Part 47
"Kenapa? Kalau ngomong itu jangan setengah setengah dong.." ucap Abangnya.
"Nggak ko Bang, ya sudah istirahat saja Bang, aku lelah ini." Ucap Ari yang mengalihkan pembicaraan.
"Owh.. ya sudah Abang juga lelah."
Setelah itu mereka berdua saling rebahan dan memainkan handphone nya masing-masing serta sambil mendengarkan musik.
Adzan magrib dan isya pun telah mereka lewati sehingga tidak kerasa tiba-tiba saja sudah larut malam dan mereka tertidur lelap dimana dia sudah melakukan aktifitas yang melelahkan. Jam terus saja berputar sehingga tak terasa pagi pun tiba yang menunjukkan pukul 04:00 Ari terbangun lebih awal lalu langsung menyiapkan segalanya setelah itu dia langsung mandi, Abang nya Ari juga terbangun setelah mendengar gemericik air di dalam kamar mandi, setelah menengok di samping nya ternyata Ari yang sedang mandi lalu mengucek kan matanyan dengan tangan pelan pelan setalah mengumpulkan nyawanya lalu Abang nya Ari bergegas mengambil
Part 48" Bu.. ngapain si kesini segala, ayo kita pulang." Ajak Bapak Bapak itu sambil memegang bahu Ibu tersebut." Nggak Pak, nanti aja aku masih ada urusan sama ini bocah berdua." Ucap Ibu Ibu itu dengan garang." Ih.. Ibu.. tolong deh jangan malu maluin Bapak, itu sudah banyak yang pada nonton kita." Ucap Bapak itu sambil menarik narikkan tangannya." Nggak Pak, ih.. lepasin jangan di tarik-tarik. " Ucap Ibu itu sambil memegang tangan Bapak itu." Tolong lah Bu.. jangan seperti ini.. kita berdamai saja nggak sudah seperti ini." Ucap Bapak itu lagi." Nggak Pak.. ih.. Bapak itu diam.. nggak usah ikut-ikutan campur urusan Ibu " Ucap Ibu itu sambil akan tetap mencegah Abangnya Ari yang akan berangkat kerja." Nak.. cepetan kalian berdua pergi, nanti kalian terlambat masuk kerja." Ucap Bapak Bapak itu sambil memberi kode pada mereka berdua." Oh.. iya Baik Pak, kalau begitu kami permisi." Ucap Abangnya Ari." Hati-hati d
Part 49Ari masih saja menunggu Rizki sampai saat ini dia belum melihat Rizki di dekat Pabrik, Ari sudah merasa cemas saja karena akhir-akhir ini dia merasa ada hal yang aneh dengan Rizki yang biasanya sudah terlebih dahulu tiba kini malah belum tiba. Ari langsung saja melihat jam di handphone nya yang sedang menunjukkan pukul 09:20 dan setengah jam an lagi akan segera di mulai.. detik demi detik Ari bberdiri dengan rasa cemas, bulak balik terus di depan gerbang dia berharap teman ngobrolnya itu datang." Dimana si kamu Rizki." Batin Ari. Yang kini beralih duduk." Dek nunggu siapa?" Tanya security padanya yang melihat Ari dari tadi mondar-mandir di depan gerbang pabrik." Hmm.. ini Pak aku lagi nungguin teman." Ucap Ari." Oh.. ya sudah kamu masuk saja dulu 15 menit lagi mau bel berbunyi " ucap security itu." Tapi Pak teman aku masih belum tiba " ucap Ari." Ya sudah boleh kamu nungguin teman kamu nanti misalkan 5 meit lagi tidak da
Part 50Lalu kami semua yang mengikuti tes mengambil pulpen dan buku masing-masing di dalam tas yang sudah kami siapkan, setelah itu kami semua baru mencatat tulisan dari papan board di pindahkan ke dalam buku kami masing-masing." Baik kalian semua setelah menulis jangan lupa nanti lihat ke kami, karna kami akan memberikan penjelasan serta memberikan cara dan metode untuk kalian kerjakan." Ucap seseorang yang akan merekrut kami.Hening beberapa aat karena semua nya masih fokus menulis di papan board nya itu. Setelah selesai menulis nya lalu seorang perekrut itu membawa alat-alat nya dari bawah ke ruangan tempat dimana anak-anak calon karyawan akan di berikan contoh." Baik, perhatiannya saya minta kemaluan, apakah kalian semuanya sudah menulis?" Tanya nya." Sudah Pak." Ucap kami serentak." Baik.. boleh saya ingin mengetahui nama-nama kalian nanti maju ya satu persatu mulai dari pojok kanan." Ucapnya." Silahkan di mulai dari sekara
Part 51 Kami semua tertiba mengikuti arahannya, aku selalu ingat perkataan Abang ku itu, dia bilang harus mengikuti saja setiap arahan yang dia berikan begitu lah ucapan Abang ku. Hanya beberapa menit saja, seorang perekrut itu balik lagi dan duduk di tempat nya kembali. " Hmm.. bagiamana bagian ini apakah sudah di tulis semua?" Tanyanya yang menunjuk ke papan board ini. Lalu ada yang menjawab. " Belum semua Pak, ini aku sebentar lagi akan selesai di bagian itu." Ucapnya. " Ok lanjutkan saja ya, bagi kalau sudah selesai bilang ya. " Ucapnya. Semuanya bener-bener tertib dan mengikuti semua arahan yang beliau katakan, bener kata Abang aku harus mengikutinya, karna ini menurut ku ilmu yang harus aku ambil banyak juga pelajaran yang harus kita gali. Rizki yang berada di samping ku hanya terdiam saja dari tadi tanpa ada ekspresi apapun dari nya. " Rizki kamu sudah selesai menulis?" Tanya A*i pada Rizki. " sudah." Ucapnya sin
Part 52 " Ok perhatiannya sini lihat ke depan " ucapnya. lalu semuanya langsung menghadap kedepan dan fokus melihat seorang perekrut pegang barang. " Kalian semua sudah selesai menulis kan?" Tanya nya kembali. " Sudah Pak." Ucap kami kompak. " Ok ini saya akan menunjukkan barang yang akan kalian kerjakan nanti di lapangan ya." Ucapnya menjeda. " Nah.. ini barang yang panjang namanya calioer dan ini satunya lagi diameter, nanti kalian satu persatu akan maju ya ke depan untuk kita langsung praktekkan." Ucapnya sambil memegang barang tersebut. " Ok.. mulai dari pojok kanan ya, silahkan berdiri dan duduk di depan barang ini ya." " Sekarang kamu pegang barang ini dan piston ini." Ucapnya. " Sekarang kamu lihat dulu ya contoh yang saya berikan." Lalu seorang perekrut itu memberikan contoh kepada yang pertama duduk di depan barang itu. " Sini pinjem dulu calipernya, jadi begini caranya, kamu lihat saya cara mengukur, i
Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n
Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari
Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari