik padanya. Jangan lupa hubungi Pak Sam, katakan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Adoration   Percakapan Jenny

    “Paman, apa teman Paman itu pria yang baik?” tanyanya dibalik isak tangis.“Baswara?” tanya Sam berupaya meyakinkan.Soga mengangguk dan kembali bertanya, “Paman, apa Bunda bahagia kalau menikah dengan teman Paman?”“Yah, tentu bahagia,” jawab Sam diikuti anggukan. Tingkahnya begitu bodoh seperti boneka dask board. Dengan mata yang terus menatap ke arah Soga.“Apa aku tidak akan kehilangan Bunda, kalau Bunda menikah dengannya? Aku ingin hidup dengan Bunda terus, sampai aku besar nanti.”“Bisa, itu bukan hal yang sulit untuk dikabulkan.”“Tapi ....”Sam menanti kelanjutan omongan Soga. Wajah Bocah itu mendadak bingung dengan mata yang berkedip lebih cepat. Ia merunduk dan mengalihkan pandangan ke sisi lain, seakan takut menatap Soga.&l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • Adoration   Berita Tak Terduga

    “Di mana kamu, Bas? Apa yang kau lakukan? Rencana apa lagi yang sedang kau jalankan? Mengapa kau tidak memberi apa-apa terlebih dulu padaku? Apa kau senang menyiksaku? Atau kau sengaja mengkambing hitamkan aku? Aku tidak yakin, tapi aku merasa depresi saat ini. Jika bunuh diri bukanlah dosa, maka aku akan melakukannya sekarang,” gerutu Sam dengan wajah cemas.Kulit wajahnya begitu ketat dengan urat yang menyembul keluar. Menatap tajam layar laptop dengan napas berhembus kencang. Sam seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Udara sejuk pun kini terasa hangat, terlihat dari banyaknya bulir keringat yang keluar. Sam dengan penuh tekanan ingin menangis, meski tampilannya seakan hendak meluap.“Apa yang harus aku lakukan Bas?” gumamnya dengan nada merengek seperti bocah kecil yang tidak diberikan permen. Merundukkan wajah di atas meja dengan tangan mengepal, Sam terus memukul-mukul mejanya.Sang sek

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Adoration   Nyaris Saja

    “Boleh saya masuk?” tanya Pak Presdir dengan sikap yang bijak. Di mana Sam yakin, jika orang lain yang melihat mungkin akan memandangnya aneh. Setidaknya tertawa geli. Namun, tidak dengan Pak Presdir yang sangat baik menjaga sikapnya, seperti Baswara. Sepertinya kini kita tahu, sikap Baswara diturunkan dari siapa.“Si, silakan!” ucap Sam tergagu yang segera bangkit dan menunjukkan sikap santun.“Apa sudah ada kabar dari Baswara?”Sam hanya merundukkan kepala. Ia terlalu takut untuk menatap, ia takut apa yang terjadi padanya bisa dibaca oleh Tuan Presdir. Terlebih yang ia tahu, Tuan Presdir sangat ahli dalam membaca sikap bahkan kinerja seseorang hanya dari melihat sikap tubuhnya.“Saya tidak tahu dia bersembunyi di mana. Mungkin di lubang tikus, sampai-sampai orang suruhan saya pun tidak dapat menemukannya.”Sam tersentak dengan apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Adoration   Pengakuan Alea

    “Ternyata aku kedatangan tamu,” ujar Alea dengan nada riangnya, melangkah masuk dan kini duduk di atas sofa tepat berhadapan dengan Sam.Sam hanya terlihat diam, hatinya sangat bergemuruh. Ia begitu yakin akan dugaannya, namun ia mencoba bersikap tenang dan tidak gegabah agar Alea mau mengakui yang terjadi.“Ada apa? Apa kau datang untuk menanyakan prihal Baswara? Bukannya kau kemarin sengaja menghindariku?” ledeknya sambil menyandarkan tubuh seakan merasa sangat lelah. Kepalanya bertengadah sambil menatap langit-langit.Sam masih saja betah diam. Sedikit rasa malu, itulah yang ia rasakan. Ia akui, ia sengaja menghindari Alea dan tak menyangka terpaksa datang ke apartemen untuk menemuinya. Namun, semua sudah terjadi dan kini ia sudah berada di sini. Tiada tujuan lain, ia hanya harus menanyakan niatannya lalu segera pergi.“Huh! Apa kau ingin minuma? Aku pun

