Share

38

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-03-27 08:57:06

Lalu setelah Mas Fadli pergi, Mas Husein menggerutu dan protes padaku.

"Apa lelaki itu sudah pergi?"

"Iya."

"Aku kesel dia terus datang ke sini."

"Tapi apa salahnya, dia hanya menjenguk dan bersikap baik."

"Halah, dia ingin bertemu dan merayumu."

"Tapi aku tidak merasa dirayu!"

"Bahkan jika kau karyawan dan sahabatnya itu tidak bisa mencegah tuntutannya padaku!"

"Kaulah yang harus minta maaf dan mengalah, sekali perbuatanmu dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya maka mungkin lelaki itu akan memaafkanmu, daripada kau terjerat kasus hukum dan ribut di pengadilan!"

"Ini semua karena kamu!" ujarnya geram.

"Ini semua karena kecemburuan dan perbuatanmu sendiri kenapa kau menyalahkanku," balasku sambil menggelengkan kepala. Kadang aku ingin menertawainya tapi kadang sikapnya begitu menjengkelkan dan konyol.

Mau sekuat apapun membela diri tetaplah dia yang bersalah, dia telah menghadang orang lain, memprovokasi dan memukul Tuan Fadli. Untungnya lelaki itu masih mau berbaik hati tapi sik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Endang Retno Djiwanti
makasih thor ditunggu lanjutannya semangattt..
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
semoga endingnya bahagia Aliya dngn Fadli. tq kk thor.
goodnovel comment avatar
Nurul Fajar
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • ANTARA AKU DAN RANIA    39

    Sehari setelah pembicaraan tentang perceraian itu suamiku memilih untuk diam dan tidak membicarakan apapun lagi. Dia seperti kehilangan dirinya kehilangan senyum dan tidak mau menyapaku sama sekali. Bahkan di malam hari dia tidur di sofa ruang tv. Tak ada ardu argumen sejak aku menegaskan kebencianku padanya dan istrinya, juga tentang bocah tidak bersalah yang diberi nama Aisyah. Tidak masalah mereka bersama tapi sebagai istri pertama aku tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Mau dipaksa bagaimanapun tetap aku tidak mampu menghadapi kenyataan itu. *Sepuluh hari setelah kepulanganku dari Singapura, keadaanku mulai membaik. Aku sudah bisa melakukan tugas-tugasku sendirian membersihkan rumah serta mencuci pakaianku di mesin cuci. Jadi aku putuskan untuk mengembalikan Ningsih ke kantor Tuan Fadli agar ia kembali ia bertugas di sana sebagai cleaning service dan office girl. Menjelang hari ketiga tidak bicara apapun dengan mas Husain, jujur saja aku merasa nyaman. Sebab jika aku masih

    Last Updated : 2025-03-29
  • ANTARA AKU DAN RANIA    40

    "sungguhkah kalian tidak bisa diselamatkan lagi?" tanya adik iparku."Apa yang mau diselamatkan ketika hubungan sudah hancur.""Kenapa Kakak tidak mencoba memaafkan?""Aku tidak mau memutar pembicaraan dan mengulang-ulang penjelasanku. Aku sudah lelah. Bila kalian menghargaiku kalian bisa pergi karena aku ingin istirahat," ujarnya yang akhirnya tidak mau meletakkan terlalu banyak penghormatan kepada keluarga mertua dan iparku. Dulu aku akan menemani mereka, melayani mereka dan mendedikasikan semua waktuku jika mereka datang ke rumah. Aku berusaha menjadi tuan rumah yang baik, menjadi anak menantu yang baik untuk mertua dan kakak ipar panutan untuk kedua adik Mas Husein. Tapi sekarang aku berani dengan lantang berkata kalau mereka harus pergi dari rumahku sebab aku tidak mau lebih banyak gangguan dari itu. "Jadi, kau ingin mengusir kami?""Kalau kalian tetap mau tinggal silakan saja, namun aku kelelahan dan ingin istirahat. Aku masih dalam masa penyembuhan jadi aku tidak bisa terlal

