Share

Bab 5

Author: Isna
last update Last Updated: 2020-09-28 10:08:13

Di sinilah Aisya dan teman-temannya berada yaitu di kantor Polisi. Bu Dewi yang merima telpon dari pihak kantor Polisi langsung lemas saat mendengar anaknya berada di sana, ia memutuskan untuk menelpon suaminya Ayah Aisya, dan memberi tahu suaminya bahwa anak gadisnya berada di kantor Polisi. Pak Ali pun segera pulang dan menjemput istrinya untuk pergi ke kantor Polisi.

Betapa kagetnya Bu Dewi yang melihat anaknya babak belur, ia langsung menangis histeris. 

"Ya Allah, Aisya." Pekik Bu Dewi. 

Aisya dan kedua orang tuanya sudah berada di rumah setelah menyelesaikan urusan di kantor polisi, mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Andra dan Dimas melihat Adiknya yang terlihat kusut, acak-acakan muka juga biru-biru. Mereka langsung mendekat dan bertanya.

"Ada apa ini? Kenapa mukamu, Dek? Abis berantem sama siapa? Tanya Dimas langsung.

"Biasa, bang." kata Aisya dengan santainya

"Biasa apanya, mukamu sampai begini, mulai sekarang kamu gak boleh keluyuran terus main sama teman-teman cowokmu lagi, cewek kok mainnya sama laki-laki. Begini nih kalo kebanyakan main sama anak cowok" ia menarik napas perlahan lalu menghembuskannya  dan melanjutkan omelannya " hobbinya kelayaban terus kelahi, ujung-ujungnya ini muka babak belur, omelnya sambil mengompres muka anaknya yang memar dengan es batu. 

"Kamu itu anak perempuan, harusnya dirumah bantuin Bunda, bukannya keluyuran gak jelas, main gak jelas, terus ikut-ikutan berantem kaya cowok aja " Bu Dewi masih melanjutkan omelannya.

"Iya, iya Bun. Udah ngomelnya" kata Aisya sambil meringis karena bibirnya masih terasa perih

"Ini anak di kasih tahu, bisanya jawab aja" kata Bu Dewi sambil menekan kompresannya dan membuat Aisya berteriak "Aaww.... Sakit, Bun" 

"Makanya, orang tua ngomong itu di dengarin"

"Iya, ini juga udah dengar dari tadi, sampai ini kuping panas" timpalnya Bu Dewi semakin geram saja dengan kelakuan anak gadisnya ini. 

"Awww, sakittt, Bun." Katanya karena Bundanya tambah menekan kompresannya. "Iya, iya Aisya minta maaf, Bun. Terus janji deh gak keluyuran lagi."

"Ya sudah, sana istirahat ke kamarmu!!" Perintah Bu Dewi pada Aisya, dan ia pun langsung masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya yang masih terasa sakit. Tak terasa ia pun terlelap ke alam mimpinya.

=======

Pagi harinya ia bangun, badannya terasa sakit semua. Aisya hari ini izin gak masuk sekolah dulu karena mukanya masih memar dan badannya terasa sakit. Ia ke luar kamar menghampiri Bundanya yang masih berkutat di dapur membuat sarapan.

"Pagi, Bun." Sapanya pada Bu Dewi

"Pagi, kamu udah bangun, gimana tu badan masih sakit??" Tanya Bundanya

"Ya, udah lah. Masa Aisya jalan sambil tidur ke sini" jawabnya 

"Ya, Bunda tahu" sahut Bu Dewi, anaknya ini baru bangun tidur aja sudah bikin dia geram.

"Udah tau, pake nanya lagi" timpalnya sambil cekikikan karena berhasil membuat Bundanya geram pagi-pagi begini, Bu Dewi melotot ke arah anaknya itu.

"Dari pada, kamu bikin kesal Bunda pagi-pagi gini, mending bantuin Bunda kamu, sini"

Bu Dewi menyuruh Aisya mengupas bawang. Aisya pun segera melakukannya biar Nyonya kesayangannya itu senang. Tak berapa lama Bu Dewi mendengar isakan kecil seperti orang menangis, ia menoleh ke arah Aisya dan langsung tertawa terbahak, mendapati anak gadisnya menangis sambil mengupas bawang. 

"Hahaa, baru disuruh ngupas bawang aja dah nangis" ledek Bu Dewi

"Bawangnya nakal, Bun. Bikin mata perih" cicitnya 

"Makanya jangan hobbi keluyuran aja, disuruh gitu aja gak bisa. Ya sudah sini Bunda aja yang lanjutin." Aisya pun berhenti mengupas bawangnya, ia mencuci mukanya di kamar mandi yang berada di dekat dapur. 

"Kamu itu anak gadis, harus bisa dan pintar masak, biar nanti suami kamu senang" kata Bu Dewi setelah Aisya kembali duduk di kursi dapur.

"Kan Aisya belum mau nikah, Bun. Udah bawa-bawa suami aja nasehatnya" jawab Aisya

"Ya kan nanti pasti menikah, mau kamu gak nikah-nikah" timpal Bu Dewi lagi

"Ya gak mau lah, Bun."

"Makanya, mulai sekarang harus belajar masak"

"Hmm, nanti aja lah Bun. Belajarny tunggu Aisya dah mau nikah aja" jawabnya ngeyel

"Kamu ini ya, di kasih tau ngeyel aja kerjaannya"

"Hehee, maaf Bun. Ya udah Aisya mau mandi dulu kalo gitu. By Bundaku yang cerewet, muuaachh  i love you." Ucapnya dan berlari masuk kamar sebelum Bundanya mengeluarkan suara emasnya lagi.

======

Aisya merasa bosan, sebab dari tadi dia cuma diam di kamar karena belom bisa pergi kesekolah. Kerjaannya cuma baring, gulung-gulung di kasur sambi memainkan ponselnya. Dia pun keluar dari kamarnya dan duduk di teras depan rumahnya. Ia memandang pohon jambu air yang ada di depan rumahnya berbuah lebat. Ia turun dan menuju pohon jambu air tersebut, ia mengambil satu dan memakannya "manis" gumamnya sambil melihat-lihat ke atas pohon. Ia pun ingin mengambil lagi buahnya tapi kali ini dia ingin mengambil buah yang berada di atas, ia pun memanjat pohon jambu air tersebut, dan duduk dibatang pohon sambil menjuntaikan kakinya ke bawah. Tiba-tiba ia melihat sebuah Motor sport berhenti tepat dihalaman rumahnya.

"Siapa, tuh" gumamnya pelan sambil melihat dari atas pohon.

Lelaki yang mengendarai Motor tersebut melepaskan helmnya "Lumayan ganteng" ucapnya pelan dengan masih memperhatikan lelaki tersebut.

"Cari siapa, Bang??" Tanyanya, yang ditanya mala celinguk-celinguk mencari sumber suara.

"Woy, Bang" panggil Aisya lagi, Reyhan si pengendarà motor tersebut melihat dan memperhatikan sekeliling tetapi tidak menemukan siapa pun. Ia pun jadi merinding sendiri dan bergidik ngeri sambil menyentuh tengkuknya.

Aisya yang melihat hal itu "Sialan, di kira gue setan apa" katanya seraya melemparkan buah jambu air ke arah Reyhan tepat mengenai kepalanya.

"Astagfirullah" serunya kaget seraya melihat ke atas pohon dan mendapati pemandangan seorang gadis manis lagi santai duduk di atas pohon.

"Biasa aja dong, kaya liat setan aja" kata Aisya 

"Mau cari siapa, Bang??" Tanyanya lagi

"Oh, Andranya ada?"

"Oh, temannya Bang Andra"

"Bang Andra, ada yang nyariin nih" teriaknya Reyhan meringis mendengar suara teriakan Aisya yang nyaring.

Andra keluar saat mendengar suara teriakan Aisya "Apa sih, Dek. Teriak-teriak kaya di hutan aja" katanya 

"Tuh, ada temannya, Abang." Katanya seraya menunjuk Reyhan yang masih berada diatas Motornya

"Eh lo, Rey." Ucapnya dan menghampiri sahabatnya itu lalu berjabat tangan. "Udah lama, lo" tanya Andra pada Reyhan

"Baru aja nyampe" jawab Reyhan 

"Ya udah, yuk masuk dulu" ajaknya pada Reyhan. Reyhan pun masuk ke rumah mengikuti Andra lalu melirik ke arah Aisya yang masih berada diatas pohon. 

"Siapa tu ndra?" Tanyanya pada Andra seraya menunjuk Aisya di atas pohon

"Oh itu, adik gue. Mang gitu orangnya cuekin aja" kata Andra seraya berlalu masuk ke dalam rumah, dan Reyhan pun mengikuti Andra masuk .

Aisya turun dari atas pohon jambu air, ia masuk ke rumah dan mendapati Bang Andra dan temannya duduk di sofa ruang tamu. Andra memanggil Aisya. 

"Sya, buatin minum dong, buat teman Abang!!" 

Aisya menghampiri Abangnya "Mau minum apa?" Tanyannya

"Bikinin aja es sirup, dua gelas ya" kata Andra pada Aisya. Ia pun berlalu ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu Abangnya itu.

Sementara itu di ruang tamu Reyhan melihat Aisya yang berlalu kedapur sepertinya dia pernah melihat itu cewek, tapi di mana pikirnya. Sebab muka Aisya masih agak memar-memar dikit jadi aura kecantikannya masih tertutup, eh emang bisa begitu???.

"Eh, gue kok kaya pernah liat adik lo, tapi di mana ya." Kata Reyhan seraya menatap Andra dan mengingat dimana dia pernah melihat Aisya.

"Dimana?" Tanya Andra

"Oh iya, gue ingat. Waktu diacara nikahannya jessi mantan, lo." Ucapnya

"Oh, itu" gumam Andra

"Cantik juga ternyata adik lo, boleh lah dikecengin" kata Reyhan sambil menaik turunkan alisnya pada Andra

"Sialan lo, jangan macam-macam lo sama adik gue" sengit Andra dan Reyhan hanya terbahak.

Aisya datang dari arah dapur membawa dua gelas es sirup, untuk Abang dan teman Abangnya. Ia meletakan gelas di atas meja.

"Silahkan, di minum" ucapnya sambil tersenyum. 

"Terima kasih" kata Reyhan sambil memandang Aisya sambil senyum-senyum. Dan mendapati lirikan tajam dari Andra.

"Awas, jangan macam-macam lo" ancamnya

"Gue cukup satu macam aja" jawab Reyhan

Aisya meninggalkan ruang tamu, dan masuk ke dalam kamarnya.

"Itu, kenapa muka adik lo memar-memar" tanya Reyhan yang ingin tahu, sebab dia melihat muka Aisya tadi ada bekas memar gitu.

"Biasa, adik gue jagoan dia, abis ikut baku hantam dia" kata Andra lalu ia meminum minumannya

"Weh, hebat juga adik lo" timpalnya seraya tertawa padahal gak ada yang lucu.

"Makanya, jangan macam-macam lo sama dia, bisa abis lo disikatnya" ucap Andra menakuti Reyhan.

"Padahal, adik lo cantik banget" yang membuat Andra memutar bola matanya. Dasar playboy cap biawak batin Andra.

Reyhan ini terkenal playboy di kalangan teman-temannya, makanya Andra gak setuju kalo Reyhan macam-macam sama Aisya. 

Bersambung..... 

Semoga suka. Terima kasih saya ucapkan buat yang udah baca cerita saya. Maaf ceritanya kalo kurang bagus saya masih belajar....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chiko Lourença
keren,lucu sih Aisya ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 6

