Beranda / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Bab 155: Yang Cantik di Dalam Spanduk

Share

Bab 155: Yang Cantik di Dalam Spanduk

Penulis: Ayusqie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 23:50:06

Bab 155: Yang Cantik di Dalam Spanduk

Selang beberapa jam kemudian..,

“Syukurlah, akhirnya kelar juga,” batin Hekal, seraya berjalan keluar dari areal perkantoran Samsat.

Hekal sama sekali tidak menyangka, bahwa urusan pembayaran pajak, administrasi STNK dan TNKB ternyata lebih cepat dari yang ia duga sebelumnya.

Harus dia akui memang, ada banyak kemajuan di kantor Samsat ini, di mana sebagian besarnya telah menerapkan sistem online.

Di tangannya sekarang sudah ada STNK yang baru, dengan surat ketetapan pajak motor yang baru, plus sebuah pelat nomor yang juga baru.

Di dalam hati sang driver ojol part time ini, ada sebuah kepuasan tersendiri, dan itu semua berkat lunasnya kewajiban dia sebagai warga negara.

Hekal terus berjalan menuju tempat motornya terparkir, sembari mencabut ponsel dari saku celana untuk melihat jam.

“Pukul sebelas tepat,” batinnya,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 156: Miliki!

    Bab 156:Miliki! DUA JAM KEMUDIAN..,Hekal sudah menyelesaikan ujian psikotes. Ia juga sudah menyelesaikan tes kesehatan. Bahkan barusan tadi, ia sudah membayar biaya administrasi dan berfoto untuk keperluan identitas dirinya di kartu SIM yang baru nanti.Hekal masih duduk di dalam sebuah ruangan besar, pada barisan kursi yang kesemuanya dipenuhi oleh orang-orang dengan keperluan yang sama. Sang teknisi Naikin ini hanya tinggal menunggu proses pencetakan SIM-nya.Ketika Hekal masuk ke dalam ruangan ini, ia terlalu berfokus dengan banyaknya orang-orang. Sehingga ia tidak sadar, ketika mengambil duduk di sebuah kursi yang paling pojok, ternyata, di sisi kanannya tepat, ada sebuah banner yang berdiri berdampingan dengan sebuah tanaman artifisial penghias ruangan.Hanya sejarak gapaian tangan, banner itu berisi gambar seorang Polwan yang sedang memegang sebuah kartu SIM, dan seakan-akan ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 157: Jari Yang Tak Berbunyi

    Bab 157:Jari Yang Tak Berbunyi Pukul lima sore tepat, Olive menghentikan mobilnya di tepi jalan raya, tak jauh dari dealer Naikin Electronic. Ia membungkuk-bungkukkan tubuh, melintaskan pandangannya menembus kaca mobil menuju ke gedung Naikin sana.“Jam segini, mudah-mudahan Hekal belum pulang,” kata Olive dalam hati yang harap-harap cemas.“Dia sendiri pernah cerita ke aku. Dealer Naikin ini tutupnya jam enam sore, tapi khusus untuk teknisi pulangnya jam lima, karena masuk kerjanya juga jam delapan pagi, atau lebih cepat dari para SPG dan petugas admin lainnya.”Olive mendongak-dongakkan kepalanya. Pupil matanya melebar, mengidentifikasi sosok orang-orang yang tampak di dalam gedung dealer Naikin itu.“Kalau Hekal pulang nanti, dia pasti lewat sini, di depan mobilku. Mudah-mudahan dia tidak hafal, tidak ngeh dengan mobilku ini. Supaya aku bisa memanggil dia, sambi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 158: Nafsiatun Anak Pak Dullah

    Bab 158:Nafsiatun Anak Pak Dullah “Atau begini, hemm, anu, ini, eee.., maksud saya, apakah saya bisa ketemu dengan dia?”“Waduh, sepertinya tidak bisa deh, Bu.”“Lho, kenapa?” Susul Olive dengan kecewa.“Teknisi yang bernama Hekal itu sekarang sedang cuti.”“Cuti?” Paras Olive berubah drastis.“Iya, Bu.”“Emmm, berapa hari?”“Kalau tidak salah info, katanya sih cuma dua hari.”“Urusan apa ya?”“Saya kurang tahu juga sih, Bu. Pulang kampung, mungkin.”“Oh, begitu..,” Olive mengangguk-angguk, berusaha menahan rasa gusar dan kecewanya.“Ya sudah deh kalau begitu, lain kali saya ke sini lagi. Terima kasih ya?”“Yup, sama-sama, Bu.”Olive cepat memutar badan, lalu cepat pula berjalan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 159: Prett!

