" Njirr, jangan diem aja lu ayoo ceritaen hubungan kalian ke gue! masalahnya gue yang jadi tumbal si bapak satu itu. Kebayang kaga lu pas gue lagi seru - serunya berantem ama cowok gue, eeehh tiba - tiba dia nelpon gue nanyain lu, Kan ambyarr jadinya.." Jessica menyetir mobilnya dengan terus menyerocos ke Vania yang masih terdiam.
" Tar malem aku ceritain, lagiaan aku mo fokus dulu ke persiapan interview neeeng geulissss..." Jawab Vania sembari memalingkan pandangannnya ke samping menatap Jalanan yang telah lama tak ia lewati. Vania menghela nafas berat. " Iye dah iyeee, lagian paen juga lu kerja segala, kalo laki tajir uda ada di genggaman. Gilingan lu udah nyobain jet pribadi aja, nah gueee.!? Btw tar kalo mas Dendi nelpon gue lagi, trus gue mesti jawab gimana nih.." Jessica bertanya kepada Vania serius. “ Intinya, aku mohon. Jangan bilang ke dia kalau aku lagi di JakaAtau pernah juga ulah usilnya yang membuat calon istri yang akan di perkenalkan untuknya itu menyerah, lantaran ketika obrolannya nomal, tapi saat ia membuka kacamata hitam nya ternyata mata itu tak berhenti berkedip - kedip dan itu juga menyurutkan niat sang calon istri yang akan di jodohkan dengannya dan tak menunggu berhari sang wanita langsung memutuskan untuk tidak dapat melangsung kan perjodohan karena kekurangannya. Tentu saja kita ingin jodoh kita itu berpenampilan sempurna terkecuali ada satu alasan tapi untuk anak seorang jutawan mereka otomatis menjadikan fisik menjadi salah satu syarat wajib jika pasangan mereka mempunyai ciri fisik dan mental yang sama dengan mereka. Begitulah tingkah Edward Mahaputra dengan sifat usil yang selalu di sajikan khusus kepada para calon wanita yang akan di jodoh kan dengan nya dan masih banyak tingah usil nya yang membuat para calon istri nya itu ilfil dan mundur dari perjod
Sementara itu Vania yang baru selesai melakukan test interview, menuruni gedung itu dengan perasaan yang tak karuan karena harus menunggu esok hari untuk keputusan hasil interview hari ini, yang ternyata untuk satu posisi di ikuti oleh tiga puluh orang peserta interview. Ia tersenyum getir melihat dua puluh sembilang orang saingannya, yang terlihat masih muda dan berpenampilan menarik sangat berbeda dengan dirinya yang sudah kepala tiga dan merupakan single parent, ia telah memasrahkan semuanya di ruangan itu, ia hanya berusaha dengan sebaik yang ia mampu, tak berani berharap banyak. Sesampainya di bawah Vania segera menyetop taxi untuk menuju rumah milik Jessica, dimana ia menitipkan barang - barang bawaannya. Di dalam taxi ia mengabari Verrel bahwa Interviewnya sudah berjalan mulus, Meski begitu Verrel tetap menyemangatinya dengan suka cita. Verrel me
Dan si ibu berjanji akan memberitahukannya jika sudah bertanya kepada ibu Vania, karena saat ini sang ibu di seberang itu sudah pulang dari rumah Vania. Dendi menyetujui dan merasa berterima kasih kepada ibu tersebut dan berjanji suatu hari nanti akan pergi mengunjungi keluarga Vania di sana dan akhir nya Dendi mengakhiri panggilan telponnya dan kembali melajukan mobil menuju jalan raya. Dalam hati Dendi berfikir dimana gerangan Vania berada. Ia terus memandangi jalanan yang masih tampak ramai hanya saja sudah tidak macet. Angannya melayang jauh seolah ingin membelah gelapnya malam yang dingin, kemudian lamunannya di kejutkan dengan panggilan telpon masuk di layar ponsel miliknya. Dddrrrrrttt.....Drrrrtttttttt......... " Della Calling" Lalu dengan berat hati Dendi menjawab panggilan dari wanita yang menjadi tuna
