Share

Enam Puluh Dua

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-07 21:58:55

Pagi ini, Pak Baskoro menjenguk Arya ke rumah sakit dan bertemu dengan Bu Hasnah yang sedang menyuapi makan putranya itu.

Saat melihat Pak Baskoro, wanita paruh baya itu menggeser tubuhnya lalu mempersilahkan laki-laki tua itu duduk di sisi tubuh Arya.

Pak Baskoro pun duduk lalu tersenyum pada Arya meski ia tahu laki-laki itu tak bisa melihat.

"Ya, gimana? Kamu masih betah dirawat di rumah sakit ini atau mau dirawat di rumah saja? Kebetulan rumah untuk kamu sudah bapak siapkan, lokasinya nggak jauh dari rumah bapak juga biar bapak nggak susah kalau mau jenguk kamu. Gimana?" ujar Pak Baskoro pada Arya.

Arya tersenyum lalu mengangguk.

"Saya pengennya dirawat di rumah aja, Pak. Bosan di sini. Tapi rumahnya gimana ya? Besar apa kecil? Saya pengennya yang ada tamannya, biar saya bisa duduk-duduk sambil santai di taman, Pak?" sahut Arya.

"Taman?" Pak Baskoro tampak mengingat-ingat. "Kayaknya nggak ada tamannya sih, Ya. Kamu mau yang ada tamannya?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nesty Orienta
cuma novel ya padahal, tapi gw malu baca cerita kelakuan Arya wkwkkwkwk...menjijikkan. pinter authornya
goodnovel comment avatar
Yung
gk usah di ladenin pak baskoro mereka itu tak tau di untung dari dulu picik,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Tiga

    "Lina!"Arya mengusap pipinya yang terasa panas dan menatap lekat wajah gadis di depannya yang mundur dengan wajah pias.Lina memang refleks melakukan tamparan itu sebab tak menyangka Arya akan menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk berbuat hal tidak baik terhadapnya.Gadis itu yakin, sesaat tadi Arya memang sengaja melakukan itu terhadapnya.Tapi bukankah lelaki itu buta? Kenapa bisa melihat wajahnya dengan jelas dan menyerang sasaran dengan tepat? Pikir gadis itu bingung."Kamu barusan menamparku, Lin?" Arya bertanya dengan suara tertekan. Menatap Lina dengan tatapan tidak terima."M-ma-af, tapi barusan bapak membuat saya takut," jawab Lina terbata-bata."Lancang kamu ya. Kamu nggak ingat, kamu bisa bekerja di sini karena saya. Bukankah gaji untuk merawat saya sangat besar? Tiga kali lipat gajimu magang di rumah sakit Wisnu mungkin. Apa kamu ingin dipecat?" hardik Arya lagi dengan nada tajam.Bertepatan dengan itu, Bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Empat

    Pagi-pagi sekali Wisnu sudah datang ke kediaman Arya dan meminta Bu Hasnah serta Mira membawa lelaki itu jalan-jalan ke taman, menghirup udara segar supaya Arya tak jenuh di rumah demi mempercepat kesembuhan lelaki itu sendiri, demikian pesan Wisnu pada Mira dan Bu Hasnah yang segera sesudahnya membawa Arya ke taman, tanpa lelaki itu curiga atau pun protes karena memang ia sendiri mulai jenuh di rumah terus menerus.Setelah tiga orang itu pergi, Wisnu segera meminta seseorang yang sudah ia bayar sebelumnya untuk memasang CCTV di rumah yang ditempati Arya tersebut.Ia ingin menjebak lelaki itu jika sekiranya memang sudah sembuh dari kebutaan dan lumpuhnya maka keluarganya tidak perlu lagi berhutang budi dan membalas budi itu terus terusan pada Arya.Setelah kamera CCTV selesai terpasang, tidak berapa lama Arya, Bu Hasnah dan Mira pun kembali.Barusan Wisnu sudah meletakkan sebuah dompet berisi uang tunai dua juta rupiah yang sengaja ia letakkan tidak jauh

