Share

Tiga Puluh Delapan

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-03-14 03:03:08

Mendengar perkataan beliau, aku pun hanya bisa menghela nafas pasrah. Kusandarkan punggung di kursi lalu meremas rambut dengan perasaan kacau.

Tak kusangka semua ini akan terjadi. Wanita yang kumenangkan dari istri sah, ternyata hanya jadi benalu dan pencipta neraka dalam hidupku sendiri.

"Mas, Mas Arya, sini sebentar. Lihat ini!" 

Sedang aku duduk gelisah di sofa ruang tamu, Mira memanggilku dari dalam kamar dengan nada keras.

Tak antusias karena masih kalut berpikir, aku hanya menyahut pelan.

"Ada apa, Mir? Kamu aja yang ke sini, Mas lagi pusing ini!" sahutku malas.

"Ini, Mas. Lihat status wa Maya. Gila memang perempuan itu! Masa dia posts foto-foto kalian di stori wa? Apa maksudnya?"

"Mana?" Seperti tersengat kalajengking, aku langsung bangkit dan memburu ke arah Mira.

"Ini lihat, ckckckc. Bener-bener mau bikin malu aja ini perempuan. Masa dia posts foto-foto setengah telanj*ng kalian di stori wa. Apa maksudnya ka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Lestari Pujiningsih
kebanyakan iklan
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
thor Maya juga harus kena KARMA perempuan DAJJAL
goodnovel comment avatar
Wagirin
kapok..dikasih Istri baik..enggak bersyukur..nikmati lah azab yg pedih..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tiga Puluh Sembilan

    Aku menatap wajah Via yang alhamdulilah bangun pagi ini sudah terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya.Ini hari ke sepuluh ia dirawat di rumah sakit ini dan syukurlah, masa-masa kritisnya sudah berhasil dilewati.Tinggal masa pemulihan yang sudah berlangsung selama tiga hari ini dan kondisinya pun hari ini sudah terlihat semakin membaik."Syukurlah An, hari ini Via sudah boleh pulang. Tapi di rumah tetap diperhatikan asupan gizi dan vitaminnya ya karena kondisi fisiknya tentu saja masih belum kuat seperti sebelumnya. Nanti aku resepkan obat dan vitamin untuk memulihkan fisiknya, dihabiskan supaya cepat sembuh kembali seperti sebelumnya, oke?" ujar Wisnu saat visit dokter pagi ini.Aku mengangguk sembari tersenyum lega mendengar penuturan lelaki itu."Makasih ya,, Nu. Kamu sudah bantu aku dan Via. Makasih banget," ucapku lirih."Never mind. Kalau ada apa-apa nanti, hubungi aja ya," ujar Wisnu lagi.Aku kembali mengangguk,

    Last Updated : 2022-03-14
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh

    Meski dalam hati tak antusias ingin tahu apa yang hendak dibicarakan oleh Mas Arya, tetapi tak tepat juga rasanya menolak dengan kasar permintaan lelaki yang pernah menjadi suamiku itu.[Gak bisa ditelpon, An. Karena jujur ini masalah serius. Aku mohon kamu bersedia. Nanti kuhubungi lagi kalau kamu sudah di rumah ya?]Tak ingin panjang perkara, aku pun hanya mengiyakan dengan singkat.Aku bukan perempuan tega yang bisa menampiik saat seseorang, apalagi mantan suami mengajak bicara. Apalagi jika ini menyangkut Via karena bagaimanapun gadis kecilku itu masihlah menjadi tanggung jawab kami bersama.Aku menutup telpon lalu menyimpan benda itu kembali di tas. Setelah itu bergabung bersama ibu, mengemasi barang-barang yang hendak dibawa pulang."Ngomong apa Arya, An?" tanya ibu yang sedari tadi ikut mendengarkan percakapan kami dengan tatapan menyelidiki."Nanyain Via sama pengen ngajak aku ngomongin sesuatu, Bu. Aku belum tahu soal apa. Tap

    Last Updated : 2022-03-14
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Satu

    Aku baru saja memberi obat dan menidurkan Via, saat ponsel di atas meja kecil di sudut kamar berdering.Kuambil benda itu dan segera memeriksa nomor penelpon, kembali ternyata Mas Arya yang menghubungi.Ah, mau apa sih dia? Mau bicara? Tentang apa sebenarnya yang hendak ia bicarakan?[Ana, kamu di mana? Bisa gak kita bicara sekarang? Mas tunggu di cafe Alamanda sekarang. Bisa?] tanya Mas Arya dengan nada memohon di seberang sana.Sejenak aku menoleh pada Via yang baru saja terlelap. Apa putriku ini bisa ditinggal beberapa saat untuk menemui papanya atau dia akan terbangun dan kehilangan saat aku tak ada di sampingnya karena mungkin saja aku masih ada di luar?Akhirnya aku memilih opsi yang pertama. Sepertinya kalau cuma keluar satu atau dua jam lamanya, Via belum akan terbangun.Sekarang baru pukul dua siang. Biasanya dia akan bangun tidur siang pada pukul lima sore.Berpikir demikian aku pun

    Last Updated : 2022-03-16
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Dua

    "An, ibu asmanya kambuh. Mas harus pulang sekarang juga dan bawa ke rumah sakit. Bisa gak mas pinjam motor kamu sebentar atau anterin mas pulang soalnya dari sini kan gak jauh. Bicaranya besok aja lagi karena mas belum selesai. Tapi anterin mas sebentar ya?" tanya Mas Arya sambil menatap penuh iba padaku.Sejenak aku dilanda ragu. Bukan tak punya rasa kemanusiaan pada ibu yang sedang sakit, tapi gimana ya? Kenapa tidak pesan ojol aja? Kenapa harus aku yang mengantar dia pulang ke rumah ibunya?"An, tunggu apalagi? Apa kamu gak kasian? Bagaimanapun ibu masihlah ibu mertua kamu. Apa kamu tega biarin ibu kesakitan begini? Anterin Mas pulang sebentar ya. Dari sini cuma lima kilometer. Pesan ojol lama nunggu, nanti ibu gak tertolong lagi. Ayo, An. Buruan," ujar Mas Arya tak sabar seolah takut ibunya tak dapat tertolong lagi, sambil tangannya meraih kunci motorku yang kuletakkan di atas meja cafe dan berlari menuju roda dua yang terparkir di depan sana yang membu

    Last Updated : 2022-03-16
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Tiga

    Ya Tuhan, apa yang terjadi pada diriku? Kenapa mataku terasa berat dan mengantuk sekali? Apa barusan Mas Arya telah meminumkan obat tidur dalam teh hangat yang diberikan padaku dan ibu tahu itu tapi tidak mencegah? Apa jangan-jangan semua ini memang sudah disetting dari awal dan terjadi justru atas persetujuan beliau?Itu sebabnya beliau sengaja menahanku supaya tak buru-buru pulang setelah mengantar Mas Arya tadi?Ya, Tuhan ... Apa jangan-jangan sakitnya ibu juga pura-pura supaya aku terpaksa datang ke sini agar bisa menjebakku seperti ini?Tapi untuk apa? Apa karena Mas Arya ingin kembali padaku? Hanya karena itu? Naif sekali!Beribu pertanyaan berkecamuk di benak sementara tubuhku mulai terasa lemas, sulit digerakkan. Kesadaran pun seolah mulai hendak tenggelam tetapi sebisa mungkin kucoba menahan, meski mataku mungkin telah terpejam."Bu, Ana sudah pingsan. Apa yang harus Arya lakukan sekarang?" tanya Mas Arya sama

    Last Updated : 2022-03-16
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Empat

    "Mira, kamu ini kenapa sih, kok malah ceramah begini? Sudah sana, minggir. Ana toh masih istri mas. Hak mas hendak melakukan apa terhadapnya!""Tapi bukan gini caranya Mas, aku gak bisa ngebiarin hal seperti ini terjadi di depan mata kepalaku. Aku ini juga perempuan Mas, Mas gak takut aku juga bisa mengalami apa yang Mbak Ana alami akibat kejahatan mas ini. Karma itu selalu ada, Mas. Dan aku gak mau mengalami itu gara-gara, Mas!""Ana ...!" teriak Mas Arya bertepatan dengan bunyi ponsel Mira yang berdering kencang yang sepertinya langsung diangkat oleh adik iparku itu.[Halo, ya Ndre, iya. Mbak Ana ada di sini, di rumah ibu. Cepat, Mbak Ana pingsan!] Seru Mira di telepon.Mungkin itu telepon dari Andre, adikku. Sebab setahuku mereka memang lumayan saling kenal,menanyakan apa aku ada di rumah ibu karena aku memang sempat memberitahu beliau sebelum pergi, kalau aku hendak menemui Mas Arya di cafe.Itu sebabnya barangkali

    Last Updated : 2022-03-16
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Lima

    "Mira, Ana itu istri mas. Kenapa kamu halangi mas bikin dia kembali lagi ke rumah ini? Apa mau kamu sebenarnya? Mau cari muka? Mau cari perhatian ke orang tua Ana supaya kamu dibilang pahlawan? Atau jangan-jangan, kamu suka sama Andre, makanya kamu belain Ana karena dia kakaknya?" hardikku penuh emosi pada Mira.Tak kusangka adik yang kubela mati-matian tu ternyata tak lebih dari seorang musuh dalam selimut."Benar. bu juga gak nyangka kamu setega itu gagalkan rencana kita buat bikin Arya dan Ana bersatu lagi, Mira. Mau kamu apa sih sebenarnya? Kamu mau kita makan bubur nasi encer setiap hari? Ibu sudah jenuh begini, Mir. Besok pagi entah kita bisa makan atau tidak, karena gak ada lagi beras di dapur." Ibu menimpali ucapanku.&

    Last Updated : 2022-03-19
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Empat Puluh Enam

    Mendengar perkataan Mira itu aku jadi terdiam. Benar apa yang dikatakan adikku ini, harapan itu akan selalu ada asal kita mau berusaha. Allah tidak akan menutup pintu rezeki seorang hamba sebelum nyawanya sampai di kerongkongan.Asalkan mau berusaha, pasti Allah berikan jalan rezeki nantinya. Ya, itu benar. Buktinya, jadi petugas parkir liar selama empat jam saja, semalam aku bisa menghasilkan uang lima puluh ribu rupiah yang kalau pandai mengaturnya, pastilah bisa untuk biaya makan kami bertiga selama seharian penuh.Mira benar. Aku tak boleh putus asa dan kembali menzalimi diri sendiri dengan melakukan kejahatan lagi pada Ana yang selama ini sudah banyak membantuku. Aku tak mau Allah benci dan melaknat diri ini karena kembali menzalimi wanita itu. Ya, aku t

    Last Updated : 2022-03-19

Latest chapter

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 132 (ENDING)

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (132)Menyadari dirinya telah keceplosan bicara, Bu Wati pun buru buru meralat ucapannya supaya Bu Hasnah tak sadar jika putrinya sebenarnya memang telah berbadan dua."Eh, maaf ... salah ngomong. Maksudnya bukan hamil tapi biar cepat hamil, Hasnah. Maklum pengantin baru. Makanya harus banyak makan, biar rahimnya subur. Soalnya aku udah nggak sabar lagi pengen gendong cucu. Kamu juga kan, Hasnah?" ujar Bu Wati buru buru meralat ucapannya.Mendengar perkataan besannya itu, Bu Hasnah pun tersenyum lega dan gembira. Syukurlah, ternyata Hamidah bukannya sedang hamil melainkan berharap supaya bisa cepat hamil. Kalau begitu, dia pun tak keberatan karena sudah lama memang dia menginginkan kehadiran seorang cucu lagi dari Arya, sebab sekarang Via, putri Ana, mantan istri pertama Arya sudah sulit ia temui karena kesibukan cucunya tersebut sekolah. Belum lagi dia pun sibuk mengurus Arya yang sedang sakit.Bu Hasnah pun menganggukkan kepalanya dengan rona gembira.

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 131

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (131)"Bagaimana anak saya, Dok? Apa masih bisa diselamatkan?" tanya Bu Hasnah dengan perasaan sedih luar biasa saat melihat pria berseragam putih keluar dari ruang operasi di mana Arya beberapa saat yang lalu dibawa masuk untuk ditangani.Sudah sejak malam tadi sejak mendapatkan kabar kalau anak laki lakinya itu masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil entah karena sebab apa, Bu Hasnah terus menerus menangis hingga sembab air mukanya.Dia tak bisa menyalahkan Bu Wati dan Hamidah yang telah membiarkan Arya berkeliaran di luar rumah di malam pengantin mereka sebab alasan Bu Wati, Arya tak bisa dilarang dan dicegah meski hari sudah malam saat hendak membeli sesuatu barang keperluannya. Itulah yang telah membuat kecelakaan tersebut bisa sampai terjadi.Dan Bu Hasnah pun terpaksa percaya begitu saja sebab sejauh ini dia memang tak tahu apa yang sebenarnya betul betul terjadi di rumah besannya tersebut malam tadi hingga akhirnya putranya itu harus mengalami t

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 130

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (130)Berpikir begitu, Bu Wati pun buru buru masuk kamar mandi dan berbisik di telinga putrinya."Midah, apa ... apa kamu hamil? Apa ... apa kamu dan Afandi sudah melakukan hal terlarang sebelum dia meninggal dunia dan kamu menikah dengan Arya? Kalau iya, kamu harus berdamai dengan Arya, Midah. Kamu nggak boleh menolak kehadirannya karena itu konyol namanya. Kamu butuh suami dan bapak untuk anak kamu, Midah! Ayok ikut Ibu ke kamar sekarang juga. Kita harus membicarakan ini sebelum kamu membuat keputusan yang salah dan membuat Arya pergi meninggalkan kamu!""Sebab kalau itu terjadi maka kemungkinan besar, anak kamu akan lahir tanpa bapak. Apa kamu mau hal Itu terjadi, Midah?" ucap Bu Wati yang tiba tiba merasa takut kalau Arya yang justru tak mau lagi dengan putrinya itu bila tahu putrinya itu ternyata sudah hamil sebelum menikah dengannya.Dia tak mau Hamidah hamil dan melahirkan tanpa suami. Dia tidak mau nama baiknya tercoreng. Itu sebabnya dia harus b

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 129

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (129)"Tok! Tok!Tok!"Sedang keduanya bertengkar, dari arah luar kamar terdengar ketukan pintu lumayan keras diiringi suara Bu Wati yang memanggil keras keduanya."Midah ... Arya, ada apa? Buka pintunya!" seru Bu Wati dari luar kamar.Hamidah memandang Arya sejenak seolah meminta pertimbangan, tapi tak lama kemudian karena Arya hanya diam saja tanpa reaksi, Hamidah pun buru buru membuka pintu dengan segera.Segera setelah dia membuka pintu, Bu Wati pun masuk dan menyerbu dengan tanya."Kamu kenapa Midah? Kok teriak teriak tadi? Apa Arya ganggu kamu?""Heh, Arya! Ibu kan sudah bilang, perkawinan kalian hanya sandiwara di atas kertas saja karena Ibu sudah minta tolong sama Ibu kamu untuk bisa menyelamatkan pernikahan putri Ibu yang terancam gagal karena Afandi meninggal dunia dan Ibu kamu sudah setuju!""Lantas sekarang kenapa Hamidah teriak teriak seperti tadi? Apa jangan jangan kamu ganggu dia ya? Kamu kan sudah janji kemarin nggak akan ganggu Hamidah!

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 128

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (128)"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku! Apa kamu lupa perjanjian kita kemarin yang menyatakan kalau pernikahan kita hanya pernikahan pura pura di atas kertas saja dan di antara kita tak akan pernah ada malam pertama karena pernikahan kita bukan pernikahan sungguhan!" ujar Suster Hamidah sembari menepis keras tangan Arya yang berusaha menarik tubuhnya dan membuka pakaiannya.Namun, Arya hanya menyeringai lebar."Pernikahan kita bukan sungguhan? Midah, pernikahan kita tercatat sah di kantor urusan agama! Ijab qobul yang kita lakukan juga sah di mata agama. Kamu sekarang istriku! Sah di mata negara dan agama! Lalu kenapa kamu bilang pernikahan kita tidak sungguhan dan kamu menolak aku sentuh? Kamu mau masuk penjara karena sudah mempermainkan pernikahan? Kamu juga mau masuk neraka dan dilaknat malaikat karena menolak ajakan suami untuk memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri? Iya?" Arya terlihat tak terima dengan penolakan Hamidah.Hamidah menggeleng

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 127

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (127)"Saya terima nikah dan kawinnya Hamidah binti Kusnadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah "Semua hadirin yang hadir mengucapkan syukur setelah Arya selesai mengucapkan ijab qobul atas istri barunya, Suster Hamidah.Usai Arya mengucapkan penerimaan nikahnya, Suster Hamidah mengangkat wajahnya lalu dengan gerakan kaku karena tak menyangka bila dirinya akan dinikahkan paksa dengan Arya yang baru saja sembuh dari stroke yang diderita, mengangkat telapak tangan lalu mencium punggung tangan Arya yang sekarang telah menjadi suami sah nya itu dengan gerakan lunglai.Sungguh, meski dia tak membenci Arya, tapi dia sama sekali tak mencintai laki laki yang sekarang menjadi suaminya itu. Dia menganggap Arya hanyalah salah satu pasien yang harus dia terapi supaya segera sembuh dari sakitnya.Tapi ternyata, hari ini laki laki itu telah menghalalkan dirinya sebagai seorang istri. Arya akan mendampingi hidupnya hingga maut m

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 126

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (126)"Baiklah, Hasnah ... kalau begitu sesuai dengan rencana kami semula yakni hendak menikahkan Hamidah dengan almarhum Afandi pada tiga hari lagi, itu menjadi tanggal pernikahan Hamidah dengan Arya.""Benar kata kamu, aku harus menyelamatkan keluargaku dengan menikahkan putramu dengan putriku. Selain demi meminimalisir kerugian akibat gagal pesta setelah Afandi meninggal dunia, aku juga ingin menunaikan cita cita kita dulu yang hendak menjodohkan Hamidah dengan putramu.""Jadi tiga hari lagi kita nikahkan mereka ya, Hasnah! Kamu mau ngasih mahar apa untuk putriku? Kemarin rencananya Afandi mau memberi mahar sebuah mobil mewah dan perhiasan sebanyak seratus gram. Kalau kamu apa?" lanjut Bu Wati sembari menatap penuh harap wajah sahabat masa SMA nya itu.Namun, mendengar perkataan Bu Wati, Bu Hasnah melotot lebar. Merasa kaget dan shock ditanya soal mahar, apalagi dibandingkan dengan mahar yang seyogyanya akan diberikan oleh almarhum dokter Afandi pada

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 125

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (125)"Wati, apa kamu nggak malu kalau pesta pernikahan putri kamu terpaksa dibatalkan? Kamu bisa rugi besar lho kalau pesta putri kamu benar benar dibatalkan.""Saya aja nggak nyangka kalau Suster Hamidah itu ternyata adalah putri kamu. Aku pikir siapa. Kamu ingat nggak, dulu waktu kita masih SMA, kita pernah bercita cita ingin menjodohkan putra dan putri kita supaya mereka meneruskan persahabatan kita? Tapi apa daya aku kehilangan jejak kamu dan Arya pun kemudian menikah dengan gadis pilihannya, Ana.""Tapi sekarang pernikahan mereka sudah berakhir. Dan status Arya sekarang ini adalah duda. Jadi, tunggu apalagi, Wati? Sekarang lah saatnya kita jodohkan mereka kembali demi memenuhi niat baik kita dulu?""Arya dulu bekerja sebagai seorang ASN, Wati Tapi apa daya sekarang sudah diberhentikan.""Sekarang ini Arya sedang sakit. Tapi dia jadi semangat sembuh kembali setelah bertemu dengan anak kamu, Hamidah. Sayang, Hamidah ternyata hendak menikah hingga me

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 124

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (124) "Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un ... ." "Kamu yang sabar ya, Midah. Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain. Nyawa calon suami kamu nggak bisa diselamatkan lagi. Kami turut prihatin, Midah ...," ucap rekan rekan sejawatnya yang begitu mendengar kabar kecelakaan calon suaminya, langsung gegas berkumpul di ruang ICU rumah sakit untuk memantau kondisi kesehatannya dan melakukan tindakan penyelamatan terhadap dokter muda yang merupakan calon suami Suster Hamidah tersebut, salah seorang suster di rumah sakit swasta ini. Hamidah mengusap air matanya lalu menatap nanar wajah calon suaminya yang telah terbujur kaku di atas brankar dengan ditutupi kain panjang. "Midah, kamu yang tabah ya, Nak. Semua ini sudah takdir Yang Maha Kuasa ...," tutur Ibunya pula sembari mengelus pelan pundak Hamidah. Sementara di sampingnya, calon mertua tampak meratap pilu menangisi kepergian putra mereka. Hamidah berkali-kali menghembuskan nafasnya demi mengurai s

DMCA.com Protection Status