Home / Fantasi / ARUNIKA dan Mega Phoenix / PENDAR DAN SEKOLAH MANGATA

Share

PENDAR DAN SEKOLAH MANGATA

last update Last Updated: 2021-10-27 13:13:26

Pagi hari kami tiba di kota Pendar, suasana begitu ramai sama seperti yang dikatakan Rayi penuh dengan kendaraan dan bangunan. Orang – orang terlihat sibuk, kebanyakan mereka pergi sepagi ini untuk bekerja.

Hari ini, hari dimana sekolah Pendar menerima siswa baru dan tak sedikit juga kendaraan yang beriringan dengan kami menuju arah sekolah. Penduduk Pendar menyebutnya sekolah Mangata karena berada di puncak tebing Mangata yang katanya dikelilingi oleh danau, jika malam hari akan memantulkan cahaya bulan yang begitu indah diatas airnya.

Kami sudah agak jauh dari perkotaan, melewati hamparan rumput dengan sajian bukit bukit kecil ditepi nya, sekolah pun sudah mulai terlihat dari sini lalu kami melewati hutan, diujung hutan itu ada jembatan gantung yang begitu besar menghubungkannya dengan tebing Mangata. Sajian alam berupa hutan, danau, tebing cantik dan terangnya langit akan terasa ketika berada diatas jembatan itu.

Kereta pun berhenti dan kami turun tepat di depan gerbang sekolah yang dikelilingi benteng tinggi, disana kami para murid dikumpulkan dan harus berjalan melewati hutan kecil agar bisa sampai ke gedung sekolah. Ini dilakukan hanya untuk siswa baru saja.

Terlihat gerbang sekolah dijaga oleh sekumpulan centaur yaitu manusia dengan badan setegah kuda yang membawa perisai juga tombak di tangannya. Mereka hanya bisa terlihat ketika kita berada di dalam lingkungan sekolah saja, murid lain pun seakan tertegun melihatnya.

“Apa kalian sadar, tadi mahluk itu tak terlihat dari luar” Ucap ku

“Memang, itu berguna agar mereka yang bermaksud jahat tidak bisa melihatnya dan sebelum memasuki gerbang ia akan langsung di tangkap oleh para centaur” Jelas Naya

“Kau tau pemimpin mereka adalah Griffin, dia satu – satunya penjaga terkuat di sekolah ini, keberadaan nya pun masih menjadi misteri” Kata Rayi

“Ada yang mengatakan ia berada di langit, menjaga sekolah ini dari udara dan hanya akan menampakan dirinya ketika sekolah sedang dalam keadaan bahaya”

Aku yang bingung karena tak tahu apapun mulai menanayakan “Apa itu Griffin?”

“Itu adalah salah satu penjaga yang paling mengerikan bertubuh besar, berbulu layaknya singa namun memiliki kepala dan sayap seperti elang. Ia melindungi sekolah dari atas langit. Mungin ada kerajaan dibalik awan sana” Saut Rayi dengan nada yang sedikit di bulatkan berniat menakuti.

Aku dan Naya pun terlihat biasa saja bahkan kita saling menatap kebingungan mendengar perkataan Rayi yang seakan menyeramkan.

Candaan Rayi pun terhentikan oleh seorang murid laki - laki yang ada di belakang kami.

“Sayangnya Griffin itu selalu dipanggil dengan sengaja oleh orang – orang yang ingin memburu nya untuk dijadikan kekuatan” Kata murid itu.

“Apa kalian pernah melihatnya?” Tanya ku

“Tidak! Jangan harap kau ingin melihatnya” Tegas dia. Sedangkan, Naya hanya menggelengkan kepala dan Rayi pun berkata “Tidak”

Lalu sambil berjalan laki – laki itu memperkenalkan dirinya, ia terlihat seperti orang yang santai, mudah bergaul dan banyak bicara.

“Aku Dera” Katanya sambil mengulurkan tangan perkenalan.

Dia yang kini tepat berada di sampingku yang sedang mengulurkan tangannya pun ku balas.

“Aku Arunika, panggi saja Aru dan ini Rayi juga Naya”

Akhirnya teman kami bertambah satu dan mulai berjalan bersama.

