Beranda / Romansa / ALARICK / Alarick Part 7

Share

Alarick Part 7

Penulis: SereiaAlvenna_
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 15:17:36

“Jadi mulai dari mana kau akan bercerita?” Ya, Lovetta datang ke rumah sakit setelah Nerissa menghubunginya. Tangannya sibuk mengupas buah jeruk yang barusan dia bawa.

“Rasanya aku tak perlu mengatakan apapun padamu.” Dengan tenang Nerissa mengambil sepotong jeruk yang diberikan Lovetta.

“Kau ingin mati?!” Raut wajah Lovetta sukses membuat Nerissa terkekeh.

“Ya benar. Bagaimana kau bisa tahu jika aku ingin mati?” Untuk kesekian kalinya Lovetta dikejutkan dengan perkataan Nerissa.

“Apa maksudmu?” Tak hanya memberikannya pada Nerissa, gadis itu juga memakan buah jeruk yang sudah dia kupas.

“Apa lagi yang bisa ku lakukan selain bunuh diri untuk menggagalkan perjodohan ini?” Lovetta benar-benar tak habis pikir dengan temannya ini.

“Lakukan saja, pernikahan itu. Lagipula kau bisa bercerai jika sudah memiliki beberapa bukti kekasaran Alarick padamu.” Dengan lancarnya gadis itu memberikan saran pada Nerissa. Hal itu juga pernah terlintas di pikirannya. Jika sekarang dia tak memiliki alasan untuk menolak pernikahannya maka jika dia telah menikah dan Alarick melakukan sesuatu yang tak sepantasnya, dia bisa dengan mudah menggugat pria itu.

“Haruskah?” Netra Nerissa beradu dengan pandangan Lovetta. Kedua gadis itu terkekeh kemudian.

Pintu terbuka menampilkan sosok cantik dengan perban kecil di pelipisnya. Gadis itu tersenyum canggung ke arah Nerissa. Entah bagaimana dia harus memulai percakapannya.

Nerissa dan Lovetta sendiri memandang gadis itu bingung. Mereka tak mengenalnya.

“Permisi Nona. Mohon maaf sebelumnya, saya orang yang menabrak Anda. Nama saya Raquil, sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini.” Gadis bernama Raquil itu membungkukan badannya.

“Ah kau? Harusnya aku yang meminta maaf padamu. Aku yang melompat ke arah mobilmu dan menyebabkanmu terluka. Katakanlah jika aku harus menganti rugi padamu.” Nerissa berusaha mendapatkan maaf dari gadis itu.

“Tak apa Nona, apakah keadaan Anda sudah membaik?” Raquil sudah mulai tebiasa dengan Nerissa, mungkin karena kepribadian gadis itu yang gampang bergaul atau mungkin karena dia seorang dokter?

“Hmm aku baik-baik saja dan bisakah kau berbicara santai saja? Aku pikir usia kita tak terpaut begitu jauh,” ucap Nerissa tersenyum.

“Ah baiklah Nerissa.” Gadis berkulit putih itu tersenyum walau sedikit canggung.

“Kau mengenalku?”

“Tentu saja. Kau seorang penulis terkenal, bagaimana bisa aku tidak mengenalmu,” kekehnya.

“Jika kau mengenal Nerissa sebagai seorang penulis, kalau begitu kau juga pasti mengenalku.” Dengan percaya diri Lovetta berkata demikian.

Raquil tak menjawab Lovetta. Dia ragu karena dia tak tahu siapa gadis yang barusan berbicara padanya itu. Lovetta memutar bola matanya kesal.

“Namaku Lovetta, aku temannya dan aku seorang EDITOR di perusahaan penerbitan,” ucap Lovetta dengan penekanan di kata editor.

“Ah baiklah Lovetta, namaku Raquil.” Pada akhirnya mereka bertiga berbincang membahas berbagai topik yang menurutnya menarik.

***

 “Bisakah kau mendengarkanku dulu?” ucapnya pada orang dalam sambungan telepon. Langkahnya tak tentu arah. Kini Alarick tengah berjalan sangat cepat di tengah ramainya ibu kota. Kepalanya menengok ke sana kemari untuk mencari seseorang.

