Share

Bab 17

Author: Butterfly 98
last update Last Updated: 2022-06-07 00:02:56
Aku tiba dirumah sakit dan langsung bertanya pada suster dimana letak kamar VIP adik dan suamiku.

susterpun memberiku arahan, aku pergi sesuai arahan suster tersebut. kutemukan ruangan VIP tempat adikku dan sebelahnya ruang VIP suamiku.

Yaa kamar mereka terpisah karena penyakit kulit yang mereka alami terdapat pada area selangkangan dan kelamin sehingga, mereka akan sering terlihat setengah bertelanjang hingga mereka bisa menggunakan celana lagi. Jadi tidak mungkin mereka sekamar.

sekarang posisiku tepat berada depan pintu kamar Tania.

ku lihat ia sudah berganti baju pasien, dan ada ayah yang duduk menemaninya disisi ranjang.

aku menutup mata dan meranik nafas lalu dengan tenang menggeser pintu ruang. “Tania, Ayah,” sapaku membuka pintu.

ayah spontan menoleh mendengar suaraku. "putriku, kamu sudah tiba."

"iya ayah, maaf aku terlambat." ku langkahkan kaki menuju ayah dan Tania.

ayah beranjak berdiri dan memelukku. "Kau baik-baik saja nak? Ayah sungguh sedih mendengar adik dan suamimu te
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Adikku, Pelakorku.   Bab 18

    Aku pergi meninggalkan Zico yang masih tertidur pulas.langkah demi langkah aku berjalan di lorong sembari melihat kebawah.setelah meyakinkan diri untuk menceraikan Zico diam-diam aku mencoba fokus memikirkan rencana selanjutnya.'bugh!' tanpa sengaja kepalaku menghantam sesuatu. "aduh,” rintihku memegang jidat.“Kau tidak apa-apa?” tanya suara bariton yang familiar .Aku mendongakkan, "Edward?" pekikku spontan.aku langsung menutup mulut karena reflek menyebut namanya secara langsung. padahal kita tidaklah dekat.“Ah, maksud saya maafkan saya pak Edward, saya tidak melihat jalan,” ujarku meminta maaf."keningmu tak apa?" tangan Edward terangkat hendak memegang jidatku.kepalaku menghindar, "saya tidak apa-apa pak. sekali lagi saya minta maaf tidak melihat jalan.""syukurlah, Tak perlu minta maaf. bukan kau yang menabrakku, tapi aku yang mendatangimu," ucap Edward.hening sejenak, Edward masih berdiri di depanku.karena canggung, aku mencoba untuk pamit pergi."kalau begitu, saya perm

    Last Updated : 2022-06-08
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 19

    sesampainya dirumah.sesuai janjinya Edward mengantarku hingga depan rumah, "Terimakasih sudah mengantarku," ucapku didalam mobil.“Tidak, aku yang harus berterimakasih karena telah meminjam waktumu untukku." Edward menoleh dan tersenyum.mendengar dan melihat senyumnya membuatku sedikit gugup. aku belum terbiasa berhadapan dengan sifatnya berbeda ini.“ya-yaudah, kalau begitu aku masuk dulu Edward. Hati-hati dijalan, selamat malam." ku buka pintu mobil dan pamit undur diri."tunggu," cegah Edward. aku spontan terhenti."iya?" tanyaku tersenyum canggung.“Berikan ponselmu." tangan kanannya menadah padaku.aku menyerit, ponsel? untuk apa Edward meminta ponselku?tanpa berfikir panjang aku mengambil ponsel di sakuku dan memberikan padanya.kini ponselku berpindah ke tangannya, ku lihat ia mengetik nomor dan menghubungi seseorang.mungkinkah Edward lagi gak punya pulsa? makanya dia minjem ponsel ku.“Ini, terimakasih." Edward mengembalikan ponselku.aku membalas mengangguk."masuklah dan

    Last Updated : 2022-06-09
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 20

    Hari berganti. aku kembali ke kantor seperti biasa, duduk sembari mengecek dokumen di ruanganku.ketukan pintu mengalihkan perhatianku.“Bella,” sapa Vio membuka pintu.“Vio, masuklah," kataku sembari menutup dokumen. kebetulan aku memang sedang menunggunya."apa kau sudah menghubungi pengacara Nowela?” lanjutku bertanya.“Sudah Bel, aku juga sudah membuat janji untukmu dengannya di kafe Bintang besok," jawab Vio.“baguslah, terimakasih."Vio melangkah mendekat sambil memperhatikan dokumen yang ku kerjakan, "Bella, bagaimana dengan semua berkas yang dibutuhkan untuk perceraianmu?”“Sudah Vio, semua berkas untuk perceraian sudah aku siapkan, aku tinggal mendapatkan tanda tangan Zico saja siang ini jadi ..." kalimatku menggantung, mataku melirik Vio.Vio menyerit heran, "jadi?"“Jadi abis jam makan siang aku ga lanjut ngantor ya, tolong lemburlah dan wakilkan aku hari ini,” kataku memasang senyum memohon.wajah Vio seketika mengerut, “arghhhh lembur lagi,” cibirnya melipat tangan.aku be

    Last Updated : 2022-06-10
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 21

    "kakak kenal kak Edward?” tanya Tania penasaran."tentu, dia adalah CEO dari perusahaan Albern Royal Group. dan saat ini perusahaan kami sedang bekerjasama dalam project penting. wajar kami saling mengenal." jawabku.“benarkah? berarti selain tampan dia juga kaya raya, bodoh sekali kakak menolaknya dulu." Tania tertawa dengan tatapan meremehkan."jodoh siapa yang tahu Tania, lalu apa kau akan menerima perjodohan itu?" tanyaku penasaran.Jika Tania mencintai Zico, mungkin dia akan menolak rencana perjodohan itu.Tania berfikir sejenak, tangannya menempel didagu, "ehm, aku berencana menerima perjodohan itu kak," ucapnya tersenyum.aku tertegun sesaat, bagaimana bisa dia berencana menerima perjodohan itu?"aku berencana akan menemuinya setelah sembuh nanti. tak sabar melihat setampan apa dirinya secara langsung." wajah Tania merona, kedua tangannya menitupi pipinya yang memerah."sepertinya kau sangat menyukainya ya? apa foto itu membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama?" aku menyipit

    Last Updated : 2022-06-11
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 22

    setengah jam setelah berbincang ria bersama ayah, aku pamit pulang.didalam mobil aku langsung menghubungi Edward.setelah dering kedua, Edward mengangkat telponku. [“halo Edward!”][“Bella, tumben kau menghubungiku duluan?”] suara bariton gagah itu terdengar santai.[“ehm begini, ada sesuatu penting yang ingin ku bicarakan padamu, bagaimana kalau kita bertemu sekarang?”] ajakku penuh harap.[“...”] sunyi ... tidak ada jawaban. aku menggigit bibir karena gugup, mungkinkah Edward ingin menolak ajakanku?[“Tidak bisa. untuk sekarang aku sibuk,”] jawabnya datar.Aku terdiam kecewa, sudah kuduga. tak heran jadwalnya memang padat.[“Oh, baiklah. maaf mengganggu.”] suaraku merendah.[“Tapi malam ini aku tidak sibuk, jadi bagaimana kalau bertemu nanti malam saja, kita makan malam di restoran Rich Secret jam 7 nanti."] spontan aku kembali bersemangat, tak ku sangka Edward mau berbaik hati meluangkan waktuk untukku nanti malam.["baiklah! terimakasih!"] kataku tersenyum cerah.[“dandan yang can

    Last Updated : 2022-06-12
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 23

    “Edward ..."Edward berbalik. sekejap aku terkesima, kilauan penampilannya membuat mataku silau, benar-benar ketampanan yang bercahaya.sepertinya aku sudah gila, hampir saja aku jatuh cinta padanya.tidak boleh! aku harus fokus pada tujuanku.aku melangkah mendekat ke arahnya. mata Edward melebar menatapku, ia tak bekedip sedikit pun."Edward?" telapak tanganku mengayun menyadarkannya."a-ah ya?" Edward akhirnya sadar matanya kembali berkedip.melihat raut wajahnya yang salah tingkah membuatku ingin jahil menggodanya, "apa penampilanku hari ini membuatmu terpesona?" kataku setengah bercanda."ya kau cantik sekali hari ini Bella," ucap Edward tersenyum."bukan hanya aku saja, kau juga terlihat sangat tampan. gaya rambutmu yang baru membuatmu terlihat berbeda," tuturku. tentu saja aku bekata jujur, karisma Edward makin bertambah.Edward tersenyum memalingkan wajahnya, aku menyerit heran. ada apa dengannya?setelah diperhatikan, telinga Edward memerah.apa dia sedang malu karena dipuji?