“Wuuaa... ini bahkan lebih mirip kastil daripada sekolah” Kata Dera setelah kami tiba di halaman depan sekolah yang begitu luas.

Memang terlihat jelas sekolah itu begitu megah layaknya kastil, penuh dengan tiang, menara, juga tembok tinggi yang terbuat dari batu. Murid lain pun tercengang kecuali Rayi yang sudah terbiasa melihat kastil ini.  Pintu pun terbuka lebar dibuka oleh salah satu pengajar disana, ia nampak sedikit berumur namun masih terlihat segar dan eksotis dengan rambut kepang hitam yang disanggulkan, wanita itu mengenakan jubah hitam yang menutupi badannya, namanya adalah profesor Gina Dhafina, begitulah ia memperkenalkan dirinya. Kami dibawa ke dalam aula besar dengan banyak lentera yang melayang di dalamnya, plafon yang berlukiskan griffin sangat indah bercahaya menambah suasana aula terasa damai.

Lurusan dengan pintu masuk aula itu berderet profesor – profesor yang duduk sigap mengenakan jubah hitam, di posisi paling tengah adalah ayah nya Rayi kepala sekolah Mangata yang terlihat sangat berwibawa, ia memiliki warna mata yang sama dengan Rayi, kulit nya putih pucat, semua rambut ditubuhnya berwarna putih dan janggut nya yang tebal membuatnya telihat unik, gagah dengan mengenakan mahkota hitam yang penuh kristal di kepalanya serta jubah dan cloak putih bercorak emas di pundaknya. Kepala sekolah pun menyambut kedatangan para murid baru dengan sedikit sambutan lantangnya diikuti suara terompet penyambutan dari patung – patung yang bergerak sendiri seakan ia hidup.

“Selamat datang murid – muridku, selamat bergabung di sekolah sihir Mangata. Sekolah ini adalah sekolah sihir satu – satunya yang berada di kota Pendar, sekolah yang tidak sembarang orang dapat memasukinya. Kalian adalah orang – orang istimewa yang memiliki bakat Peculiar

Peculiar? Apa itu?” Tanyaku pada Rayi

Peculiar itu nama yang dipakai untuk keistimewaan kita, Naya yang dapat membaca pikiran dan aku yang mengendalikan alam maupun mereka semua (menunjuk kepada semua orang yang ada di aula) termasuk kamu adalah Peculiar, orang lain biasa menyebutnya Peca. Dan untuk orang – orang yang tidak mempunyai bakat Peculiar kita menyebutnya Nope ­(No Peculiar)” Jelas Rayi padaku di tengah kepala sekolah sedang menjelaskan keistimewaan sekolahnya.

Kemudian kepala sekolah kembali ke tempatnya nya dan profesor Gina pun mengambil alih untuk menjelaskan perihal Mega atau asrama yang akan kita tempati. Setiap Mega selalu bersaing untuk memperlihatkan seberapa bagus dan kuatnya mereka, entah bermula sejak kapan namun kebiasaan itu sudah terjadi begitu lama dan bertahan hingga sekarang.

Ada 4 Mega yang ada di sekolah ini yaitu Mega Goud, Mega Wit, Mega Rood dan Mega Blauw. Yang membedakan Mega satu dengan Mega yang lain adalah cloak atau jubah yang menjadi simbol dari setiap Mega. Semua Jubah di sekolah ini berwarna hitam namun memiliki warna yang berbeda di bagian pundaknya.

Jubah Mega sekolah Mangata ini mempunyai dua lapisan, lapisan utama memiliki hoodie yang keseluruhan bagian luarnya berwarna hitam dan bagian dalamnya berwarna sesuai dengan warna Mega nya, di tepian bawah lapisan utama ini terdapat corak Mega (awan) yang merupakan ciri khas dari sekolah Mangata, warna corak nya di sesuaikan dengan Mega nya sendiri. Dan lapisan kedua yaitu cloak pendek tidak berhoodie yang panjangnya hanya sebahu, ditepiannya terdapat corak Mega yang sama dengan tepian bawah lapisan utama, warna cloak ini menyesuaikan dengan warna Mega.

