Share

Begja

Penulis: Be Maryam
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-30 23:34:40

Musim dingin akan tiba, terlihat dari keadaan cuaca yang dipenuhi tiupan angin dengan suhu tinggi. Malam itu telah terjadi pertemuan dua pengusaha hebat. Terlihat sebuah rumah besar yang ada di area Back street. Rumah yang begitu luas dengan pengamanan tingkat tinggi. Dapat dilihat dari banyaknya penjaga dan kamera yang menyoroti sekitar, serta anjing pelacak di dua bagian. Rumah bercat putih dengan desain eropa itu dihuni oleh keluarga Jane.

“Saya sedikit terkejut mendengar anda mengajak makan malam Tuan Sanjaya,” ujar Ayah Jane dengan ramahnya. Mereka duduk di depan meja makan yang begitu panjang, dengan dua pelayan yang senantiasa bersiap membantu mereka.

“Maaf, jika saya tidak memberitahu lebih awal. Dimana Jane? Mengapa aku tidak melihatnya?” tanya Sanjaya dengan penuh hangat.

“Jane sedang berada di Indonesia. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan dan dia ingin mengerjakan dengan tangannya sendiri. Sepertinya ia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Adoration   Ada

    Malam kian larut, waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Hampir tengah malam dan Baswara baru saja tiba di apartemen Sam. Ia berjalan tenang menuju pintu, menekan beberapa tombol angka yang ada di samping pintu dan pintu pun terbuka. Wajahnya terlihat lelah dengan kancing kemeja yang terbuka pada bagian atasnya. Melangkah dengan kepala merunduk, hingga tidak menyadari keberadaan Sam yang tengah duduk menantinya.“Dari mana saja kamu, Bas?” tanya Sam dengan tatapan hendak menerkam. Sikap ini berkebalikan sekali dengan Sam biasanya.“Ada sesuatu yang harus aku selesaikan,” ungkap Baswara yang kemudian melangkah menuju kamar.“Tunggu, Bas. Kemarilah!”Tatapan bingung tergambar di wajah Baswara. Matanya terus saja menatap Sam dengan kerutan di dahinya.“Apa kau kerasukan?” tanyanya dengan nada seakan tak percaya.“Aku tau, Bas. Aku tau kau sedang merencanakan sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Adoration   Adhi

    Suara tangis terdengar begitu kuat dari lantai dua. Tangis seperti orang ketakutan itu berhasil memanggil para penghuni rumah untuk mendatanginya.“Ada apa ribut-ribut?” gumam Kana yang masih berada di dalam kamarnya. Langkahnya yang ingin keluar terhenti karena dering gawai.“Kana, kamu ingin dibawain makanan apa? Rencananya aku mau singgah nih.”“Oh, enggak ada sih. Lagi enggak ....”“Non, Non Kana!” terdengar ketukan yang begitu kencang diikuti panggilan namanya.Pintu terbuka dan belum sempat Kana berbicara, Bibi kembali berkata, “Tuan Muda Soga.”Kana segera berlari menelusuri tangga sambil terus menggenggam gawainya. Ia melihat Soga terduduk di atas ranjang dengan wajah dipenuhi derai air mata. Ia menangis terisak sambil menunjukkan wajah ketakutan. Membuat Kana turut takut hingga segera mendekati tubuh Soga dan merangkulnya hangat.“Sayang, kamu kenapa?”

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Adoration   Bojo

    “Hei, bukannya ini masih jam lima? Kamu mau kemana?”Pertanyaan Sam pun diabaikan begitu saja. Baswara pergi melewati tubuh Sam yang masih saja berdiri kaku menatap dirinya. Perlahan punggung itu menghilang dari tatapan, Sam yang kesal hanya bisa menghela napas berat dari mulutnya. Seraya berkata, “Yah, aku hanya butiran debu dan kau penguasanya.”Hari ini keadaan kantor sangatlah riuh, wajah-wajah karyawan terlihat sumringah, senyum melebar diikuti tatapan tak percaya. Mereka saling berbisik sambil terus menunjuk ke arah selebaran kertas yang ada di pengumuman. Sam yang awalnya hendak mengambil sesuatu di lantai bawah ikut terjebak dalam keriuhan yang ada.“Bapak sudah tau?” tanya salah satu karyawan kepada Sam.“Ada apa?” sambil menunjukkan ekspresi bingung, diikuti kerutan pada dahi dan tampang polosnya.Bukannya menjawab, karyawan itu lantas menunjukkan selebaran berukuran besar yang baru sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Adoration   Rada