“Aku mohon setidaknya bertemulah denganku sebelum kau pergi.” terhenti. Pria itu benar-benar kehilangan jejak dan merasa sangat putus asa.

Haleth, Alarick melihat gadis itu beberapa menit lalu. Itu sebabnya dia langsung mengikuti gadis itu dan segera menelponnya. Namun apalah daya, kini dia kehilangan jejak gadis itu dan dalam sambungan telepon gadis itu juga mengatakan bahwa dirinya tak ingin bertemu dengan Alarick.

“Baiklah, aku di belakangmu.” Sebuah kalimat singkat yang sukses membuat Alarick dengan cepat membalikan badannya. Akhirnya sosok yang dia cari sedari tadi kini ada di hadapannya.

Dengan sigap Alarick menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Bagaimana pun ini sudah lama sejak Haleth memutuskan hubungannya dan kali ini mereka bertemu kembali.

“Aku hampir mati merindukanmu,” ucap Alarick terengah. Sementara gadis yang saat ini ada dalam pelukannya tak sedikitpun membalas pelukan Alarick. Tangan lentik gadis itu mendorong tubuh Alarick mencoba melepaskan pelukannya.

“Kau tahu? Aku lebih merindukanmu, tapi aku bisa apa jika saat ini kau akan menjadi milik orang lain.” Benarkah? Tentu saja tidak. Semua yang dikatakan gadis itu hanya sebuah bualan.

“Tak bisakah kita pergi dari sini dan menikah?” Pertanyaan Alarick sukses membuat Haleth tersenyum sinis.

“Lalu kau akan membiayaiku dan bayimu nanti dengan apa? Jika saat ini kau saja masih bergantung pada keluargamu?” Skak. Semua yang dikatakan Haleth benar. Dia masih belum bisa berdiri jika tak ada dukungan dari keluarganya.

Alarick memilih tak menjawab pertanyaan Haleth. Pria itu menunduk lemah. Rasanya semua yang ada di semesta ini tak ada yang berpihak padanya.

“Lakukanlah pernikahan itu jika itu mau kedua orang tuamu, mungkin itu yang terbaik untukmu. Aku pergi, jangan mencariku lagi.” Haleth melepaskan genggamannya tangannya pada Alarick.

Alarick sudah tak bisa mencegah kepergian Haleth, bagaimana pun itu adalah keputusan Haleth dan Alarick tak berhak lagi untuk melarangnya. Kepala pria itu menunduk berusaha menyembunyikan air mata yang saat ini sudah menumpuk di pelupuk matanya. Rasanya, hidupnya sudah tak berarti lagi.

Haleth pergi meninggalkan luka mendalam pada hati Alarick. Perlahan gadis itu menjauh dan kemudian hilang dari pandangannya.

***

Hari ini adalah hari kepulangan Nerissa. Gadis itu merasa jauh lebih baik dari beberapa hari lalu, bahkan perasaannya sangat membaik melihat banyak orang yang datang untuk menjemputnya. Lovetta temannya seperti biasa dia datang sendiri, ayahnya, Fillan, Tuan Mauricio dan bahkan Raquil juga ada di sini, namun mengapa gadis itu menggunakan snelly? Apakah dia seorang dokter? Pertanyaan itu muncul di benak Nerissa.

“Kali ini kau akan pulang denganku.” Sosok pria berjas hitam datang dari arah sampingnya. Ya kini mereka telah ada di lobby rumah sakit. Mata Nerissa membulat melihat siapa yang datang. Gadis itu secara spontan berjalan cepat ke arah pria tampan itu.

Nerissa memeluk erat pria itu begitupun sebaliknya. Orang-orang yang ada di sana menatap heran pada Nerissa kecuali Tuan Frore dan Lovetta. Mereka berdua tersenyum melihat kebahagiaan Nerissa.

“Kapan kau datang? Kenapa tak memberi kabar?” Pria itu melepaskan pelukannya dan tangannya terangkat untuk mengusap puncak kepala Nerissa.

“Justru aku pulang karena kau membuat ulah.” Dengan gemas pria itu mencubit pipi Nerissa yang memang sedikit chubby.