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • Adoration   Pertemuan Pertama

    Sudah seminggu ini Ayah Baswara tidak berselera makan, dia lebih banyak termenung dalam kamar tanpa pencahayaan. Menatap jauh keluar jendela sambil menikmati rerumputan hijau, ia menunjukkan tatapan kosong. Sepertinya hanya jasadnya saja yang berada di sini, sedangkan pikirannya tengah jauh pergi ke ujung dunia.“Pa, ayo kita makan!” ucap sang istri dengan nada lembut penuh perhatian. Tangannya membelai lembut pundak yang tak lagi gagah.Diam, pria tua itu masih saja asik berbincang dengan hatinya sendiri. Hingga ia tidak menyadari keberadaan sang istri yang kini berdiri tepat di sampingnya.“Pa,” panggilnya kembali. Kali ini diikuti kecupan lembut yang menyentuh ke pipi kanan sang suami.“Ah, Ma,” sahutnya kaget.“Papi belum makan, semua sudah siap di meja,” sambungnya sembari menunjukkan senyuman penenang.Tak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • Adoration   Jodoh Pasti Bertamu

    Sebagai keturunan Sanjaya yang hendak menginjak usia tiga puluh tahun, ia pun diminta untuk mencari istri. Demi menjalankan adat dan mempertahankan kejayaan, ia terpaksa menurut. Masa lalunya yang sempat merasakan sakit karena kemiskinan membuat egonya mengalah. Menikah meski tanpa cinta bukanlah masalah, selama mereka masih bisa mempertahankan kekayaan.Hari ini ia akan dibawa bertamu ke rumah salah satu sahabat ayahnya. Sanjaya muda tidak dapat mengelak, meskipun ia sudah memiliki tambatan hati. Gadis bersepeda yang ia temui di tengah jalan kemarin.“Kamu harus berkenalan dengan putri Bapak Tendi, dia gadis yang manis dan cerdas. Papa yakin kamu akan menyukainya,” bisik Ayah Sanjaya dengan tatapan penuh percaya diri.Tak langsung percaya, Sanjaya memilih melirik ke arah wajah ibunya yang kini mengangguk sambil tersenyum.“Jika Mama berkata setuju, pasti ucapan Papa benar adanya,&r

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • Adoration   Pernikahan Yang Indah

    Sanjaya tersenyum teduh. Sudah cukup lama ia tidak melakukannya, hingga cukup membuat kaget Tini-istrinya. Tak mampu bertanya, Tini hanya bisa menatap wajah Sanjaya yang kini kembali bersinar dan tampan seperti pertama kali mereka bertemu, tepatnya saat pernikahan mereka berlangsung.“Heh, dunia sudah berubah, jaman sekarang lebih maju,” gerutunya seakan tak percaya akan apa yang tengah ia hadapi.“Zaman boleh berubah, tapi sifat itu warisan,” ucap istrinya sembari merebahkan kepala pada pundaknya.“Saya tidak tau apa yang terjadi jika saja dulu saya menentang perjodohan kita. Menikah tanpa bertemu, hanya sekedar mendengar saran Papa dan Mama,” ucapnya sembari melirik ke arah sang istri.“Keadaan dulu jauh berbeda dengan sekarang ini. Cukup mendengarkan petuah kedua orang tua, maka semua akan menjadi lancar. Sedangkan saat ini ....”

