"Kamu bisa sampai ke tahap ini, sungguh manusio yang luar biasa! Aku memang sudah menduga kamu akan menjadi masalah buatku, tapi tidak kusangka kamu bisa melalui semua Ring dengan mudah! Pasukan Zombi-ku, Kelelawar ku, sampai Murid bodoh yang aku fikir bisa mengatasi mu dengan mudah! Ternyata prediksiku meleset. AKu akui, kamu cukup kuat, tapi hanya sampai di sini saja bocah! Karena kamu sudah dipastikan tidak akan bisa melihat Matahari esok hari!" suara Macron terdengar tinggi melengking. Menghantarkan kekuatan Gelombang Sonar yang bisa menghipnotis. "Untuk seorang manusia jadi-jadian yang salah kaprah, kamu terlalu banyak. bicara. Tapi itu lebih baik, setidaknya aku sudah memberimu kesempatan untuk bicara! Sekarang, aku tidak sungkan lagi untuk segera membuatmu sadar, bahwa perbuatanmu itu sungguh tidak bisa dibenarkan sama sekali, dan kamu akan segera menerima akibatnya!" jawab Langit datar. "Hahaha, sungguh menggelikan! Seonggok sampah berbicara seolah-olah dia adalah Dewa Kem
"Siapa kau?" tasnya seorang pemuda, dia mendapati dirinya berada di sebuah hutan yang lebat, nampak di depannya seorang anak kecil kurus dengan mata cekung, badan kurus kering, dan berkpala botak menatapnya dengan tatapan kosong. "Hei, nak! Kemarilah, tidak perlu takut, apakah kamu sedang tersesat di Hutan ini?" tanya sang Pemuda berusaha menenangkan. Anak kecil. itu diam tidak menjawab, lalu perlahan mundur satu tindak dari tempatnya berada. Dia nampak seperti tengah ketakutan. Bola matanya tiba-tiba berputar kesana kemari. "Apakah kamu takut? Sedang apa kamu di sini? Dimana kediua orang tuamu?" tanya pemuda itu kembali. Sekali lagi, anak itu diam tidak menjawab. Dia kembali. mundur dua tindak, semakin menjauh dari pemuda itu. "Jangan takut, aku pastikan aku akan melindungimu!" ujar pemuda itu meyakinkan. Anak itu lagi-lagi tidak meenjawab, dia bahkan kembali mundur menjauh dari sang pemuda. Beberapa suara raungan dan lolongan terdengar sayup-sayup di kejauhan. Suara
Area belakang Rumah Penyekapan. Semua tersenrak kaget ketika Leon memutuskan untuk bertransformasi menjadi sosok Singa Besar yang ukurannya hampir menyamai Wild The Beast Raksasa yang kini tengah mengamuk di pelataran belakang. Setelah tidak bisa mengatasi Wilder dengan kemampuan yang biasa dia gunakan, Leon akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan jurus Pamungkas yang selama ini sangat jarang digunakannya. Tanpa mengindahkan peringatan Suci alias Dewi Bulan, Leon yang dalam sekejap suudah berubah menjadi Singa Besar berwarna keemasan langsung meraung dengan keras, sambil menerejang buas ke arah Wilder. Pertarungan dua Hewan Raksasa Super ini membuat semua yang ada di sana segera menepi ke pinggir arena. Pelataran belakang hampir seluas lima puluh meter itu terasa sempit dengan pertarungan liar dan buas yang dilakukan oleh mereka. Hampir semuanya tercengang, dengan mata hampir keluar dan mulut yang nyaris tidak bisa berkata-kata, melihat dahsyatnya oergumulan dua mahluk buas