    Last Updated : 2025-03-29
  • ANTARA AKU DAN RANIA    41

    Pada pria yang telah kuberikan separuh jiwaku, aku kecewa karena telah begitu mencintai dan mendedikasikan diriku untuknya. Aku terbenam dalam lautan kekecewaan mendalam di mana tangis dan sesal tak lagi berguna untukku. Aku berdiri menahan bola mata berkaca-kaca serta sensasi menyesakkan dada sementara pria itu melanjutkan tidur tanpa dosa. Lalu apa ... Akhirnya aku tetap harus menyeret diriku ke pengadilan agama, memberanikan diri untuk bicara pada panitera bahwa aku tak sanggup lagi bertahan dalam tirani ini. Aku tak kuasa menerima penderitaan serta cambukan kecemburuan yang setiap hari mendera jiwaku. Mungkin aku berusaha untuk ikhlas, tapi setiap kali bayang senyum Dan tawa Rania terlintas di pelupuk mata, hatiku terbakar kecemburuan yang membara. Bayangkan... Selama lebih dari 3 tahun mereka diam-diam melakukan pertemuan, menikah secara diam diam lalu mengikrarkan akad secara rahasia. Bodohnya aku yang tidak menyadari semua itu, dan alangkah konyolnya diri ini yang telah mem

    Last Updated : 2025-03-30
  • ANTARA AKU DAN RANIA    42

    Aku sudah harus melipat perasaanku dari lembaran yang besar menjadi lipatan paling kecil, kemudian mengemasi dan menutup hatiku lalu menggenggamnya dan membawanya pergi. Luka-luka yang ikut bersama rasa yang telah kukemas, niscaya akan mewarnai kehidupan dan jadi pelajaranku di masa depan... Mungkin sebagian jadi trauma dan keraguan ketika aku akan jatuh cinta... Tapi ini jalan terakhir. Cukup sudah dihina, disakiti dan dikhianati. Telah kucoba untuk memahami sifat suamiku. Mencoba mengerti bahwa ia dalam keadaan bingung, terkejut dengan kemarahanku dan belum menata kata-katanya untuk menjelaskannya padaku. Aku mencoba memahami bahwa dia sedang dalam posisi mencoba untuk menyetarakan antara aku dan istri barunya, meski belum maksimal dan masih ada kekurangan di sana-sini. Aku mencoba untuk memahaminya. Aku tidak ingin dendam dan sakit hati tapi pertanyaan dan protes-protes atas ketidakadilannya memaksaku untuk bertanya. Aku tidak ingin mengintervensi atau menekannya tapi terkadang

    Last Updated : 2025-03-30
  • ANTARA AKU DAN RANIA    43

    Melihatku bersama Tuan Fadli, spontan kecemburuan suamiku terlihat dengan jelas di matanya, seakan ada api yang berkobar dengan cepat. Seakan ada arang yang disiram dengan bensin lalu menyembur menjadi lidah api yang sangat besar. "Kau mau kemana?" Jarak antara mobilku dan mobilnya tidak sampai 1 meter jauhnya. Melihatku bersama bosku suamiku langsung turun dari mobilnya dan mendekat dengan cepat. Melihatnya menghampiriku, aku panik mencari tuas untuk menaikkan kaca mobil namun aku gagal. "Kau mau kemana Alya!" Dia menurunkan badannya, membuat wajahnya tepat di depan wajahkum "Mau bekerja!" jawabku sekenanya. Mataku yang sembab, suaraku yang serak serta dia yang sudah terlanjur melihat koper jok belakang, langsung meradang."Kau mau kabur ya, kau mau meninggalkan suamimu ya?!" Dia tertaw, lalu berteriak yang sukses membuat pengguna jalan melihat kami. Hujan semakin deras, lelaki itu basah kuyup di luar mobil Ferrari Tuan Fadli. "Husein!! biarkan alya menenangkan diri!" Mendeng

    Last Updated : 2025-04-02
  • ANTARA AKU DAN RANIA    44

    Udara pagi berkabut dengan rintik hujan yang tak kunjung selesai, air mata ini tak berhenti tumpah meski mata menerawang memandangi jendela. Gedung dan pohon berlari seakan mengejar di belakangku sementara aku seperti kura-kura yang merangkak di posisi yang sama."Aku mohon jangan menangis, banyak konflik yang terjadi di antara suami dan istri, kuharap kau tegar menghadapi ini!""Aku sedih atas sikap suamiku dan bagaimana caranya mempermalukan kita. Juga khawatir tentang mobil Anda yang rusak, Mas." "Jangan khawatirkan mobil, aku bisa memperbaikinya. Aku lebih mengkhawatirkan tentang perasaan dan jiwamu. Seorang wanita sejatinya harus diperlakukan dengan baik dan lembut. Tapi kau mendapatkan perlakuan kasar tepat di depan mata semua orang.""Dia benar-benar emosi Mas," desahku dengan perasaan yang gamang. Ada rasa takut, khawatir dan cemas. Takut kalau dia akan mencari dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, takut dia menyebarkan berita-berita yang tidak sedap tentang aku dan