“Kau tak perlu pulang jika hanya untuk memarahiku.” Bibir Nerissa sedikit maju karena kesal.

“Aku tak memarahimu, tapi aku ingin meminta penjelasan padamu.” Tangan Nerissa di genggam begitu saja sebelum kemudian ditarik menuju mobil pria tampan itu.

“Ayah kita duluan.” Lambaian tangan menjadi tanda perpisahan mereka dengan orang-orang yang masih setia berdiri menyaksikan moment manis Nerissa dan pria itu.

“Ayah?” tanya Tuan Mauricio menanyakan kejelasan perihal panggilan itu pada Tuan Frore.

Bab terkait

  • ALARICK   Alarick Part 8

    “Jason Marick, pria itu kakaknya Nerissa.” Tuan Frore memandang Tuan Mauricio lekat-lekat. Dia berharap Tuan Mauricio bisa mengerti dengan ucapannya.“Lalu Merick? Bagaimana bisa nama belakangnya berbeda denganmu?” Rupanya rasa penasaran Tuan Mauricio belum terjawab sepenuhnya.“Dia anak angkatku. Dua puluh dua tahun lalu sebelum aku memiliki Nerissa aku mengadopsinya dari sebuah panti asuhan dan dia sudah memiliki nama yang mungkin diberikan oleh orang tuanya.” Pikiran Tuan Frore melayang pada moment di mana dia dan istrinya mengadopsi Jason anak laki-laki yang sangat tampan dan juga baik hati.Sebelum mengadopsinya, Tuan Frore sudah lama memperhatikan kehidupan anak itu di panti asuhan. Seorang anak laki-laki berumur kurang lebih 4 tahun itu gemar berbagi pada temannya. Itulah yang menarik perhatian Tuan Frore untuk mengadopsi anak itu.“Nerissa mengetahuinya?” tanya Tuan Mauricio.“Ya. Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-28
  • ALARICK   Alarick Part 9

    Sebuah perjodohan antara Alarick dan Nerissa tak dapat dielakkan lagi. Kedua keluarga mereka sama-sama menginginkan perjodohan itu, namun tidak dengan Alarick begitupun Nerissa.Tak ada lagi cara yang dapat mereka lakukan untuk menghindari perjodohan tak masuk akal ini. Bahkan percobaan bunuh diri pun sudah Nerissa lakukan, dan apa hasilnya? Sebuah kegagalan.Hari yang seharusnya menjadi impian para pasangan, namun bagi Nerissa ini adalah awal dari kehancurannya. Seorang suami dengan harta melimpah yang tentu saja akan memenuhi kebutuhan finansialnya, tak menjadikan Nerissa luluh akan pria itu.Memang benar Nerissa telah mencintai pria itu sejak lama, namun bukan berarti dia akan menerima begitu saja sebuah perjodohan yang bahkan sangat tidak diinginkan oleh Alarick.“Bagaimana, Nona?” Seorang pelayan di sebuah butik menatap penuh harap pada Nerissa. Pelayan itu tentu saja menantikan sebuah jawaban positif dari seorang Nona Frore ini, ah akank

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • ALARICK   Alarick Part 10

    Pagi ini terasa begitu asing bagi Nerissa. Gadis cantik itu mengedarkan pandangannya. Ini bukan kamarnya, hanya itu yang terlintas di pikirannya sebelum akhirnya dia mengingat dengan jelas proses pengucapan janji yang mereka lakukan kemarin sore. Ya, Nerissa kini sudah menjadi seorang istri. Istri dari seorang Alarick Mauricio.Cinta pertamanya yang kini berhasil dia miliki sepenuhnya namun tidak dengan hatinya. Perlahan Nerissa melirik seseorang yang tidur dengan pulas di sampingnya. Alarick, pria itu terlihat lebih tampan saat tertidur seperti ini. Ya, mereka memutuskan untuk tidur di kamar yang sama mengingat orang tuanya bisa datang kapan saja.Mentari memang belum menampakkan dirinya, pantas saja jika pria di sampingnya ini masih tertidur begitu nyenyak. Tangan Nerissa terangkat untuk menyentuh pahatan indah di depan matanya sebelum dia mengurungkan niatnya.Alarick mengerjapkan matanya. Entah apa yang membuat pria itu terbangun. Apakah gerakan Neriss

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • ALARICK   Alarick Part 11

    Setelah keberangkatan Alarick ke kantornya, Nerissa tak membuang-buang waktu. Gadis itu segera bersiap-siap untuk pergi ke sebuah mini market. Keadaan lemari es yang begitu kosong membuat Nerissa berinisiatif untuk membeli beberapa bahan makanan.Tak banyak yang akan gadis itu beli. Langkahnya terhenti di sebuah rak sayuran. Tangan mungilnya bergerak dengan lincah memilih sayuran yang hendak dibelinya. Tak hanya itu, Nerissa juga ingin membeli beberapa daging dan telur.Walaupun makanan instan lebih menggiurkan, namun dia tahu jika itu tak baik untuk kesehatannya begitu pula dengan kesehatan Alarick.Nerissa memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan sesaat setelah kasir memberitahu total belanjaannya.“Apakah siang ini harus memasak?” monolognya dalam perjalanan pulang. Sebenarnya memasak bukan hal yang sulit, namun dia tak tahu apakah Alarick akan pulang siang ini atau tidak.Sesampainya di rumah, Nerissa bergegas menuju dapur dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • ALARICK   Alarick Part 12

    “Aku ingin ... ” belum sempat Alarick mengutarakan keinginannya, suara dering telepon berhasil mengalihkan perhatiannya. Dia juga semakin bersemangat saat melihat siapa orang yang menghubunginya di malam hari.Alarick beranjak dari tempat tidurnya dan meninggalkan Nerissa dengan segala rasa yang ada di hatinya. Dia benar-benar ingin menangis saat ini. Disaat dirinya akan terlelap, Alarick dengan santai menyuruhnya untuk tidak tidur. Sekarang dirinya sudah benar-benar terjaga dan lihatlah apa yang dilakukan Alarick padanya.Perlahan Nerissa bangkit dari duduknya. Dia mengendap menuju balkon kamarnya, niatnya hanya satu. Ya, menguping pembicaraan Alarick. Dia tahu tidak seharusnya dia melakukan hal ini, namun keinginan untuk mengetahui pembicaraan Alarick saat ini sangat besar.“Aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu di sana?” Raut bahagia di wajah Alarick terlihat begitu ketara. Sudah bisa dipastikan siapa orang yang berbicara di seberang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • ALARICK   Alarick Part 13

    Luciver dibuat bingung dengan pertanyaan satu hari lalu. Dia benar-benar tak menjawab pertanyaan sahabatnya kala itu. Jauh di lubuk hati Luciver sebenarnya pria itu tidak setuju dengan tindakan Alarick saat ini.Jika Alarick mencintai Haleth, harusnya dulu dia memperjuangkannya sebelum Alarick dan Nerissa mengucap janji untuk bersama hingga ajal yang memisahkan, bukannya mengejar Haleth disaat dia sudah berstatus sebagai suami Nerissa.Luciver dan Alarick berteman sudah sangat lama, memang tak bisa dipungkiri jika mereka bukan pria baik-baik. Mereka sering menghabiskan waktu di sebuah club dengan wanita-wanita berpakaian mini di sekelilingnya, namun bukan berarti Alarick juga bisa mempermainkan sebuah pernikahan yang sifatnya sakral. Kali ini Luciver benar-benar tak setuju dengan apa yang dilakukan Alarick, namun dia tak bisa melawan sifat keras kepala Alarick, pria itu tetap pergi menemui Haleth di Prancis.“Apa kau sudah menyelesaikan desain yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • ALARICK   Alarick Part 14