    Aisya hari ini sudah kembali bersekolah lagi, tanda-tanda memar di wajahnya sudah menghilang. Ia melajukan motor kesayangannya menuju sekolah. Kini ia sudah berada di parkiran sekolahnya, ia melepas helm dan bercermin sebentar di spion motornya seraya merapikan rambutnya yang agak sedikt berantakan karena tertiup angin. "Aisya." Panggil Nisa, sahabatnya. Aisya menoleh seraya melambaikan tangannya pada Nisa yang sedang berlari ke arahnya. "Gimana, kabar lo?? Udah sehatkan ?" ucap Nisa setelah ia berada di samping Aisya. Aisya mengaku izin sakit kemaren padahal emang sakit benaran sih, abis main baku hantam. Eh emang ada ya, permainan baku hantam. Ah, ya sudahlah. "Iyalah, makanya gue ada di sini," sahut Aisya cuek. "Ah lo mah." Kata Nisa. Mereka berjalan beriringan menuju kelas. "Hai, Sya. Udah masuk nih, kangen gue," itu adalah suara Reno yang baru saja datang. "Apaan sih, lo. Gue gak kangen sama lo," jawabnya jutek

    Last Updated : 2020-09-29
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 7

    Di sinilah Aisya dan Reyhan duduk, di ruang tamu rumah Aisya dan di kelilingi oleh beberapa warga, mereka menuduh Aisya dan Reyhan telah berbuat mesum. Karena mereka hanya berdua saja di rumah, karena orang tua Aisya dan Abang-abangnya sedang tidak berada di rumah. Aisya sudah menjelaskan kalau dia hanya membantu Reyhan dan meminjamkan baju Abangnya sebab baju Reyhan basah terkena air hujan pas saat mengantarnya pulang. Tetapi para warga di sana tidak percaya dan tetap kekeh menuduh mereka berbuat yang tidak- tidak. "Saya, berani bersumpah. Bapak-bapak. Saya tidak mungkin melakukan hal sekeji itu," kata Aisya, ia tetap membela diri karena merasa tidak bersalah. Tetapi warga semakin gencar menuduhnya apalagi Pak Rudi semakin mengompori mereka dengan kata-kata yang menyudutkan Aisya. "Apa yang di katakan, Aisya semuanya benar. Saya hanya menumpang untuk meminjam baju dan berganti pakaian itu saja." Ujar Reyhan membenarkan perkataan Aisya. Tapi para warga

    Last Updated : 2020-09-30
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 8

    Reyhan duduk di tepi ranjang sambil meringis memegang sudut bibirnya yang berdarah, Aisya datang membawa kotak P3K. Ia mendekati Reyhan dan membantu mengobati luka suaminya itu dengan pelan. "Maafin, bang Andra ya, Bang." Ujarnya. Ia merasa tidak enak karena dia Reyhan sampai babak belur. "Hmm, gapapa, Sya. Mungkin kalo Abang jadi Andra akan melakukan hal yang sama," kata Reyhan sambil meringis menahan perih luka di sudut bibirnya. "Ya, sudah Abang istirahat saja di kamar, Aisya mau keluar sebentar," ujarnya setelah selesai mengobati Reyhan. Reyhan hanya menganggukkan kepala, dan berbaring di ranjang Aisya. "Bunda, sedang apa?" Tanyanya, kini ia berada di dapur untuk membuang air bekas membersihkan luka Reyhan. "Bunda, lagi masak Ayam kecap sama tumis kangkung," "Reyhan, bagaimana keadaan Reyhan?" Bu Dewi menanyakan keadaan menantunya. "Aisya, suruh Bang Reyhan istirahat di kamar, kayanya lukanya masih saki

    Last Updated : 2020-10-01
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 9

    Aisya terbangun dari tidurnya karena merasa perutnya lapar, ia melirik jam yang menempel di atas didinding, sudah jam 9.00 malam. Aisya mengedarkan pandangan tak ditemuinya Reyhan. Ia pun melangkah keluar dari kamar dan tetap sama, ia tak menemukan Reyhan.'Apa dia belum pulang sejak dari tadi' gumam Aisya.Aisya beranjak ke dapur, ia membuka lemari es yang berada didapur Apartement Reyhan, ternyata isinya kosong melompong, gak ada makanan yang bisa ia makan. Cacing-cacing di perutnya sudah pada protes minta jatah lagi. Reyhan juga kemana, jam segini belum pulang, gak tahu apa dia kalau istrinya lagi kelaparan dirumah.Aisya kembali masuk ke kamar, ia membuka tas kresek yang berisi jajanan yang dia dan Reyhan beli sewaktu di jalan tadi. Hmm makan ginian mana bakalan kenyang. Setelah habis memakan jajanannya, ia segera meneguk air mineral dalam kemasan yang sisa setengah.Ia memutuskan untuk menonton Tv saja, sambil menunggu Reyhan pulang

