Share

Malam Terakhir

Author: Fithri Aulia
last update Last Updated: 2024-11-23 14:44:06

Arka melepaskan jas, membuka dasi dan kemeja, lalu meletakkan di atas meja belajar. Dia meraih pijama yang tergantung di dekat rak buku, lalu masuk ke toilet.

Sepanjang itu, Lisa mengamati setiap sudut kamar. Dia membuka lemari. Bajunya masih tersusun rapi di sana. Bahkan banyak gaun baru yang baru saja diisi di antara susunan baju lama. Dia mendekati meja rias. Lisa tak membawa apa-apa saat pergi, termasuk kosmetiknya. Sekarang, berbagai produk skincare dan kosmetik lainnya ada di atas meja.

Arka pun tahu merk dan variasi kosmetik istrinya itu. Lemari biru di sudut juga mengundang perhatian Lisa. Semua pakaian dan perlengkapan Ariel ada di sana. Tak ada satu pun yang terlupa. Di sudut kamar ada mainan dan pojok bermain di mana nantinya Ariel akan tumbuh besar di sana. Mengisi kamar ini dengan tawa cerianya.

"Sejak kapan dia desain ulang kamar ini?"

Rumah Keluarga Wijaya akan memudarkan kemarahan Lisa dan membangkitkan kerinduan lamanya sebagai seorang istri dan menantu. Saat membuka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Surat Perpisahan

    Meski tersenyum, ada bias rasa sakit di mata Arka. Lisa tertegun saat Arka mulai menciumnya lagi. Arka hanya bisa menikmati detik-detik kebersamaan mereka. "Arka ..."Saat Lisa menikmati sentuhan, Arka justru merekam semua ingatan dan tampilan yang dia lihat saat ini. Arka mengernyitkan dahi karena kepalanya mulai sakit lagi.Perlahan, dirinya mulai kehilangan ekspresi Lisa saat ini. Wajah Lisa terlihat kabur. Bukan karena pelupuk mata Arka yang penuh dengan genangan air mata, tapi karena memang penglihatannya mulai berkurang. Tak ada lagi kenikmatan yang bisa dirasakan Arka, semua berubah menjadi rasa sakit karena tak hanya kehilangan keluarga kecilnya, perlahan takdir juga menghukumnya dengan penyakit itu.Arka meletakkan lengannya di sisi dahi, berharap Lisa tak melihat ekspresi kesedihan dan rasa sakitnya saat ini. Arka hanya tak ingin wanita yang dicintainya ini ikut menderita dan bersedih saat harus menemaninya yang kehilangan cahaya penglihatannya. "Aku mencintaimu, Lisa."

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kepergian Arka

    Di sisi lain, Arka memandang jendela luar saat kereta api itu melintasi rel menjauhi kota. Di sampingnya, Grace hanya melihat wajah sedih Arka. Arka tak bisa menahannya lagi. Air matanya akhirnya jatuh. Dia sudah menyerah setelah sebulan lebih menaklukkan sang istri. Hati Lisa telanjur sakit, dan Arka justru terperosok dalam jurang kematian karena takdir. "Aku nggak tau apa ini keputusan terbaik. Aku cuma berharap kamu sembuh, Arka.""Aku juga mau sembuh. Tapi Lisa bilang, ini satu-satunya hukuman yang pantas untuk menebus dosaku. Tolong jangan biarkan siapa pun mencariku. Kasih alasan apa pun supaya mereka percaya dan nggak cari aku untuk sementara ini.""Arka, kondisi kamu akan lebih berbahaya. Kenapa kamu keras kepala?" pinta Grace, lirih."Aku benar-benar nggak sanggup lagi, Grace. Tolong jangan ikut campur lagi."Arka menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Grace bisa melihat air mata Arka menetes meskipun dia menutupi wajahnya dengan lengan.'Aku menyerah, Sayang. Maafin aku

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kemarahan Grace

    Grace masuk dan duduk di sofa yang berada di sudut, masih menatap Arka yang sedang menyusun pakaian ke dalam lemari. Ada beberapa buku di atas meja sebagai penghilang kejenuhan saat Arka sedang mengambil cuti. "Ini buku buat apa? Takutnya sayang nggak kebaca.""Kenapa? Butuh buku yang lain?" tanya Grace."Hm. Mau main ke toko buku. Besok pagi kamu langsung balik aja, nanti kamu malah diskors karena ikutan cuti. Lagian anak kamu nggak ada yang jagain.""Aku udah urus surat cuti, Ka. Setahun ini aku belum ada ambil jatah libur, kan?""Jadi maunya gimana? Kamu nginep di sini juga?""Kalau nggak keberatan, sih. Lagian ada Mang Karim dan istrinya juga. Andreas bentar lagi juga bawa istri sama anaknya pindah ke sini. Aku tinggal di kamar sebelah, nggak usah takut. Aku cuma mau jaga kamu sampai kamu mau untuk perawatan.""Aku juga mau sembuh. Aku kasih waktu dua minggu ini apa Lisa bakalan nelepon aku atau nggak. Eh tapi, hp ku mati, ya?"Arka meraih ponsel di atas tempat tidur. Ponselnya t

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Hidup Baru Tanpamu

    Arka terbangun saat mendengar suara decit gorden yang tersudut. Grace membiarkan matahari masuk mengisi kamar Arka. Entah karena silau, Arka mengucek matanya karena tak bisa melihat jelas sosok wanita itu berdiri di dekat jendela. "Aku udah siapin sarapan. Cepat mandi dan turun. Apa kamu ada kegiatan hari ini? Kalau nggak ada, dr. Azka sebentar lagi datang untuk pemeriksaan rutin." Arka belum menjawab. Kepalanya sakit dan pandangannya memang mulai buram. Wanita itu pun pergi saja dari kamar Arka. "Untuk sementara ini kayaknya harus pakai kacamata terus." Arka berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Entah karena terlalu sepele, dia mengabaikan begitu saja kondisi penglihatan dan perkembangan tumor itu. Dia terus menanti akankah Lisa memintanya pulang atau tidak. Usai mandi, Arka menemeni Grace dan beberapa penghuni villa untuk jamuan sarapan. Sejak tadi Arka berdiam diri. Dia hanya terus menyantap segelas susu dan potongan roti di atas meja. Grace hanya memperhatikan. Saat Arka henda

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kabar

    Rizwar baru saja melakukan terapi pada pasiennya. Panggilan masuk dari Grace muncul di layar ponsel. "Ya, Grace. Ada apa?" sambutnya."Tadi Arka pingsan. Keliatannya memang penglihatannya makin buruk. Sekarang masih bisa kutangani. Tapi tetap aja, kita harus mulai persiapkan operasinya."Rizwar tak ingin menunda lagi, lantas pergi ke villa karena khawatir akan kondisi Arka. Hingga satu jam berikutnya, mobilnya berhenti tepat di depan pelataran villa. Dia bertemu dengan Grace."Gimana keadaan Arka?""Udah lumayan. Semalaman dia istirahat. Kondisi kepalanya katanya udah enakan. Tapi soal penglihatannya, dia nggak mau cerita apa-apa waktu kutanya," papar Grace.Rizwar meninggalkan Grace dan mencari kamar Arka. Pintu di sudut itu terbuka. Arka sudah siuman. Dia sedang duduk melamun, memegang buku tebal di pangkuannya. Masih ada selang infus yang terhubung ke nadinya.Suara decit pintu terdengar, mengusik lamunan Arka. Pria itu menoleh ke pintu, menatap sosok bayangan kabur yang berdiri d

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Menentang Amarah

    Kepala Lisa seakan meledak. Wanita itu belakangan ini dekat dengan suaminya. Mereka bahkan pergi ke Bali bersama dan mungkin sudah kembali sekarang."Arini, bawa Ariel pulang duluan. Aku mau bicara sama perempuan ini.""Baik, Mbak."Mobil melaju cepat meninggalkan Lisa. Hanya tinggal mereka berdua sekarang. Grace belum bicara, hanya memegang shopping bag dan berkas di tangannya dan tersenyum sinis."Ada perlu apa? Keliatan bahagia banget kamu!" sindir Lisa.Grace belum bicara, memperhatikan wajah kesal Lisa. Sungguh malang nasib Arka yang sangat menderita di sana, sementara itu, istrinya hanya sibuk bergulat dengan kemarahan dan kecemburuan saja. Grace meletakkan lebih dulu shopping bag itu di lantai."Kenapa aku harus nggak bahagia? Ada orang-orang baik di sekitarku," oceh Grace."Kenapa kamu datang ke sini? Mau pamer kalau sekarang kamu bisa dapetin dia, hah?""Dapetin gimana? Kami masih dekat aja. Kalau kamu gugat cerai dia ... dia jadi milikku sepenuhnya.""Dasar j*lang! Sebenarny