    Sudah hari kedua Alarick berada di Annecy, berarti ini hari kedua juga Luciver menggantikan Alarick untuk mengurus perusahaannya.Hari ini adalah jadwal pertemuan Luciver dengan klien, sebenarnya sudah hampir satu bulan klien itu tidak menghubungi pihak kantor lagi, namun entah mengapa dua hari lalu tepatnya satu jam setelah Alarick pergi ke Annecy, kliennya itu meminta bertemu dan mendiskusikan perihal desain yang belum sempat mereka sepakati dulu.Entah sudah berapa menit Luciver mengobrak-abrik isi nakas di ruangan Alarick, namun dia tak kunjung menemukan apa yang dicarinya. Pilihan terakhir Luciver adalah menghubungi pemilik ruangan ini.“Ada apa?” tanya orang dari seberang sana.“Di mana kau menyimpan desain milik klien dua bulan lalu?” Luciver tak tinggal diam, tangannya masih terus mencari-cari desain itu.“Yang mana maksudmu?’’ Seingat Alarick dia tidak pernah menyimpan sebuah desain.“

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • ALARICK   Alarick Part 15

    “Apa yang ingin kau bicarakan?” Pertanyaan itu muncul begitu mereka sampai di ruang Dokter Lee.“Kau kenal dengan pasien yang baru saja aku tangani?” Raquil mengangguk menanggapi pertanyaan dokter muda itu.“Sebenarnya aku bukan orang yang suka membeberkan rahasia orang lain, namun saat ini kasusnya menyangkut hidup dan mati,” ucapnya panjang lebar.“Kebiasaan. Bisakah kau bicara intinya saja, aku sudah bosan setiap hari mendengar ocehanmu.” Ya, mereka berteman cukup lama, hingga tak ada lagi batasan antara mereka.“Oke, gadis itu memiliki penyakit yang aku yakin berhubungan denganmu,” ucapnya yakin.“Apa maksudmu? Kenapa kau membawaku dalam urusan penyakit orang?” Dahi Raquil mengerut. Dia benar-benar tak bisa memprediksi pikiran orang di hadapannya ini.“Bukan, bukan itu maksudku. Dia memiliki penyakit kanker dalam tubuhnya.” Sedetik kemudian Raquil terpera

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02

Bab terbaru

  • ALARICK   Alarick Part 27

    Alarick berpikir beberapa kali setelah Haleth bertanya demikian.“Kau tak memiliki perasaan lebih padanya, kan?” Pertanyaan itu terus saja berputar-putar di kepalanya.Kini mereka telah sampai di apartemen Haleth dan sejak percakapan tadi di mobil, mereka tak lagi mengeluarkan suara sedikitpun. Keadaan menjadi sangat canggung di antara mereka.“Terima kasih telah mengantarku,” ucap Haleth. Alarick menoleh seolah terkejut dengan perkataan Haleth yang tiba-tiba.“Ah iya sama-sama. Kalau begitu aku tak akan lama, masih ada pekerjaan yang belum aku selesaikan. Lain kali aku akan datang,” ujar Alarick. Pria itu menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali.Haleth mengangguk mengijinkan Alarick untuk pergi dari sana. “Hmm baiklah, hati-hati di jalan.” Haleth melambaikan tangannya pada Alarick dan dibalas dengan lambaian pula oleh Alarick.Alarick kembali ke parkiran dengan berbaga

  • ALARICK   Alarick Part 26

    Nerissa tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.“Menurutmu, apakah aku bisa bertahan sampai akhir?” tanya Nerissa. Kedua gadis itu mulai mendudukan dirinya di sofa yang tersedia di sana.“Apa? Dengan suamimu?” tanya Lovetta memastikan.Nerissa mengangguk lesu pertanda lagi-lagi ada masalah yang menimpanya.“Apa lagi yang dilakukan suamimu kali ini?” Melihat raut wajah Nerissa cukup membuat Lovetta yakin bahwa suaminya berulah lagi.“Pagi ini aku melihatnya tersenyum,” ujarnya. Lovetta mengerutkan dahinya.“Lalu di bagian mana kesalahan suamimu?” tanya Lovetta heran.“Tak biasanya dia tersenyum selebar itu. Kau tahu apa jawabannya saat aku bertanya?”“Apa?”“Dia bilang, dia sedang membaca sebuah berita online di ponselnya. Lalu bagian berita yang mana yang berhasil membuatnya tersenyum selebar itu?” Nerissa menyandarkan ba