    Last Updated : 2020-10-01
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 9b

    Lanjutan Bab 9 ya, kemaren langsung kepencet publish gara-gara batrei hp saya low. Mau mengedit layarnya kok gak bisa geser jadi ya sudah lanjutnya di sini saja. Eh malah curhat lagi. Ya udah nih lanjutannya.======="Sini, biar Abang bantu," Reyhan dengan sigap mengambil dan menyusun belanjaan mereka, sedangkan Aisya masih duduk di atas kursi ia kelelahan.Tak berapa lama Reyhan duduk di samping Aisya."Udah, selesai?" Tanya Aisya"Iya, sudah." Jawabnya sambil meminum air mineral dalam kemasan yang ada di atas meja."Kamu bisa masak, Sya??" Ia menatap Aisya."Gak bisa, Bang. Kalo mie instan bisa," jawabnya"Terus, bahan-bahan yang kita beli tadi, siapa yang mau masak?" Ia kira Aisya bisa masak jadi dia ambil-ambil aja itu, seperti ayam, ikan, daging, dan sayuran dia ambil."Hmm, nanti Aisya yang masak,"" Katanya, gak bisa masak. Gak usah di paksakan kalo gak bisa." Ujar Reyhan"Nanti, masaknya

    Last Updated : 2020-10-03
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 10

    "Mami." Seru Reyhan kaget.Reyhan dan Aisya langsung melepaskan pelukan mereka. Aisya juga lupa kalau ada Bu Rasti masih berada di sana. Ia jadi kikuk dan menundukan wajahnya. Agak sedikit malu-malu meong."Kok mami bisa di sini?" Ujar Reyhan yang membuat mata Bu Rasti melotot kearahnya."Kenapa, Mami gak boleh gitu datang kesini!?""Bukan begitu, Mi. Maksud Reyhan..""Apa!?" Kata Bu Rasti memotong ucapan anaknya."Cepat, jelaskan pada Mami. Apa kalian tinggal bareng berdua disini?""Iya." Reyhan dan Aisya menjawab berbarengan sambil menganggukan kepala mereka."Apa!?. Astagfirullah, Reyhan apa yang sudah kamu lakukan. Ya Allah Reyhan." Ujarnya pada Reyhan."Sabar, mi. Ini semua gak seperti apa yang Mami pikirkan.""Gak seperti pikiran mami gimana? Laki-laki dan perempuan tinggal satu atap bersama tanpa adanya ikatan, orang-orang pasti akan berpikiran yang tidak-tidak, apalagi mami melihatnya dengan kepala

    Last Updated : 2020-10-04
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 11

    "Abang, kapan datang?" Tanya Aisya yang baru saja keluar dari kamar mandi."Tadi, pas kamu lagi tidur.""Oh.""Kita shalat Magrib bareng mau!?" Tawar Reyhan."Boleh.""Ya udah, Abang ambil wudhu duluan ya." Kata Reyhan."Ok."Reyhan berjalan menuju kamar mandi dan segera berwudhu. Selesai Reyhan berwudhu Aisya segera masuk ke kamar mandi untuk berwudhu.Mereka melaksanakan shalat Magrib bareng, dan Reyhan sebagai imamnya. Ini pertama kalinya mereka bisa shalat bersama. Biasanya sendiri-sendiri. Setelah selesai shalat Aisya meraih tangan Reyhan dan menciumnya, sedangkan Reyhan mencium kening istrinya.Walaupun pernikahan mereka, menikah karena terpaksa tetapi mereka berdua berusaha untuk mempertahankan dan menjalankan kewajiban mereka masing-masing. Tak berapa lama setelah mereka merapikan peralatan shalat mereka, terdengar suara pintu kamar mereka di ketok.Tok tok"Reyhan, Aisya ayo