    Baswara mengunjungi Alea di apartemennya. Mereka terlibat perbincangan sengit dengan penuh ketegangan.“Al, boleh aku tau seberapa besar rasa cintamu ke Bram?” tanya Baswara dengan wajah dingin menatap ke Alea.“Kenapa Kakak bertanya begitu?” tanya Alea curiga.“Tidak, aku hanya ingin tau. Sebenarnya aku ....”“Kalau boleh aku menebak, apakah ini berhubungan dengan perasaan Kakak? Maksudku, perasaan seorang wanita yang kakak cintai?”Baswara tidak menjawab dan hanya tersenyum, namun itu sudah cukup menunjukkan kebenaran akan tebakan Ale kepadanya.“Aku mencintai Bram, Kak. Begitu mencintainya karena hanya dia yang aku miliki selama ini. Kakak tau kan? Betapa tertekannya aku dan dia yang ada untukku. Mungkin aku punya Kakak, jika saja aku berani menghubungi lebih dulu.”Kembali sikap hangat itu diperlihatkan, Baswara membelai lembut rambut Alea yang membuat Alea menjadi lebih

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Adoration   Cowok Berengsek

    “Seperti apa cowok berengsek menurut kamu?” tanya Baswara dengan nada lemah.“Cowok berengsek?” tanya Alea seakan tak percaya. “Tidak ada yang lebih berengsek dari pria yang mengakui mencintai, tapi justru menghianati. Asal Kakak tau, wanita baik itu akan bersabar pada posisi kemiskinan dan tingkah buruk, tapi tidak mampu jika diduakan hatinya.”Ekspresi Baswara seketika berubah. Wajahnya mendadak takut dan ciut. Namun, segera tersenyum menatap tenang ke arah Alea, sambil mengangkat kedua alis matanya.“Kakak enggak bermaksud menyakiti hati gadis yang Kakak sukai dengan cara ini kan?”Rasa curiga timbul, Alea memandang curiga dengan tatapan elang ke arah Baswara.“Bagaimana jika aku melakukan itu demi kebahagiaan hidup gadis yang aku cintai?”Seketika wajah Alea berubah menjadi sendu, bibir monyong dan berkata, “Kenapa Kakak harus melakukan itu? bukankah lebih baik jika Kakak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Adoration   Prasangka Soga

    “Kana, apa aku mengganggumu?” tanya Sam dengan wajah yang meragu.Kana tersenyum dan menggeleng.“Apa kau baik-baik saja?”Wajah Kana terlihat sendu, lebih menghitam di bagian bawah mata, serta mata yang sedikit membengkak.“Ya, hanya kelelahan.”“Apa kau yakin?” tanya Sam kembali, seakan dia tak percaya akan jawaban yang diberikan Kana.“Kau ingin bicarakan apa?” tanya Kana ingin mengakhiri pertanyaan Sam yang dipenuhi curiga.Sam mulai menceritakan semua yang ia ketahui. Dimulai dari keadaan perusahaan yang nyaris bangkrut, hingga kemungkinan keterpaksaan Baswara menikahi putri pengusaha demi mempertahankan perusahaannya.Kana terdiam disepanjang pembicaraan, wajahnya terlihat sedih, namun mencoba menunjukkan sikap tenang. Seperti yang Sam duga, Kana pasti akan mengerti jika diberitahukan apa yang telah terjadi.“Kana, apa kau mencintai Baswara?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Adoration   Sukma