  • ALARICK   Alarick Part 25

    Semesta seakan tak rela melihat kebahagiaan Nerissa. Baru saja beberapa hari lalu sikap Alarick sedikit menghangat padanya, kini pria itu terasa kembali berbeda.Sejak matahari muncul pagi ini, pria itu terus saja sibuk dengan ponselnya. Telepon yang masuk setiap satu jam sekali dan jangan lupakan notifikasi pesan yang seakan tak ada hentinya.“Ada apa sebenarnya dengan ponselmu?” tanya Nerissa geram. Dia bahkan tak kunjung menyentuh makanannya karena notifikasi sialan itu.“Bukan apa-apa. Hanya notifikasi berita saja,” jawab Alarick.“Sejak kapan kau gemar membaca berita di ponselmu dan dengan senyum mengembang itu?” sindir Nerissa. Kalian tahu sudah berapa lama Nerissa mengagumi Alarick. Gadis itu juga tahu dengan pasti apa saja kebiasaan suaminya ini dan membaca berita online bukanlah tipe suaminya.Entah sadar atau tidak, Alarick memudarkan senyumannya. Pria itu juga baru menyadari jika dia tersenyum beberapa

  • ALARICK   Alarick Part 24

    Setelah hari di mana Alarick membawa Nerissa ke rumah sakit, kini hati Nerissa benar-benar tak tenang. Dia takut Alarick akan mengetahui semuanya. Kalimat yang dia tulis dalam novelnya benar-benar hancur karena pikirannya yang bercabang. “Nerissa aku mau mandi.” Ucapan seseorang membangunkan Nerissa dari lamunannya. Nerissa menatap suaminya yang baru saja pulang kerja. “Ah iya, sebentar akan aku siapkan air hangat.” Nerissa beranjak dari kursi kerjanya. Ya, beberapa hari lalu Alarick menyiapkan sebuah meja kerja khusus Nerissa. Nerissa sudah menolak, namun Alarick tetap mamaksa hingga akhirnya meja itu berada di kamarnya dengan Alarick. Beruntunglah kamar mereka luas, jadi masih banyak ruang yang tersisa di sana. Alarick memang ahli dalam berbenah, namun semenjak ada Nerissa, apartemennya terlihat lebih bersih dan tertata. Alarick memuji kemampuan Nerissa dalam hal berumah tangga. “Sudah selesai.” Nerissa kembali ke kamar setelah seles

  • ALARICK   Alarick Part 23

    “Maafkan aku, aku terpaksa melakukannya. Kau tahu jika aku mengatakan yang sebenarnya apa yang akan terjadi,” bujuk Alarick sambil berjalan menjauh dari sana. Dia khawatir Nerissa akan mendengar apa yang dia bicarakan. Pria jangkung itu memindahkan ponselnya ke telinga sebelah kiri. Terdengar helaan napas dari seberang sana. “Baiklah, aku akan tutup teleponnya,” ucap Haleth. Sebenarnya dia tak terlalu keberatan Alarick memanggilnya apa, namun dia merasa harus melakukan itu agar Alarick percaya bahwa dirinya masih menyayangi Alarick. Alarick menjauhkan ponselnya dari telinga. “Siapa?” tanya Nerissa. Alarick sedikit terlonjak dengan kedatangan Nerissa yang tiba-tiba. “Bukan siapa-siapa, hanya rekan bisnis,” ucapnya. Sebenarnya dia bisa saja memberitahu Nerissa bahwa dirinya masih berhubungan dengan Haleth, hanya saja dia takut gadis itu akan mengadu kepada Ayahnya. Nerissa mengangguk paham. “Kau akan pulang sekarang?” tanya Neris