    Last Updated : 2020-10-05
  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 12

    Hari ini Aisya pergi bersekolah, ia di antar oleh Mang Dadang supir keluarganya Reyhan, sebab Reyhan pagi-pagi harus pergi kekantor karena ada pekerjaan mendadak.Sesuai janjinya kemaren hari ini pulang sekolah dia akan kerumah orang tuanya. Aisya sudah meminta izin dengan suaminya, dan Reyhan mengizinkannya. Dan pulangnya nanti Reyhan yang akan menjemputnya.Aisya sudah berada dihalaman rumahnya, ia memandang sekeliling halaman rumahnya. Ah dia rindu ini semua, padahal baru beberapa hari gak tinggal disana. Ia menuju pintu dan membukanya."Assalamu'alaikum.""Bunda.!!" Panggilnya, gak ada sahutan dari dalam, ia pun segera mencari Bundanya itu di tempat favorite Bundanya itu, yaitu didapur. Dan ia menemukannya, Bu Dewi sedang memasak.Aisya langsung saja berlari dan memeluk wanita kesayangannya itu dari belakang dan membuat sang Bunda terjengkit kaget."Astagfirullah." Kaget Bu Dewi"Bunda, Aisya kangen." Ka

    Last Updated : 2020-10-06

Latest chapter

  • AISYA ( INDONESIA )   End

    Putra Aisya dan Reyhan yang bernama Rasya kini usianya sudah menginjak tiga tahun. Saat ini Aisya sedang sibuk di dapur rumahnya membuat sarapan untuk anak dan suami tercintanya. Aisya membuat nasi goreng dengan tambahan telor ceplok setengah mateng, kesukaan Rasya. Anak Reyhan dan Aisya itu sangat menyukai olahan telor ceplok yang kuning telurnya setengah mateng.Usai membuat sarapan Aisya membangunkan suami dan anaknya."Abang, bangun...!" Aisya menepuk-nepuk lengan suaminya."Emm, cium dulu!" Ucap Reyhan dengan suara serak khas bangun tidur."Iss, manja banget deh. Buruan bangun ntar telat lagi ke kantornya.""Makanya cepatan cium dulu!"CupAisya mencium pipi suaminya."Bukan cium pipi, sayang. Tapi ini!" Reyhan manyun sambil menunjuk bibirnya."Gak, gak. Buruan mandi, atau gak ada cium sama sekali.""Dasar galak." Gerutu Reyhan, sambil menyingkap selimutnya, lalu duduk."Ngomong apa barusan?" Aisya melotot galak ke

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 35

    Reyhan mondar mandir dengan gelisah di depan sebuah ruangan, penampilannya terlihat kacau dengan pakaian yang penuh oleh noda darah. Sudah 30 menit yang lalu Aisya berada di dalam ruangan tersebut. Reyhan juga sudah menghubungi kedua orang tua beserta kedua mertuanya.Pak Ali dan Bunda Dewi sudah sampai di rumah sakit, dengan tergopoh-gopoh Bunda Dewi berlari menghampiri menantunya yang terlihat kacau itu."Bagaimana keadaan Aisya, Rey?" Tanya Bunda Dewi dengan bercucuran air mata. Setelah menerima kabar dari Reyhan bahwa Aisya menjadi korban tabrak lari, Bunda Dewi tak henti menangis."Belum tau, Bun. Reyhan juga masih menunggu kabar selanjutnya dari Dokter.""Ya Allah, Aisya...."ucap Bunda Dewi, ia terus menangis."Sabar, Bun. Kita berdoa saja semoga Aisya tidak kenapa-kenapa, dia anak yang kuat." Ucap Pak Ali lalu memeluk Bunda Dewi, dan menenangkan istrinya itu."Maafin Reyhan yah, bun. Gak bisa jagain Aisya." Ucap Reyhan pelan."Ini bukan salah kamu,