    Kana menjadi banyak merenung setelah pertemuannya dengan Sam. Diam dan menyendiri di dalam kamar, menghabiskan banyak waktu dengan pikirannya. Berdiri menatap jauh keluar jendela membuat Kana menjadi lebih tenang. Bukan memandang bunga dan rerumputan hijau, melainkan jauh menuju lima hingga sepuluh tahun kedepan.“Aku tau apa yang harus aku lakukan. Jika aku menuruti hati dan menerima lamaran Baswara, mungkin bisa membuat kami bahagia. Namun, sekaligus menghancurkan karir dan perusahaannya. Aku enggak bisa buat apa-apa, malah keberadaanku bisa menghancurkan hidupnya. Tapi ... jika aku menolak. Maka hidupnya akan menjadi lebih baik. Yah, itulah yang seharusnya aku lakukan. Berkorban untuk orang yang aku cintai, terdengar mulia bukan? Tapi ... entah kenapa jantungku terasa perih setiap memikirkan hal ini,” gumam Kana sambil terus menatap kosong halaman rumahnya.Kesendirian bukanlah hal yang baru untuk Kana. Bahkan menjadi sangat anugerah karena kini ia hidup

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Adoration   Pertemuan Mendesak

    “Soga, kamu kenapa?” tanya Kana yang segera berlari hendak menghampiri Soga.“Enggak, Soga enggak mau Bunda menikah. Bunda cuma punya Soga!” teriaknya dengan derai air mata. Terus berlari seakan ditengah ombak berduri, Soga masuk ke dalam kamar dan mengunci diri di sana.“Soga, Soga sayang ... buka pintunya!” pujuk Kana dengan wajah takut. Kepalan tangannya terus saja mengetuk pintu. Berharap Soga membukakan pintu untuknya.Tiada jawabannya, meskipun Kana telah merapatkan telinganya ke duan pintu.“Kana, tenanglah! Soga hanya butuh sendiri. Nanti pelan-pelan kita jelaskan, oke!” ucap Arya yang segera mengikuti mereka. Dengan penuh lembut, tangannya mengusap pundak Kana dan ini membuat Kana semakin geram.“Kamu pulanglah! Aku harus bicara dengan Soga,” ucap Kana dengan nada dingin. Membuat Arya kaget sekaligus tidak menyangka mendapat perlakuan begini darinya.“O, oke. Aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19

Bab terbaru

  • Adoration   Hadiah Terindah

    Kana dan Soga dibawa ke sebuah tempat di kota kecil. Mereka melakukan perjalanan delapan jam lamanya. Menelusuri jalan sempit dengan banyak pohon tinggi di sekitaran. Jalanan yang menanjak dan udara yang sejuk seperti menuju puncak.“Bas, kita mau ke mana?” tanya Nesa yang merasa bingung akan jalan yang tengah mereka tuju.“Ke rumah kita,” sahut Baswara dengan senyuman.“Rumah kita? Maksudnya kamu beli rumah baru untuk kita?” tanya Kana yang merasa tak mengerti akan maksud ucapan Baswara.“Daddy ingin beri kejutan loh, Bun. Iya kan Dad?” sahut Soga yang kini mulai menikmati perjalanan. Bibirnya terus tersenyum. Sesekali ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin menyapu lembut rambut merahnya.“Soga apa kamu siap?” tanya Baswara.“Oke, Dad.”Mobil pun berhenti di te

  • Adoration   Keluarga Baru

    Baswara tak sadarkan diri. Ia pun kini terbaring lemas di atas ranjang. Tertidur dengan wajah memucat dan pipi memerah. Bingung, Kana meminta dokter pribadi keluarga Soga untuk datang memeriksakan Baswara.“Semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah yang berarti. Suhu tubuhnya pun normal, begitu pula dengan tekanan darahnya. Saya rasa Tuan Baswara hanya sedang kejang otot saat berenang. Yang kemungkinan karena tidak melakukan pemanasan sebelumnya,” jelas Dokter yang kemudian memberikan obat lalu permisi pulang.“Dad, rencana kita berhasil,” bisik Soga yang sedari tadi berdiri di samping Baswara. Sedangkan kana keluar kamar untuk mengantarkan dokter pulang.Baswara mengedipkan matanya. Lalu keduanya kembali berakting saat Kana memasuki kamar.“Soga ambilkan air hangat ya untuk Bunda,” ucap Soga yang dengan sengaja meninggalkan Baswara dan Kana berdua. Tak lupa ia me