Mega Goud berwarna hitam-emas bersimbolkan burung phoenix

Mega Wit berwarna hitam-putih bersimbolkan burung merpati

Mega Rood berwarna hitam-merah bersimbolkan burung ibis

Mega Blauw berwarna hitam-biru bersimbolkan burung macaw spix

Profesor Gina menjelaskan bahwa kami para peca baru akan dipilih langsung oleh jubah Mega dan menempati Mega sesuai dengan jubahnya. Prof Gina pun telah menyiapkan jubah jubahnya yang ditutupi lemari kaca di depan kami lalu membukanya.

“Wuuaaaah” Sontak kaget dan tertegun kami melihat puluhan jubah terbang menutupi lukisan griffin di plafon. Jubah – jubah itu memilih dan menghampiri langsung memasangkan dirinya di pundak kami.

Dera mendapat jubah Blauw, Rayi jubah Goud, Aku jubah Wit, anehnya Naya dikelilingi 2 jubah yaitu jubah Goud dan Wit, kedua jubah itu seakan berebut cepat-cepat menghampiri pundak Naya. Namun, Naya yang melihatku mendapatkan jubah Wit langsung berkata “Aku ingin jubah Wit bersamaku” dengan nadanya yang sedikit meninggi. Maka, jubah Wit lah yang turun dipundaknya.

Related chapters

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   MEGA WIT

    Prof Gina membawa kami semua menuju Mega kami masing – masing, Aku, Naya dan Rayi berjalan bersama kembali sedangkan Dera sudah menemukan teman satu Mega nya. Kami pun berjalan mengikuti Prof Gina menuju keluar dan ternyata gedung Mega berada jauh terpisah di belakang gedung utama, kami harus melewati halaman dan memutari gedung lalu menyusuri jembatan yang terbuat dari bebatuan dimana jurang berada tepat dibawahnya.“Pemandangan yang cukup tak membuat bosan” Ucapku kepada diri sendiri.Gedung Mega berada di sebrang jembatan dan jelas terlihat sangat besar untuk seukuran asrama, walau tak sebesar gedung utama, gedung Mega ini masih terlihat sama seperti kastil dan layaknya rumah, isi di dalam nya pun mampu menampung satu desa sepertinya.Di lantai bawah terdapat ruang utama yang dipenuhi banyak kursi dan meja lalu ada ruang makan yang sangat luas begitupun dapurnya, kemudian ada aula, perpustakaan juga ruang belajar di lantai dua. Untuk Mega Ro

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PECA (Peculiar)

    Tibalah kami di depan kamar, dan aku melihat Sara sedang mencoba masuk kamar yang sama denganku. Akupun menyapanya“Hei Sara, kita satu kamar ternyata”“Aku Ami” Jawabnya dengan tersenyum,Kamar kami pun terbuka dan ternyata ada dua orang wanita yang mirip disini, di dalam kamar sudah ada Sara yang tadi berkenalan denganku. Lalu Sara memperkenalkan kembarannya sambil berjalan masuk kedalam kamar.Wajah Sara dan Ami terlihat begitu mirip bahkan sangat sulit membedakannya, dari bentuk wajah, mata, hidung bahkan bibir pun sama yang membedakan hanya postur tubuh dan gaya rambutnya saja. Sara sedikit berisi dan rambutnya pendek hitam terurai sedangkan tubuhnya Ami sedikit kurus dengan rambut yang sama namun berponi.“Ini adikku namanya Ami. Kami kembar tetapi dia sedikit pendiam orangnya” Jelas Sara“Aku pernah mendengar rumor katanya jika orang kembar kemungkinan besar akan terpilih di Mega Wit ini&rdquo

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   LIONTIN PHOENIX

    Waktu makan malam sudah tiba, aku Naya, Sara dan Ami pergi meninggalkan Mega Wit. Semua siswa serempak menuju ruang makan begitu pun para senior dan profesor – profesor.Saat menuju ruang makan aku bertemu Rayi dan dengan semangat dia memberitahuku bahwa setelah makan malam ada yang ingin ia sampaikan kepadaku dan Naya.“Aru.. Aru.. setelah makan malam ku tunggu kalian di perpustakaan Mega dan jangan lupa bawa liontinmu”Ami dan Sara terkejut karena melihat Rayi yang datang menyapa kami, bagi para siswa baru Rayi adalah anak yang populer bukan karena anak dari kepala sekolah tetapi karena wajahnya yang tampan dan orang nya yang sangat cerita memberikan suasana positif ketika bersamanya.“Hai Rayi” Sapa Sara“Oh Hai.. Waw kalian sulit dibedakan ya, ku kira rumor anak kembar yang selalu masuk Mega Wit itu hanya sebatas rumor, sekarang aku akan mempercayai setiap rumor yang ada!” Seru Rayi dengan gaya becanda

