Beberapa pelayan berjejer rapi menyambut Erika. Namun, Erika yang sedang buru-buru ingin mengajak Awan untuk memeriksa kakeknya, hanya mengangguk singkat dan segera pergi ke kamar utama tempat kakeknya berada.
Meski sudah terbiasa dengan kedatangan tamu asing yang biasanya, mereka adalah ahli medis yang diundang oleh keluarga Harsya untuk mengobati tuan besar Harsya.
Hanya saja, ahli medis yang belakangan datang jumlahnya semakin sedikit dan ada rumor yang mengatakan kalau penyakit tuan besar Harsya sudah tidak bisa lagi disembuhkan.
Alasannya, kebanyakan ahli yang datang adalah ahli terkenal yang reputasinya sudah teruji di dunia medis. Meski begitu, belum ada satupun di antara mereka yang dapat mengetahui apa penyakit yang diderita oleh tuan besar Harsya apalagi menyembuhkannya.
Itu sebabnya, banyak dokter ahli yang sudah mundur duluan ketika perwakilan keluarga Harsya mengundang mereka.
Namun, hari itu berbeda.
Saudara sepupu laki-l
Erika menatap Awan terkejut. Ia tidak tahu apa Awan berkata jujur atau tidak, yang jelas ia cukup syok saat mendengar jawaban jujur Awan.Salahnya juga, karena tidak menggali informasi tentang Awan lebih dalam. Saat asistennya mengatakan kalau Awan bersih dan tidak memiliki catatan kriminal apapun, Erika merasa cukup informasi dengan informasi tersebut.Sekarang, begitu sepupunya menyerangnya dengan latar belakang Awan, Erika sempat meragukan keputusannya sendiri.Mendengar jawaban Awan, siapapun pasti akan mengira kalau Erika pasti sengaja membodohi semua orang dan mempermainkan nyawa tuan besar. Lupakan tentang Erika membawa seorang penipu seperti yang dikatakan oleh Jay, fakta bahwa Erika berani mempermainkan nyawa sang kakek dapat membuatnya dihukum dan bahkan di usir dari keluarganya.Erika sempat goyah sesaat. Namun saat ia menatap ke dalam mata Awan dan melihat ketenangan yang ditunjukkannya, membuat perasaan gamang yang sempat muncul dalam dirinya seakan terangkat begitu saja
Tangan Alice terhenti di udara dan ekspresinya berubah kesal."Hei, siapa kamu sampai berani mengkritik apa dokter Alice?" Hardik asisten Alice pada Awan dengan nada kesal.Mereka sudah lama bekerja dengan Alice jadi sudah sangat paham bagaimana temperamen bos mereka. Melihat perubahan ekspresi di wajah Alice, sebagai asisten mereka mewakili Alice untuk meluapkan kekesalan bos mereka."Apa kamu tahu, dokter Alice telah berhasil menciptakan dua puluh lebih obat untuk berbagai penyakit langka yang ada di dunia? Sepuluh di antaranya bahkan sudah memiliki paten atas namanya! Bisa-bisanya kamu bicara kalau serum temuan dokter Alice bisa membahayakan nyawa orang lain? Serum ini adalah salah satu temuan terhebat dokter Alice bersama empat orang dokter terkenal dunia.""Cih, kamu bahkan tidak memiliki sertifikat praktek apapun. Bisa-bisanya orang sepertimu berbicara pada dokter Alice."Kalimat yang dilontarkan asisten Alice tidak hanya bermaksud untuk memberi peringatan tapi sekaligus untuk m
"Aku bisa saja melakukannya. Tapi, dia harus memenuhi janjinya terlebih dahulu." Ujar Awan dengan acuh tak acuh menunjuk Jay."Aku..."Ditunjuk secara langsung oleh Awan seakan menyadarkan Jay tentang taruhan yang telah mereka buat sebelumnya.Saat itu Jay begitu yakin kalau dokter Alice yang ia undang akan berhasil menyembuhkan kakeknya. Karena itu, Jay sama sekali tidak pernah terpikir kalau pada akhirnya Alice tetap saja gagal dan bahkan kondisi kakeknya menjadi kritis seperti sekarang.Jay ingin menyangkal dan menolak untuk berlutut pada pada Awan, apalagi sampai memanggilnya dengan sebutan bos. Itu sama saja menjatuhkan harga dirinya sendiri."A-apa maksudmu? Tadi-tadi itu hanya main-main.""Main-main?" Ucap Awan dengan senyum sinis."Apa ini adalah karakter keluarga Harsya yang sebenarnya? Jika saja sekarang aku adalah pihak yang kalah, kamu mungkin tidak akan melepaskanku begitu saja, bukan?""Oh, aku masih ingat kalau k
Para pengawal pribadi tuan besar Harsya terkejut dan sulit mempercayai apa yang sedang mereka lihat saat ini.Bagaimana tidak?Penyebab kenapa tuan besar Harsya sampai berakhir seperti dalam kondisi sekarang adalah karena ia memaksa menerobos agar bisa naik level yang menyebabkan meridiannya pecah dan diafragmanya hampir hancur.Hanya saja, para pengawal pribadi tuan besar Harsya hanyalah para petarung. Tidak satupun dari mereka yang memiliki pengetahuan medis sehingga mereka tidak dapat memastikan kondisi tuan besar Harsya.Ledakan energi yang sangat besar seakan dapat menghancurkan ruangan dan membahayakan semua orang. Beruntung, Awan saat itu berhasil menekan ledakan energi tuan besar Harsya dengan membentuk pembatas energi sehingga hanya menyebabkan letupan kecil sebelum menghilang dengan sendirinya."A-apa yang terjadi barusan?" Tanya Alice yang masih syok dengan apa yang baru saja dilihatnya.Menerobos? Totokan tujuh jiwa? Ledakan ener