  • Adoration   Tragedi di Kolam Renang

    Hari-hari dilalui dengan senyuman dan kebahagiaan. Kana tak menyangka kehdarian Baswara di rumah mereka mberhasil menyempurnakan hidup mereka. Pagi ini Kana telat bangun, betapa kagetnya ia saat melihat ke arah jam dinding.“Telat!” gumam Kana yang segera melompat dari tempat tidur. Ia merasa bingung sendiri harus ngapain. Terlebih Baswara sudah tak lagi ada di atas ranjang.“Tenang, tenangkan dirimu Kana. Basuh wajah dan ke dapur. Oke!” ucapnya yang kemudian lari ke kamar mandi.Kini Kana terduduk di depan cermin. Matanya terlihat sendu menatap wajahnya. Berulang kali jemarinya menyentuh bagian pipi dan mata.“Pucat banget yah, sembab gitu matanya. Apa aku pakai make up aja? Tapi aku enggak biasa pakai begituan. Aku ... ah, udah ah. Begini aja,” gumam Kana yang kemudian pergi meninggalkan kamar.Kakinya melangkah membawa menuju dapur, te

  • Adoration   Perjuangan Meraih Restu

    “Pagi sayang,” sapa Baswara yang kini tersenyum menatap wajah Kana.“Udah jam berapa?” tanya Kana yang seketika kaget melihat Baswara sudah mengenakan kemeja rapi.“Kamu bobok aja. Aku harus melakukan panggilan video ke klien. Jadi aku harus mengenakan kemeja yang rapi kan?” ucap Baswara.Kana hanya bisa tersenyum geli melihat keadaan Baswara saat ini. Mengenakan kemeja dengan celana olahraga di bawahnya. Kana hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Baswara.“Jam empat?” gumam Kana yang tak menyangka bahwa ini masih pagi buta.“Yah, maaf kalau ganggu tidur kamu,” ucap Baswara yang kini kembali membuka kemejanya. Ia pun menaiki ranjang dan kembali berbaring. Tangannya memeluk manja tubuh Kana dengan kepala yang bersanda menyentuh lengan Kana.“Aku masih ingin tidur,” sambungnya setela

  • Adoration   Budak Cinta

    Tiada hari tanpa kemesraan dan kini Kana mulai terbiasa dengan hal ini. Tak hanya melakukannya di kamar, bahkan kini mereka berani melakukannya di banyak tempat. Seperti yang terjadi saat ini.Kana yang tengah asik duduk di taman pun dikejutkan akan kedatangan Baswara. Ia hadir membawa nampan berisi buah dan segelas jus jeruk. Bak pelayan yang sedang melayani putri raja, Baswara merundukkan badan untuk menyerahkan nampan.Seakan memainkan peran, Kana pun dengan angkuhnya berucap, “Sulangi saya!”Baswara pun tersenyum. Ia meletakkan nampan dan duduk di samping Kana. Tangan kanannnya siap hendak menyulangkan. Namun, bukannya mengangakan mulut. Kana justru kembali berlakon. Ia menunjuk ke arah lantai seraya berkata, “Enggak ada pelayan yang duduk sebangku dengan tuan putri!”“Ba, baik, Tuan putri,” ucap Baswara yang kini bangkit dan bersiap hendak berdiri dengan kedua

