Kampus Wangsa Sanjaya bergejolak! Pertarungan massal kembali terjadi dengan massiv, bahkan kini dalam jumlah besar dan melibatkan hampir ratusan orang. Semua tidak ada yang menyangka jika Kampus yang mereka cintai dan selalu dalam kondisi tenang saat ini, Tiba-tiba saja berubah menjadi centang perenang dan hampir chaos dengan perkelahian massal skala besar yang terjadi di beberapa sudut Kampus. Di mulai dari Lapangan Utama yang dipenuhi dengan tawuran puluhan orang yang melibatkan orang-orang tidak di kenal, sebagian besar pelakunya adalah orang yang berasal dari luar Kampus, sebagian kecil penghuni Kampus yang ikut terlibat, itupun yang hanya ikut-ikutan dan berniat mengusir para perusuh yang secara terang-terangan menjadikan Kampus mereka menjadi ajang arena tawuran! Masuk ke beberapa sudut area Kampus, perkelahian terus terjadi. Hingga akhirnya yang menjadi pusat pertarungan adalah Ruangan Besar milik Four King yang di rubah menjadi Sky Kingdom Basecamp. Disana pertempuran
Para Pemimpin Kampus segera bergerak! Dalam sekejap mereka langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak Keamanan terkait, dari yang terendah sampai level atas untuk segera datang turun tangan membereskan keadaan Kampus yang nampak sudah chaos dan berada dalam situasi di luar kendali. Sekitar seperempat jam kemudian, beberapa Mobil Patroli dan Kendaraan Tempur Baracuda beserta puluhan Petugas Polisi segera bergerak untuk mengamankan Kondisi Kampus. Bahkan beberapa agen Pasukan Khusus ikut turut serta dan terlibat membantu dalam Misi pengamanan dan penertiban situasi yang sudah hampir kacau balau itu. Mereke semua bergerak dengan cepat dan taktis menyisir hampir seluruh area dan sudut Kampus yang menjadi ajang tawuran massal, mengamankan para pihak yang bertikai, meringkusnya dan membawa para perusuh itu dengan paksa. Anggota Silver Knight yang mengerti dengan situasi terkini, langsung mengambil inisiatif untuk mundur teratur. Walau ada beberapa yang berhasil di tangkap, namun se
Berdiri di hadapan Langit empat orang dengan kostum yang berlainan. Dua orang memakai Outfit hampir sama dengan yang digunakan oleh Clayman dan Forester, hanya ditambah Jubah merah panjang sampai ke kaki. Paras keduanya terlihat sangat matang dan penuh pengalaman, dengan usia lebih dari setengah abad. Yang satu berwajah Latin, bermata dingin berkepala plontos. Satu lagi berwajah Asia dengan mata sipit dan rambut putih yang panjang dikuncir rapi ke belakang. Keduanya bertubuh tegap dan tentu saja memancarkan Aura Tenaga dalam dan Energi besar yang sangat menekan dan penuh intimidasi. Mereka adalah Duke Xavier dan Duke Zhou. Dua orang hebat dari Golden Knight! Satu lagi adalah seorang Wanita berwajah Mediterania yang juga berusia setengah baya, namun masih terlihat muda dan cantik, dengan kostum long dress putih dengan lengan terbuka. Memegang sebuah Kipas kecil berwarna Ungu. Dengan rambut di ikat keatas, memakai tusuk konde. Sekutum bunga Melati terselip di sisi telinganya. Di
Malam baru saja datang, ketika beberapa mobil mewah memasuki area parkir sebuah Hotel dan Resort bintang lima. Sebelas mobil mewah yang hampir semuanya berwarna hitam itu langsung menempati lahan parkir Hotel yang memang terlihat masih sangat sepi dan lengang. Beberapa saat kemudian beberapa orang berpakaian Jas hitam berkemeja putih berdasi Hitam segera turun dari setiap mobil. Sekitar empat puluh orang turun dari sepuluh mobil yang di dominasi oleh Mercy dan BMW. Hingga akhirnya seseorang segera membuka mobil Roll Royce warna putih yang merupakan Tuan Besar dari kelompok orang dan mobil mewah tersebut. Tiga orang turun dari Roll Royce tersebut. Seorang pria berusia tiga puluhan tahun, bertampang cakap dengan outfit Jas putih berkelas, kemeja hitam tanpa dasi, dengan jam tangan dan kalung emas melingkar di lehernya. Di sampingnya berdiri seorang wanita cantik berusia sekitar dua puluh delapan tahun dengan long dress putih yang terlihat lux dan elegan, dihiasi dengan anting dan kalu