    Last Updated : 2022-06-15
  • Adikku, Pelakorku.   Bab 24

    "Terimakasih atas makan malamnya,” ucapku didalam mobil.Setelah makan malam, Edward menawarkan diri untuk mengantarku pulang, aku menerimanya jadi aku menyuruh supir untuk membawa mobilku pulang lebih dulu.“Apa aku boleh singgah sebentar?” Edward menoleh menatapku.aku menyerit heran, kenapa tiba-tiba dia ingin singgah?“Kalau tidak boleh, tidak apa-apa," ucap Edward dengan raut menekuk.“A-ah boleh kok, aku juga baru ingin menawarkanmu untuk singgah sebentar," kataku sembari menggaruk pipiku dengan ujung jari. sebenarnya aku tidak enak menolaknya, jadi aku berkata begitu.Edward keluar duluan dari mobil lalu berjalan membukakan pintu untukku.“ayo kita masuk bersama,” ajaknya mengulurkan tangan.Aku menerima uluran tangannya, "terimakasih."saat aku hendak melangkah, Edward tiba-tiba membuka jasnya dan memakaikannya padaku.“Kasihan punggungmu kedinginan," ucapnya memakaikan.Aku mengangguk sembari tersenyum, kemudian mempersilahkannya untuk masuk kerumahku...pelayan menyambut kam

    Last Updated : 2022-06-18
  • Adikku, Pelakorku.   bab 25

    hari berganti dengan pagi yang cerah. aku kembali bekerja dikantor seperti biasa, tak lupa aku membawa berkas yang diperlukan yang ingin kuberikan pada pengacara Nowela nanti.“Bella." Viona datang memasuki ruanganku. suaranya terdengar tidak bersemangat dan wajahnya juga tampak murung.“ada apa Vio?” aku menghentikan sebentar pekerjaanku.“Ini, berkas projek yang akan dipakai rapat besok lusa, ada beberapa halaman yang sudah aku perbaiki karena tidak sesuai dengan perencanaan awal. Kamu periksa saja dulu, kalau tidak ada masalah langsung saja tandatangan." Viona menaruh berkas dengan lesu.Aku dan Viona sudah lama berteman, kami berteman sejak kuliah lalu kami semakin dekat hingga menjadi sahabat, tetapi aku menganggapnya lebih dari itu, ia sudah seperti saudaraku sendiri, ia peka dan sangat peduli padaku.Aku juga sangat sayang dan peduli padanya, kami bahkan menggunakan bahasa informal walaupun aku seorang atasan sekaligus bos pemilik perusahaan. Tidak ada kata bos dan bawahan diant

    Last Updated : 2022-06-19

Latest chapter

  • Adikku, Pelakorku.   Bab 71

    "Terima! terima! terima!" David, Brian, Rachel bersorak bersamaan.Edward mengangkat telapak tangan, sorakan itu seketika berhenti. "Bella, aku sudah pernah mengungkapkan perasaanku padamu sebelumnya. Ku harap kali ini kau menerimanya," ucap Edward masih di posisinya.Ku tutup mataku sejenak, lalu menatapnya. Sebenarnya aku belum yakin untuk memulai berumah tangga lagi, aku masih belum siap. Aku sangat takut akan kegagalan dan penghianatan. Aku tahu Edward bukan orang yang seperti itu, tetapi ketakutan tetaplah ketakutan.Ku layangkan pandangan ke semua sisi, persiapan yang begitu niat dan mewah dibuat khusus untukku. Zico saja tidak pernah melakukan ini, jika aku menolaknya maka aku akan menyakiti usaha dan juga orang-orang yang hadir disini."Ya, aku bersedia," jawabku tersenyum.Mata Edward melebar binar, ia berdiri dan tersenyum bahagia menatapku. "Sungguh?" tanyanya yang ku jawab dengan anggukkan.Spontan Edward memelukku erat, "kau sudah menerimaku, jangan harap untuk berubah pi

  • Adikku, Pelakorku.   bab 70

    Seusai makan siang itu, Edward mengantarku dan Viona kembali ke kantor."Bella, apa malam ini kau ada waktu? aku ingin membawamu ke sesuatu tempat," ucap Edward di dalam mobil. Aku menatapnya sebentar, "kemana?" tanyaku.Edward tersenyum, "rahasia, kau akan tahu nanti. Berdandanlah yang cantik," jawabnya. Mendengar itu membuatku merasa dejavu, ini mengingatkanku saat pertama kali dinner bersamanya."Ehem, ehem, bisakah aku turun dulu, baru kalian lanjutkan percakapan romantisnya?" sela Viona yang duduk di kursi belakang. Ia melipat tangan sembari melirik kami berdua."Ba-baiklah, nanti kau bisa menjemputku di rumah," ujarku pada Edward, tak ingin Viona menunggu lama. Aku membuka pintu mobil dan keluar, disusul juga dengan Viona yang ikut keluar."Oke sampai jumpa nanti malam," ujar Edward didalam mobil, aku membalas tersenyum dan melambaikan tangan padanya."Apa hubungan kalian sudah ada kemajuan?" tanya Viona tiba-tiba."Kemajuan apa yang kau maksud?" aku bertanya balik padanya."Kem