    Bab 159:Prett! “Bagaimana, Kal? Hemm? Sudah terasa di kamu?”“Huh! Memangnya enak dicuekin!”Tuiingg..!Pesan dari Hekal pun masuk lagi. Kali ini bukan pesan teks, tetapi berupa gambar atau foto. Olive pun sontak merasa heran. Cepat ia mengklik foto yang dikirim Hekal itu. Belum pun kiriman foto dari Hekal ini terbuka..,Tuiiingg..! Masuk lagi pesan yang kedua dari Hekal, berupa foto juga. Lalu..,Tuiing..! Pesan yang ketiga juga berupa foto.Cepat Olive membukanya sembari berniat akan mencibirinya lagi. Namun, betapa terkejutnya sang Polwan ini saat melihat foto yang kini tertampil di layar ponselnya.Wajah kekanakannya yang tadi nyinyir, sontak terperangah dan berubah menjadi kaku, mengeras, dan..,“Aaaaakh..!” Pekik Olive sejadi-jadinya, seraya menjatuhkan ponsel begitu saja di atas kasur.Olive merasa kesal. Rasa kesalny

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 160: Maha Kece

    Bab 160:Maha Kece “Ah, ya sudahlah,” pikir Olive kemudian.“Kalau aku gagal memberi kejutan untuk Hekal, paling tidak dia sudah mengetahui kalau aku ini seorang Duta Keselamatan Lalu Lintas.”“Jadi, sekarang kamu sudah sadar kan, Hekal, bahwa aku ini adalah seorang wanita yang istimewa? Kalau masih tidak sadar juga, alah, entahlah.”Akan tetapi, pikir punya pikir, Olive lantas merasa penasaran. tentang bagaimana Hekal bisa mendapatkan ketiga foto berisi banner atau reklame dirinya.Setelah tawanya berhenti, Olive pun mengetik pesan untuk Hekal.“Kamu dapat dari mana foto ini, Kal?”Tuiingg..! Balasan Hekal segera datang.“Aku jepret sendiri,” begitu jawabnya.“Maksud kamu?”Tuiiingg..! “Tadi aku mengurus pajak dan perpanjangan STNK motorku di kantor Samsat. Setelah itu aku pergi ke R

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 161: Naik ke Awan

    Bab 161:Naik ke Awan Sang janda yang merana ini berharap, bahwa Aje-lah yang akan menerima order darinya.Kali ini, apakah Karin akan berhasil mendapatkan Aje?********DI TEMPAT LAIN..,Untuk sementara, Aje mematikan aplikasi drivernya. Jaket seragam Ayo-Jek-nya juga sudah ia tanggalkan dan ia simpan pula di dalam bagasi motor. Ia punya satu keperluan yang membuatnya terpaksa melakukan itu.Juga karena keperluan itu pula, sekarang ia memasuki lift yang ada di sebuah gedung pencakar langit. Gedung ini merupakan salah satu dari beberapa gedung yang paling tinggi di kota Bandar Baru.Setelah pintu lift tertutup, Aje lantas memencet tombol dengan tampilan nomor yang paling besar. Artinya, ia akan menuju ke lantai yang paling atas pada gedung ini.Diselang-seling dengan penumpang lift yang masuk dan juga keluar, hingga tak lama kemudian.., ting! Terd