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 34

    Pagi ini Aisya dan Reyhan sedang jalan pagi di kompleks perumahan, kata orang-orang jalan di pagi hari saat hamil besar bisa memudahkan proses persalinan nanti. Apalagi saat ini usia kehamilan Aisya sudah memasuki usia delapan bulan, hanya menunggu beberapa minggu saja mereka akan segera menimang bayi mungil mereka."Bang, pengen itu!" Aisya menunjuk salah satu pedagang makanan. Biasanya saat pagi begini di komplek perumahan mereka banyak yang berjualan sarapan."Ayok, kita kesana." Ajak Reyhan sambil menuntun tangan Aisya ke tempat yang di tunjuk oleh Aisya.Reyhan mengambil satu kursi plastik dan menyuruh Aisya untuk duduk, kan kasian kalau bumil berdiri."Kamu tunggu di sini ya, Abang mau pesan dulu.""Iya, Bang.""Mang, lontong sayurnya dua, ya!" Pesan Reyhan pada Mamang penjual lontong sayur."Oh, iya mas. Tunggu sebentar, ya." Ucap Mamang tersebut, sebab dia bersama sang istri masih sibuk melayani pembeli."Iya, Mang." Sahut Reyh

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 33

    Aisya berlari mengikuti Reyhan yang sedang menarik koper miliknya. Hari ini mereka akan berangkat ke Surabaya."Pelan-pelan dong, yank! Gak usah lari-lari." Ucap Reyhan, saat suaminya itu menoleh ke arah belakang."Abisnya, Abang jalannya cepat betul, kaya kereta aja." Kata Aisya cemberut, Reyhan yang melihat wajah Aisya cemberut jadi gemes dan mencubit pipi istrinya dan menciumnya bertubi-tubi."Hei-hei... kalian ini!! Mau berangkat sekarang apa mau mesra-mesraan dulu?" Sontak Reyhan berhenti menciumi wajah Aisya, dan menatap Mami Rasti yang sedang berdiri di samping mereka. Aisya menundukan wajahnya yang sudah memerah."Ya, mau berangkat sekaranglah, Mi." Jawab Reyhan."Ayok, sarapan dulu....!" Mami Rasti merangkul Aisya."Kalian hati-hati di sana, ya. Kalo udah nyampe jangan lupa kabarin, Mami." Ucap Mami Rasti, saat Reyhan dan Aisya berpamitan."Iya, Mami. Kita berangkat dulu ya Mi, Pi." Reyhan dan Aisya bergantian mencium punggung ta

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 32

    Aisya duduk di sofa yang ada di kamar sambil memakan keripik kentang, tadinya Aisya dan Reyhan ingin pulang ke rumah orang tua Reyhan, tetapi tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi menoleh ke arah istrinya yang sedang sibuk mengunyah keripik kentang."Kamu, udah gak merasa mual-mual lagi, Yang?" Kata Reyhan, sebab selama berada di rumah orang tuanya Aisya sama sekali tidak ada mual dan muntah."Gak, Bang. Malahan aku lapar terus ini." Sahut Aisya."Baguslah, yank. Kamu mau makan apa, yank?""Aku mau bakso, Bang." Waduh, pagi-pagi begini mana ada yang buka tukang bakso, batin Reyhan."Yang lain aja, Sayang. Ini masih pagi belum ada yang buka tukang Baksonya.""Hmm, Aisya mau makan nasi goreng aja, deh. Tapi yang bikin Abang.""Abangkan, gak bisa masak, yank.""Yah, padahal Dedeknya pengen makan nasi goreng buatan, Papanya." Ucap Aisya lesu.Tak tega melihat wajah istrinya yang

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 31

    Reyhan segera berlari keluar dari ruang kerjanya dan masuk ke kamar di mana Aisya sedang menangis sesegukan."Kenapa, sayang?" Kata Reyhan saat dia sudah duduk di samping Aisya."Abang kenapa tinggalin, aku." Ucapnya masih sambil menangis."Abang gak ke mana-mana kok, Sayang." Reyhan merengkuh tubuh Aisya dan memeluknya."Tapi, tadi Abang gak ada di kamar.""Iya, Abang tadi ke ruang kerja sebentar. Udah jangan nangis lagi, donk. Nanti cantiknya ilang." Ucap Reyhan seraya menghapus air mata di pipi Aisya."Jadi, Aisya jelek gitu." Sungut Aisya"Istri Abang cantik, selalu cantik. Udah jangan nangis lagi, oke." Bujuk Reyhan."Hmm, Aisya pengen ke tempat Bunda.""Iya, besok kita ke tempat, bunda. Sekarang Bobo lagi," bujuk Reyhan."Tapi janji, besok kita ke sana.""Iya, Sayang. Tidur lagi, ya.""Iya, tapi peluk. Abang jangan pergi-pergi lagi.""Iya, Abang gak ke mana-mana. Abang d