    Last Updated : 2025-04-04
  • ANTARA AKU DAN RANIA    45

    Mendengarnya mengatakan ucapan cinta aku hanya diam saja, aku tidak punya kata-kata untuk menanggapinya, sebab diperpanjang pun... obrolan terasa sakit dan hambar. "Kenapa kau diam saja Alya?""Aku hanya terkejut bahwa kau masih nyaman mengucapkan omong kosong, aku kaget tanpa malu kau mengatakan cinta pada wanita yang terus kau sakiti!""Dengar alya... Kadang kemarahan membuat seseorang gelap mata. Aku tahu persis aku mencintaimu tapi aku cemburuan telah membuatku merugi, aku menyakitimu dan aku menyakiti badanku sendiri. Tidak ada penyesalan yang lebih menyakitkan dibandingkan apa yang kurasakan sekarang. Tolong beri aku kesempatan dan beritahu aku di mana tempatmu agar aku bisa menjemputmu dan membawamu pulang.""Apa yang telah kau buat tidak akan kembali dalam bentuk yang sama. Kau telah mengusirku, merampas harta dan membuatku merasa tersisih di dalam rumahku sendiri. Kau mengambil perhiasan dan uangku juga menahan tabungan kita. Kekejaman macam apalagi yang harus kutahan?"Lu l

    Last Updated : 2025-04-06
  • ANTARA AKU DAN RANIA    46

    "keputusan Apa yang kau ambil tanpa berdiskusi lebih dahulu pada suamimu?" Seketika tangisan suamiku terhenti, matanya mendongak dan melihat padaku dengan lekat. "Aku tetap ingin berpisah. Ini jalan terbaik untuk kita.""Namun aku tetap ingin berusaha...""Tidak Mas sudah cukup! Mari kita selesaikan semua ini baik-baik dan kita bagi Apa yang harus kita bagi.""Tapi semuanya milikmu Alya, semua yang kuberikan adalah milikmu dan aku tidak akan mengambilnya kembali.""Kalau begitu aku bebas mempergunakan sesuka hatiku?""Iya.""Aku tetap memutuskan berpisah denganmu. Tentang rumah itu aku tidak tertarik lagi... Kau bisa menyimpannya untuk kau dan keluargamu, juga uang tabungan dan perhiasanku. Aku cuma minta agar kau mengembalikan surat-menyurat dan berkas-berkasku agar aku bisa menyelesaikan urusan kita.""Kenapa kau begitu keras hati Aliyah?""Dikhianati itu sakit, Mas. Daripada menyimpan luka itu terus-menerus lebih baik kita selesaikan saja."Aku bangun dari tempat duduk agar perdeb

    Last Updated : 2025-04-06

Latest chapter

  • ANTARA AKU DAN RANIA    56

    Demi kenyamananku dan kenyamanan keluarga, kukira aku harus segera pindah rumah. Mas Husein tahu alamat orang tuaku jadi dia bisa mencariku sewaktu-waktu. Oleh karena itu penting bagiku untuk mengamankan diri agar aku tak lagi bertemu dengannya, agar tak ada kesalahpahaman pada istrinya juga isu-isu tak sedap yang bisa dibicarakan oleh para tetangga. Pagi ini aku terbangun, dan berniat untuk membicarakan keputusanku pada ayah dan ibuku. Mereka yang seperti biasa duduk di meja makan dengan segelas kopi menatap kedatanganku yang sudah rapi, siap pergi ke kantor dan menyambut hari yang baru. "Aku berniat untuk menyewa apartemen dan pindah ayah. Kejadian semalam telah membuatku berfikir dan kurasa kita tidak nyaman kalau Mas Husen terus datang.""Kenapa kamu yang harus menyingkir dia yang harus di ultimatum untuk tidak perlu datang lagi ke sini. Jangan kamu yang menghindar dari rumah orang tuamu.""Selagi aku ada di sini dia akan terus mencari cara untuk menemuiku. Jadi pilihan terbaikn

  • ANTARA AKU DAN RANIA    55

    "Kau! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya ayah sambil berusaha melindungiku dan menarik tanganku dari tangannya. "Aku hanya mencari Alya, ayah!""Kenapa kamu mencari anakku, dia sudah bercerai denganmu. Kenapa kau datang ke sini, apa kau tidak takut istrimu akan curiga dan kau akan tercoreng rasa malu?""Untuk apa aku merasa malu Alya mantan istriku, dan sekalipun kami bercerai, masih mungkin untuk bisa bersama jika aku meyakinkannya untuk rujuk.""Cih, Siapa yang mau rujuk denganmu. Daripada rujuk denganmu aku lebih suka dengan kesadaran penuh menguras air laut," jawabku sambil tertawa.Dia tercengang dan menatapku dari atas ke bawah, terkejut juga dirinya melihat penampilanku yang berubah lebih modis dan anggun juga cantik dan makin sehat saja. Bahkan sekarang berat badanku naik 2 kilo hingga membuat pipiku sedikit berisi dan tidak terlalu tirus lagi. "Kau... Apa yang kau kenakan ini?" desisnya."Masuk ke dalam Alya!" Ayah memerintahkanku dengan tegas, lelaki paruh baya bertubuh