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 162: Tujuh Wajah

    Bab 162:Tujuh Wajah “Kamu sudah mengambil buah jeruk itu..,”“Seperti dulu kamu mengambil buah jeruk milikku waktu pertama kali kita bertemu..,”Aje tersentak. Cepat ia menoleh ke arah asal suara. Segera saja ia melihat seorang wanita yang tengah duduk dengan posisi yang membelakangi dirinya.Pantas saja Aje tidak melihatnya ketika baru sampai tadi. Sosok wanita itu rupanya tersembunyi di antara dua pot bunga yang berdaun rimbun.Sekian detik kemudian, wanita itu menoleh pada Aje. Sekali lagi sang driver ojek ini pun tersentak. Sebuah ingatan dari masa lalu berkelebat-kelebat di dalam benaknya. Sayang, ingatan terhadap paras wanita ini begitu samar.“Wanita ini.., wanita ini..,” desis Aje dalam hati.“Sepertinya aku pernah bertemu dengan dia..,”“Di mana??”Nona X, adalah wanita yang sangat cantik untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 163: Tahi Lalat

    Bab 163:Tahi Lalat “Coba lihat, apakah ada kutil di belakang leherku ini?”Lisa menyipitkan sedikit matanya, menelisik bagian belakang leher Aje itu.“Tidak ada kan??” Tanya Aje, masih menunduk. Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perlahan. Wajahnya mulai pias, dan sorot matanya seperti orang yang telah kehilangan harapan. Aje menarik tubuhnya lagi dari meja.“Ada lagi? Ciri-ciri fisik Rio yang paling kamu ingat?”Lisa menelan ludah. Leher jenjangnya tampak naik turun ketika ia melakukan itu. Sebentar kemudian, ia pun teringat sesuatu.“Dia.., dia.., dia pernah menjalani operasi usus buntu,” katanya lagi pada Aje.Saat ini, Aje benar-benar tak perduli jika yang ia lakukan ini adalah tabu. Sungguh ia ingin lepas dari segala syak wasangka yang telah menderanya selama ini.Maka spontan saja ia menggeser kursi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09

Bab terbaru

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 303: Selendang Cinta

    Bab 303: Selendang Cinta “Saya terima nikah dan kawinnya Karin Jazmina Zachrie binti..,” Kalimat Aje terputus lagi! Bintinya, binti siapa? Aje lupa! Siapa tadi nama ayah kandung Karin? Siapa tadi namanya, ini, lelaki di hadapanku yang menggenggam tanganku ini! Mengapa lidah Aje menjadi kelu begini? Tiba-tiba saja hatinya bergetar dahsyat. Ia merasa tengah berada di dalam sebuah dimensi yang tak terdefinisi. Seakan-akan ia berada di suatu kegelapan, di mana sekarang tengah dipampangkan di depan matanya, seluruh kolase hidupnya yang bersambungan bak deretan potret. Dia yang dulu menikah dengan Diana., Dia yang dulu menjalani hidup nan bahagia.., Diana yang kemudian mengandung.., Diana yang dimasukkan ke ruang operasi…, Diana yang tak sadar dan terus pergi.., Darah Aje mendesir begitu derasnya. Bulu romanya pun serentak meremang. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Namun, tiba-tiba kegelapan yang menyungkupinya tadi menghilang. Digantikan suasana yang terang benderang, de

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri

    Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri “Eeem, ini, Abang ada masalah, Kal.”“Masalah? Masalah apa, Bang?”“Jadi begini, besok malam, eee.., besok malam.., Abang mau.., ini, ckk, eee..,”“Mau apa?” Kejar Hekal.“Emmm, Abang mau melamar seseorang.”“Melamar?”“Iya.”“Siapa?”“Kamu pasti tahu orangnya.”“Mbak Karin?”“Iya.”“Tunggu, tunggu dulu, Bang.”“Kenapa?”“Aku bilang cie dulu ya.”“Silah..,” belum sampai ‘kan’, Hekal sudah,“Ciiieeeee..!”Nah, masalahnya adalah, Aje sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Kerabat terdekat ayahnya yang dituakan justru tinggal di kota yang berbeda dan itu jauh.Aje bisa saja, dan ia berani melakukan itu, melamar Karin seorang diri. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan etika.Semestinya, untuk berbicara dengan orang tua Karin harus melalui perantara orang tua juga, dalam hal ini keluarga.“Abang sudah meminta tolong Pak Sali untuk menjadi perwakilan keluarga Abang. Tapi, dia tidak berani. Grogi, begitu katanya.”“Oh, begini saja, Bang. Aku ada ide.”“Ap

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 301: Bunda Untuk Tiara

    Bab 301:Bunda Untuk Tiara Aje mengendarai motornya dengan perasaan yang melambung. Seakan-akan ia baru saja menghirup gas helium, membuat dirinya dan juga motornya terasa amat ringan.Rasanya seperti mau terbang saja. Mungkin benar apa yang dikatakan pujangga lama dari antah berantah itu, bahwa bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka tak butuh sayap!Seperti inikah dampak dari sesuatu yang dinamakan asmara itu?Apakah ini merupakan pengalaman yang paling baru bagi Aje?Tidak juga. Bersama almarhumah Diana dulu ia pernah merasakan gejolak yang seperti ini. Momen ketika dulu ia bertemu dengan almarhumah Diana pun kembali membayang di dalam benak Aje, seiring dengan perjalanannya bermotor kembali ke rumah.Di dalam bus metro, ya, di situlah ia dulu bertemu dengan Diana sewaktu masih tinggal di Jakarta. Cerita pun bergulir dari beberapa pertemuan hingga menjadi perkenalan.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 300: Kamu Oke Aku Pun Oke

    Bab 300:Kamu Oke Aku Pun Oke “Ayim!”“Jazmin!”Tiba-tiba saja, bumi berhenti berputar, angin berhenti berhembus, bunga dan pepohonan tak bergerak, kupu-kupu diam mengambang.., semua yang ada di taman ini seakan terpasung pada waktu yang abadi.Pelan-pelan, Karin melirik ke arah Aje. Pelan-pelan juga Aje melirik ke arah Karin. Beberapa detik mereka berdua saling bersitatap, lalu serentak saling mengalihkan pandangan. Canggung, grogi, gugup, kikuk.Aje dan Karin telah tertangkap basah dengan kata-kata mereka sendiri, Saat ini Karin merasa bagai pencuri ayam yang terkurung di dalam kandang.Aje pun merasa bagai maling celana dalam yang dipergoki sang pemilik jemuran.“Naaah..!” Kata Olive menunjuk Hekal. “Sudah dengar Kakak kan? Gebetannya Mbak Karin itu cuma Ayim!”“Sudah dengar juga kamu kan?” Sahut Hekal pula. &ldq

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 299: Ayim & Jazmin

    Bab 299:Ayim & Jazmin Aje mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedikit lebih dari biasanya. Ia tidak ingin Hekal terlalu lama menunggu, lalu membuat penerima paket pun ikut menunggu.Barang yang tidak biasa, dengan layanan yang tidak biasa pula. Butuh cepat, begitu kata Hekal tadi. Ongkosnya saja dua kali lipat dari yang semestinya.Sesekali Aje berhenti di lampu merah, atau di ruas jalan yang kebetulan sedang ada kemacetan. Ia barengi proses mengendara motornya itu dengan berpikir, tentang apa pun yang kebetulan melintas di dalam benaknya.Nah, tiba-tiba ia teringat lagi pada mimpinya beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang wanita di bawah joglo yang ditunjukkan almarhumah Diana.Atau, bagaimana jika.., joglo dalam mimpinya itu memiliki pengertian yang tidak harfiah. Artinya bukan joglo dalam bentuk fisik, tapi joglo dalam bentuk yang.., heemm, Aje terus berpikir, terus melamun, se

