"Kamu anak tidak tahu terima kasih! Dengan susah payah kami mendidik dan mengurus kamu tapi lihat sekarang? Malah melupakan orang tuanya. Jika saja tidak ada orang yang memberitahu kami mengenai kamu, seumur hidup kami tidak bisa melihat kamu!" bentak ayah Putra yang geram."Orang tua pak Putra ternyata ajaib ya?" bisik salah satu staff fo. Yang lain mengangguk setuju.Nada menatap Putra yang sedari tadi hanya diam.Ibu Putra menangis histeris.Para tamu yang check in dan check out, lewat sambil melihat kejadian itu. Bahkan ada yang sengaja mondar mandir dua kali lebih.Reza buka suara. "Sudah selesai? Boleh kami bicara?"Semua orang menoleh ke Reza.Reza bertanya ke Putra. "Putra, benar mereka orang tua kamu?"Putra menjawab dengan tegas. "Ya, mereka orang tua kandung saya."Para staff yang ada di lobby sontak terkejut begitu juga dengan general manager dan manager operasional pusat yang menonton sambil makan.Kedua orang tua Putra menatap haru anaknya. "Tapi saya sudah putus hubun
Yami mulai ketakutan dan menggoyang tangan ibunya. Ibu Yami tidak gentar. "Kamu berani mengancam hotel kami? Kami sudah berbuat banyak untuk kalian dan ini balasannya?"Reza dan Vivi tidak menjawab.Para staff menatap bodoh keluarga Trisha sementara kedua orang tua Putra saling bertukar kode lewat tatapan mata. Seharusnya tidak berakhir begini. Batin mereka berdua.Di dalam rencana mereka, Putra seharusnya takut identitas terbongkar dan menutup mulut mereka berdua dengan sejumlah harta ditambah suap dari Yami yang belum dibayar. Jika Yami berhasil menundukkan Putra, dia menjanjikan rumah mewah ke mereka berdua dan memberikan uang bulanan yang berarti mereka tidak perlu menjual tubuh atau palak toko-toko lagi lalu bisa hidup mewah seumur hidup.Tapi sekarang apa yang mereka dapatkan? Yami yang melihat ibunya tidak takut dengan ancaman, mulai berani. "Putra, aku memang setiap hari datang untuk melihat kamu tapi aku juga tidak pernah memaksakan diri, aku tidak pernah berani masuk kant
Kedua orang tua Putra mulai takut dengan ancaman Putra, terutama melihat ibu dan anak Trisha diusir keluar secara kasar.Jika orang kaya yang memberikan mereka berdua kemewahan saja diusir secara tidak hormat begitu, apalagi mereka yang hanya orang biasa.Tapi mereka berdua sepakat tidak akan menunjukannya dan akan melawan, keinginan mereka belum terpenuhi. Sudah terlanjur basah, mereka tidak akan mundur begitu saja.Ibu Putra membuka handphone dan menyalakan acara live di media sosial, ada pelanggan dan teman-teman di sana jadi mereka bisa membantu menyebar luaskan berita ini termasuk bersikap sombong.Ibu Putra mengarahkan handphone ke anaknya lalu membuat narasi palsu dan mengarahkan handphone ke berbagai arah. "Lihat, ada seorang ibu yang ingin mengunjungi anaknya tapi apa yang didapat? Diusir! Kalian bisa melihat sendiri berapa orang yang berdiri untuk mengusir kami?"Ayah Putra tersenyum licik dan memuji istrinya di dalam hati. Petugas keamanan dan Choky yang sudah masuk ke dal
"Putra, jika kamu seperti ini- lebih baik ibu mati!" teriak ibu Putra.Putra terlalu lelah menghadapi kedua orang tua sintingnya. "Saya izin pulang, mau istirahat.""Ah, pulanglah. Kamu pasti lelah," kata Vivi yang prihatin. "Besok harus menghadapi pekerjaan yang banyak, jadi jaga dirimu."Putra mengangguk dan balik badan, pergi menuju lift khusus untuk turun ke parkir bawah. Nada mengawasi Putra yang sudah masuk ke dalam lift.Putra menyeringai dan menatap lurus Nada lalu meletakkan jari jempol di sudut bibirnya.Nada jadi teringat dengan Putra yang memainkan dirinya waktu itu, tanpa sadar dia menggigit dalam bibir bawahnya.Pintu lift tertutup. Putra menatap pintu lift yang menunjukkan wajah tampannya dengan raut wajah datar sementara Nada masih bingung dengan situasi ini."Nada," panggil Vivi.Nada mengangkat kepalanya. "Y- ya?"Vivi tersenyum. "Kamu juga pulanglah, pasti memikirkan kakak kamu.""Itu-"Vivi meletakkan jari telunjuk di bibirnya sambil meletakkan kepala di tangan su