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Yang Sebenarnya

    Grace menyodorkan berkas itu. Lisa membaca deretan laporan medis itu. Dia terkejut saat vonis disorder itu diberikan pada pasien bernama Arkana Wijaya, suaminya sendiri. Kenapa dia tak mengetahuinya? Tangan Lisa gemetar, pandangannya kabur, tetapi dia harus tetap membacanya."Ini .... nggak benar, kan?" lirih Lisa dengan dagu gemetar sebab menahan tangis."Dia seorang pasien, Lisa. Dia bahkan nggak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya. Saat itu dia nggak sengaja menyakitimu karena nggak bisa berpikir jernih. Bahkan dia mengkonsumsi pil anti depresi agar sanggup menerima semua tekanan stres darimu, Lizzya."Lisa menangis sesenggukan, bahkan tak ada kata yang bisa terucap dari bibirnya. "Bahkan dengan kenyataan ini aja udah bikin kamu hancur, Lisa. Kamu belum mendengar semuanya, kan? Aku nggak bisa bilang ke kamu karena aku takut kamu nggak sanggup dengar yang lebih buruk dari ini."Saat Grace berbalik hendak pergi, Lisa bersimpuh di lantai dan memegang kaki Grace. Grace merasa kas

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Aku Menyesal

    Bahkan tanpa permintaan pun, Lisa sama sekali tak bisa bicara karena sangat shock. Tak sengaja, dia menoleh pada kasur dan mendapati buku tebal dengan judul mengejutkan.Itu adalah buku tuntunan braile untuk pemula. Jantungnya seakan jatuh, lututnya terasa lemas hingga tak bisa lagi berpijak. Dia terduduk di tepi kasur. Melihat wanita itu sejak tadi bungkam, Arka sangat kesal. Arka juga duduk di tepi kasur di hadapannya dan siap menghakiminya dengan kemarahan."Harusnya kamu berpikir dua kali dan—"Ucapan Arka tergantung saat menyentuh dua lengan wanita itu. Walau sebenarnya bentuk tubuh Lisa dan Grace tak beda jauh, tapi lengan itu selalu dipegangnya selama sepuluh tahun ini.Arka terkejut. Beberapa kali dia mencoba menajamkan pandangannya, atau sedikit mendekat hanya untuk mencium jelas aroma parfum itu.Lisa menangis perih. Sudah sejauh mana semua ini? Dirinya tak membutuhkan alasan lagi. Lantas menyambar sisi kepala Arka, menjatuhkan suaminya itu untuk berbaring saat menciumnya.

Latest chapter

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kebahagiaan yang Utuh

    Papa Frans tak tahan dan langsung mengetuk kepala Arka. Si tampan itu sampai mengaduh sambil mengusap kepalanya."Papa, ih!" ujar Mama Wendi."Ini anak ngomongnya bar-bar banget. Heran aku!" dumel Papa Frans."Apa, sih, Pa? Tega bener nyiksa aku gini," keluh Arka."Ya kamu itu mulutnya nggak bisa dijaga di depan orangtua, mah. Perlu disekolahin lagi?" canda Papa Frans."Nggak, Pa. Makasih. Udah kenyang aku. Ini mulut blangsak udah bawaan orok, Pa.""Dokter begini modelnya, apaan? Dulu kamu masuknya nyogok, ya?" Papa Frans masih asik berdebat dengan Arka.Dua pria ini memang sangat mirip kerasnya. Mama Wendi dan yang lain hanya tepuk jidat karena mereka tak henti melempar argumen.Tawa keluarga itu menghiasi setengah jam kebersamaan. Setelah itu, Arka dipapah Rizwar untuk naik ke lantai dua kamarnya. Betapa gugupnya dia menyadari pintu kamarnya terbuka. Sempat mengintip, istrinya itu masih duduk di depan meja rias."Riz, takut banget gue masuk, mah. Tengsin, lah! Udah bikin surat pami

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kembali

    Setelahnya, Rizwar masuk ditemani Grace. Arka sangat bersyukur mereka selalu menemaninya."Lisa tadi langsung pulang waktu tau kamu udah sadar. Jangan salah paham! Dia cuma belum siap ketemu kamu. Tadi dia juga bawa Ariel. Tapi pasti nanti Ariel nggak nyaman, bahaya juga karena di rumah sakit, 'kan? Jadi langsung dibawa pulang aja," papar Grace, menjelaskan semua seolah paham apa yang ingin diketahui Arka saat ini."Setelah ini pulang dan jangan keras kepala lagi. Satu pelajaran buat lo. Kalau ada masalah, jangan disimpan sendiri karena bisa bikin salah paham segede ini," tutur Rizwar, menambahkan."Hm! Istri itu separuh nyawa suaminya. Jangan rahasiakan apa pun, karena seorang istri akan merasa bahagia jika dianggap penting sama suaminya," pesan sang ibu.Tak lama, dr. Farhan masuk bersama dr. Hanif. Dua dokter itu juga sigap memantau kesehatannya selama ini."Pelan-pelan aja. Untuk saat ini, operasi pengangkatan tumornya sukses. Tapi masih tetap harus medical check up rutin untuk me