  • ANTARA AKU DAN RANIA    54

    Makan malam berlangsung dengan nyaman, duduk di resto dari lantai lima sebuah gedung mewah, dengan pemandangan lampu-lampu kota yang cantik dia tambah berhadapan dengan pria tampan yang kata-katanya selalu terdengar lembut dan menyenangkan, menciptakan suasana berbeda yang tidak terbeli harganya. Terlebih ia terus membuat jantungku bergetar. Aku tidak ingin menyebut ini sebagai ketergantungan emosional atau pelampiasan sebab aku baru saja berpisah dari suamiku. Aku menyebut ini keberuntungan dan rezeki karena sangat jarang seorang berasal dari kalangan menengah mengenal seorang pengusaha terkenal lalu menjadi begitu dekat. Kadang aku berpikir ini hanya euforia, hanya keberuntungan sesaat atau aku terlalu terbawa perasaan sebab mengenal orang sesempurna Tuan Fadli adalah hal yang jarang bisa dirasakan oleh semua orang. Aku harus mencubit tanganku berkali-kali untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang sedang kualami. Aku sedang memakai pakaian terbaikku, duduk menikm

  • ANTARA AKU DAN RANIA    53

    Saat dia menyebut namaku ada ledakan flare warna warni di hati ini, ribuan bunga seakan jatuh dari langit membuatku tak bisa mengendalikan senyum. Tanganku seketika panas dingin dan berkeringat membuat jantung ini berdegup kencang.Lalu, aku hanya bisa tersipu malu dan menundukkan kepalaku."Aku menyukaimu, tapi tenang saja, kau jangan takut, aku tidak buru buru untuk segera melamar dan membuatmu tidak nyaman, aku tahu kau masih dalam proses menata hatimu, jadi aku akan menunggu dengan sabar."Hmm, dia pintar sekali membaca suasana hatiku, tapi buru buru pun tak masalah, aku menyukainya. "Ini mengejutkan sekali, tapi, saya menghargainya.""Apa kau bisa memberi sinyal bahwa kau akan menerima perasaanku?" tanyanya sambil menatap mataku, di lokasi parkir itu, aku rasanya ingin lari keluar dari mobil dan menghindarinya tapi aku tahu bahwa ia menunggu jawabanku. Aku ingin menjawab iya, namun aku tak mau terlihat buru buru menerima dan kesannya menjadikan dia pelarianku, mungkin saja kan,

  • ANTARA AKU DAN RANIA    52

    Kupandangi diriku di depan cermin, kupandangi gamis putih yang kukenakan, juga jilbab senada, jam tangan dan bros cantik yang menampilkan presentasi diriku yang sempurna. Ya, tidaknya ini adalah penampilan terbaik yang bisa kuberikan malam ini untuk diriku sendiri. Kuraih ponselku dan kutunggu kabar dari tuan Fadli, kapan dia merapat ke rumahku dan kapan dia berdiri di depan pintu gerbang untuk membawa diri ini pada situasi makan malam yang menyenangkan."Oh dia belum memberiku kabar, kapan dia akan mulai jalan." Jujur saja aku antusias, aku belum bilang aku jatuh cinta meski jatuh cinta adalah hal manusiawi. Aku tidak akan secepat itu menilai ini sebagai hal yang membuat diriku terbang melayang. Menurut penelitian terbaru Cinta itu bukan seperti emosi yang Mudah dihilangkan, dia seperti kebutuhan fisiologis tubuh yang sama halnya dengan lapar dan haus. Ketika seseorang lapar atau haus mereka akan mencari makan dan minuman.Maka, seperti itulah cinta mendeteksi kebutuhan manusia ak