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 298: Yang Bertengkar

    Bab 298:Yang Bertengkar Sepanjang perjalanannya menuju alun-alun ini, benak Karin terus diganggu dengan banyaknya pertanyaan. Ia tak habis pikir, masalah apa yang sedang dihadapi Olive itu hingga ia meminta bantuan pada dirinya.“Mudah-mudahan, Olive nanti bisa kuat dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Hekal,” harap Karin dalam hati.“Mudah-mudahan aku tidak perlu campur tangan.” Olive bilang di telepon tadi, dia bertengkar dengan Hekal suaminya itu. Pasal apakah? Apakah ini menyangkut fisik Olive yang tidak sempurna lagi dan Hekal yang kakinya juga cacat?“Sepertinya, tidak mungkin.” Bantah Karin pula.Sebab, dengan pandangannya sendiri ia bisa menilai ketulusan Hekal pada Olive dan begitu juga sebaliknya.Atau, ada rahasia lain?Misalnya, Olive frigid, dan Hekal impoxten hingga tak mampu menafkahi batin istrinya itu? Hemm,

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Antara Tangisan dan Orderan

    Bab 296:Antara Tangisan dan Orderan Masih pukul sepuluh pagi, Karin ingin mengambil break dari pekerjaannya dengan keluar menuju kantin yang terletak di antara komplek perkantoran Ditreskrimum dan Ditlantas.Ia berharap segelas teh manis dengan campuran irisan lemon bisa menyegarkan pikirannya.Sejak kemarin ia diperintah oleh Kompol Corina untuk membaca-baca buku, artikel, atau jurnal yang membahas psikologi wanita.Ini terkait dengan sebuah kasus kekerasan dari sebuah Polres yang sekarang tengah mendapat supervisi dari komandannya itu.Karin membaca, membuat resume, dan menyunting semua hal yang perlu dari bacaannya itu, untuk selanjutnya nanti akan ia diskusikan bersama.Tak sampai dua menit kemudian Karin telah sampai di kantin dan segera memesan segelas teh lemon.Ia sengaja memilih duduk di meja yang paling pojok. Selain karena memang itu nalurinya sebagai petugas rese

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Lumer

    Bab 296:Lumer “Aku tadi sudah ke Rowo Bening, Bang,” kata Hekal mulai buka percakapan.“Hem-hem? Ke tempat siapa?”“Tentu saja ke rumah Abang.”“Nah, Abang kan lagi mengojek.”“Itu dia yang aku lupa. Ya sudah, sekalian saja aku silaturrahmi ke rumah Kak Eda. Sekalian juga aku nengokin Tiara.”Aje tersenyum. Ia memindahkan jaket Ayo-Jek-nya dari meja ke kursi, supaya ia bisa melipat tangannya di meja itu. Cangkir kopinya ia geser juga sedikit.“Pantas saja aku pangling dengan Tiara ya, Bang.”“Kenapa?”“Tiara makin comel begitu, pipinya makin chubby, rambutnya pun makin panjang.”Aje tersenyum lagi.“Tiara rupanya sudah lupa dengan aku, Bang. Mau kugendong dia tak mau. Mau kucium apa lagi. Aku keluar dulu, beli es krim, barulah dia mau kugendong. Hahaha.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 295: Duren Montong

    Bab 295:Duren Montong Sepanjang perjalanan pulang ini Aje sesekali tersenyum. Ia merasa geli ketika teringat keberhasilannya melakukan ‘prank’ kecil pada Karin di gazebo tadi.Begitu lucunya mungkin bagi sang Polwan itu. Sampai ia tertawa tergelak-gelak. Berhenti sebentar untuk bertanya jawab, lalu tertawa dan tergelak-gelak lagi.Karin bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya dan mencubiti bahu Aje.Memori di gazebo belum lama tadi ia padan-padankan dengan memorinya yang dulu bersama almarhumah Diana.Prank pura-pura tertidur akibat terkena hipnotis sendiri, dulu juga pernah ia lakukan pada istrinya itu.Betapa senang dan gembiranya Diana ketika itu. Ia tertawa begitu lepas, dan menggeram-gerami dirinya dengan pukulan bantal guling.Aje lalu menangkap bantal guling, menarik tangan Diana pula, lalu segera menyambar bibir Diana yang merona itu dengan ciuma

DMCA.com Protection Status