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • Adoration   Berita Buruk

    “Di mana kamu saat ini, Bas?”Hanya itu pertanyaan yang belum terjawab hingga kini. Keresahan dan kerinduan bercampur menjadi satu. Kana terjerat dalam keadaan yang tak diinginkan. Menangis dan bingung tak dapat menyelesaikan masalah, karena ia harus segera memberi keputusan.“Non, Non Kana. Ada tamu,” ucap si mbok dari balik pintu kamarnya.“Siapa Mbok?” tanya Kana dengan wajah bingung karena ia merasa tidak sedang janji temu dengan siapapun.“Anu ... dari pihak sekolah katanya.”Ucapan si Mbok membuat Kana kaget, ia mengira terjadi hal buruk pada Soga. Tanpa meragu, ia pun segera melangkah keluar menemui ibu dan bapak guru Soga.“Maaf, sudah menunggu lama. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Kana dengan wajah hawatir.“Maaf sebelumnya, kedatangan kami yang mend

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08

Bab terbaru

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

  • Adoration   Siasat Baswara

    “Aku mengirim seseorang untuk bekerja di sana. Ia orang yang cerdas. Dengan mudah ia bisa mengetahui semua informasi tentang perusahaan. Membaca kinerja dan cara kerja mereka. Dari dia pula, aku tahu kamu dipaksa menikah dengan Arya.”“Kenapa kamu diam aja? Apa kamu mau aku menikah dengan Arya?” ungkap Kana kesal. Ternyata selama ia terjepit keadaan, Baswara mengetahui dan memilih diam. Betapa kesalnya ia. Padahal ia begitu berharap akan kedatangan Baswara untuk membantunya.“Jangan begitu, wajah itu membuat aku ingin menciummu lagi dan lagi,” ucap Baswara dengan tangan menyentuh dagu Kana.Wajah cemberut Kana pun seketika berubah menjadi malu. Pipinya memerah, entah sejak kapan Baswara menjadi lembut dan perhatian begini. Hingga membuat Kana bertanya-tanya dalam hati, “Ini Baswara kan?”“Nah, gitu dong. Kan manis.”Kana

  • Adoration   Pengakuan Baswara

    Mulai terbiasa disentuh Baswara. Kini Kana tak lagi malu jika bermanja di rumah. Bahkan di setiap saat, keduanya terus lengket seperti perangko. Duduk di ruang tengah sambil membaca majalah, Baswara senang menjadikan paha Kana sebagai bantal. Begitu pula saat di taman, Baswara yang duduk bersandar pada bangku membiarkan lengannya menjadi sandaran Kana.Kebahagiaan yang Kana rasa ternyata juga dirasakan penghuni rumah lainnya. Mereka pun mulai mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Arya.“Bun, maaf ya, Bun. Maaf banget. Sebenernya ...”Si Mbok pun membuka cerita. Ia berulang kali mendengar Arya menghubungi seseorang dan membahas harta yang akan didapatkan Soga. Arya berniat merubah jumlah itu dan membiarkan ia mendapat jatah cukup banyak setelah menjadi orang tua asuh Soga.“Kenapa Mbok baru cerita sekarang?” tanya Kana dengan nada sedikit kecewa. Meskipun begitu, ia tidak

  • Adoration   Daddy

    Baswara memutuskan untuk tinggal di rumah Soga. Mengawali hari yang baru di sana. Sebagai keluarga, Soga sudah menerima Baswara sepernuh hatinya. Bahkan mereka begitu dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama. Membuat Kana geleng-geleng kepala melihatnya.“Bun, Soga berangkat dulu yah!” ucapnya sembari memberi kecupan pada Kana. Lalu berjalan mendekati Baswara melayangkan tinju yang kemudian dibalas dengan tinju Baswara. Lalu tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata, “Bye, Dad!”Terperangah, Kana merasa tak salah mendengar. Hingga ia pun mendekati Baswara yang sedang duduk di meja makan.“Daddy? Soga panggil kamu Daddy?” tanya Kana dengan wajah polos dan lugunya.“Kamu salah dengar kali,” jawab Baswara dengan cueknya.“Enggak kok. Aku dengar jelas tadi dia bilang ‘bye,dad’.”&ldqu

DMCA.com Protection Status