Keadaan benar-benar diluar kendali! Kedatangan Tiga Were Wolf alias Manusia Serigala yang tanpa di duga sama sekali membuat semua yang ada di sana ikut terkejut! "Tuhanku, apa ini benar-benar nyata? Dari tadi aku melihat hal yang mustahil terus saja terjadi!" Vania terduduk ketakutan di sudut Pelataran. "Ma.. Maksudmu?" tanya Nadine. "Apa kamu tidak sadar? Coba kamu lihat, dari awal kita bertemu dengan Macan Tutul, Macan Kumbang, Lalu Bison, Songa, sekarang Serigala, apa kita sedang berada di Kebun Binatang? Atau mala Hutan Belantara yang semuanya siap memangda kita!?" "Kamu benar, tapi itu bisa saja lebih dari itu. Karena mereka adalah mahluk-mahluk yang tidak wajar, dan tidak seharusnya berada di sini," Audrey berbisik. "Lalu sekarang bagaimana? Kita sudah merasa hampir menang dengan kehadiran Singa Besar itu. Sekarang muncul tiga Serigala yang kemungkinan besar teman mereka. Apa kamu fikir kita akan menang?" "Sudahlah, sebaiknya kita tetap berfikir positif dan berj
"Aaahk!" Dewi Bulan menjerit kesakitan. Tubuhnya terlempar ke udara. Dia belum sempat mengeluarkan kekuatannya untuk menolong Leon, sebuah serangan kilat dilakukan oleh Wilder dengan cara curang, tepat mengenai punggungnya dengan telak! "Dewi!" Wu Dong, Gabe dan Wolfgang hampir berteriak bersamaan. Tubuhnya melayang di udara, dan siap jatuh terhempas ke tanah. Beruntunglah sesosok tubuh bergerak cekatan, dan segera menangkapnya. Dewi Sang Cheetah! "Hahaha! Jangan pernah berani memunggungi aku, atau kalian akan tahu akibatnya!" Wilder tertawa dengan penuh jumawa. "Dasar Kerbau sialan, aku tidak akan memaafkan mu!" Wu Dong segera melesat ke depan. Namun alangkah terkejutnya dia ketika sebuah cakar dengan kuat mengoyak punggungnya! Diego memanfaatkan kesempatan dengan cara licik, persis seperti temannya, dia melakukan serangan dadakan dengan menyerang Wu Dong dari belakang! "Aaakh!" Wu Dong terdorong ke depan dan terjatuh ke tanah dengan punggung terluka karena Cakar Diego
Beberapa saat yang lalu, Unicorn Hospital Basement. "Tuan! Kamu hebat!" Marry berteriak histeris sambil berlari, dan memeluk Langit dengan spontan dan erat. "Marry, .. Kamu... Jangan..." Langit tidak bisa meneruskan ucapannya karena Marry, gadis cantik berambut pirang itu menangis hebat di pelukannya. Seolah dia sedang melepaskan beban berat yang telah menghimpit dadanya selama ini. Langit akhirnya diam tidak berbicara. Membiarkan sang gadis menangis di dadanya. Sepenggal waktu berlalu dalam hening. Beberapa saat lalu Langit dengan tanpa ragu telah membeelah tubuh Macron menjadi dua! Membuatnya meraung kesakitan dan akhirnya tumbang do lantai dengan kondisi tubuh yang sudah tidak utuh. Beberapa saat setelah itu beberapa kejadian aneh terjadi. Kelelawar besar tersebut saling mencicit satu sama lain dengan keras lalu berputar-putar di sekitar Langit. Aura kemarahan serta kesedihan tergambar dari suara dan tingkah mereka. Namun mereka tidak mau mendekati Langit, seolah mengeta
Jacob tahu siapa Macron. Dia adalah saingan nomor satu dan terberat di dalam sekte Bulan Darah setelah Sadosta sang Pemimpin Sekte itu sendiri. Dia telah mengenal Macron sejak lama. Bahkan ketika sama-sama masuk menjadi anggota termuda di sekte sekitar dua puluh tahun yang lalu. Sama-sama lahir dan tumbuh besar di daerah kumuh, sama-sama berasal dari keluarga miskin, sebagai salah satu bagian dari generasi suram di masyarakat, seorang pencoleng dan perampok kecil-kecilan, keduanya bertemu di jalanan. Mereka berdua tanpa sengaja menjadi kawan karena profesi yang mereka kerjakan. Sebagai para Hyena yang mengais-ngais mimpi dengan cara yang keliru dan berbahaya.Keduanya sudah melalui pahit getirnya hidup. Dari semenjak kecil, sampai usia belasan tahun. Mereka kerap menjadi buruan, buronan, bully-an massa dan sering masuk penjara karena kasus-kasus kriminal yang kerap dilakukan keduanya. Namun hal itu tidak menjadikan mereka jera. Semakin bertambahnya usia, keduanya mulai mengatah ke