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   CANDRAMAWA DHARMENDRA

    Kemampuanku yang tiba - tiba tak bisa ku gunakan membuat ku terjaga semalaman karena mencoba mengendalikannya, mulai dari buku hingga barang – barang yang ada di sekitar tempat tidurku ku raih perlahan agar tak membuat kegaduhan dan membangunkan teman – teman, lalu ku coba menggenggamnya kemudian fokus pada ingatannya. Namun, sia – sia sama sekali tak membuahkan hasil.Aku terus mencoba, mengganti barang dan fokus hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 3 pagi. Aku yang sebenarnya belum menyerah pun harus cepat tidur karena pagi nanti adalah hari pertamaku belajar di sekolah ini.“Aru... Aruuu... Bangun, cepat” Teriak Sara padaku yang sudah berpakaian rapiAku yang masih mengantuk merespon Sara dengan sedikit lesu sambil menutupi wajah dengan selimut.“Cepat bangun, ganti bajumu. Kelas pertama sebentar lagi dimulai”“Hah? Apa?” Sontak ku sambil membukakan mata.Akupun bang

    Last Updated : 2021-11-01
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PROLOG (Kebangkitan)

    “Ahh… Terang sekali”Seketika mataku terpejam dan kubuka perlahan, dari kejauhan terlihat sinar kecil seperti mentari yang menghampiriku di tengah ruangan hampa putih tak bersekat, aku terbaring diatas kursi panjang dan mulai merasakan bongkahan batu seakan menimpa kepala ku, pusing!! Aku tetap berusaha membangunkan tubuhku yang terasa kaku. Namun, begitu cepat sinar itu mendekat seolah sedang menyambut.“Kamu akan dilahirkan kembali dan hanya mempunyai satu kesempatan untuk meminta bagaimana perjalanan kehidupanmu yang baru” Ucap sinar nya terdengar seakan berbicara.Tanpa pikir panjang mulut ku dengan cepat melontarkan apa yang ku inginkan “Wanita kuat, pemberani, penuh kebebasan, abadi dan dipenuhi rasa cinta”Setelah itu sinar tersebut perlahan membesar kemudian membentuk sebuah liontin burung berwarna merah keemasan dengan mutiara ditengahnya, diikuti dengan suara yang menyuruhku menyimpan dan menjagan

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   AKU ARUNIKA

    Hai, aku Aru, begitulah teman - teman memanggilku dan Arunika adalah nama yang ku tahu dari bibi ku. Aku hidup bersama bibi di sebuah desa kecil yang sepi, kebanyakan penduduknya pergi ke kota untuk bekerja. Bibi ku bernama Noa dan akupun memanggilnya begitu, ia seorang perawan cantik, putih, tinggi, rambutnya yang ikal panjang selalu ia gulung dengan pita, bagiku Noa layaknya seorang ibu, baik hati dan selalu terlihat muda bak bunga desa yang digemari pemuda-pemuda. Menurut Noa aku adalah gadis yang unik dan eksotis karena ketika senyum dagu ku akan terlihat sedikit membelah. Kulit ku, mata ku juga rambut ku berwarna cokelat terang dan aku selalu mengikat setengah rambut ku yang ikal panjang bergelombang. Sejak kecil hingga sekarang aku hidup begitu damai, setiap hari nya membantu Noa berkebun, belanja ke kota, sesekali pun aku pergi ke hutan untuk berburu, aku suka sekali ketinggian walaupun harus memanjat tetapi itu adalah keahlianku, dari ketinggian aku bisa meli