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Menyambut Arka

    Pernikahan sudah dijalani sepuluh tahun. Selama ini, semarah apa pun Arka, sikap lembut Lisa yang berusaha menenangkan Arka membuat pria itu selalu memperbaiki diri dan menarik kembali amarahnya. Pertengkaran diredam karena Arka melihat cinta di mata Lisa. Akan tetapi beberapa bulan ini, kemarahan Lisa membuat Arka berada dalam tekanan.Ternyata cinta Arka saja tak cukup untuk melunakkannya. Tak peduli seberapa keras pria itu berupaya, bersujud, bahkan menangis sekalipun, Lisa tak goyah. Suaminya itu menahan sesak akibat kemarahan tak berujung Lisa."Maafin aku, Ka ...."Papa Frans menoleh saat mendengar isak tangis Lisa. Dia bangkit untuk mendekati menantunya itu, mengajaknya duduk di kursi tunggu. "Kamu sebaiknya pulang dulu, makan dan istirahat. Kamu belum ada pulang. Itu pasti stock ASI buat Ariel udah habis. Kasian dia," pinta beliau."Arka pasti bangun, kan, Pa?"Lisa sangat takut terjadi hal buruk hingga dia terus meyakinkan diri akankah Arka bangun dengan cepat. Papa Frans b

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Aku Menyesal

    Bahkan tanpa permintaan pun, Lisa sama sekali tak bisa bicara karena sangat shock. Tak sengaja, dia menoleh pada kasur dan mendapati buku tebal dengan judul mengejutkan.Itu adalah buku tuntunan braile untuk pemula. Jantungnya seakan jatuh, lututnya terasa lemas hingga tak bisa lagi berpijak. Dia terduduk di tepi kasur. Melihat wanita itu sejak tadi bungkam, Arka sangat kesal. Arka juga duduk di tepi kasur di hadapannya dan siap menghakiminya dengan kemarahan."Harusnya kamu berpikir dua kali dan—"Ucapan Arka tergantung saat menyentuh dua lengan wanita itu. Walau sebenarnya bentuk tubuh Lisa dan Grace tak beda jauh, tapi lengan itu selalu dipegangnya selama sepuluh tahun ini.Arka terkejut. Beberapa kali dia mencoba menajamkan pandangannya, atau sedikit mendekat hanya untuk mencium jelas aroma parfum itu.Lisa menangis perih. Sudah sejauh mana semua ini? Dirinya tak membutuhkan alasan lagi. Lantas menyambar sisi kepala Arka, menjatuhkan suaminya itu untuk berbaring saat menciumnya.

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Yang Sebenarnya

    Grace menyodorkan berkas itu. Lisa membaca deretan laporan medis itu. Dia terkejut saat vonis disorder itu diberikan pada pasien bernama Arkana Wijaya, suaminya sendiri. Kenapa dia tak mengetahuinya? Tangan Lisa gemetar, pandangannya kabur, tetapi dia harus tetap membacanya."Ini .... nggak benar, kan?" lirih Lisa dengan dagu gemetar sebab menahan tangis."Dia seorang pasien, Lisa. Dia bahkan nggak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya. Saat itu dia nggak sengaja menyakitimu karena nggak bisa berpikir jernih. Bahkan dia mengkonsumsi pil anti depresi agar sanggup menerima semua tekanan stres darimu, Lizzya."Lisa menangis sesenggukan, bahkan tak ada kata yang bisa terucap dari bibirnya. "Bahkan dengan kenyataan ini aja udah bikin kamu hancur, Lisa. Kamu belum mendengar semuanya, kan? Aku nggak bisa bilang ke kamu karena aku takut kamu nggak sanggup dengar yang lebih buruk dari ini."Saat Grace berbalik hendak pergi, Lisa bersimpuh di lantai dan memegang kaki Grace. Grace merasa kas