"Jadi kamu telah berhasil membunuh Macron, heh!? Aku tidak mempercayainya sama sekali! Dia adalah seorang Manusia hebat sekaligus menyebalkan yang susah untuk di lenyapkan! Apa buktinya kamu telah berhasil membunuh dia?" Jacob menyeringai. Gigi taringnya terlihat tajam dan berkilat. "Aku tidak membawa bukti apapun, karena bagiku itu tidak penting sama sekali! Aku juga tidak meminta kamu untuk percaya. Yang jelas, Penjahat macam dia tidaklah layak untuk hidup di bumi ini! Keberadaannya hanya mengakibatkan penderitaan dan kerugian bagi banyak orang. Jadi dia sangat pantas untuk mati! Apa kamu juga termasuk salah satunya?" "Aku!? Apa maksud pertanyaanmu bocah!?" "Ya, kamu juga adalah tipikal manusia yang sama dengan dia. Penjahat berbahaya yang sudah seharusnya dilenyapkan dari Muka Bumi ini! Jadi kita tidak perlu berbasa-basi lagi, wahai Serigala! Apa kamu sudah memanggil seluruh kawananmu kemari? Karena kulihat kalian hanyalah Tujuh ekor saja! Dan sepertinya mereka belum bisa meng
"Aku tidak punya niatan seperti itu, pakailah ini!" Langit dengan cepat melwpas baju panjangnya dan melemparkannya ke arah sang gadis. "Ka..Kamu..." Mata gadis itu terbelalak, bukan karena dia kaget diberi pakaian oleh Langit, melainkan dia terpesona dengan postur tubuh Langit yang bidang, kekar dan berotot. "Pakailah cepat! Dan kamu Prajurit...Cepat alihkan pandanganmu darinya, atau kamu tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya! " Langit mengancam sang Letnan ynag sejak tadi asik memperhatikan sang gadis. "Si..Siap Tuan...!" sang Letnan langaing mwnutup mulutnya denvan kedua tangannya. Namun sesekali merenggangkan jarinya diantara matanya. "Sepertinya aku harus mengambil kedua matamu..." "Siap. Maaf...Tuan!" sang Letnan secara spontan berbalik. Takut dengan ancaman Langit. "Pakailah cepat, sebelum para Prajurit ini bangun!" perintah Langit pada sang Gadis. Mau tidak mau dia mengambil baju Langit yang tergeletak di tanah, lalu mengambilnya perlahan. "Aku tidak akan
Di antara kebingungannya, Langjt segera menghindar dari serangan cepat sang gadis. Beberapa kali tebasannya hamoir saja melukai titik-titik vital di tubuh Langit. Ternyata Gadis ini sangat mahir menggunakan pedang. Gerakannya yang gemulai namun cepat mau tidak mau membuat Langit berfikir, bagaimana bisa gadis sehebat ini tertangkap oleh Prajurit biasa macam mereka. "Kenapa selalu menghindar? Bukankah tadi kamu bisa menumbangkan mereka dengan mudah?" tanta gadis itu di sela serangannya."Apa kamu tidak tega menyerang wainta? Dasar bodoh! Aku tidak akan bersimpati karena kamu sudah menolongku! Karena sejatitnya, kamu adalah musuh terbesarku!" ujar sang gadis sambil menaikan tensi serangannya. Membuat Langit sedikt kerepotan."Tuan, jangan ragu untuk membunuhnya! Dia bukankah wanita biasa! Dia adalah Iblis yang telah membantai satu Desa! Jangan kasih ampun!" teriak sang Letnan dari kejauhan. "Oh, benarkah itu? Apa kamu memang seperti itu?" tanya Langit sambil terus menghindari hujan s
