Part 134
"Ayo bu ambil sesuka ibu...makan yang banyak ya." ucap bu Mimin.
Aku menggeleng pelan.
"Ma_af sa_ya tidak lapar." ucapku lesu.
Seketika mereka semua terdiam dan menatapku sendu.
Kruucuukkkk
Deg
Duh kenapa di saat seperti ini perutku tidak bisa di ajak bekerja sama sih! Aku menunduk malu karena ketahuan sudah berboh
Part 135Pov Bu PipitKedua orang suruhan pak Johan berjalan pelan mendekati 'maling' tersebut.Aku heran dengan maling sekarang, maling kok di rumah orang gak punya apa apa seperti aku ini, oww dalah maling b***! Batinku mengumpat.GreppOrang suruhan pak Johan menangkap dan memelintir 'maling' tersebut hingga meraung kesakitan."Heh kau mau maling atau mau ngapain? Kalau mau mali
Part 136Pov Bu PipitEntah ibl*s apa yang merasuki jiwaku, melihat mantan suami tersiksa begitu tumbuh rasa bahagia dalam diri ini."Ada apa ini bapak bapak ibu ibu? Kenapa pak Sapdi di arak begini?" tanya pak RT tekejut."Dia maling di rumah bu Pipit pak! Entah apa yang mau di maling tapi yang jelas dia masuk ke rumah bu Pipit tanpa permisi." ucap salah seorang warga.Kenapa juga sih pakai embel embel 'entah apa yang mau di maling' huh dasar warga gak ada akhlak! Umpat
Part 137Selang dua puluh menit polisi tiba di TKP menyudahi aksi brutal emak emak tersebut. Emak emak itu terpaksa melepaskan A' Jarwo karena takut di ancam masuk penjara oleh pak polisi.Pak RT terlihat berbincang bincang sebentar dengan pak polisi lalu salah satu polisi memborgol tangan mantan suamiku.Mantan suamiku meraung meminta pertolongan padaku. Aku menyeringai jahat. Puas sekali melihatnya seperti itu."Pipit! Pipit tolong mas Pit!!! Kamu jangan terlalu tega dengan mas dong Pit! Pipit!!!!!" teriak mantan suamiku namun ku acuhkan saja.
Part 138Pov Bu Pipit"Heh mantan isri tua!! Berani beraninya ya lu bikin suamiku masuk bui!!!!! Dasar janda gak tahu d*r*!!!!Welah busyeeet cobaan apa lagi nih! Pagi pagi udah di kata katain!"Eh emang suami elu siapa mbak?" tanyaku belum mengerti sepenuhnya karena mata ini masih nguantuk banget.Bayangkan masih jam enam pagi kok nih orang udah teriak teriak aja. Biasanya kan aku bangun jam enam lebih lima belas menit, jadi masih lumayan tuh lima belas menit buat bobok
Part 139Pov DinaAku pun bergegas ke cafe Kez-zeleck.Aku ada janji rapat dengan teman teman di cafe tersebut.Aku mengingat kejadian sebelumnya dan tersenyum puas karena sudah mengalahkan manusia manusia tak beradab itu."Kok senyum senyum sendiri non?"DegHah? Si Slow tumben amat ada suaranya? biasanya tak pernah komen aku mau
Part 140Pov Dina"Eeeh Kocrot! Moncrot! Asyem!"Hahahahaha si Ang latah."Uh ngagetin aja sih kan aku terkejoet!" seru Ang."Hahahahaha latahnya gimana tadi Ang? Kocrot moncrot? Apanya yang moncrot Ang? Hahhhahaha." ledek Andra."Eh moncrot!" seru Sony."Moncrot kocrot! Sausnya moncrot
Part 141Pov Dina"Aduh pak gak sabaran banget sih! Tunggu sebe_""Sudahlah kalau anda tidak punya uang untuk mengganti rugi langsung bilang saja kan beres." potong pak Manajer mak jleb.Muka Emi terlihat merah padam, kali ini pasti ia merasa harga dirinya terkoyak perih."Anda jangan asal bicara ya! Akan saya adukan anda pada orang tua saya!" pekik Emi geram.Kuihat sekeliling ben
Part 142Pov EmiDengan gontai ku langkahkan kaki menuju pintu depan cafe, aku pergi begitu saja tanpa berpamitan pada mereka. Ah bodo amat yang penting hutangku lunas."Dih tadinya dia jumawa banget ngaku ngaku anak orang kaya, ternyata cuma mitos hihihihi" cibiran para pelayan mulai terdengar saat aku melewati mereka."Tadinya sombong banget eh sekarang nyuci piring hihihihi." mereka mengibah di depanku dasar kurang asyem!Ku tatap mereka dengan tajam, kalau menuruti keingin