  • Adikku, Pelakorku.   bab 69

    PoV Arbella…Sudah sebulan semenjak aku mengirim Tania dan Zico ke desa itu. Sekarang aku sudah tinggal kembali dirumah utama bersama ayah dan bibi. Sedang rumah lamaku telah terjual dua minggu yang lalu.Bulan lalu, aku memberitahu ayah. Bahwa aku sudah tahu tentang identitas Tania yang bukan adik kandungku. Awalnya ayah meminta maaf telah merahasiakannya, dan aku menolak permintaan maaf itu. Bagiku keputusan ayah dan mendiang ibu tidaklah salah, jadi tidak seharusnya ayah meminta maaf.Seandainya sejak awal Tania tidak mengkhianati ataupun berencana membunuhku, mungkin aku juga akan memilih untuk tidak mendengar rahasia itu.Berbicara tentang Tania, aku memberi tahu pada ayah, bahwa aku mengirimnya ke desa Geneva. Respon Ayah hanya diam, namun sorot matanya menyembunyikan kekhawatiran. Sebagai penenang aku bilang walau kota itu sedikit berbahaya, namun ada bawahan Edward yang menjaganya. Ayah menghela nafas lega setelah mendengar itu.Begitulah ayah. Sejahat apapun anaknya membuat l

  • Adikku, Pelakorku.   bab 68

    PoV Tania 2 ..."Tania … Tania … Bangunlah!" panggilan seseorang dan nafas yang begitu bau membangunkanku setengah sadar. Dengan sayup-sayup perlahan membuka mataku."Tania, …" Mataku terbelalak melihat wajah Zico yang begitu dekat dan bertelanjang dada. Sontak aku bangun dan mendorongnya. Tanganku kini kembali terikat, kepalaku terasa begitu pusing, dan kakiku yang begitu sakit.Zico terdiam dengan tangan yang juga terikat, aku menolah-noleh. Ternyata aku kembali kedalam mobil box, bedanya yang ini lebih sempit. Hanya ada aku dan Zico didalamnya.Mataku melebar melihat tubuhku yang hanya mengenakan pakaian dalam. "D-dimana bajuku?" tanyaku menyilangkan dada.Zico menatapku dingin, "seharusnya aku yang bertanya seperti itu! dimana bajumu? kenapa kau kembali dengan bertelanjang!" tanyanya setengah berteriak.Aku memalingkan wajah dan melirik kakiku yang dililit acak menggunakan bajunya."Kenapa kau diam saja? apa benar kata penjaga itu kau berniat menggodanya? katakan!" seru Zico, mata

  • Adikku, Pelakorku.   bab 67

    PoV Tania.…Hawa yang pengap didalam sebuah box mobil, aku tengah bersandar sembari berbagi udara dengan satu pria bodoh dan dua pria yang tak ku kenal.Walau tanganku telah diikat kembali, tetapi penutup mataku sudah dilepas. Tidak ada pemandangan, hanya cahaya remang dan rasa sesak untuk bernafas. Aku membenci ini!Kenapa? kenapa semua harus berakhir begini?Ku pikir dengan kepulangan ayah itu akan membebaskanku dari neraka buatan ini. Tapi apa? ayahku, satu-satunya harapanku malah tak berpihak padaku. Rasa sesak hatiku yang merasa sangat tidak adil! tanpa sadar rasa marah itu membuatku mengungkap rahasia dengan mulutku sendiri.Apa aku menyesal? tidak juga. Saat melihat raut wajah Kak Bella yang tak berdaya membuatku sedikit terhibur. Kak Bella sangat lemah terhadap kesehatan ayah, kenapa aku tidak menggunakan kesempatan itu dari awal?Aku ingin sekali membuat Kak Bella mencium kakiku, tapi aku malah berada disini! menyebalkan!Tiba-tiba mobil terhenti. "Apa kita sudah sampai?" tan

  • Adikku, Pelakorku.   bab 66

    Aku menghela nafas, kemudian menuntun Bibi untuk duduk disofa bersama. "Bibi, sungguh aku sangat terkejut mendengarnya. Apa semua itu benar? Tania bukan adik kandungku? mengapa aku tidak tahu?" tanyaku. Kenyataan itu membuatku masih terkejut, aku ingin tahu semua kebenarannya."Baiklah, akan Bibi katakan. Sebenarnya ini adalah rahasia yang ingin dijaga ibumu Bella. Kau tahu ibumu adalah wanita baik. Sebenarnya, ibumu memilik seorang adik angkat yang diselamatkan dari korban KDRT, namanya Wenda. Ibumu sangat menyangi adik angkatnya itu seperti adiknya sendiri ...""... Tetapi Wenda sangat berbanding terbalik dengan ibumu. Jika ia menginginkan sesuatu harus terpenuhi. Suatu ketika dua bulan sebelum pernikahanku, aku memperkenalkan calon suamiku Devan. Itu adalah awal petaka bagiku, karena setelahnya. Sehari sebelum pernikahanku. Tiba-tiba Wenda mengaku tengah hamil anak Devan ...""... Kau tahu betapa hancurnya duniaku saat itu Bella, aku bahkan sampai pingsan karena terkejut. Tanpa tah

  • Adikku, Pelakorku.   bab 65

    Selepas ayahku dibawa ke rumah sakit, David mengantar kami ke tempat ayahku dirawat. Perasaan campur aduk menghampiriku saat menunggu dokter keluar dari ruang ICU.Aku terus memegang tanganku berharap dan berdoa Ayah akan baik-baik saja. Sesekali Bibi dan Edward mengiburku yang terus gelisah, tapi aku tetap tidak bisa tenang.Sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan Ayah, buru-buru aku menghampirinya dan bertanya keadaan ayahku."Syukurlah pasien dibawa tepat waktu, ia berhasil melewati masa kritisnya. Namun karena masih dalam pemulihan, saat ini keluarga tidak diizinkan menjenguk hingga pasien sadar," tutur dokter.Aku mengangkat kepalaku sembari mengusap lega, "syukurlah ayah tidak apa-apa," gumanku mengatupkan tangan.Tidak lupa aku berterimakasih pada dokter sebelum ia pergi.Bibi memelukku haru,"syukurlah Bella, ayahmu sekarang baik-baik saja." Aku mengangguk membalas pelukan Bibi.Seusai memeluk Bibi, pandanganku menoleh pada sosok pria tegas yang tengah duduk di kursi tunggu.

  • Adikku, Pelakorku.   bab 64

    PoV Arbella...Dua hari berlalu sejak aku menikahkan pasangan penghianat itu, sesuai rencana. Hari ini, aku dan Edward kembali menemui Tania dan Zico dirumah hitam, aku membawa dua paperbag dan melemparkannya ke dalam sel."Apa ini?" Zico meraih paperbag itu dan membukanya, "baju?" dia menoleh padaku dan mengernyit."Ya itu pakaian untuk kalian, tidak mungkin kalian akan pergi dengan tampilan lusuh seperti itu."Zico terdiam memandangi baju yang dipegangnya, sedang Tania terlihat tidak tertarik sama sekali."Pakailah cepat," kataku berbalik pergi. Namun tiba-tiba ponselku bergetar, aku mengambil ponselku dari saku. Ternyata Rachel yang meneleponku.["Halo Rachel,"] ucapku mengangkat telepon.Hening sejenak, aku mencoba memanggilnya lagi. ["Rachel?"]["Be-Bella, Ayah dan Bibimu ada dirumah sekarang."]Mataku membulat sempurna mendengarnya, ["Ayahku ada dirumah?"] seruku terkejut.["Y-ya dia memintaku menghubungimu dan menyuruhmu untuk pulang bersama Tania,"] ucap Rachel gugup.Pandanga

  • Adikku, Pelakorku.   bab 63

    PoV Zico 2...Hingga keluar dari gedung, senyumku tak henti-hentinya mengembang. Ternyata mantan istriku benar-benar baik sampai repot-repot mengurusi pernikahan kami. Aku gak sabar pengen cepat pulang dan menikmati hidup yang baru bersama Tania, istriku.Mertuaku adalah ayah yang royal pada anaknya, meskipun Tania tidak memiliki perusahaan. Pasti ayahnya akan memberi rumah dan modal sebagai hadiah pernikahan kami, aku tak sabar menerima itu.Tapi ada yang aneh, mengapa Tania terus diam? ia bahkan tidak mengukir senyum indahnya sepertiku. Ntahlah mungkin dia masih lelah.Tania masuk ke mobil duluan, diiringi dengan aku yang duduk disampingnya."Selamat atas pernikahan kalian," ucap pria yang di panggil Brian itu. Ia menyengir dan memberi dua penutup mata padaku.Aku mengernyit heran, "untuk apa itu? bukankah kalian akan mengantarku pulang kerumah?"Pria itu tertawa, "memang kalian punya rumah? Edward menyuruhku membawa kalian kembali ke sel terlebih dahulu, nikmatilah malam pertama ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status