  • ALARICK   Alarick Part 22

    Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, Nerissa mulai menghubungi satu persatu kontak yang diberikan Lovetta. Dia memang tak berharap banyak pada cara ini, namun tak salah juga jika dia mencoba. Nerissa tak mau mengambil resiko jati dirinya diketahui oleh orang-orang media, maka dari itu dia memakai nomor ponsel lama yang sudah jarang dia pakai. Dia juga tak menelpon tetapi mengirimkan sebuah pesan. Seperti yang kalian tahu jika Nerissa adalah seorang penulis, maka pesan yang dia kirim juga merupakan rangkaian kata yang sepertinya cukup meyakinkan untuk menghentikan skandal Alarick. “Satu persatu sudah selesai,” ucap Nerissa. Memang membutuhkan waktu lama, namun dengan sabar Nerissa mengurusnya satu persatu. “Sayangnya aku gagal meyakinkan stasiun berita yang sangat berpengaruh di Negeri ini,” lirihnya. Sepertinya untuk yang pertama kalinya dia tak bisa membantu Alarick menyelesaikan masalahnya. Nerissa kembali memutar ota

  • ALARICK   Alarick Part 21

    “Kau? Sedang apa kau di sini?” Seseorang masuk begitu saja ke dalam ruangan Tuan Frore. “A-Aku sedang berbicara dengan Ayahmu,” jawab Alarick. Pria itu sedikit tergagap karena kedatangan istrinya yang tiba-tiba. “Kau sendiri sedang apa di sini?” lanjut Alarick. “Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Ayahku.” Nerissa memandang ayahnya angkuh. “Ah, kalian duduklah. Kita bicarakan ini baik-baik,” ucap Tuan Frore. “Aku tak akan berbicara bertiga di sini. Urusanku hanya denganmu bukan Alarick,” sarkas Nerissa. Alarick yang mengerti dengan maksud Nerissa segera beranjak dari sana. “Kalau begitu aku pamit, Ayah,” pamit Alarick pada Tuan Frore. “Baiklah. Kapan-kapan mainlah lagi ke sini,” jawab Tuan Frore. Alarick mengangguk dan segera meninggalkan ruangan tuan Frore. “Apa yang membawamu ke sini?” tanya Tuan Frore setelah memastikan Alarick pergi dari sana. “Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku

  • ALARICK   Alarick Part 20

    Pecakapannya dengan tuan Mauricio satu hari lalu selalu saja terngiang dalam telinganya. Sebenarnya apa yang dipertanyakan tuan Mauricio juga menjadi pertanyaannya.“Apakah keputusan yang tepat, aku menikahkan putriku dengan Alarick?” Tuan Frore termenung sejenak di meja kerjanya.“Bukankah aku sudah mengambil keputusan yang tepat,” lanjutnya.Pikirannya melayang ke masa lalu, di mana putrinya, Nerissa masih mengenakan seragam putih abu yang sangat cocok di badannya.***Gadis dengan rok abu di atas lutut itu berlari memasuki sekolahnya dengan tangannya yang masih setia menggenggam tali tasnya.Nerissa, gadis manis itu terus menyusuri lorong sekolah untuk sampai di kelasnya, namun langkahnya terhenti di depan ruang guru. Nerissa mendekatkan telinganya pada pintu untuk mendengar pembicaraan serius orang yang ada di dalam.“Aku tak bisa membiarkanmu mengikuti turnamen

  • ALARICK   Alarick Part 19

    “Setidaknya kau bilang padanya, bukannya membiarkan orang berharap atas kedatanganmu!” Emosi Lovetta sudah tak terbendung. Awalnya dia akan membiarkan Nerissa yang mengurus rumah tangganya sendiri. Lovetta tahu dia tidak berhak ikut campur dalam rumah tangga seseorang, tapi sahabat mana yang kuat melihat sahabatnya sendiri diperlakukan seperti itu terlebih oleh suaminya sendiri. “Aku tahu. Bisakah kau pergi dari sini? Aku akan menyelesaikan ini dengan Nerissa,” ucap Alarick. Pria itu terlihat sangat tenang setelah mengabaikan janjinya untuk menjemput Nerissa. Tanpa menjawab, Lovetta mengambil kasar tas selempangnya yang tergeletak di kursi. “Aku pergi, jaga dirimu baik-baik.” Di akhir kalimatnya, Lovetta menatap netra Alarick dengan tajam. Nerissa mengangguk meyakinkan Lovetta bahwa dia akan baik-baik saja. “Kenapa kau tak menghubungiku? Kau ingin menghancurkan namaku?” sarkas Alarick. Mungkin maksudnya adalah, jika publik sampai tahu

DMCA.com Protection Status