"Apa-apaan ini? Apa mereka sedang syuting Film Kolosal?" fikir Langit sambil terkejut. Sekitar seratus meter di depannya, Langit melihat puluhan orang tengah menyeret seorang wanita muda dengan menggunakan Kereta yang ditarik oleh dua ekor Kuda. Beberapa orang bertampang garang, dengan out fit lengkap seperti layaknya Pasukan Berkuda Kerajaan abad Pertengahan, lengkap dengan senjatanya, nampak ikut berteriak sambil tertawa penuh kesenangan. Seolah-olah mereka sedang melakukan permainan yang mengasyikan. Menyeret tubuh orang dengan Kuda! Langit masih mengamatinya dengan seksama. Jika ini sebuah frame dalam adegan Film, maka mereka semua jelas melakukannya dengan sangat baik dan profesional. Dia juga sama sekali tidak akan ikut campur. Tapi jika apa yang sedang mereka lakukan adalah asli alias bukan adegan film maka bisa di pastikan mereka adalah Pasukan Bar-bar yang sadis dan keji, karena telah melakukan tindakan yang sewenang-wenang dengan mempermainkan nyawa seorang manusia! L
Tiga bulan semenjak 'meninggalnya' Kadet Langit, di Akademi terjadi beberapa perubahan Kebijakan yang cukup Signifikan. Beberapa Aturan yang dulu sempat di hapus, kini diangkat dan dijadikan sebuah Kebijakan kembali. Salah satunya adalah mewajibkan semua kadet itu mendaftar menjadi seorang Ksatria Hollyman! Sementara Ketua Perwakilan Ras Manusia secara Aklamasi digantikan oleh Hazel, yang mendampingi Casandra Cyrus, sang Putri Pengendali Es. Adalah Lord Macros Gigantika yang berperan di belakang layar untuk membasmi Angels of Eye, berjuang selama hampir dua bulan ini mencari dimana letak keberadaan dan Markas Angels of Eye alias Mata Malaikat. Puluhan orang yang terindikasi langsung di tangkap dan di adili. Simpatisan yang berusaha membela mereka ikut terseret dan dihukum dengan berat. Beberapa pertempuran pecah di berbagai tempat. Namun di karenakan Hollyman dalam kondisi siap tempur, banyak Anggota Angels of Eye yang menjadi korban. Mereka dihancurkan tanpa belas kasih. Bahka
"Itu adakah Pusaka yang berasal dari Dimensi kami. Hanya beberapa Necromenger Murni yang bisa memilikinya. Dan mereka adalah para Necromenger terpilih. Karena Pusaka Batu Bintang merupakan simbol dari Keagungan, Kehebatan, Kekuatan, dan juga Kekuasaan Bangsa kami!""Necromenger, apa kalian adalah salah satu Ras yang ada di Dunia ini, ataukah....""Apa kamu fikir kami adalah bagian dari kalian? Para Manusia, Goblin, Elf dan Troll? Tentu saja bukan! Ya, asal kamu tahu, aku bukanlah bagian dari dimensi kalian. Aku datang jauh dari Dimensi lain di Planet terjauh, yang mengembara dan terdampar di sini. Kami adalah Bangsa yang memiliki Peradaban dan Teknologi lebih hebat dari kalian. Namun, seperti di Dunia kalian, kami memiliki Konflik besar hingga akhirnya harus pergi mennggalkan Tanah Kelahiran kami sendiri. Asal kamu tahu, tidak semua Bangsa Necromenger itu jahat. Kami juga memiliki apa yang kalian sebuat akal, hati, nurani, moral dan aturan yang selalu kami junjung tinggi. Namun kadang
Skip : Tiga Bulan Kemudian.Langit menatap Cakrawala di atas sana dengan perasaan senang sekaligus sedih. Barisan Awan yang nampak berarak, berjalan dengan lambat, dihiasi dengan semburat lidah Mentari yang mengintip malu, menghadirkan Siluet gradasi spektrum warna yang Indah. Pagi ini dia diizinkan keluar dari sebuah Gua besar di antara Teluk Karang besar yang memghadap Langsung ke Samudera Lepas.Dia tidak pernah keluar dari Gua itu sebelumnya, bahkan untuk mendekati mulut Gua saja dia dilarang keras melakukannya. Dia hanya diizinkan berada di Pelataran Gua besar beralaskan pasir putih dan beberapa karang, yang sesekali dimasuki oleh Abrasi Air Laut. Langit sejak awal menyadari dia berada di Gua di pinggir Laut, ketika dia merasakan bau garam yang cukup santar. Dia juga selalu melihat air masuk ke tempatnya berada, serta seringnya suara ombak yang keras menghantam karang. Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, Langkt bisa menikmati udara kebebasan yang ssbenarnya. Bau garam dan he