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Lima

    "Pak Arya, saya antar bapak ke ruang makan, sekarang ya, kita sarapan pagi dulu. Habis itu kita ke taman, latihan jalan supaya bapak bisa berjalan normal kembali. Oke?" ujar Sri sambil mendorong kursi roda yang dinaiki Arya menuju ke ruang makan.Arya hanya diam, malas menjawab. Bibirnya terus ditekuk sedemikian rupa, tak tertarik untuk menanggapi perkataan Sri karena marah, perempuan itu tak sesuai dengan keinginannya semula.Hingga wanita itu selesai membawanya ke meja makan dan meminta Bi Nah menghidangkan makanan untuknya, ia masih saja diam."Bi Nah, ambilkan makanan untuk Pak Arya, ya. Setelah itu biarkan makan sendiri karena ini penting untuk membuat Pak Arya bisa segera beraktivitas normal kembali tanpa bantuan orang lain," ucap Sri dengan nada lembut tetapi tegas pada asisten rumah tangga itu.Bi Nah mengangguk mengiyakan dengan patuh lalu bergerak mengambilkan piring dan menuangkan nasi serta lauk pauk untuk Arya lalu meletakkannya di hadapan le

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Enam

    "Saya Sri, Bu. Perawat baru Pak Arya. Tadi saya hanya minta Pak Arya untuk latihan berjalan sehabis sarapan nanti supaya bisa segera pulih kembali, bisa berjalan dengan normal kembali seperti biasanya. Tapi Pak Arya justru menolak entah dengan maksud dan alasan apa. Makanya saya paksa supaya tetap latihan. Tapi bukannya menjawab, Pak Arya justru marah-marah.""Padahal tugas saya di sini adalah membantu Pak Arya berlatih jalan supaya bisa segera sembuh kembali. Nah, kalau Pak Arya menolak, apa namanya saya tidak bekerja dengan baik?" sahut Sri pada Bu Hasnah dan Arya."Ya, kamu nggak boleh maksa juga dong. Anak saya ini kan baru saja sembuh. Mana bisa dipaksa jalan kembali. Jangan aneh-aneh deh kamu, Sri. Kalau Arya nggak mau latihan jalan ya jangan dipaksa dong. Melanggar hak azasi manusia itu namanya! Bisa saya tuntut kamu ke penjara kalau maksa-maksa orang begini!" sahut Bu Hasnah emosi mendengar penjelasan Sri.Arya yang merasa dibela ibunya pun lalu tersenyu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Tujuh

    "Jadi Arya sebenarnya nggak buta lagi dan sudah bisa berjalan kembali?"Wisnu bertanya sambil menatap wajah Sri, berusaha memastikan.Sri menganggukkan kepalanya dengan yakin."Benar, Pak. Saya melihat dengan mata kepala sendiri kok kalau Pak Arya sebenarnya sudah bisa berjalan kembali. Dan sepertinya itu alasannya kenapa Pak Arya menolak dengan keras saat saya ajak latihan berjalan kemarin," ucap Sri lagi menjelaskan.Mendengar itu, Wisnu pun manggut-manggut."Jadi dia nggak mau diajak latihan jalan? Hmm ... kalau begitu nggak salah lagi. Saya juga lihat melalui kamera CCTV yang saya pasang diam-diam di rumah Arya kalau Arya sebenarnya sudah bisa berjalan kembali. Tapi, sayang dia belum mau mengakuinya. Entah kenapa alasannya.Tapi selain itu saya memang benar-benar mau memastikan dulu dia bisa berjalan kembali dengan normal supaya tugas kami merawat dia pun bisa selesai, makanya saya minta kamu merawatnya, karena kemarin saya lihat j

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Delapan

    Pak Baskoro yang mendengar perkataan wanita itu, semakin tersenyum kecut.Cantik, kaya dan punya pekerjaan bagus? Apa iya mau sama laki-laki buta dan cacat seperti Arya? Apa yang didapat olehnya dengan menikahi laki-laki seperti itu? Di mana bisa dicari perempuannya seperti itu yang punya ketulusan dan kesabaran luar biasa hingga mau menikahi Arya?"Iya, Pak. Saya ingin punya istri yang bekerja dan bisa membantu ekonomi keluarga, seperti mantan istri saya dulu," ujar Arya lirih."Oh ya? Kenapa kalian bercerai? Dan di mana mantan istri kamu itu sekarang berada? Pernah kamu ajak balikan nggak? Siapa tahu dia masih ingin kembali sama kamu lagi, apalagi kalau melihat kondisi kamu seperti ini sekarang, mana tahu dia kasihan dan mau diajak rujuk?" jawab Pak Baskoro pula yang memang belum mengetahui jika mantan istri Arya sebenarnya adalah calon menantunya sendiri, Ana, sambil menatap Arya lekat.Wisnu memang belum cerita terus terang kalau Arya sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Enam Puluh Sembilan

    "Pa? Papa di sini? Kebetulan sekali kalau begitu. Wisnu mau ...." Wisnu menghentikan ucapannya karena Pak Baskoro tiba-tiba mengibaskan tangannya saat melihat kedatangannya lalu menghardiknya dengan nada keras."Wisnu! Dicekoki apa kamu sama perempuan itu sampai mau-maunya kamu hendak menikahinya?" Pak Baskoro menatapnya dengan mata melotot lebar."Maksud Papa?""Tinggalkan Ana sekarang juga! Papa nggak sudi punya calon menantu seperti dia!"Wisnu mengernyitkan keningnya mendengar bentakan sang papa. Ada gerangan apa sehingga papanya yang selama ini welcome terhadap hubungannya dengan Ana, sekarang tiba-tiba marah dan tidak merestui hubungan mereka seperti ini?Apa jangan-jangan si licik Arya sudah berkata yang tidak-tidak, memfitnah dirinya dan calon istrinya itu?"Tapi kenapa, Pa? Apa salah Ana?" tanya Wisnu tidak mengerti sambil menatap heran pada Pak Baskoro, lalu beralih pada sosok Arya yang pura-pura menundukkan wajahnya dengan raut mu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21
  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Tujuh Puluh

    "Kamu bahkan sudah bisa berjalan kembali dengan normal, tapi pura-pura belum bisa. Apa maksud kamu sebenarnya, Arya? Apa? Bukannya jujur, sekarang kamu malah mengarang cerita soal Ana dan mempengaruhi papa supaya membatalkan rencana perkawinan kami. Kamu yang nggak punya hati, Ya! Apa sih maksud kamu sebenarnya!" sergah Wisnu dengan nada tidak terima pada Arya, bukan hanya atas tuduhan laki-laki itu pada Ana tapi juga atas kedok kebohongan laki-laki itu pada kebutaan dan kelumpuhannya.Pak Baskoro yang mendengar penjelasan Wisnu tersebut menjadi kaget dan tak menyangka."Apa kata kamu tadi, Nu? Arya sudah nggak buta lagi dan bisa berjalan? Yang benar saja?"Wisnu mengangguk, tetapi di lain pihak, Arya justru terlihat meradang."Bohong, Pak! Dokter Wisnu sudah berbohong besar! Kapan saya bisa melihat dan bisa berjalan lagi? Dokter, tolong jangan mengarang cerita seperti ini! Apa-apaan ini, hanya gara-gara dokter menginginkan mantan istri saya, dokter

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-21

Bab terbaru

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 132 (ENDING)

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (132)Menyadari dirinya telah keceplosan bicara, Bu Wati pun buru buru meralat ucapannya supaya Bu Hasnah tak sadar jika putrinya sebenarnya memang telah berbadan dua."Eh, maaf ... salah ngomong. Maksudnya bukan hamil tapi biar cepat hamil, Hasnah. Maklum pengantin baru. Makanya harus banyak makan, biar rahimnya subur. Soalnya aku udah nggak sabar lagi pengen gendong cucu. Kamu juga kan, Hasnah?" ujar Bu Wati buru buru meralat ucapannya.Mendengar perkataan besannya itu, Bu Hasnah pun tersenyum lega dan gembira. Syukurlah, ternyata Hamidah bukannya sedang hamil melainkan berharap supaya bisa cepat hamil. Kalau begitu, dia pun tak keberatan karena sudah lama memang dia menginginkan kehadiran seorang cucu lagi dari Arya, sebab sekarang Via, putri Ana, mantan istri pertama Arya sudah sulit ia temui karena kesibukan cucunya tersebut sekolah. Belum lagi dia pun sibuk mengurus Arya yang sedang sakit.Bu Hasnah pun menganggukkan kepalanya dengan rona gembira.

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 131

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (131)"Bagaimana anak saya, Dok? Apa masih bisa diselamatkan?" tanya Bu Hasnah dengan perasaan sedih luar biasa saat melihat pria berseragam putih keluar dari ruang operasi di mana Arya beberapa saat yang lalu dibawa masuk untuk ditangani.Sudah sejak malam tadi sejak mendapatkan kabar kalau anak laki lakinya itu masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil entah karena sebab apa, Bu Hasnah terus menerus menangis hingga sembab air mukanya.Dia tak bisa menyalahkan Bu Wati dan Hamidah yang telah membiarkan Arya berkeliaran di luar rumah di malam pengantin mereka sebab alasan Bu Wati, Arya tak bisa dilarang dan dicegah meski hari sudah malam saat hendak membeli sesuatu barang keperluannya. Itulah yang telah membuat kecelakaan tersebut bisa sampai terjadi.Dan Bu Hasnah pun terpaksa percaya begitu saja sebab sejauh ini dia memang tak tahu apa yang sebenarnya betul betul terjadi di rumah besannya tersebut malam tadi hingga akhirnya putranya itu harus mengalami t

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 130

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (130)Berpikir begitu, Bu Wati pun buru buru masuk kamar mandi dan berbisik di telinga putrinya."Midah, apa ... apa kamu hamil? Apa ... apa kamu dan Afandi sudah melakukan hal terlarang sebelum dia meninggal dunia dan kamu menikah dengan Arya? Kalau iya, kamu harus berdamai dengan Arya, Midah. Kamu nggak boleh menolak kehadirannya karena itu konyol namanya. Kamu butuh suami dan bapak untuk anak kamu, Midah! Ayok ikut Ibu ke kamar sekarang juga. Kita harus membicarakan ini sebelum kamu membuat keputusan yang salah dan membuat Arya pergi meninggalkan kamu!""Sebab kalau itu terjadi maka kemungkinan besar, anak kamu akan lahir tanpa bapak. Apa kamu mau hal Itu terjadi, Midah?" ucap Bu Wati yang tiba tiba merasa takut kalau Arya yang justru tak mau lagi dengan putrinya itu bila tahu putrinya itu ternyata sudah hamil sebelum menikah dengannya.Dia tak mau Hamidah hamil dan melahirkan tanpa suami. Dia tidak mau nama baiknya tercoreng. Itu sebabnya dia harus b

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 129

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (129)"Tok! Tok!Tok!"Sedang keduanya bertengkar, dari arah luar kamar terdengar ketukan pintu lumayan keras diiringi suara Bu Wati yang memanggil keras keduanya."Midah ... Arya, ada apa? Buka pintunya!" seru Bu Wati dari luar kamar.Hamidah memandang Arya sejenak seolah meminta pertimbangan, tapi tak lama kemudian karena Arya hanya diam saja tanpa reaksi, Hamidah pun buru buru membuka pintu dengan segera.Segera setelah dia membuka pintu, Bu Wati pun masuk dan menyerbu dengan tanya."Kamu kenapa Midah? Kok teriak teriak tadi? Apa Arya ganggu kamu?""Heh, Arya! Ibu kan sudah bilang, perkawinan kalian hanya sandiwara di atas kertas saja karena Ibu sudah minta tolong sama Ibu kamu untuk bisa menyelamatkan pernikahan putri Ibu yang terancam gagal karena Afandi meninggal dunia dan Ibu kamu sudah setuju!""Lantas sekarang kenapa Hamidah teriak teriak seperti tadi? Apa jangan jangan kamu ganggu dia ya? Kamu kan sudah janji kemarin nggak akan ganggu Hamidah!

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 128

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (128)"Lepaskan, Mas! Jangan sentuh aku! Apa kamu lupa perjanjian kita kemarin yang menyatakan kalau pernikahan kita hanya pernikahan pura pura di atas kertas saja dan di antara kita tak akan pernah ada malam pertama karena pernikahan kita bukan pernikahan sungguhan!" ujar Suster Hamidah sembari menepis keras tangan Arya yang berusaha menarik tubuhnya dan membuka pakaiannya.Namun, Arya hanya menyeringai lebar."Pernikahan kita bukan sungguhan? Midah, pernikahan kita tercatat sah di kantor urusan agama! Ijab qobul yang kita lakukan juga sah di mata agama. Kamu sekarang istriku! Sah di mata negara dan agama! Lalu kenapa kamu bilang pernikahan kita tidak sungguhan dan kamu menolak aku sentuh? Kamu mau masuk penjara karena sudah mempermainkan pernikahan? Kamu juga mau masuk neraka dan dilaknat malaikat karena menolak ajakan suami untuk memenuhi kewajiban kamu sebagai seorang istri? Iya?" Arya terlihat tak terima dengan penolakan Hamidah.Hamidah menggeleng

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 127

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (127)"Saya terima nikah dan kawinnya Hamidah binti Kusnadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah "Semua hadirin yang hadir mengucapkan syukur setelah Arya selesai mengucapkan ijab qobul atas istri barunya, Suster Hamidah.Usai Arya mengucapkan penerimaan nikahnya, Suster Hamidah mengangkat wajahnya lalu dengan gerakan kaku karena tak menyangka bila dirinya akan dinikahkan paksa dengan Arya yang baru saja sembuh dari stroke yang diderita, mengangkat telapak tangan lalu mencium punggung tangan Arya yang sekarang telah menjadi suami sah nya itu dengan gerakan lunglai.Sungguh, meski dia tak membenci Arya, tapi dia sama sekali tak mencintai laki laki yang sekarang menjadi suaminya itu. Dia menganggap Arya hanyalah salah satu pasien yang harus dia terapi supaya segera sembuh dari sakitnya.Tapi ternyata, hari ini laki laki itu telah menghalalkan dirinya sebagai seorang istri. Arya akan mendampingi hidupnya hingga maut m

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 126

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (126)"Baiklah, Hasnah ... kalau begitu sesuai dengan rencana kami semula yakni hendak menikahkan Hamidah dengan almarhum Afandi pada tiga hari lagi, itu menjadi tanggal pernikahan Hamidah dengan Arya.""Benar kata kamu, aku harus menyelamatkan keluargaku dengan menikahkan putramu dengan putriku. Selain demi meminimalisir kerugian akibat gagal pesta setelah Afandi meninggal dunia, aku juga ingin menunaikan cita cita kita dulu yang hendak menjodohkan Hamidah dengan putramu.""Jadi tiga hari lagi kita nikahkan mereka ya, Hasnah! Kamu mau ngasih mahar apa untuk putriku? Kemarin rencananya Afandi mau memberi mahar sebuah mobil mewah dan perhiasan sebanyak seratus gram. Kalau kamu apa?" lanjut Bu Wati sembari menatap penuh harap wajah sahabat masa SMA nya itu.Namun, mendengar perkataan Bu Wati, Bu Hasnah melotot lebar. Merasa kaget dan shock ditanya soal mahar, apalagi dibandingkan dengan mahar yang seyogyanya akan diberikan oleh almarhum dokter Afandi pada

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 125

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (125)"Wati, apa kamu nggak malu kalau pesta pernikahan putri kamu terpaksa dibatalkan? Kamu bisa rugi besar lho kalau pesta putri kamu benar benar dibatalkan.""Saya aja nggak nyangka kalau Suster Hamidah itu ternyata adalah putri kamu. Aku pikir siapa. Kamu ingat nggak, dulu waktu kita masih SMA, kita pernah bercita cita ingin menjodohkan putra dan putri kita supaya mereka meneruskan persahabatan kita? Tapi apa daya aku kehilangan jejak kamu dan Arya pun kemudian menikah dengan gadis pilihannya, Ana.""Tapi sekarang pernikahan mereka sudah berakhir. Dan status Arya sekarang ini adalah duda. Jadi, tunggu apalagi, Wati? Sekarang lah saatnya kita jodohkan mereka kembali demi memenuhi niat baik kita dulu?""Arya dulu bekerja sebagai seorang ASN, Wati Tapi apa daya sekarang sudah diberhentikan.""Sekarang ini Arya sedang sakit. Tapi dia jadi semangat sembuh kembali setelah bertemu dengan anak kamu, Hamidah. Sayang, Hamidah ternyata hendak menikah hingga me

  • AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS!   Bab 124

    AKAN KUBUAT KAU MENYESAL, MAS! (124) "Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un ... ." "Kamu yang sabar ya, Midah. Kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak lain. Nyawa calon suami kamu nggak bisa diselamatkan lagi. Kami turut prihatin, Midah ...," ucap rekan rekan sejawatnya yang begitu mendengar kabar kecelakaan calon suaminya, langsung gegas berkumpul di ruang ICU rumah sakit untuk memantau kondisi kesehatannya dan melakukan tindakan penyelamatan terhadap dokter muda yang merupakan calon suami Suster Hamidah tersebut, salah seorang suster di rumah sakit swasta ini. Hamidah mengusap air matanya lalu menatap nanar wajah calon suaminya yang telah terbujur kaku di atas brankar dengan ditutupi kain panjang. "Midah, kamu yang tabah ya, Nak. Semua ini sudah takdir Yang Maha Kuasa ...," tutur Ibunya pula sembari mengelus pelan pundak Hamidah. Sementara di sampingnya, calon mertua tampak meratap pilu menangisi kepergian putra mereka. Hamidah berkali-kali menghembuskan nafasnya demi mengurai s

DMCA.com Protection Status