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PERTEMUAN

    Aku segera pulang kembali menuju desa melewati jalan yang sama dan ku percepat langkahku karena hari menuju gelap. Seperti biasa aku selalu sedia lentera ketika berpergian, berjaga-jaga jika malam tiba ketika masih dalam perjalanan. Sesampainya aku di ujung jembatan, terdengar semu suara rintihan yang sedikit terpecah karena aliran air.“Siapa itu? Dimana?” Teriak ku bermaksud untuk mencari tahu dan menolong.“Tolong... siapapun disana tolong! aku berada di tepian” Terdengar seperti terakan seorang priaAku dan orang itu saling berteriak namun tidak begitu jelas terdengar, akhirnya aku memutuskan untuk memanjat salah satu pohon dekat jembatan agar bisa melihat posisi dan keadaan orang itu dan aku pun menyelamatkannya.“Beruntung hari belum begitu gelap, jadi aku masih bisa melihatmu” UcapkuPria itu berterimakasih dan memberitahuku bawa ia tersesat juga lapar kemudian, ia melihat buah segar ditepian sungai namun

    Last Updated : 2021-10-27
  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   AWAL BARU

    Pagi hari setelah Noa terbangun ia selalu membuka lebar setiap jendela juga pintu sebelum melakukan aktivitas. Dan pagi ini aku mendengar ada yang datang bahkan kedatangan merekalah yang membangunkan ku. Sedikit ku intip ternyata itu Naya yang diantar kereta kuda milik wali kota.“Pagi sekali ia datang, bahkan sebelum Noa membukakan pintu dan jendela” Gumam ku.Aku beranjak menuju pintu depan dan menyambut Naya, Noa pun yang ikut terbangun segera menyiapkan minuman. Aku dan Naya berbincang dan bertanya apa yang membawanya hingga sepagi ini karena ku kira ia akan datang di siang hari. Naya pun bercerita bahwa ia semalaman mencari keponakan paman Heri yang sampai pagi ini belum pulang, ia mengkhawatirkannya karena paman Heri pun begitu cemas.Tanpa bicara sedikitpun aku langsung membangunkan Rayi yang masih tertidur di kamar tamu.“Oi pangeran, tuan puteri mu menjemput”Rayi pun bangun dan menemui Naya bersamaku.&ldquo

    Last Updated : 2021-10-27

Latest chapter

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   CANDRAMAWA DHARMENDRA

    Kemampuanku yang tiba - tiba tak bisa ku gunakan membuat ku terjaga semalaman karena mencoba mengendalikannya, mulai dari buku hingga barang – barang yang ada di sekitar tempat tidurku ku raih perlahan agar tak membuat kegaduhan dan membangunkan teman – teman, lalu ku coba menggenggamnya kemudian fokus pada ingatannya. Namun, sia – sia sama sekali tak membuahkan hasil.Aku terus mencoba, mengganti barang dan fokus hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 3 pagi. Aku yang sebenarnya belum menyerah pun harus cepat tidur karena pagi nanti adalah hari pertamaku belajar di sekolah ini.“Aru... Aruuu... Bangun, cepat” Teriak Sara padaku yang sudah berpakaian rapiAku yang masih mengantuk merespon Sara dengan sedikit lesu sambil menutupi wajah dengan selimut.“Cepat bangun, ganti bajumu. Kelas pertama sebentar lagi dimulai”“Hah? Apa?” Sontak ku sambil membukakan mata.Akupun bang

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   LIONTIN PHOENIX

    Waktu makan malam sudah tiba, aku Naya, Sara dan Ami pergi meninggalkan Mega Wit. Semua siswa serempak menuju ruang makan begitu pun para senior dan profesor – profesor.Saat menuju ruang makan aku bertemu Rayi dan dengan semangat dia memberitahuku bahwa setelah makan malam ada yang ingin ia sampaikan kepadaku dan Naya.“Aru.. Aru.. setelah makan malam ku tunggu kalian di perpustakaan Mega dan jangan lupa bawa liontinmu”Ami dan Sara terkejut karena melihat Rayi yang datang menyapa kami, bagi para siswa baru Rayi adalah anak yang populer bukan karena anak dari kepala sekolah tetapi karena wajahnya yang tampan dan orang nya yang sangat cerita memberikan suasana positif ketika bersamanya.“Hai Rayi” Sapa Sara“Oh Hai.. Waw kalian sulit dibedakan ya, ku kira rumor anak kembar yang selalu masuk Mega Wit itu hanya sebatas rumor, sekarang aku akan mempercayai setiap rumor yang ada!” Seru Rayi dengan gaya becanda