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Menentang Amarah

    Kepala Lisa seakan meledak. Wanita itu belakangan ini dekat dengan suaminya. Mereka bahkan pergi ke Bali bersama dan mungkin sudah kembali sekarang."Arini, bawa Ariel pulang duluan. Aku mau bicara sama perempuan ini.""Baik, Mbak."Mobil melaju cepat meninggalkan Lisa. Hanya tinggal mereka berdua sekarang. Grace belum bicara, hanya memegang shopping bag dan berkas di tangannya dan tersenyum sinis."Ada perlu apa? Keliatan bahagia banget kamu!" sindir Lisa.Grace belum bicara, memperhatikan wajah kesal Lisa. Sungguh malang nasib Arka yang sangat menderita di sana, sementara itu, istrinya hanya sibuk bergulat dengan kemarahan dan kecemburuan saja. Grace meletakkan lebih dulu shopping bag itu di lantai."Kenapa aku harus nggak bahagia? Ada orang-orang baik di sekitarku," oceh Grace."Kenapa kamu datang ke sini? Mau pamer kalau sekarang kamu bisa dapetin dia, hah?""Dapetin gimana? Kami masih dekat aja. Kalau kamu gugat cerai dia ... dia jadi milikku sepenuhnya.""Dasar j*lang! Sebenarny

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kabar

    Rizwar baru saja melakukan terapi pada pasiennya. Panggilan masuk dari Grace muncul di layar ponsel. "Ya, Grace. Ada apa?" sambutnya."Tadi Arka pingsan. Keliatannya memang penglihatannya makin buruk. Sekarang masih bisa kutangani. Tapi tetap aja, kita harus mulai persiapkan operasinya."Rizwar tak ingin menunda lagi, lantas pergi ke villa karena khawatir akan kondisi Arka. Hingga satu jam berikutnya, mobilnya berhenti tepat di depan pelataran villa. Dia bertemu dengan Grace."Gimana keadaan Arka?""Udah lumayan. Semalaman dia istirahat. Kondisi kepalanya katanya udah enakan. Tapi soal penglihatannya, dia nggak mau cerita apa-apa waktu kutanya," papar Grace.Rizwar meninggalkan Grace dan mencari kamar Arka. Pintu di sudut itu terbuka. Arka sudah siuman. Dia sedang duduk melamun, memegang buku tebal di pangkuannya. Masih ada selang infus yang terhubung ke nadinya.Suara decit pintu terdengar, mengusik lamunan Arka. Pria itu menoleh ke pintu, menatap sosok bayangan kabur yang berdiri d

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Hidup Baru Tanpamu

    Arka terbangun saat mendengar suara decit gorden yang tersudut. Grace membiarkan matahari masuk mengisi kamar Arka. Entah karena silau, Arka mengucek matanya karena tak bisa melihat jelas sosok wanita itu berdiri di dekat jendela. "Aku udah siapin sarapan. Cepat mandi dan turun. Apa kamu ada kegiatan hari ini? Kalau nggak ada, dr. Azka sebentar lagi datang untuk pemeriksaan rutin." Arka belum menjawab. Kepalanya sakit dan pandangannya memang mulai buram. Wanita itu pun pergi saja dari kamar Arka. "Untuk sementara ini kayaknya harus pakai kacamata terus." Arka berjalan sempoyongan ke kamar mandi. Entah karena terlalu sepele, dia mengabaikan begitu saja kondisi penglihatan dan perkembangan tumor itu. Dia terus menanti akankah Lisa memintanya pulang atau tidak. Usai mandi, Arka menemeni Grace dan beberapa penghuni villa untuk jamuan sarapan. Sejak tadi Arka berdiam diri. Dia hanya terus menyantap segelas susu dan potongan roti di atas meja. Grace hanya memperhatikan. Saat Arka henda

  • AKU MANDUL (Tapi Kenapa Istriku Bisa Hamil?)   Kemarahan Grace

    Grace masuk dan duduk di sofa yang berada di sudut, masih menatap Arka yang sedang menyusun pakaian ke dalam lemari. Ada beberapa buku di atas meja sebagai penghilang kejenuhan saat Arka sedang mengambil cuti. "Ini buku buat apa? Takutnya sayang nggak kebaca.""Kenapa? Butuh buku yang lain?" tanya Grace."Hm. Mau main ke toko buku. Besok pagi kamu langsung balik aja, nanti kamu malah diskors karena ikutan cuti. Lagian anak kamu nggak ada yang jagain.""Aku udah urus surat cuti, Ka. Setahun ini aku belum ada ambil jatah libur, kan?""Jadi maunya gimana? Kamu nginep di sini juga?""Kalau nggak keberatan, sih. Lagian ada Mang Karim dan istrinya juga. Andreas bentar lagi juga bawa istri sama anaknya pindah ke sini. Aku tinggal di kamar sebelah, nggak usah takut. Aku cuma mau jaga kamu sampai kamu mau untuk perawatan.""Aku juga mau sembuh. Aku kasih waktu dua minggu ini apa Lisa bakalan nelepon aku atau nggak. Eh tapi, hp ku mati, ya?"Arka meraih ponsel di atas tempat tidur. Ponselnya t

DMCA.com Protection Status