Langit baru saja keluar dari kamarnya ketika beberapa orang berpakaian jas hitam memperhatikannya. Pandangan mereka nampak tegas dan penuh selidik. Namun dia tidak memghiraukan mereka. Langit berjalan santai menyusuri koridor Hotel menuju Lobby Restaurant. Satu dua pelayan dan receptionist membungkuk hormat kepadanya. Langit hanya membalasnya dengan senyuman sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Dia sudah beberapa kali mengingatkan mereka agar bersikap netral dan biasa-biasa saja. Tidak perlu ada perlakuan khusus atau penghormatan yang sifatnya bertele-tele dan memuakan. Yang sama sekali tidak pernah disukainya. "Dengar, aku dan kalian sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Tidak ada satupun yang istimewa antara aku dan kalian semuanya. Perlalukan aku seperti kalian memperlakukan keluarga kalian, saudara kalian, teman kalian. Jangan terlalu berlebihan denganku. Aku tidak perlu sanjung puja. Aku juga tidak butuh pengakuan apapun juga. Adanya aku disini itu karena Takdir. Ada kalian b
Suara teriakan seorang wanita tiba-tiba saja terdengar nyaring mengagetkan semuanya. Langit, Gabe, beberapa pengawal dan pelayan yang berada di pintu dalam Lobby menoleh seketika. "Kalian mau bikin rusuh apa di sini? Apa kalian tidak lihat kami sedang menikmati makan malam?" Renata, sangat Nyonya Aiken kembali berteriak dengan keras. "Nyonya, orang ini hendak masuk dan mengganggu acara makan malam anda, jadi saya berkewajiban untuk menahan dan mengusirnya, sebelum...""Mengganggu? Aku hanya ingin makan, dan kalian tiba-tiba menutup seluruh area Lobby tanpa ada pemberitahuan apapun. Dan sekarang, anak buahmu memukul pelayan dengan seenaknya, aku jelas tidak terima!" papar Langit tegas. "Bocah sialan! Kamu mau di..""Cukup Jun! Kamu selalu saja pakai kekerasan! Dan kamu, apa urusan kamu dengan pelayan itu, kenapa kamu membela dia?" Aiken ikut bicara. "Kenapa? Aku membela dia karena dia memang pantas untuk di bela! Apa ada masalah dengan itu?""Lancang! Siapa kamu berani berkata sepe
*Selesaikan dulu urusan kalian, baru kita bahas urusan kita kemudian!" Langit menghempaskan tinju Jun dengan santai. Namun efeknya luar biasa. Wakil pimpinan pengawal itu hampir jatuh terhuyung ke belakang karena dorongan tangan Langit."Bagaimana bisa dia melakukannya?" Gabe kembali dibuat kaget. Sementara Jun ikut terkejut dalam hatinya. "Bagaimana ini bos? Kenapa mereka bisa ada di sini?" tanya seorang pengawal. "Kemungkinan besar, ada orang dalam yang membocorkan keberadaan Tuan Aiken di sini!" Gabe menghela napasnya. "Sialan, siapa bangsat itu? Akan ku buat hancur tubuhnya saat ini juga!" Jun mengepalkan kedua tangannya. "Apa jangan-jangan dia orangnya? Dari awal dia sengaja mengganggu dan mengulur waktu kita, lalu dia diam-diam memanggil kelompoknya untuk datang kemari!" tebak seorang pengawal. "Wah, bisa jadi seperti itu! Biar ku hajar pemuda ini sekarang juga!" Jun kembali."Cukup Jun! Jangan bertindak bodoh untuk ketiga kalinya! Urusan kita sekarang adalah Naga Biru! Di
Ibu Kota adalah jantung dari pada Negeri Ini. Detaknya yang terus berdenyut setiap saat menjadikan keberadaannya tetap eksis sebagai sebuah Kota Besar Megapolitan, Penyangga Negara nomor satu yang hampir tidak pernah sepi, apa lagi mati dari dinamika siklus kehidupan. Roda perekonomian terus menggeliat dan berputar tanpa kenal lelah. Dari mulai ujung sebelah Selatan hingga pelosok Utara, dari Barat sampai ujung Timurnya. Dengan durasi yang hampir tidak pernah bisa berhenti. Dari mulai Matahari terbit hingga terbenam, berganti dengan malam gemerlap yang tetap ramai oleh hiruk pikuk manusia yang bergelut dan berlalu lalang, berjuang mengais rezeki, saling berkompetisi, bahkan tidak jarang saling sikut, menerjang, menghantam, dan saling menjatuhkan satu sama lain. Dari mulai pekerjaan yang bersifat formal, full skill, intelek, dan bonafid, hingga ke ranah pekerjaan informal, sederhana, cenderung "un-skill" yang bertebaran di sepanjang jalan, di setiap sudut ruang terbuka dan cabang-caba