Sebagai istri sudah selayaknya menjaga suami dan mempertahankan pernikahan. Rosdiana adalah contoh dari salah satu wanita yang melakukan itu.Ia tahu bahwa suaminya adalah lelaki kaya raya dan juga rupawan namun ia juga tahu bahwa lelakinya sangat mengagumi perempuan. Itulah mengapa Rosdiana akhirnya lebih memilih untuk menjaga suaminya dengan "caranya".Pagi yang cerah, Rosdiana membuka pintu belakang rumahnya. Aroma segar sawah dan ladang mulai menambah bahagia.Hari ini pak Bahri suaminya telah berjanji akan membawanya jalan-jalan ke kota. Itulah mengapa di pagi buta Rosdiana telah bangun dan mempersiapkan semuanya.Ia tidak ingin acara hari ini gagal dan batal.Semua masakan telah tersedia, mulai dari gurami goreng tepung, saos Inggris juga sayur oseng kangkung.Rosdiana mencuci tangannya kemudian mengoleskan hand body lotion di jemari tanggannya tadi. Ia ingin membangunkan pak Bahri itu sebabnya ia harus wangi.S
Malam ini acara tiga hari pembacaan doa bersama di rumah H. Bahri. Sejak kematian istri pertama beliau Rosdiana, istri pertama H. Bahri meninggal di kamar mandi entah karena apa. Sebab kematiannya terus di cari oleh pihak yang berwajib. H. Bahri tidak ada di rumah saat itu, beliau sedang berada di rumah istri mudanya.Dua hari di rumah istri mudanya, lima hari di rumah istri tuanya. Begitu perjanjian yang akhirnya di sepakati oleh H. Bahri dan Rosdiana. Hingga sepulang dari rumah istri mudanya, H. Bahri mendapati bau busuk dari kamar mandi. Saat dibuka ternyata istrinya sudah terbujur kaku di lantai kamar mandi. H. Bahri meminta bantuan warga untuk membantu mengangkat istrinya sembari ia menghubungi pihak yang berwajib.Hari itu juga prosesi pemakaman Rosdiana dilakukan.Beberapa keluarga datang melayat.Adzan maghrib berkumandang, H. Bahripun bersiap melaksanakan sholat maghrib di musholla mungil namun megah di dalam rumahn
Subuh tiba, adzan berkumandang di seluruh masjid dan musholla, suaranya terdengar hingga gendang telinga milik H. Bahri. Ia terbangun, menyingkap selimut tebal seraya berdoa kemudian turun dari ranjang empuk menuju kamar mandi.Usai mandi dan berwudhu ia gelar sajadah panjangnya seraya berdoa, ia panjatkan semua pinta pada Tuhan pemilik alam semesta.Menangis berlinang-linang air matanya.Hari ini adalah hari keempat kematian Rosdiana, istrinya.H
H. Bahri duduk sendiri di ruang keluarga, acara pembacaan doa oleh masyarakat sekitar terlampaui sudah. Tujuh hari berlalu, keluarga besar telah pulang ke rumah masing-masing. Yang tersisa hanya H. Bahri dan tiga pembantu juga seorang sopir yang demikian setia.Suasana sunyi ini telah terjadi berulang kali sejak Rosdiana pergi, biasanya di rumah ini suaranya sering melengking saat melihat rumah sedikit kotor atau saat tahu H. Bahri terlambat pulang. Rosdiana yang cantik molek itu tubuhnya telah bersatu dengan tanah. Keindahan tubuh itu telah ternikmati oleh cacing tanah yang menjadi temannya.H. Bahri menonton televisi sambil men
H. Bahri menghidupkan mesin mobilnya. Ia hendak menuju rumah yang ia sewa bersama Karenina istri ke duanya. Beberapa hari ini ia merasa penat sekali. Rasanya ia sedang berada dalam kemelut di rumahnya sendiri. Bagaimana tidak?Wajah itu menakutinya, ia memang tidak muncul secara utuh namun setiap sholat H. Bahri merasakan bahwa ada seseorang yang sedang menatapnya. Mengawasinya bahkan terkadang memunculkan aroma kembang yang menusuk hidung. H. Bahri mau tidak mau merasa stres dan bingung sendiri.Pagi buta H. Bahri mengemudikan mobilnya dengan sedikit kencang menuju rumah Kareinina di ujung kota. Kota yang teduh, Kota yang
Pagi yang cerah usai kejadian semalam saat Pak Bahri bersetubuh dengan Karenina istri ke duanya. Pak Bahri duduk di beranda rumah Karenina. Ia sedang berpikir keras bagaimana caranya menyingkirkan hantu Rosdiana yang setiap hari seolah mengikutinya kemanapun ia pergi hingga keresahanpun mendatangi dirinya sepanjang hari.Pak Bahri menjadi tidak fokus mengurus bisnisnya karena hatu itu seperti mengejar bayangannya tanpa ia ketahui apa maksudnya. Hingga Pak Bahri merasa resah yang terus menerus datang. Terlebih kejadian tadi malam. Kejadian tadi malam sudah teramat meresahkan.Dulu ia menikah dengan Rosdiana tidak murni karena cinta maka dari itu ia dengan sangat mudah jatuh hati dan tergoda pada banyak wanita, baginya saat itu Rosdiana adalah bunga yang layak disimpan sebagai pajangan dalam rumah saja. Tidak ada yang menarik dalam kehidupan rumah tangga pak. Bahri bersama Rosdiana. Setiap ada tamu dan keluarga jauh berkunjung pasti pujian yang datang saat mereka melihat R
Hari ini Pak Bahri memutuskan membawa Karenina pulang ke rumah pribadinya, Pak Bahri juga berjanji akan menikahi Karenina secara resmi. Ia mulai capek bermain-main seperti ini."Kamu siapkan semua keperluan ya. "Perintah Pak Bahri pada Karenina istri mudanya."Kakak yakin akan membawaku ke rumah itu? ""Aku yakin sayang. ""Lalu bagaimana dengan Abah dan mamah, apakah mereka tidak akan marah? ""Itu urusanku. Aku yang akan menceritakan semuanya pada beliau berdua. ""Kakak yakin? " Tanya Karenina lagi. Ia merasa tidak punya nyali untuk datang ke rumah itu, ruma
SUASANA KIAN MENCEKAMKarenina tiba di kediaman suaminya, Pak Bahri. Rumah megah berwarna biru muda dan putih nampak indah luar biasa.Rumah besar dengan menampikan kesan terbuka karena terbuat dari beberapa jendela panjang menjuntai mulai dari ruang tamu hingga dapur. Halaman luas dengan tanaman bunga melati menambah asri, ada beberapa kursi yang bertebaran ditaman itu lengkap dengan lampu redup yang terkesan romantis. Hari hampr senja ketika mereka tiba.Pak Bahri memebimbing Karenina masuk ke dalam rumah. Dengan hati hati Pak Bahri memapah lengan Karenina yang sibuk membawa tas berisi pakaian.“Masuklah sayang, rumah ini rumahmu.”Pak Bahri membuka pintu kamar sambil mengucapkan salam.Saat lengannya menyentuh gagang pintu, ia terkejut karena ternyata pintu rumah telah terkunci. Tidak biasanya pintu rumah di kunci pada sore hari begini.Pak Bahri menghubungi telephon rumah. Tiga kali dering akhirn