Part 186 Tamat extra partSeorang Wanita sexy berkulit mulus terpampang jelas di jalanan, siapapun bisa melihat kemulusan paha wanita tersebut ya karena memang sengaja di umbar tuh paha.Gimana gak bilang di sengaja orang tuh cewek pakai mini skirt pendek banget lagi berdiri di pinggir jalan. Belum lagi buah pepaya kembarnya terekspos belahannya bikin semua mata laki laki pada merem melek."Ugh shit! Tiap hari berdiri di sini panas panasan tetap saja si Johan gak mau nyamperin aku! Mau pura pura bertamu di rumah besar itu malu! Bisa bisa di kirain aku cewek apaan kok ngejar ngejar laki laki beristri trus di tuduh pelakor! Bisa bahaya dengan usaha salonku yang kebanyakan emak emak anti pelakor di tambah lagi perusahaan pakaian dalam yang sudah aku rintis dari nol terancam bangkrut karena kebanyakan investornya juga emak emak anti pelakoran!"gerutu Indah.Ya sudah berbulan bulan Indah seng
Part 185Tantri mengikuti semua arahan Bu Lina, Ia dengan mudah mengerti hal apapun yang di pelajarinya karena memang Tantri termasuk anak yang cerdas.Tok tok tokSore hari pintu ruang CEO di ketuk, Bu Lina masuk dan menjelaskan tentang kinerja Tantri, Bu Lina merasa puas akan kecekatan Tantri. Bimbim manggut manggut mendengarkan penjelasan Bu Lina.Esoknya jam kerja berjalan seperti biasa, sehingga tak terasa sudah sebulan Tantri bekerja sebagai sekretaris CEO di perusahaan Bimbim. Tantri yang loyal dengan pekerjaanya sehingga tak ada yang mencurigainya saat Tantri tengah mengamati setiap CCTV di kantor tempat ia bekerja."Permisi pak, pagi ini apa bapak butuh kopi?" tanya Tantri seraya tersenyum manis. Tantri memakai pakaian sangat sopan sehingga Bimbim melupakan cara berpakaian Tantri kemarin waktu pertama kali datang di kantor Bimbim. Karena menurut Bimbim hal itu memanglah
Part 184Seorang wanita tengah memandangi benda panjang kecil berwarna putih biru di tengahnya terlihat garis dua berwarna merah."A_apa? A_ku hamil!? Bagaimana ini? Kok bisa sih aku hamil? Padahal selama ini aku selalu rajin meminum pil kb setiap bulan, tapi masih saja kebobolan! S*** sungguh s***!Trus ini anak siapa? Kalau anak Bastian tidak mungkin aku meminta pertanggung jawabannya karena status kami adalah ayah dan anak angkat. Gak mungkin juga aku minta pertanggung jawaban Boy, status kami kan saudara angkat! Gak mungkin juga aku meminta pertanggung jawaban pada para lelaki hidung belang yang sudah membayar jasaku! Aaarrgghht!" Tantri menggeram frustasi.Kenapa kes***an selalu menghampiri Tantri padahal kebahagiaan sudah di depan mata setelah berhasil mengusir Emi dari rumah orang tuanya sendiri.Ya Tantri berhasil mengalihkan sertifikat rumah milik Bastian papa angk
Part 183"S**l*n! Siapa sih!?" umpat Emi.Klek pintu toilet di buka Emi, ternyata sang manajer lah yang menggedor gedor pintu."Ada apa sih bu? Saya kan lagi ada keperluan di toilet!" tanpa sadar Emi membentak sang manajer."A_apa? K_kau berani membentakku!?" pekik bu manajer tak percaya."Huh udah deh buk gitu aja di kira ngebentak. Santai aja kali." ketus Emi."K_kau bgst! Hari ini juga kau ku pecat!!!!" pekik bu manajer geram."A_apa!? Sa_ya di pecat?! Tidak! Ibu gak bisa seenaknya aja dong!" protes Emi tak terima."Saya gak peduli! Pokoknya detik ini juga kamu saya pecat dan segera pergi dari sini sekarang juga! Ambil barang barangmu nanti sisa gajimu saya transfer!" seru bu manajer tegas dan pergi begitu saja saat Emi hendak ingin protes kembali."A_aku hey! Agh! BGST!!!! Aaagghhrrggt!!" umpa
Part 182Seonggok tubuh kurus kering di lilit selang oksigen.Ya dia perempuan bernama Nania kekasih Bram. Beberapa waktu lalu ia terjangkit virus mematikan yaitu virus corona.Ginjalnya yang hanya satu membuat Nania tak mampu bertahan menahan serangan virus jahat corona.Tiit tiit tiitTiba tiba bunyi mesin kehidupan Nania menandakan tak ada lagi kehidupan. Nania meninggal dunia bertepatan kesembuhan Bram dari sakitnya yang juga sempat terjangkit virus yang sama.Bram di jemput keluarga Bimbim, semuanya ada kecuali Slow dan Dina yang sedang berbulan madu di Bali.Tak ada senyum tak ada semangat dalam raut wajah Bram. Hidupnya seakan tak bearti lagi. Ia telah kehilangan seorang putri kesayangannya. Rumah tangganya amburadul bahkan kekasihnya pun menusuknya dari belakang."Ayo nak kita pulang." ajak Oma pada Bram
Part 181Pov AuthorGubrak! Dubrak!"Aduuuhhh!!!""Eh apaan tuh!?" seru Dina dari dalam.Kebetulan kamar di lantai tiga belum di pasang kedap suara seperti kamar kamar di lantai bawah."Kok di luar berisik banget ya yank?" tanya Slow heran."Ish ganggu aja deh orang lagi asik juga, sana yank tengok." titah sang istri.Bak kerbau di cucuk hidungnya Slow beringsut dari ranjang dan berjalan pelan menuju pintu.Saat handel pintu di putar netra Slow terbelalak melihat pemandangan miris di depannya.Ketiga orang tua dari pihak istrinya terkapar dengan kaki terperosok karena lantai yang terbuat dari kayu tersebut jebol."Ya Allah!" pekik Slow langsung berjongkok dan berusaha mengeluarkan oma dari lubang."Yank sini yank tolong! Ba
Part 180Pov DinaTiga tahun berlalu...Akhirnya Dina dan Slow meresmikan hubungan mereka di atas pelaminan.Sah!Sah!Kedua pengantin yang terlihat sangat serasi tersebut menyunggingkan senyum bahagia karena kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri."Yank setelah menunggu bertahun tahun akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya. Kamu kini adalah hanya milikku yank!" bisik Slow suamiku di sela sela ramainya tamu mengantri untuk bersalaman."Iya iya." jawabku singkat karena tak enak dengan para tamu kalau di tinggal ngobrol sendiri.Di tengah tengah para tamu yang sedang mengantri untuk bersalaman, netraku terpaku pada sosok jangkung yang sedang menatapku sendu."Satria." lirihku bergumam pelan sekali. Entah suamiku dengar atau tidak karena refleks saja mulutku bergumam.
Part 179Pov Papa BimAstojim! Eh Astaghfirullah! Nyebuuutt nyebuutt!!Aku kira Dina ternyata nenek lampir eh maksutku istriku! Istriku kalau lagi marah kayak gini serem euy, makanya aku belain kaburan gini.KlikLangsung ku tekan tombol berwarna merah dan ku non aktifkan gawaiku saat itu juga."Ngeri ih punya bini kaya macan habis lahiran, kok bisa ya aku sebucin ini sama istriku yang galak nya ngalahin banteng ngamuk?" gerutuku di sela sela kerasnya deguban jantung akibat mendengar teriakan mak lampir."Haha iya ya bos, padahal wanita wanita cantik dan gak galak yang mau sama si bos buanyak lho, tapi cinta bos ke bos Celline tak kan pernah lekang oleh apapun." puji Bimo membuatku membusungkan dada bangga."Tapi boong...hahhhahahahahaha."Kamvret habis di angkat tinggi tinggi trus di
Part 178Pov Dina"Yank! Kapan sih kita bisa pegangan tangan? Aku yakin kamu gak terpapar virus yang buat orang jadi miskin itu kok, yok kita keluar kencan aja." ajak Slow sedikit memaksa."Tapi kalau ketahuan para tetua bisa bisa aku di jadiin tahanan kamar sekaligus lho yank! Apalagi oma yang sedikit gak suka sama hubungan kita.""Yah tapi aku udah kangen jalan jalan sama kamu yank, sudah beberapa hari ini kita tak pernah kemana mana berdua gara gara oma sering menyuruh kamu nemenin dia, banyak banget intriknya buat ngepisahin kita." rajuknya manyun. Ih imut banget kalau lagi manyun gitu. Udah sering lihat dia manyun tapi gak pernah bosan dan malah semakin tampan."Hmmm ya udah deh, tapi gimana caranya aku keluar tanpa orang dalam tahu?""Hmm ya sayank bisa keluar dari jendela ini. Trus lari dari ruang bawah tanah sama aku selesai. Ntar aku bisa