  • Adoration   Perjuangan Baswara

    Kana masih tidak menyangka ia telah menikah dengan Baswara. Hampir setiap malam ia tidak merasa tenang. Tidur dengan Baswara masih terasa asing untuk dirinya. Ia berulang kali menatap diri di cermin dengan jutaan perasaan yang bercampur aduk.“Kok aku jadi begini? Kenapa enggak bisa bersikap biasa aja?” gumamnya yang terus merasa ada sesuatu yang kurang dari wajahnya.Kembali teringat akan pembicaraan mereka di malam pertama. Saat itu Kana terlihat tak siap untuk tidur bersama Baswara. Sikapnya yang menjaga jarak dengan pria membuat ia bingung sendiri. Namun, ia sangat bersyukur karena Baswara sangat mengerti dirinya.“Kamu malu?” tanya Baswara sembari menatap genit Kana.“Ah, kamu udah makan?” tanya Kana mengalihkan pembicaraan.“Aku belum selera. Tapi aku mau makan yang ada di sini,” ledek Baswara. Ia semakin senang menggoda Kana

  • Adoration   Siasat Baswara

    “Aku mengirim seseorang untuk bekerja di sana. Ia orang yang cerdas. Dengan mudah ia bisa mengetahui semua informasi tentang perusahaan. Membaca kinerja dan cara kerja mereka. Dari dia pula, aku tahu kamu dipaksa menikah dengan Arya.”“Kenapa kamu diam aja? Apa kamu mau aku menikah dengan Arya?” ungkap Kana kesal. Ternyata selama ia terjepit keadaan, Baswara mengetahui dan memilih diam. Betapa kesalnya ia. Padahal ia begitu berharap akan kedatangan Baswara untuk membantunya.“Jangan begitu, wajah itu membuat aku ingin menciummu lagi dan lagi,” ucap Baswara dengan tangan menyentuh dagu Kana.Wajah cemberut Kana pun seketika berubah menjadi malu. Pipinya memerah, entah sejak kapan Baswara menjadi lembut dan perhatian begini. Hingga membuat Kana bertanya-tanya dalam hati, “Ini Baswara kan?”“Nah, gitu dong. Kan manis.”Kana

  • Adoration   Pengakuan Baswara

    Mulai terbiasa disentuh Baswara. Kini Kana tak lagi malu jika bermanja di rumah. Bahkan di setiap saat, keduanya terus lengket seperti perangko. Duduk di ruang tengah sambil membaca majalah, Baswara senang menjadikan paha Kana sebagai bantal. Begitu pula saat di taman, Baswara yang duduk bersandar pada bangku membiarkan lengannya menjadi sandaran Kana.Kebahagiaan yang Kana rasa ternyata juga dirasakan penghuni rumah lainnya. Mereka pun mulai mengatakan apa yang mereka ketahui tentang Arya.“Bun, maaf ya, Bun. Maaf banget. Sebenernya ...”Si Mbok pun membuka cerita. Ia berulang kali mendengar Arya menghubungi seseorang dan membahas harta yang akan didapatkan Soga. Arya berniat merubah jumlah itu dan membiarkan ia mendapat jatah cukup banyak setelah menjadi orang tua asuh Soga.“Kenapa Mbok baru cerita sekarang?” tanya Kana dengan nada sedikit kecewa. Meskipun begitu, ia tidak

  • Adoration   Daddy

    Baswara memutuskan untuk tinggal di rumah Soga. Mengawali hari yang baru di sana. Sebagai keluarga, Soga sudah menerima Baswara sepernuh hatinya. Bahkan mereka begitu dekat dan kerap menghabiskan waktu bersama. Membuat Kana geleng-geleng kepala melihatnya.“Bun, Soga berangkat dulu yah!” ucapnya sembari memberi kecupan pada Kana. Lalu berjalan mendekati Baswara melayangkan tinju yang kemudian dibalas dengan tinju Baswara. Lalu tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata, “Bye, Dad!”Terperangah, Kana merasa tak salah mendengar. Hingga ia pun mendekati Baswara yang sedang duduk di meja makan.“Daddy? Soga panggil kamu Daddy?” tanya Kana dengan wajah polos dan lugunya.“Kamu salah dengar kali,” jawab Baswara dengan cueknya.“Enggak kok. Aku dengar jelas tadi dia bilang ‘bye,dad’.”&ldqu

DMCA.com Protection Status