Beberapa hari sebelumnya, Langit merasakan suasana dan aura berbeda malam ini. Selain hawa dingin yang terasa mencucuk tulang sum-sum, dia merasakan keheningan yang sangat tidak biasa. Ketika di malam-malam kemarin Langit masih bisa mendengar suara binatang-binatang malam yang saling bersahutan satu sama lain, kini dia merasakan hal yang berbeda. Suara-suara koor nyanyian binatang itu tidak terdengar malam ini. Seolah mereka ikut tertidur lelap di pangkuan malam yang menurutnya lebih dingin dibandingkan malam sebelumnya.Dia baru menyadari bahwa tempatnya di sekap, terdiri atas puluhan ruang gelap yang semuanya di peruntukan sebagai sel. Dari keseluruhan sel itu, Langit sudah mengira bahwa dia tidak sendirian berada di sini. Dengan sedikit Kuasa yang dia miliki. Langit bisa merasakan ada beberapa orang disana yang memiliki nasib tidak jauh berbeda dengan dirinya. Namun Langit tidak bisa menebak dan mendeteksi dengan jelas sampai sejauh mana, karena dia merasa Kuasa Kekuatannya sa
Beberapa hari kemudian, Andromeda sang Mentor mengumumkan bahwa salah satu Ketua Perwakilan Kadet telah meninggal Dunia, saat menjalani masa hukumannya.Dan Prosesi pemakaman sengaja sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Semua itu dilakukan karena untuk menghindari gejolak dan opini negatif bahwa kadet baru tersebut telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.Ya, Langit, salah satu Kadet berbakat telah pergi untuk selamanya. Sebagian besar para Kadet sontak merasa terkejjut dengan berita duka cita dan sangat mendadak tersebut. Sebagian dari mereka merasa tidak percaya mendengarnya dan memganggapnya Hoax. Karena mereka telah rahu siapa Langit. Bagiamana Kehebatan dan Sepak Terjangnya. Sebagian lagi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan senang dengan kepergiannya. Sebagaian lagi yang memang tidak mengenal sosok Langit, mereka menanggapinya secara datar dan tidak merasa terbebani sama sekali. "Tuan Langit, aku tidak menyangka sama sekali ... Hiks...Hiks...!" Zulaikha tidak kuasa mena
Andromeda memeriksa dengan teliti isi Penjara bercahaya suram tersebut. Ruang batu berukuran lima kali lima meter. Bak seorang Detektif, dia menyusuri setiap sudut dari ruang batu tersebut, lalu kembali sudut tengah, dimana bekas genangan darah dan seepihan daging serta tulang ynag nampak tercerai berai dan saling berceceran, mengeluarkan bau amis kemana-mana. Dia tidak menduga sama sekali, bahwa Kadet baru itu tiba-tiba saja mati dengan tubuh hancur dan luluh lantak tidak berbentuk, tanpa alasan yang jelas sama sekali. Dan yang paling penting, kenapa dia harus meninggal secara mengenaskan seperti itu? Apakah dia punya musuh di sini? Siapa manusianya yang telah tega melakukan hal tidak beradab dan mengerikan semacam itu? Bukankah kesalahan kadet ini tidaklah fatal? Kesalahan? Ya, Kadet ini memang telah melakukan sebuah kesalahan karena berani menginterupsi seorang paling berpengaruh di Akademi. Namun apakah hukuman ini setimpal untuk dosa yang sudah dia perbuat? Untuk sekedar di hu