  • ANTARA AKU DAN RANIA    51

    Kupandang wajahnya kupandangi dia dengan seksama hingga aku mampu meneliti betapa apa yang ia ucapkan itu adalah benar bermakna dari hati atau mungkin hanya lampiasan perasaan emosi dan kecewa. "Iya benar masalahnya ada padaku. Aku tidak bisa diduakan dan itu adalah kesepakatan Kita sejak awal. Jika kau menduakanku maka aku akan pergi.""Tapi itu pembicaraan 15 tahun yang lalu saat aku dan kamu masih menggebu dan saling mencintai. Saat kau sakit dan tidak bisa memberiku anak maka keputusanmu itu opsional bisa berubah. Apakah aku salah dan harus bertahan setia padamu sementara aku tidak bisa melanjutkan keturunanku?""Kita sudah bicara banyak," jawabku sambil menutup koper, dan tersenyum manis padanya. "Kenapa kau menghindari ucapanku?""Maaf aku sudah 30 menit di sini, aku harus pulang sebelum timbul fitnah dan asumsi negatif dari para tetangga terlebih jika ini sampai ke telinga istrimu.""Tapi kau masih istriku masih status kita sedang menggantung di pengadilan.""Oh ya?""Sampai

  • ANTARA AKU DAN RANIA    50

    Lalu kami pun mengurus perceraianku, seminggu berlalu setelah pertemuan dengan keluarga Mas Husein Ayah membantuku untuk memasukkan berkas ke pengadilan agama. Mendampingiku mencatatkan gugatan serta membantuku membayar biayanya. Setiap kali dia menatapku dengan sedih meski aku sendiri berusaha tersenyum di hadapannya, Ayah selalu menguatkanku, menggenggam tanganku dan mengatakan bahwa semuanya akan berubah dan hari esok akan jadi baik-baik saja meski statusku sendiri."Kak, ayah akan selalu mendukungmu. Fokuslah pada impian dan kehidupanmu, bila kau sembuh kau harus bahagiakan dirimu sendiri. Berkarir dengan baik dan jadilah sukses.""Iya, ayah.""Ayah mau kau jadi lebih kuat.""Insya Allah."Sepulangnya dari pengadilan agama, aku dan ayah mampir di restoran seafood kesukaan kami, aku dan dia makan bersama dan menikmati hidangan favorit keluarga yang selalu kami beli sejak aku remaja. Kami berbincang sambil makan berdua, memikirkan rencana masa depan, apa yang akan aku lakukan den

  • ANTARA AKU DAN RANIA    49

    (jika kau tidak keberatan tolong hentikan mengirim pesan ke ponsel aku sebab aku bukan lagi istrimu!)(Kalau begitu, sejak kapan kita bercerai? Aku tidak berasa menandatangani persetujuan di pengadilan!)(Cukup, aku sedang berbincang dengan bosku dan aku tidak mau terlihat sibuk dan membuatnya tersinggung!) Aku sengaja mengirimkan pesan seperti itu untuk memberinya pelajaran, ketika dia terus menyiksa perasaanku dengan kecemburuan, kebahagiaannya bersama Rania, maka aku pun bisa memberikan pukulan yang lebih telak. (Dasar jalang!) Ungkapnya dengan emoji wajah merah padam.Pukul 04.00 sore aku kembali ke rumah, aku dorong pintu gerbang dan mendapati kedua orang tuaku sedang duduk di teras dan berbincang. Bunda terlihat khawatir dan segera menyongsongku sementara aku terheran-heran dengan ekspresinya yang cermat. "Kau Baik-baik saja kan Nak?""Iya aku baik-baik saja! Ada apa Bunda?""Beberapa saat yang lalu suamimu datang ke rumah dan memberitahu betapa kau benar-benar berselingkuh d

  • ANTARA AKU DAN RANIA    48

    Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Mas Husein, pria itu terintimidasi, di antara semua orang yang bergelar dan punya posisi hanya dia satu-satunya yang kini terlihat pucat dan ketakutan. Riuh pesta, lagu-lagu yang diputar dan suara tawa-tawa para karyawan tak serta merta membuatnya cukup membaur. Lelaki duduk di pojok acara sambil menatap nanar pada semua orang. Sepertinya dia mendapat pukulan syok yang sangat besar, sepertinya dia sudah menyadari sedang berurusan dengan orang yang salah, berani memukul, memprovokasi dan menghadang Mas Fadli. Tapi herannya, Mas Fadli sama sekali tidak menunjukkan Siapa dirinya yang sebenarnya saat dia menghadapi sikap jahat Mas Husein, kalau mau, dia bisa menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya dan menghukum Mas Husein dengan cara memecatnya, tapi Mas Fadli memilih bersikap elegan, memilih untuk tetap tenang dan biarkan waktu yang membuktikan segalanya. Aku masih duduk bersama Viora, dua orang rekan lain nya juga duduk bersamaku. Tiba-tiba Mas H

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status