" Ehh Bego'... !! Itu namanya Cinta.. keliatan amat lu udah tuwir ye, udah beku hati lu ngebedain mana cinta mana kaga. Makanya jangan burung lu doank yang di kasih makan ma cewek - cewek kaga jelas, sekali - kali makan lu gizian dikit kek..." Balas Sarah sambil meninju lengan sahabat nya itu dan di sambut gelak tawa kedua nya. Dan akhirnya kedua nya memutuskan untuk berpisah karena sudah larut malam dan Sarah harus shooting pagi harinya. Mereka bercipika cipiki mengakhiri pertemuan mereka yang sangat berkualias bagi Dendi. Dan Dendi berjalan menuju mobil lalu menginjak gas dan menuju jalanan yang mengarah ke alamat Rumah Megah milik orang tua nya. Dua puluh menit kemudian Dendi sudah sampai di rumah orang tuanya dan memasuki kamar milik mya yang berada di Lantai 4 Rumah milik orang tuanya. Dendi berganti
*** Sementara itu, di tempat yang berbeda, tampak Dendi telah menyelesaikan mandinya dan bersiap hendak menuju meja makan, dimana Della dan kedua orang tuanya sudah menunggunya untuk sekedar menikmati santap siang bersama yang memang jarang mereka lakuakan bersama, memgingat kesibukan yang di lakukan masing - masing. Ayah Dendi hampir tak memiliki waktu hanya sekedar untuk makan siang bersama keluarganya, karena banyaknya bisnis yang di jalaninya. Tapi siang itu ia menerimanya karena merasa tak enak dengan calon menantu mereka yang sudah menghubunginya langsung. Dendi menyapa semua yang ada di meja makan itu dengan wajah yang di penuhi keringat, mengingat reputasinya yang terkenal patuh sedari kecil dan hampir tidak pernah mencoreng nama keluarga besarnya. Ia selalu mematuhi setiap keinginan orang tuanya. Untuk seukuran anak lelaki Dendi di katego
" Paah...Maahh. Maaf dengan terpaksa Dendi akan membatalkan pertunangan yang sudah terjalin dengan Della. Esok Dendi akan konfrensi pers, menyatakan batalnya pertunangan karena urusan karier. Dendi akan berusaha untuk tidak merugikan perusahaan papa..Karena setelah Dendi paksakan, Dendi tetap tak dapat memaksa mencintai Della, dan hingga detik ini, hanya menganggap Della sebagai sahabat Dendi. Dendi sangat mencintai Vania, dan tak mampu lagi untuk kehilangan dirinya. Maaf sudah mengecewakan semuanya. Dendi Siap menerima Resiko terburuk apapun yang papa dan mama berikan..Dan Della, aku mohon perhari ini berhenti menggunakan segala fasilitas dariku, karena aku telah memproses pemblokiran semua kartu kredit yang kau gunanakan dan tidak akan bisa kau gunakan per detik ini..Kamu berhak bahagia dengan pria yang mencintaimu dengan tulus, Begitu juga dengan ku..." PLAKKK.!! PLAAAK.!! " Jahanam!! kamu y
Della melajukan mobilnya kencang, ia membuka kaca mobil sembari merokok. Lalu dengan lincah tangannya memutar stir mobil ketika melewati menara Twin Sanjaya yang ada di hadapannya. Satu - satunya jalan adalah ia menemui ayah Dendi pikirnya, dengan senyum miring dan otak liciknya. Della menambah make upnya lalu memoleskan lipstick merah merona, lalu berjalan keluar mobil menuju gedung kembar pencakar langit milik orang tua Dendi. Semua mata memandang kearahnya. mereka semua mengenal Della sebagai tunangan putra pemilik gedung ini. Tentu saja mereka membiarkan Della, bahkan ketika ia berjalan menuju aAkses VVIP milik ayah Dendi yang akan langsung membawa ke depan pintu ruangan ayah Dendi. Sesampainya di depan ruangan yang di jaga pria berbadan kekar dan seorang sekretaris, Della terus melangkah denga
Sosok yang belum lama ia temui dan menyingkirkannya begitu saja. Iriana Sanjaya istri dari Indra Sanjaya, pria yang baru saja berbagi kenikmatan bersamanya. Wanita itu mengerutkan dahi, lalu bertanya mengapa ia dari dalam, ada apa.?Tapi Della yang selalu mampu bersilat lidah, akan membuat siapa saja yang berhadapan dengannya selalu terpedaya. Dengan santai Della berkata, " Mo ngucapin makasih ma oom Indra, tante. Karena kan om Indra udah balesin sakit hati aku.. oke deh tante, Della pamit yah mo ada perlu.." Pamit Della yang dapat membaca situsi bahwa sang Istri memasang ekspresi curiga, terhadapnya yang menatap kostum yang di gunakan dengan mata melotot seperti hendak keluar biji matanya. Della meninggalkan ruangan itu dengan cepat. Di bibirnya mengembang senyum karena sudah berhasi menggaet sumber uang terbaru setelah lep