...
Untung aja Alegro sudah menyiapkan hal yang Muel jadikan hadiah untuk balapan ini. "Itu."
Muel memandang ke arah tunjukan Alegro, yaitu kursi penonton. "Lo kira orang di sana cuma satu? Kasih tau yang bener!"
"Ck, bangke. Ituuu, sebelah cewek gue!"
Udah tahu Alegro suka gonta-ganti cewek. Muel mana tahu? Lagian meski tahu pun, mana dia ingat?
"Cewek lo yang mana bangsat?"
Alegro menghela napas kasar. Sadar tidak mungkin ia berteriak memanggil Rivera, ia pun mengambil ponsel yang sempat dititipkan ke salah satu anak Gladiator dan menyuruh Rivera datang lewat chat
***Sanchez mendatangi kawan-kawannya di markas setelah sepuluh menit lalu mendapat pesan dari Rivera untuk segera ke markas Invaders dengan alasan Athena.Tidak ada deskripsi lebih dari cewek itu atau mungkin ia tidak sempat. Yang pasti, Sanchez harus memberi info dulu pada anak Vagolazer lainnya."Gue di-chattemennya Milen, katanya gue harus ke markas Invaders," ucap Sanchez memasuki ruangan."Jangan aneh-aneh, siapa tau lo lagi dipancing," ingat Archie."Aneh gimana, Arch? Kata Rivera, ini tentang Athena." Sanchez menggebu-gebu."Tenang dulu ngapa. Santai cuy, gak bakal kenapa-napa itu ga
...Alvarez sontak memandang Athena. Apa maksud dari perkataan Muel? Apakah ia terlambat?"Gak penting banget ributin itu cewek," cetus Muel. "Inget, lo semua udah injak markas Invaders secara tidak hormat, jangan anggap semua selesai di sini!"Alvarez tidak mengindahkan Muel. Sebab, kini tangannya gemetar emosi seraya memandang lurus Athena.Baru saja Alvarez mau melangkah mendekati gadis itu, sayangnya langkah Sanchez lebih cepat.Sanchez mendekati Athena, menepuk pelan pipi gadis itu yang kesadarannya berada di awang-awang. "Athena, lo bisa denger suara gue gak? Lo bisa liat gue gak?"Pada faktanya, Athena masih bertahan separuh sadar dari tadi.
...Athena langsung mengitari pandangan, mencari keberadaan Alvarez. Ternyata, laki-laki itu sedang duduk di seberang sepupu perempuannya, Aleva.Athena terus melihat Alvarez dari jauh, tapi cowok itu gak sedikit pun meliriknya. Seingatnya, tadi Alvarez berkobar-kobar waktu melawan Muel. Apa dia cuma halu?"Athena, dilanjut gak nih?" tanya Sanchez membubarkan lamunan Athena."Eh iya." Athena kembali dengan kegiatannya.Meskipun fokus dengan jahitan Sanchez, pikiran Athena lari ke Alvarez. Ia tidak bisa berhenti memikirkan cowok berwajah tak acuh itu. Sesekali ia melirik ke sana."Alva, udah diobatin?" tanya Selena, suaranya agak besar.
***Mana mungkin Alvarez menaruh perasaan pada Athena.Gila aja. Dari banyaknya gadis yang mengejarnya, masa Alvarez harus jatuh pada gadis yang bahkan tidak menghargai dirinya itu?Alvarez resmi menyebut dirinya eror sejadi-jadinya. Untuk segala pikiran tadi, tolong lupakan. Itu cuma kekacauan semata.Harapannya sih begitu.Setelah kejadian minta maaf tadi, Alvarez langsung menyibukkan diri dengan menikmati waktu bersama anak Vagolazer. Ia bermain biliard dengan Aslan dan Sean, meskipun seharusnya ia duduk dan beristirahat.Sedangkan Athena, gadis itu akhirnya mengajak Sanchez untuk ke rumah saki
...Dua puluh menit kemudian, Alvarez kelar dengan urusan bersih-bersihnya. Ia sudah balik wangi lagi sebagaimana mestinya. Ia pun langsung membanting tubuh ke kasur dan menyangga kepalanya dengan bantal.Alvarez termenung seraya memandang jaket Vagolazer-nya yang digantung. Kini, ada dua hal yang menyangkut di pikirannya. Pertama, keburukan Invaders dan kedua, Athena."Kurang ajar!" umpatnya sendiri. "Ngapain gue mikirin itu cewek terus? Kayak gak ada yang lebih penting aja!"Tetap aja. Mau udah ngatain diri sendiri pun dia masih memikirkan gadis itu. Banyak pertanyaan yang terlontar. Seperti,apakah dia dimarahin Reval? Apakah kondisinya baik-baik aja? Apakah lukanya masih terasa ngilu?Atau..apakah di
***"Guys, menurut kalian, gue perlu tanya ke Alegro gak ya?"Pagi-pagi sekali waktu tiba di sekolah, Athena menceritakan pada Ella dan Milen soal kejadian buruk yang menimpanya kemarin. Gak usah dibayangkan seberapa hebohnya mereka. Bener-bener heboh sampai Uman menegur.Tapi Athena cuma cerita dari Muel hingga usahanya menge-chatRivera. Soalchat-nya dengan Alvarez, tentu gak perlu diumbar-umbar."Tanya apa? Soal Rivera?""Of course. What else?""Gak lah! Gila aja lo. Dia yang bikin lo tercebur ke markas Invaders. Masih aja lo sanggup ngomong sama dia," gertak Ella.
...Athena membulatkan mata."HihhAlva lagi kerasukan Archie kayaknya!" seru Ray, menyenggol Archie. "Keluar bego dari badan Alva!""Ngaco.Aingmana berani masuk ke badan Alva! Kerasukan Sanchez itu mah!""Si Athena bukannya lagi deket sama lo, Chez?" tanya Alea dengan suara kecil.Alvarez berdecak. Ia pun langsung menarik tangan Athena untuk menempati tempat duduk baru yang agak jauh, sebelum teman-temannya mulai berasumsi lebih."Duduk!"Athena cepat-cepat duduk karena dia sedang menjadi perhatian seisi kantin. "Lo kenapa deh?""Apaan?"
***Selena berjalan keluar kantin. Tidak berniat apa pun, apalagi untuk mengikuti Alvarez dan Aleera. Murni ia cuma mau ke toilet.Jalan yang ia pilih adalah lorong, di mana dari situ ia dapat melihat dari jauh ada dua orang yang tampaknya sedang berbincang. Ia pun terus berjalan semakin mendekat.Awalnya, ia mau asal lewat aja. Toh, gak kepo-kepo banget kalo soal Aleera mah. Tapi, beberapa baris dialog yang mereka ucapkan seolah membekukan langkahnya."Tapi gue mau usaha.""Usaha apa?""Al, lo mau ngapain?" ulang Aleera karena Alvarez tidak menjawab.