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PECA (Peculiar)

    Tibalah kami di depan kamar, dan aku melihat Sara sedang mencoba masuk kamar yang sama denganku. Akupun menyapanya“Hei Sara, kita satu kamar ternyata”“Aku Ami” Jawabnya dengan tersenyum,Kamar kami pun terbuka dan ternyata ada dua orang wanita yang mirip disini, di dalam kamar sudah ada Sara yang tadi berkenalan denganku. Lalu Sara memperkenalkan kembarannya sambil berjalan masuk kedalam kamar.Wajah Sara dan Ami terlihat begitu mirip bahkan sangat sulit membedakannya, dari bentuk wajah, mata, hidung bahkan bibir pun sama yang membedakan hanya postur tubuh dan gaya rambutnya saja. Sara sedikit berisi dan rambutnya pendek hitam terurai sedangkan tubuhnya Ami sedikit kurus dengan rambut yang sama namun berponi.“Ini adikku namanya Ami. Kami kembar tetapi dia sedikit pendiam orangnya” Jelas Sara“Aku pernah mendengar rumor katanya jika orang kembar kemungkinan besar akan terpilih di Mega Wit ini&rdquo

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   MEGA WIT

    Prof Gina membawa kami semua menuju Mega kami masing – masing, Aku, Naya dan Rayi berjalan bersama kembali sedangkan Dera sudah menemukan teman satu Mega nya. Kami pun berjalan mengikuti Prof Gina menuju keluar dan ternyata gedung Mega berada jauh terpisah di belakang gedung utama, kami harus melewati halaman dan memutari gedung lalu menyusuri jembatan yang terbuat dari bebatuan dimana jurang berada tepat dibawahnya.“Pemandangan yang cukup tak membuat bosan” Ucapku kepada diri sendiri.Gedung Mega berada di sebrang jembatan dan jelas terlihat sangat besar untuk seukuran asrama, walau tak sebesar gedung utama, gedung Mega ini masih terlihat sama seperti kastil dan layaknya rumah, isi di dalam nya pun mampu menampung satu desa sepertinya.Di lantai bawah terdapat ruang utama yang dipenuhi banyak kursi dan meja lalu ada ruang makan yang sangat luas begitupun dapurnya, kemudian ada aula, perpustakaan juga ruang belajar di lantai dua. Untuk Mega Ro

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PENDAR DAN SEKOLAH MANGATA

    Pagi hari kami tiba di kota Pendar, suasana begitu ramai sama seperti yang dikatakan Rayi penuh dengan kendaraan dan bangunan. Orang – orang terlihat sibuk, kebanyakan mereka pergi sepagi ini untuk bekerja.Hari ini, hari dimana sekolah Pendar menerima siswa baru dan tak sedikit juga kendaraan yang beriringan dengan kami menuju arah sekolah. Penduduk Pendar menyebutnya sekolah Mangata karena berada di puncak tebing Mangata yang katanya dikelilingi oleh danau, jika malam hari akan memantulkan cahaya bulan yang begitu indah diatas airnya.Kami sudah agak jauh dari perkotaan, melewati hamparan rumput dengan sajian bukit bukit kecil ditepi nya, sekolah pun sudah mulai terlihat dari sini lalu kami melewati hutan, diujung hutan itu ada jembatan gantung yang begitu besar menghubungkannya dengan tebing Mangata. Sajian alam berupa hutan, danau, tebing cantik dan terangnya langit akan terasa ketika berada diatas jembatan itu.Kereta pun berhenti dan kami turun tepat