Dua hari kemudian, Oza melakukan jumpa pers dengan ditemani Lina. Siaran langsung disiarkan secara online, para penggemar menonton sekaligus melakukan aktifitas seperti biasanya."Seperti yang teman-teman media ketahui, saya memang merahasiakan istri saya selama ini untuk menjaga privasi. Lina juga memintanya, tapi beberapa hari ini Lina ingin memiliki teman di rumah dan mencarikan istri kedua untuk saya."Oza tidak mengatakan mengenai sulitnya Lina mengandung anak, dia tidak mau orang lain menilai buruk istrinya.Lina tersenyum."Lalu masalah Nada yang muncul di media karena saya terlalu akrab dengannya, jangan salahkan dia. Ini murni dari kesalahan saya karena tidak sabar."Para wartawan menjadi heboh. "Maksudnya bagaimana?""Apakah Nada benar-benar kekasih gelap anda?""Lina, tolong ucapkan sesuatu.""Jadi perselingkuhan anda benar?""Apakah anda tidak takut dibenci penggemar?"Oza menepis semua pertanyaan wartawan. "Istri saya minta bantuan guru agama untuk mencari istri kedua dan
Putra sesekali mengunjungi rumah Nada sambil membawa makanan, ibunya pun menyambut dan menganggapnya sebagai tetangga baik.Putra juga sesekali mencuri ciuman ke Nada.Kehamilan Nada mulai menonjol sehingga pada tanggal merah memutuskan pergi rumah sakit untuk periksa kehamilan bersama ibunya. Putra pun diberikan foto hasil usg.Awalnya Nada takut karena melakukan hal gila pada Putra tapi setelah melihat anaknya sehat, dia pun bahagia. Ibu Nada tidak berani tanya macam-macam, ikut senang melihat hasil usg cucunya. "Kamu yakin tidak coba mengatakan ke ayahnya?""Ayah?""Ayah anak di perut kamu."Nada yang sedari tadi berjalan sambil melihat hasil usg, berhenti jalan. "Kenapa ibu bertanya seperti itu?""Kamu tidak mungkin membesarkan anak itu sendirian.""Aku bisa merawatnya sendiri, bukankah ini yang ibu inginkan? Seorang cucu?""Ya, tapi bukan begini caranya- ibu ingin kamu menikah dan menimang cucu, kalau kamu punya anak sendirian, bisa susah sendiri.""Ibu selama ini mengurus aku d
Nada menatap benci ibunya yang keluar masuk kamar tanpa merasa bersalah. "Ibu tahu perbuatan yang dilakukan ibu sekarang salah?""Ibu adalah orang tua, jangan hanya kamu sudah bekerja jadinya tidak menghargai wanita yang melahirkan kamu.""Bu, kakak masuk penjara karena anak ayah, ayah tidak peduli dan sekarang ibu lebih membela ayah?""Ibu tidak membela, ibu hanya melakukan hal yang semestinya.""Semestinya?" tanya Nada tidak percaya. "Semestinya yang bagaimana?""Nada, ibu tahu di masa lalu telah mengecewakan kalian berdua karena pilih pergi dari rumah dan membesarkan kalian sendiri tapi biar bagaimana pun dia adalah ayah kandung kamu. Dosa anak perempuan masih ditanggung ayahnya jadi kamu harus tunduk dan turut padanya.""Meskipun dia menyuruh aku mati?""Dia tidak mungkin menyuruh kamu mati.""Ibu masih percaya pada ayah setelah apa yang dia lakukan pada ibu?""Tidak peduli apa yang dia lakukan pada ibu, dia tetap ayah kandung kamu.""Bodoh!""Apa?""Kamu wanita bodoh dan tidak me
Choky membuka pintu samping sopir mobil Nanda yang terparkir di pinggir jalan. "Sepertinya yang membawa mobil ini kabur, Nada dan ibunya juga tidak ada di dalam mobil."Putra mendecak kesal lalu mengacak rambutnya. "Sial!"Choky mengambil kunci mobil yang masih terpasang. "Mungkin dia takut begitu melihat kita mengikutinya sehingga tancap gas lalu kabur meninggalkan mobil dan akhirnya pria tadi ingin membawa kabur.""Kamu sudah pakai sarung tangan?""Ya." Choky mengangkat kedua tangannya yang masih memakai sarung tangan kulit. "Kamu ingin aku membawa mobil ini dan cek sidik jarinya?""Ya, aku ingin tahu siapa yang membawanya." Putra melihat jam tangan. "Waktu kita tidak banyak, aku harus cek tempat lain juga.""Apakah kamu akan mengambil cuti untuk mencari Nada?"Putra berhenti lalu menatap bingung Choky. "Tentu saja, memang untuk apa lagi?""Aku ikut minta cuti.""Apa?"Choky nyengir tidak bersalah. "Kelihatannya seru, aku tidak mau ketinggalan.Putra menatap jijik Choky.Sementara d
Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti
Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or
Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan
Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge