***
Athena terbangun pukul dua subuh. Tidurnya lumayan nyenyak, mungkin efek habis nangis karena kemarahannya tadi. Tidur setelah nangis emang mantep no debat!
Ia melepas dirinya yang diselimuti dengan rapi. Kemudian, ia melihat ada beberapa obat yang terletak di meja kecil sampingnya. Ada pula cokelat dan segelas air putih di sana.
Ia bangkit dari kasur, berjalan keluar kamar. Hapal kebiasaan Reval yang masih segar di ruang tamu untuk menonton bola di jam segini, ia menyamperi kakaknya itu.
"Siapa lawan siapa?" tanya Athena mengejutkan Reval.
"Kaget gue kira setan. Kok lo kebangun?" Reval hanya menoleh sekilas, lalu balik fokus ke televisi.
***Setelah pulang sekolah, Athena langsung membersihkan debu dan segala kotoran di tubuhnya dengan mandi dan luluran karena nanti Zevano akan membawa mobil untuk menjemput Rivera dan dirinya."Ini bakalan aneh banget ish.." Athena 5 menit gak berhenti mengoceh depan cermin. "Rivera aja baru berapa jam deket sama Kak Zevano, masa udah dibawa kebasecampaja?"Di sisi lain Athena dongkol, di sisi lain juga ia merasa yaudah pasrah gapapa. Lagipula kasihan Rivera, terakhir kali pacaran sama Alegro, akhlaknya minus minta ampun."Ya udah lah ya, anggep aja gue dateng cuma untuk temenin Rivera. Nanti juga itu anak pasti gak tau mau ngobrol sama siapa selain sama gue. Jadi gue gak diem kayak batu di sana
***Sementara itu, Libra. Cowok itu baru aja menyelesaikan panggilan tugas dari sekolah, yaitu mengerjakan ujian susulan dan sejumlah tugas yang pernah tertumpuk sebelumnya.Namun saat perjalanan kembali kebasecamp, ia dihadang oleh tujuh laki-laki tanpa sebab. Pas diperhatikan, ternyata sejumlah orang itu adalah anggota Invaders. Membawa motor yang sama besar sepertinya, ketujuh orang itu menutup jalannya."Ini orang kok pada make jaket kebangsaan sih.. beneran ngajak ribut yak?"batin Libra heran sendiri."Gue cuma mau tau cewek yang namanya Athena itu tinggal di mana," ucap salah satu orang itu dengan lantang. "Kasih tau ke gue juga nama lengkap, tanggal lahir, sama kelasnya. Gak pake lama!"Libr
***"Gue gak peduli, gue tetep gak mau jadi bagian dari Invaders."Pernyataan Athena menghentikan keributan antara Alvarez dan Muel.Gadis itu minta pulang tanpa mau dengar apa-apa lagi. Bahkan ia cuma izin pada Rivera lewatchatkalo ia gak mampir dulu kebasecamp.Athena menolak diajak bicara. Ibarat kata, isi otaknya masih terkontaminasi sama ucapan Muel—yang entah bener atau enggak."Lo salah ajak dia.""Lo terlalu nurutin dia.""Lo berkali-kali ikutin mau dia."
...."Mending lo udahin semuanya. Gue juga pusing kalo lo gak berhentitoxicbegini. Nama Invaders bisa buruk beneran," ucap Atlanta."Gak semudah itu. Alvarez secara gak langsung pernah permaluin gue karena dia milikin Aleera, jadi seenggaknya gue mau permaluin dia juga."Atlanta mendengus. "Lo mau apain dia gue tanya? Mau lo ganggu kayak gimana ketentraman dia dan geng motornya?""Ya gue usik lah!" Muel berdiri. "Heh, gue gak tolol. Lo pada tenang aja. Bakal gue bikin hancur Vagolazer di masa kepemimpinan dia!"Atlanta bergeleng-geleng. "Lo sadis anjir!""Kalo lo gak suka, lo bisa pergi," tukas Joe."Masa
***Tiga hari berturut-turut Athenastucksaat mengerjakan PR di meja belajarnya. Gak ada satu pun rumus yang berhasil ia gunakan untuk materi irisan kerucut dalam matematika perminatan."Otak gue ini kenapaaa gak bisa diajak kerja sama bangettt!!" keluh Athena melempar pulpennya.Minggu ini menjadi minggu yang cukup buruk baginya. Ulangan harian, tuntutan ekskul, ditambah Alvarez.Baru tiga hari, tapi jalanin harinya tanpa Alvarez ternyata bikin hampa juga. Pelet cowok itu emang kuat kayaknya sampe bikin Athena uring-uringan gak jelas."Gue tau lo ngasih waktu gue tenangin diri sendiri, tapi gini-gini gue juga kangen sama lo Kak!!" Athena ng
..."Na, di hari sebelumnya waktu Ashley ditemuin meninggal, aku kecelakaan mobil. Makanya itu bisa jadi kesempatan mereka buat nuduh aku penyebabnya. Padahal aku itu kecelakaan pas perjalanan ke Bandung buat acara temen, dan itu setelah anter Ashley pulang dulu. Ashley sama sekali gak kecelakaan karena aku.""Kayak yang udah aku bilang, aku gak ngerti kalo emang Muel tau sesuatu lagi dari Noah. Karena aku sama sekali gak ikut campur sama kematian Ashley," lanjut Alvarez memperjelas.Kepala Athena bergerak naik-turun. Mendengar nada putus asa dari Alvarez membuatnya merasa bersalah. Cowok itu berusaha meyakinkannya."Kalo aku mau nyakitin kamu dengan cara nyembunyiin semuanya, lebih baik aku nyakitin kamu dari awal. Ngapain buang-buang waktu?"
***Langit dirundung kegelapan. Lauren menyeret langkahnya masuk ke markas Invaders dengan terpaksa. Sekujur kaki gadis itu terpapar luka cambuk hasil tadi sore."Aarrrghhh!" erang Lauren yang rambutnya dijambak. "Sialan lo Muel! Lepasin bangsat!""Lo cewek sialan! Udah gue bilang bujuk Noah biar dia mau bersaksi, lo malah keluyuran keclub!""Lagian siapa lo nyuruh-nyuruh gue mulu? Gue bukan anggota Invaders!""Tapi lo budak sementara gue sampe Noah keluar dari penjara," balas Muel tak mau salah.Lauren menyikut perut Muel kencang hingga cowok itu sontak melepas jambakannya. "Makanya buruan
***"Kak Alva tau gak apa hal yang paling aku takutin di dunia ini?""Setan?"Athena menggeleng."Aku?""Duluuu itu mah!""Kalo sekarang apa? Sayang?""Hooh. Sayang," balas Athena cepat. Ia langsung memukul Alvarez. "Buruan ih tebak apa!""Yaaa aku gatauuu!""Aku takut kehilangan."Athena memberi ide ketika Alvarez bertanya mereka harus ke mana setelah menemui Alina. Karena jam telah menunjukkan pukul 12 malam, mereka memutuskan untuk makan dulu.