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   KEISTIMEWAAN

    Di perjalanan aku mulai bertanya pada Rayi apa yang sudah ia bicarakan dengan Noa sampai begitu lama.“Dia menyuruhku menjaga mu, itu saja” Kata Rayi“Padahal aku bukan anak kecil lagi”“Tapi kau suka membuat kekacauan”“Akan ku kacauakan hidup mu”“Jangan memanjat ketika di sekolah nanti!! jika begitu anggap saja kau tak mengenal ku”“Aku akan memanjat ke setiap pohon dan bergelantungan sambil teriak namamu, RAYYII... SANG PANGERAN TERSUNGKUR DARI PENDAR” Ucap ku sambil meragakan teriakanku.“Dasar Betina Gila...”Kami semua tertawa saat itu dan kini berbincang tentang bagaimana keadaan kota Pendar. Dimulai ketika aku bertanya apakah Naya pernah berkunjung kesana?.Naya pun bercerita, waktu kecil ia pernah tinggal disana lalu pindah karena pekerjaan orangtua nya. dulu ia sering meminta tukang kebun di rumahnya mengganti warna

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   AWAL BARU

    Pagi hari setelah Noa terbangun ia selalu membuka lebar setiap jendela juga pintu sebelum melakukan aktivitas. Dan pagi ini aku mendengar ada yang datang bahkan kedatangan merekalah yang membangunkan ku. Sedikit ku intip ternyata itu Naya yang diantar kereta kuda milik wali kota.“Pagi sekali ia datang, bahkan sebelum Noa membukakan pintu dan jendela” Gumam ku.Aku beranjak menuju pintu depan dan menyambut Naya, Noa pun yang ikut terbangun segera menyiapkan minuman. Aku dan Naya berbincang dan bertanya apa yang membawanya hingga sepagi ini karena ku kira ia akan datang di siang hari. Naya pun bercerita bahwa ia semalaman mencari keponakan paman Heri yang sampai pagi ini belum pulang, ia mengkhawatirkannya karena paman Heri pun begitu cemas.Tanpa bicara sedikitpun aku langsung membangunkan Rayi yang masih tertidur di kamar tamu.“Oi pangeran, tuan puteri mu menjemput”Rayi pun bangun dan menemui Naya bersamaku.&ldquo

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   PERTEMUAN

    Aku segera pulang kembali menuju desa melewati jalan yang sama dan ku percepat langkahku karena hari menuju gelap. Seperti biasa aku selalu sedia lentera ketika berpergian, berjaga-jaga jika malam tiba ketika masih dalam perjalanan. Sesampainya aku di ujung jembatan, terdengar semu suara rintihan yang sedikit terpecah karena aliran air.“Siapa itu? Dimana?” Teriak ku bermaksud untuk mencari tahu dan menolong.“Tolong... siapapun disana tolong! aku berada di tepian” Terdengar seperti terakan seorang priaAku dan orang itu saling berteriak namun tidak begitu jelas terdengar, akhirnya aku memutuskan untuk memanjat salah satu pohon dekat jembatan agar bisa melihat posisi dan keadaan orang itu dan aku pun menyelamatkannya.“Beruntung hari belum begitu gelap, jadi aku masih bisa melihatmu” UcapkuPria itu berterimakasih dan memberitahuku bawa ia tersesat juga lapar kemudian, ia melihat buah segar ditepian sungai namun

  • ARUNIKA dan Mega Phoenix   AKU ARUNIKA

    Hai, aku Aru, begitulah teman - teman memanggilku dan Arunika adalah nama yang ku tahu dari bibi ku. Aku hidup bersama bibi di sebuah desa kecil yang sepi, kebanyakan penduduknya pergi ke kota untuk bekerja. Bibi ku bernama Noa dan akupun memanggilnya begitu, ia seorang perawan cantik, putih, tinggi, rambutnya yang ikal panjang selalu ia gulung dengan pita, bagiku Noa layaknya seorang ibu, baik hati dan selalu terlihat muda bak bunga desa yang digemari pemuda-pemuda. Menurut Noa aku adalah gadis yang unik dan eksotis karena ketika senyum dagu ku akan terlihat sedikit membelah. Kulit ku, mata ku juga rambut ku berwarna cokelat terang dan aku selalu mengikat setengah rambut ku yang ikal panjang bergelombang. Sejak kecil hingga sekarang aku hidup begitu damai, setiap hari nya membantu Noa berkebun, belanja ke kota, sesekali pun aku pergi ke hutan untuk berburu, aku suka sekali ketinggian walaupun harus memanjat tetapi itu adalah keahlianku, dari ketinggian aku bisa meli

DMCA.com Protection Status