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 30

    "Sayang, bangun....!" Reyhan membangunkan Aisya."Hmm....!" Aisya hanya bergumam dan merapatkan selimutnya kembali."Ayok, bangun, yank. Udah siang lho."Aisya membuka matanya, tetapi tiba-tiba saja, perutnya terasa mual. Aisya ingin turun dari atas ranjang dan segera ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tangan Reyhan menahan tubuh Aisya yang ingin segera turun dan....Hoek... hoek.... hoek....Aisya memuntahkan isi perutnya di atas ranjang, karena sudah tidak bisa menahan rasa mualnya. Aisya memuntahkan semua isi perutnya sampai terlihat lemas dan mukanya pucat."Ya Allah, Sayang. Kenapa muntah di sini, sih?" Ucap Reyhan yang terlihat jijik melihat bekas muntah Aisya.Aisya tidak menanggapi ucapan Reyhan, Aisya lemas rasanya dia sudah tidak punya tenaga untuk menjawab pertanyaan suaminya. Aisya turun dari atas ranjang dengan tertatih, tubuhnya lemas tetapi, ia ha

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 29

    Setelah tiga hari di rumah sakit, Aisya hari ini sudah diperbolehkan Dokter untuk pulang. Reyhan mengemasi dan memasukan pakaian kotor Aisya selama berada di Rumah Sakit ke dalam koper."Abang, udah belum?" Tanya Aisya pada Reyhan."Bentar lagi selesai, kenapa?""Aisya mau ke kamar mandi, dulu.""Oh, ayok Abang bantu."Dengan sigap Reyhan membantu istrinya ke kamar mandi. Aisya bukan gak bisa ke kamar mandi sendiri, tapi kemaren pas dia mau buang air ke kamar mandi, hampir terpeleset, untung ada Reyhan yang dengan sigap menangkap tubuh istrinya yang hampir jatuh terpeleset. Kan bisa bahaya,buat keselamatan anaknya Maka sekarang dia meminta bantuan pada Reyhan.Reyhan menutup pintu kamar mandi, dan menunggu Aisya yang sedang buang air.Pintu terdengar diketok, Bu Dewi dan Pak Ali masuk ke ruang rawat Aisya dan mendapati menantunya yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi."Loh, Rey. Aisya mana?" Tanya Bu De

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 28

    Reyhan sampai di rumah sakit, ia berlari memasuki rumah sakit sambil menggendong Aisya."Suster, tolong istri saya." Teriak Reyhan pada Suster yang berada di sana.Dengan sigap Suster tersebut menyuruh Reyhan membaringkan Aisya di sebuah brangkar, lalu mendorongnya menuju UGD. Saat sampai di depan pintu UGD, Reyhan ingin ikut masuk ke dalam tapi ditahan oleh perawat."Maaf, Pak. Bapak tidak bisa ikut masuk." Ucap perawat tersebut menahan tubuh Reyhan yang ingin ikut masuk."Tapi, Sus...?""Bapak berdoa saja semoga istri Bapak, baik-baik saja." Ucap Suster tersebut."Tolong istri saya Dokter." Kata Reyhan pada Dokter yang akan menangani Aisya. Sebelum pintu ruangan UGD itu ditutup.Reyhan segera menghubungi kedua orang tuanya dan mertuanya kalau mereka berada di rumah sakit. Ia takut terjadi apa-apa dengan istri kecilnya itu.Tak berapa lama, Pak Hadi dan Bu Rasti datang, mereka segera menghampiri Reyhan yang seda

DMCA.com Protection Status