...
Dua puluh menit kemudian, Alvarez kelar dengan urusan bersih-bersihnya. Ia sudah balik wangi lagi sebagaimana mestinya. Ia pun langsung membanting tubuh ke kasur dan menyangga kepalanya dengan bantal.
Alvarez termenung seraya memandang jaket Vagolazer-nya yang digantung. Kini, ada dua hal yang menyangkut di pikirannya. Pertama, keburukan Invaders dan kedua, Athena.
"Kurang ajar!" umpatnya sendiri. "Ngapain gue mikirin itu cewek terus? Kayak gak ada yang lebih penting aja!"
Tetap aja. Mau udah ngatain diri sendiri pun dia masih memikirkan gadis itu. Banyak pertanyaan yang terlontar. Seperti, apakah dia dimarahin Reval? Apakah kondisinya baik-baik aja? Apakah lukanya masih terasa ngilu?
Atau.. apakah di
***"Guys, menurut kalian, gue perlu tanya ke Alegro gak ya?"Pagi-pagi sekali waktu tiba di sekolah, Athena menceritakan pada Ella dan Milen soal kejadian buruk yang menimpanya kemarin. Gak usah dibayangkan seberapa hebohnya mereka. Bener-bener heboh sampai Uman menegur.Tapi Athena cuma cerita dari Muel hingga usahanya menge-chatRivera. Soalchat-nya dengan Alvarez, tentu gak perlu diumbar-umbar."Tanya apa? Soal Rivera?""Of course. What else?""Gak lah! Gila aja lo. Dia yang bikin lo tercebur ke markas Invaders. Masih aja lo sanggup ngomong sama dia," gertak Ella.
...Athena membulatkan mata."HihhAlva lagi kerasukan Archie kayaknya!" seru Ray, menyenggol Archie. "Keluar bego dari badan Alva!""Ngaco.Aingmana berani masuk ke badan Alva! Kerasukan Sanchez itu mah!""Si Athena bukannya lagi deket sama lo, Chez?" tanya Alea dengan suara kecil.Alvarez berdecak. Ia pun langsung menarik tangan Athena untuk menempati tempat duduk baru yang agak jauh, sebelum teman-temannya mulai berasumsi lebih."Duduk!"Athena cepat-cepat duduk karena dia sedang menjadi perhatian seisi kantin. "Lo kenapa deh?""Apaan?"
***Selena berjalan keluar kantin. Tidak berniat apa pun, apalagi untuk mengikuti Alvarez dan Aleera. Murni ia cuma mau ke toilet.Jalan yang ia pilih adalah lorong, di mana dari situ ia dapat melihat dari jauh ada dua orang yang tampaknya sedang berbincang. Ia pun terus berjalan semakin mendekat.Awalnya, ia mau asal lewat aja. Toh, gak kepo-kepo banget kalo soal Aleera mah. Tapi, beberapa baris dialog yang mereka ucapkan seolah membekukan langkahnya."Tapi gue mau usaha.""Usaha apa?""Al, lo mau ngapain?" ulang Aleera karena Alvarez tidak menjawab.
***"Kumel!"Begitu lah cara Alvarez memanggil Athena. Saat pulang sekolah dan di depan banyak orang."Gimana gue bisa deket sama Athena kalo itu cewek digalakin ketua gue mulu," bisik Sanchez pada Zevano."Auto kabur cari yang lain lah daripada kena amuk," balas Zevano berbisik juga.Archie, Ray, Selena, dan Alea pamit duluan ke Markojek karena ada yang ingin mereka urus. Hanya tersisa Alvarez, Zevano, dan Sanchez yang masih menginjak lobi sekolah."Sini lo! Gak denger gue panggil?"Athena memutar bola mata seraya mendekat. Alvarez merusakm
***Gerimis yang turun sepuluh menit lalu telah berangsur menjadi hujan yang deras. Tidak ada pilihan lain bagi Alvarez selain memberhentikan motornya di halte yang penuh dengan para penanti datangnya bus."Emang gak pernah kehujanan sampe menggigil kayak gitu?" tanya Alvarez, nadanya terdengar nyolot."Pernah, sekali pas kecil, main sepeda di komplek sama embak."Alvarez terkekeh remeh."Biasa aja dong muka lo!" seru Athena. "Sinis banget. Gue yang jarang kehujanan kok lo yang nggak seneng!""Emang gue bilang gue nggak seneng?" lawan Alvarez.Dasar cewek, suka nyimpulin sendiri!
⛓⛓⛓"Astagaaa, Demeus Alvarez Askantara, dari mana aja sih looo?" rengek Zevano, memukul bokongnya yang kebas. "Gue pegel banget asli nungguin lo. Tau gini gue kebasecamp, nunggu di sana.""Basecamprame, Zev. Entar gue ngomong pada nguping," balas Alvarez, meletakkan helmnya. "Pahamin lah, macet.""Macet? Gak yakin gue." Wajah Zevano meledek. "Pacaran dulu ye lo?""Gue sambit ya lo."Zevano terkekeh. "Ya udah, mau ngomong apa nih Pak Bos?"Alvarez meregangkan tubuhnya yang pegel banget akibat perjalanan yang cukup jauh. Setelah itu, ia duduk di hadapan Zevano dengan mengangkat
***"Gue liat-liat lo deket juga ya sama Alvarez."Athena langsung disambut oleh pernyataan mendadak dari Reval ketika dirinya turun tangga untuk sarapan."Nggak, biasa aja.""Hilih." Reval mengeluarkan senyum yang tampak meledek. "Gue liat kemaren lo dianter pulang. Alva mana mau motornya didudukin sembarang cewek.""Gue kan adik lo. Masa dia mau nolak atau aneh-aneh.""Ya bukan gitu lah! Artinya, bagi dia lo itu spesial."Athena menyapitkan selembar roti di bibirnya. Ia pura-pura tidak mendengar dan tidak menghiraukan perkataan Reval yang semakin me
...Athena memaksa diri untuk masuk ke kelas, tapi lagi-lagi tangannya ditarik. "Heh! Lo denger perkataan gue gak sih? Sopan santun lo mana?!"Athena mengabaikan Aleera. Ia berteriak, "Riveraaaaa? Lo di dalem, Ver?!""Bangsat," umpat Aleera."Tolong ya Kak, kalo mau marah jangan sama aku. Aku gak ngapa-ngapain dia, gak pelet juga, apalagi niat deketin jelas gak ada," jelas Athena cepat."Terus menurut lo gue mau marah sama siapa? Alvarez?!""Terserah Kak Aleera. Aku harus masuk ke dalem," putus Athena, langsung menerobos masuk.Kalian pantas kaget, sa