Tuan besar tertegun beberapa saat lamanya. Ia mengira jika pemberiannya menyinggung Awan dan tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Awan untuknya. Karena itu, uan besar Harsya buru-buru berkata, "Ah, maaf jika tawaran saya kurang, nak Awan. Bagaimana kalau begini saja, kamu ambil saja sepuluh properti ini. Bagaimana?"Apa? Sepuluh properti keluarga Harsya? Bukankah itu saja memberikan sepertiga aset keluarga Harsya?Semua orang tercengang dengan kemurahan tuan besar Harsya.Erika dan semua anggota keluarga Harsya terkejut dengan perubahan sikap kepala keluarga mereka. Hanya saja, mereka tidak berani memprotes sedikitpun. Walau bagaimanapun, tuan besar Harsya adalah kepala keluarga dan ia memiliki wewenang untuk memutuskan apapun yang ia inginkan.Namun, yang membuat semua orang lebih terkejut adalah sikap Awan yang lagi-lagi menolak pemberian tuan besar Harsya."Pak Malik, anda sepertinya salah paham. Aku dan cucu anda, Erika sudah membuat kesepakatan sebelumnya. Dia sudah me
"Dokter jenius Awan, tunggu!"Saat Awan bersama Lona dan Erika keluar dari pintu kediaman keluarga Harsya, seorang wanita berteriak menghentikannya.Wanita itu ternyata dokter Alice bersama beberapa asistennya.Mereka ternyata tidak langsung pergi karena Alice memilih menunggu Awan di luar rumah.Setelah melihat kemampuan Awan, membuat Alice merasa begitu penasaran dan ia memiliki tujuan sendiri dengan menunggu Awan di luar dan berbicara langsung dengannya.'Dokter jenius?' Pikir Awan terkejut dan merasa panggilan tersebut terdengar begitu aneh di telinganya. Apalagi panggilan tersebut datang dari bibir dokter Alice yang beberapa waktu lalu sama sekali tidak memandang dirinya.Meski begitu, Awan tetap menyambut hangat dokter Alice, "Dokter Alice, ada yang bisa ku bantu?""Aku lihat anda sedang terburu-buru. Karena itu, saya akan langsung saja. Saya, bersama tim saya meminta maaf atas kejadian tadi. Kami telah meremehkan dan merendahkan anda. Kami, sangat malu akan hal itu." Ucap alis
Latif Winata merupakan sepupu langsung Andreas dan termasuk keluarga utama.Melihat kemunculannya di acara ulangtahun neneknya, Nadya sudah bisa menebak jika tujuan kedatangan Latif ada hubungannya dengan Andreas.Wajar saja, jika jantung Nadya berdetak lebih cepat saat ini.Namun, yang tidak Nadya mengerti, bagaimana Latif dan keluarga Winata bisa datang ke acara jamuan keluarga Dehen? Padahal keluarga Dehen tidak memiliki hubungan bisnis dan berhubungan dekat dengan keluarga Winata. Lalu, sikap dingin neneknya hari ini, apa ada hubungannya dengan keluarga Winata?Jika benar, apa neneknya akan setega itu melemparkan anggota keluarganya sendiri ke mulut harimau?Berbagai dugaan muncul dalam benaknya dan semuanya membuat Nadya merasa kalau ia dan keluarganya berada dalam masalah besar kali ini.Apa keputusan mereka untuk meminta bantuan keluarga Dehen adalah salah?Pertanyaan-pertanyaan Nadya terjawab saat Latif dan neneknya tampak bic
Latif tersenyum licik begitu melihat nomor ponsel Awan dan langsung menekan tombol panggil.Tanpa perlu menunggu lama, Awan yang saat itu masih dalam perjalanan langsung mengangkat panggilan telpon dari nomor Nadya.Latif mendengar suara Awan dari seberang telpon dan berkata dengan singkat, "Kalau kamu ingin melihat kekasihmu selamat, datanglah ke hotel B segera!"Tanpa menunggu balasan dari Awan, Latif langsung menutup telponnya dan kemudian, dengan tatapan seperti menelanjangi menatap Nadya dari ujung rambut hingga ujung kaki."Kalian, bawa gadis ini ke kamarku!" Perintah Latif pada pengawalnya."Tidak-tidak, tolong jangan lakukan itu, tuan muda Latif! Bukankah anda telah berjanji akan melepaskan kami jika aku memberikan nomor Awan pada anda?" Teriak Alina coba menghentikan para pengawal Latif yang hendak membawa Nadya pergi.Tentu saja, Latif tidak berniat sekedar mengurung Nadya di dalam kamarnya.,Latif sudah tertarik pada Nadya
"Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekan mereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada 'sesuatu' di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat tetua Dion dan tetua Armen melintasi permukaan kolam, seekor makhluk mengerikan berbentuk ular raksasa dengan kulit hitam gelap pekat dan sepasang taring tajam besarnya langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian sang ular. Bahkan dengan serangan sekuat itu masih tidak cukup meninggalkan satu goresan di permukaan kulit monster tersebut.Edi yan
Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster
"Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t
Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam
Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de
Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber
Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni
Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.